Minat Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa (Studi Pada Ef English First Pamulang Barat)

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh Ferry Ferdiansyah NIM: 206018200195

JURUSAN / PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H / 2014 M


(2)

PENDIDIKAN BAHASA

(Studi Pada EF English First Pamulang Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh:

Ferry Ferdiansyah NIM: 206018200195

Di bawah Bimbingan,

Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005

JURUSAN / PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H / 2014 M


(3)

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Minat Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa (Studi Pada EF

English First Pamulang Barat)” yang disusun oleh Ferry Ferdiansyah NIM: 206018200195 Jurusan / Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenaranya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 31 Desember 2013

Jakarta, 31 Desember 2013

Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005


(4)

BARAT)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian Muunaqosah pada tanggal 13 Januari 2014 dihadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak untuk memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam Manaje men Pendidikan.

Jakarta, 13 Januari 2014 Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Sidang (Kaprodi MP)

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. ………...

NIP. 196610091993031004

Penguji I

Dr. Jejen Musfah, MA ………

NIP. 197706022000511004

Penguji II

Drs. Ali Nurdin, M.Pd ………

NIP. 195506011981031005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. NurlenaRifa’I, MA., PhD NIP. 195910201986032001


(5)

i ABSTRAK

Ferry Ferdiansyah, NIM: 206018200195, Minat Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa (Studi Pada EF English First Pamulang Barat), Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF english first, untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF english first. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang belajar pada lembaga bahasa EF (English first). Sample dalam penelitian sebanyak 36 responden dengan menggunakan teknik acak sederhana.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa seluruh dimensi penelitian yang terdiri dari (harga yang sepadan dengan kualitas kursus, guru native yang berkualitas dan berpengalaman, fasilitas course consultant, ruangan yang nyaman dan ber AC, kelas kecil yang efektif, jadwal yang fleksibel, lokasi yang strategis dan terjangkau, EF extra, jadwal yang fleksibel, sertifikat & diploma resmi) memiliki pengaruh terhadap minat nasabah. Dari seluruh dimensi mengenai minat memiliki kategori baik dengan skor rata-rata 79,9%. Berdasarkan hasil saran dari peneliti adalah EF harus meningkatkan kualitas guru.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Minat Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa (Studi Pada EF English First

Pamulang Barat)”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Abdullah S.Pd. dan ibunda Siti Hajar S.Pd. tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adikku Febby Febriyanti Ningsih dan Fitriyah Fadhillah Ramadhani, tidak lupa juga keponakan penulis tersayang Arsen Zubyan Abdillah yang telah menyemangati, memberikan keceriaan, do’a dan semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.

2. Keluarga besar penulis: Alm. H. Muchtar Tony (Ua kumis), Buci Ani, Tante Rukayah, Adik ipar (Mas Wahyu) dan keluarga besar lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas motivasi dan nasehatnya. 3. Dra. Nurlena, MA, PhD. Dekan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingannya.

4. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan penulis ucapkan terima kasih atas semua bimbingannya.

5. Drs. H. Mu’arif Sam, M.Pd. Penasehat Akademik, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang tiada henti-hentinya perduli terhadap mahasiswa non reguler di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas perhatian, ilmu, nasehat dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kekasih tercinta yang selalu ada di hati. terima kasih atas perhatian serta semangatnya.


(7)

iii

7. Saudara Ghofur yang telah mempertemukan bapak Abdul Hoer selaku konsultan bagi peneliti dalam memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini. 8. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan dan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

9. Sahabat-sahabat NIPAM (SMAN 3 PAMULANG) dan Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2006 (Nova, Aynal, Ryna dan yang lainnya). 10. Sahabat-sahabat VA (Vibrasi Amunisi) yang telah banyak memberi masukan

dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. khusus buat Morkid, Ali, Yaying, Sendi dan Ibnu. Pengalaman dan keceriaan yang tak terlupakan dan indahnya arti kebersamaan.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 31 Desember 2013


(8)

iv DAFTAR ISI

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Rumusan Masalah ... 9

D.Batasan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A.Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris ... 11

1. Pengertian Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris ... 11

2. Latar Belakang Munculnya Lembaga Bahasa Asing ... 20

3. Perjalanan Lembaga – Lembaga Bahasa Asing Terkait ... 22

4. Penyebab Maju dan Mundurnya Lembaga - Lembaga Bahasa Asing Terkait ... 23

5. Kurikulum Bahasa Inggris ... 24

B.Dasar - Dasar Kurikulum Bahasa Inggris ... 27

1. Definisi Kurikulum ... 27

2. Kurikulum Bahasa ... 28

C.Minat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris ... 30

1. Pengertian Minat ... 30


(9)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A.Tempat dan waktu Penelitian ... 37

B.Variabel Penelitian ... 37

C.Definisi Operasional Variabel ... 38

D.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 39

1. Teknik Pengumpulan Data ... 39

2. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45

A.Gambaran Umum Lembaga Pendidikan Bahasa English First EF 1. Sejarah Singkat Berdirinya EF ... 45

2. Visi, Misi dan Tujuan Lembaga Pendidikan Bahasa English First EF ... 47

3. Profil Pengajar English First EF ... 47

4. Data Siswa - Siswi Lembaga Pendidikan Bahasa English First EF ... 49

5. Sarana dan Prasarana English First EF ... 49

B.Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Bahasa English First EF ... 50

C.Deskripsi, Analisa dan Interpretasi Data ... 52

1. Harga Yang Sepadan Dengan Kualitas Kursus ... 52

2. Guru Native Yang Berkualitas Dan Berpengalaman ... 57

3. Fasilitas Course Consultant ... 65

4. Ruangan yang Nyaman dan Ber AC ... 69

5. Kelas Kecil Yang Efektif ... 71

6. Tersedianya Kelas Pengganti ... 72

7. Lokasi yang Strategis dan Mudah Dijangkau ... 73

8. EF Extra ... 76

9. Jadwal yang Fleksibel ... 77

10. Sertifikat & Diploma Resmi ... 79


(10)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 85

A.Kesimpulan ... 85

B.Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Scoring Jawaban Responden ... 43

4.1 Keadaan Pengajar English First EF Pamulang Barat ... 47

4.2 Jumlah Siswa - Siswi SMP dan SMA Pada English First EF ... 49

4.3 Fasilitas Lembaga Pendidikan Bahasa EF ... 50

4.4 Kesesuaian Materi Kursus dengan Kebutuhan ... 52

4.5 Kesesuaian Materi Kursus dengan Materi Bahasa Inggris di Sekolah ... 53

4.6 Ketersesuaian Materi dengan Kebutuhan Dunia Kerja ... 55

4.7 Manfaat Kursus Dalam Membantu Menyelesaikan Tugas-Tugas Bahasa Inggris di Sekolah ... 56

4.8 Proses Pembelajaran Berlangsung Sangat Menyenangkan ... 57

4.9 Memberi Kesempatan Setiap Peserta Untuk Berani Tampil di Depan Kelas ... 58

4.10 Memberi Kesempatan Peserta Untuk Berlatih Baik di Dalam dan Luar Kelas ... 59

4.11 Tanggapan Pengajar Terhadap Keluhan Siswa ... 60

4.12 Pemberian Soal-Soal Untuk Mengetahui Kemajuan Belajar Saya ... 61

4.13 Keterlibatan Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 62

4.14 Kesediaan Mendengarkan Pendapat / Keluhan Siswa ... 63

4.15 Guru Bantu Siswa Untuk Mengenali Potensinya ... 64

4.16 Kontribusi Life Club di EF Dalam Membantu Menggali Potensi Diri ... 65

4.17 Pemberian Kebebasan Berpikir / Berkreasi ... 66

4.18 Bantu Siswa Dalam Menyelesaikan Kesulitan Belajar ... 67


(12)

viii

4.20 Kenyamanan Belajar ... 69

4.21 Penggunaan Teknologi Inovatif iLAB di EF (Sistem Pembelajaran Online) ... 70

4.22 Efektifitas Ruang Belajar ... 71

4.23 Pemberian Kesempatan Mengikuti Materi yang Tertinggal ... 72

4.24 Pendapat Tentang Lokasi EF ... 73

4.25 Jarak antara Rumah Saya dengan EF ... 74

4.26 Banyak Pilihan Sarana Transportasi Menuju EF ... 75

4.27 Bantuan Tambahan Kelas Kepada Siswa yang Belum Memahami Konsep Tertentu ... 76

4.28 Pengaturan Kegiatan Belajar ... 77

4.29 Kemudahan Dalam Memperoleh Informasi ... 78

4.30 Ketersediaan Tenaga Pengajar Internasional ... 79

4.31 Profesionalisme Tenaga Pengajar ... 80


(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.Data Pribadi

1. Nama : Ferry Ferdiansyah

2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Februari 1988

3. Alamat : Jl. Mede I No. 54 Rt. 02 / 004 Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Abdullah, S.Pd. 6. Nama Ibu : Siti Hajar, S.Pd. 7. Nomor Telepon : 021 91632868

8. E-mail : ferry_ferdi@rocketmail.com

B.Data Pendidikan Formal

1. 1993 - 1994 : TK. Kemala Bhayangkari Ciputat 2. 1994 - 2000 : SDN Pamulang 3

3. 2000 - 2003 : SMPN 1 Ciputat 4. 2003 - 2006 : SMAN 1 Pamulang

5. 2006 - 2014 : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Menghadapi era globalisasi yang sarat dengan kompetisi, masyarakat dituntut untuk memiliki bekal sumber daya manusia yang handal. Bersamaan dengan itu, berbagai ragam latar belakang dan keterampilan setiap individu bebas untuk bermain dalam dunia persaingan dan tidak menutup kemungkinan orang-orang luar negeri ikut serta di dalamnya. Jelas ini menjadi perhatian serius yang harus dibenahi mengingat tidak sedikit dari sumber daya manusia di negeri ini yang bisa dibilang kalah dari negara-negara lain walau tidak semuanya. Alasan ini yang perlu diperhatikan masyarakat yang sadar akan bangsa dan masa depan untuk mempersiapkan segalanya secara matang.

Salah satu isu yang menjadi pembahasan banyak kalangan adalah bahasa. Bahasa merupakan modal utama untuk dapat berkomunikasi. Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para


(15)

anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. 1 Banyak hal yang bisa dilakukan dengan bahasa; dengan bahasa orang berbicara, dengan bahasa orang menulis, dengan bahasa orang membaca, dengan bahasa orang berekspresi, dengan bahasa orang berprestasi, dan masih banyak lagi. Ironisnya, apa yang terjadi ketika masyarakat di negeri ini berhadapan dengan orang asing; orang Inggris, Australia, Amerika, Kanada, Irlandia, dan masih banyak lagi. Mereka menggunakan bahasa Inggris.

Bahasa adalah komunikasi verbal maupun nonverbal yang sangat penting antar berbagai kelompok komunitas umat manusia di seluruh jagat raya ini. Lewat media bahasa manusia berkomunikasi, menyalurkan dan berbagi berbagai macam makna, gagasan, emosi, perasaan dan berbagai problematika hidup lainnya. Sungguh tidak terbayangkan bagaimana manusia mengungkapkan dan mengekspresikan segala gagasan, makna, perasaan, dan emosinya yang sangat kompleks dan beragam tanpa bahasa. 2

Rasanya tidak dapat membayangkan ketika dalam kondisi yang mengharuskan untuk berkomunikasi dengan mereka dan bangsa ini tidak bisa melakukannya. Tidak dapat dipungkiri, bangsa ini lemah dalam hal bahasa internasional (bahasa Inggris). Tidak sedikit dari mereka yang terhambat untuk mencetak prestasi karena tidak/kurang bisa berbahasa Inggris. Sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi, bahasa Inggris sangat diperlukan. Dengan

1

Kushartanti, dkk, “Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, h. 3

2

Made Ayu Sumarmi, “Pengaruh E-Learning Dan Minat Belajar Terhadap Kemampuan Membaca Bahasa Inggris”, Jurnal Pendidikan, Tabanan, 2012, h. 3


(16)

menguasai bahasa Inggris, seseorang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dan ini akan dapat dijadikan sebagai bekal untuk memperoleh serta membuka lapangan kerja. 3

Kemajuan dan perkembangan di bidang telekomunikasi cetak dan elektronik yang begitu dahsyat, pesat dan mengglobal telah memicu dan menjadikan peranan bahasa Inggris semakin pragmatis dan manifes. Bermunculannya sekolah Bilingual dan sekolah unggulan yang secara parsial menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar serta semakin menjamurnya kursus-kursus bahasa asing, terutama bahasa Inggris, tentu dapat dijadikan indikator betapa semakin penting, pragmatis dan urgensinya arti penguasaan bahasa Inggris di Indonesia. 4

Kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa inggris sangatlah dibutuhkan seiring dengan kemajuan sebuah negara. Karenanya pembelajaran bahasa inggris sebagai bahasa Internasional mulai diperkenalkan sedini mungkin kepada masyarakat di Indonesia saat ini. Mengingat bahasa inggris merupakan bahasa asing di Indonesia, tentunya proses pembelajarannya memerlukan pendekatan yang tepat dan efektif. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penolakan atau ketidakpuasan dengan metode tata bahasa atau terjemahan faktor - itu antara lain, Pertama seiring dengan bertambahnya banyak anak-anak eropa berkomunikasi diantara mereka sendiri menyebabkan mereka ada kebutuhan mendesak untuk menguasai satu bahasa sebagai lingua

3

Kementerian Pendidikan Nasional, “Bahasa Inggris Umum (Competency-Based Curriculum for General English)”, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal Dan Informal dan Direktorat Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan, Jakarta, 2009, h. 1

4

Made Ayu Sumarmi, “Pengaruh E-Learning Dan Minat Belajar Terhadap Kemampuan Membaca Bahasa Inggris”, Jurnal Pendidikan, Tabanan, 2012, h. 4


(17)

franca (bahasa inggris) secara aktif dan lisan. Buku-buku yang dijual dipasaran kurang memuaskan karena tidak mengajarkan bahasa asing secara praktis dan efektif. Kedua, di jerman, inggris, prancis dan banyak Negara lain di Eropa terdapat pendekatan-pendekatan baru dalam pengajaran bahasa asing yang dicetuskan oleh ahli-ahli pengajaran bahasa secara terpisah-pisah. 5

Keberhasilan proses pembelajaran bahasa inggris pada masyarakat tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: 6

1. Guru yang berkualitas, guru yang dapat menghidupkan proses kegiatan belajar mengajar

2. Sumber dan fasilitas pembelajaran yang memadai dan memenuhi syarat (adekuat).

3. Kurikulum yang baik, sederhana dan menarik (atraktif)

Pembelajaran bahasa inggris dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang di khususkan untuk penguasaan bahasa inggris. Baik secara manual maupun modern bahasa inggris cukup banyak diminati untuk di pelajari, khususnya generasi muda saat ini. Beberapa faktor penyebab mengapa bahasa inggris cukup diminati dalam lingkungan generasi muda yaitu adanya pengaruh pergaulan dunia saat ini yang sangat mengarah ke dunia internasional seperti dunia internet, musik, artikel di media masa dan masih banyak lagi. Dengan begitu terciptalah satu sisi positif dari sebuah pergaulan internasional yaitu ketertarikan serta minat masyarakat untuk menguasai bahasa Inggris.

5

Ahmad Izzan, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris”, Humaniora, Bandung, 2010, h. 39.

6

Elisabeth Masaulina Matondang, “Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak

Usia Dini Melalui Gerak Dan Lagu”, Jurnal Pendidikan Penabur - No. 5 / th. IV / Desember, 2005 , h. 2.


(18)

Namun dari setiap proses pembelajaran bahasa Inggris masyarakat sudah sewajarnya dapat memahami kurikulum dari suatu cara pembelajaran bahasa Inggris.

Hakikat pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan dengan sistem yang terintegrasi (four languages skills) yang dilaksanakan di lembaga kursus atau lembaga pelatihan serta sesuai dengan dunia nyata sehingga pada akhirnya setelah proses pembelajaran selesai peserta didik kompeten dalam melakukan dan melaksanakan kegiatan komunikasi baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Inggris dirancang untuk memberikan peserta didik kemampuan dan pengalaman melakukan komunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Peserta didik akan diperkenalkan pada sistem yang terintegrasi dan seiring dengan pembaharuan berjalannya kurikulum proses belajar peserta didik dapat meningkat.

Bangsa ini tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kepada sistem pendidikan atau kebijakan pemerintah yang mengkategorikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Memang diakui bahwa pendidikan formal tidaklah cukup untuk menyerap dan mengaplikasikan bahasa Inggris di Negara kita saat ini. Bangsa ini belum terbiasa mencoba menyalurkan apa yang telah dipelajari untuk berkomunikasi sehari-hari minimal di lingkungan sekolah. Salah satu solusinya adalah mengikuti kursus di lembaga pendidikan bahasa.

Lembaga pendidikan bahasa di Indonesia semakin banyak bermunculan seiring dengan makin pentingnya kebutuhan akan bahasa guna menyongsong masa depan. Namun banyaknya lembaga pendidikan yang ada di pasar tidak


(19)

serta merta diiringi banyak masyarakat yang memanfaatkannya. Maka dari itu, manajemen lembaga pendidikan bahasa harus dapat membongkar kotak hitam masyarakat. Mereka harus menghadirkan sesuatu yang berbeda demi memikat minat masyarakat untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan.

Salah satu lembaga pendidikan bahasa yang nampaknya berkembang pesat adalah EF English First. Metode EF English First telah berhasil digunakan di seluruh dunia dan terus dikembangkan oleh tim internasional untuk memastikan konsumen selalu mendapatkan yang terbaik dari pengalaman belajar bersama EF English First. Dengan jumlah guru native terbanyak di Indonesia, EF English First memiliki empat pusat perekrutan guru di London, Manchester, Boston dan Sydney. Guru-guru EF English First berasal dari Negara berbahasa Inggris seperti: Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Irlandia dan Selandia Baru. Para guru EF English First memiliki kemampuan luar biasa dalam memberikan inspirasi bagi para siswa dalam belajar. Tidak seperti metode menghafal yang ada di sekolah-sekolah biasa, guru EF English First berusaha menjadikan belajar bahasa Inggris menyenangkan dan menarik bagi para siswanya. 7

EF English First mengerti akan kebutuhan siswanya. Siswa diarahkan untuk menentukan jenis kursus yang sesuai melalui diskusi dengan course consultant. Di samping itu, dengan kelas kecil yang ditawarkan memungkinkan siswa akan mendapat waktu lebih banyak untuk berinteraksi dan berkomunikasi, baik bersama sesama siswa maupun gurunya di kelas sehingga

7


(20)

lebih efektif dalam belajar. Ditambah lagi pilihan jadwal yang fleksibel sehingga memudahkan dalam mengatur waktu belajar dan tidak megganggu aktivitas dan rutinitas harian. Tidak hanya itu, jika siswa tidak bisa hadir, ia bisa mengikuti kelas lain untuk mengejar ketertinggalan, jika kelas yang sesuai tersedia. Jika tidak, guru akan memberikan pekerjaan rumah supaya siswa bisa mengejar ketertinggalan pada pertemuan tersebut. 8

Bagi para siswa yang melewatkan dua pertemuan kelas atau yang tidak memahami konsep tertentu, EF English First memberikan bantuan tambahan setelah kelas, disebut "EF Extra!". Siswa hanya perlu menjadwal pertemuan tersebut dengan guru yang akan memberikan sesi 40 menit untuk membantu siswa memahami pelajaran. EF Extra ini ditawarkan bebas biaya, dan bisa dilakukan sebanyak dua kali selama kursus. Lulusan EF English First akan menerima sertifikat & diploma resmi yang dapat menjadi referensi penting di kemudian hari. Dengan berbagai keunggulan tersebut, EF English First memperluas pangsa pasar dan mampu membangkitkan minat konsumen baru untuk bergabung menjadi siswa di EF English First. Hal ini dapat dibuktikan dengan berkembang pesatnya EF English First yang semula hanya ada di Jakarta pada tahun 1995 kini telah memiliki 60 cabang yang ada di suluruh wilayah Indonesia, salah satu cabang EF yang terletak di Gedung Superindo lt. 3, Komplek Pamulang Permai Raya Blok SH No. 13 untuk Pamulang Barat. 9

8

http//www.englishfirst.co.id 9


(21)

EF English First cabang Pamulang barat yang resmi di bukan dan beroperasi pada tanggal 11 Agustus 2007 dan merupakan salah satu dari sedikit sekolah bahasa inggris asing termodern di daerah Pamulang, dengan jumlah siswa angkatan pertama ±360 siswa hingga kini telah Berkembang menjadi lembaga pendidikan bahasa inggris yang familiar bagi masyarakat di wilayah pamulang barat. Hal ini menunjukkan bahwa EF English First di pamulang barat dan di cabang-cabang lainnya sangat diminati kehadirannya oleh masyarakat yang ingin belajar bahasa inggris dengan efektif. Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Minat Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa (Studi Pada EF English First Pamulang Barat)”.

B.Identifikasi Masalah

Ada beberapa faktor yang turut berperan dalam Analisis minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa inggris di Pamulang barat. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Pentingnya bahasa asing terhadap pengaruh dunia, 2. Mengapa perlu dilakukan untuk menguasai bahasa asing, 3. Efek dari minat terhadap bahasa asing,

4. Perjalanan lembaga-lembaga pendidikan bahasa, 5. Penyebab maju mundurnya lembaga-lembaga tersebut,


(22)

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan dua permasalahan, yaitu:

1. Seberapa tinggi minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First?

2. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First?

D.Batasan Masalah

Untuk lebih fokus pada lingkup permasalahan, perlu adanya batasan masalah sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan. Berikut beberapa batasan masalah pada penelitian ini:

1. Produk yang diteliti adalah lembaga pendidikan bahasa EF English First. 2. Responden penelitian adalah masyarakat di Pamulang Barat.

3. Karakteristik responden terdiri dari 3 kriteria, yaitu: jenis kelamin, usia dan pendidikan.

4. Variabel penelitian meliputi sikap dan norma subjektif sebagai variabel bebas serta minat sebagai variabel terikat.

E.Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui besar minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First.

2. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First.


(23)

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan dan tujuan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan masukan bagi masyarakat mengenai besarnya minat peserta didik dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First sehingga dapat dijadikan referensi strategi belajar bahasa asing di masa mendatang.

2. Bagi Peneliti

Merupakan kesempatan untuk menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi informasi sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.


(24)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A.Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris

1. Pengertian Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris

Semua orang menyadari bahwa bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi internasional. Kata bahasa, dalam bahasa Indonesia semakna dengan kata lughat dalam bahasa Arab, language dalam bahasa Inggris, langue dalam bahasa Perancis, taal dalam bahasa Belanda. Spreach dalam bahasa Jerman, kakugo dalam bahasa Jepang dab Bhasa dalam bahasa Sansekerta. Atas dasar perbedaan sebutan itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pengertian bahasa untuk orang masih belum tepat. 1

Secara umum bahasa asing merupakan bahasa yang perlu dikuasai oleh bangsa dari setiap negara. Menyentuh masa dimana era globalisasi tidak lagi menjadi satu permulaan, tetapi tengah menjadi satu pergerakan

1

Ahmad Izzan, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris”, Humaniora, Bandung, 2010, h. 1.


(25)

evolusi dalam proses berkembang menuju kemajuan. Kita telah mengenal dan memahami bahwa didunia ini begitu banyak ragam bahasa baik nasional maupun internasional. Namun dari keanekaragaman bahasa yang ada diseluruh dunia, hanya satu bahasa yang dijadikan sebagai bahasa global atau bahasa dunia yaitu Bahasa Inggris. Beberapa fakta yang menjawab mengapa Bahasa Inggris bisa menjadi bahasa dunia, salah satu faktor yang dapat dilihat yaitu perkembangan dari bahasa inggris itu sendiri. Bahasa inggris menjadi bahasa yang penggunaanya terluas selain bahasa Cina dan Rusia. Perkembangan tersebut ditunjang dengan lima benua dari Eropa, Amerika, India, Afrika Utara, hingga Australia. Bahkan, kemungkinan besar, bahasa inggris, menjadi bahasa dasar peradaban dunia. 2

Sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi, bahasa Inggris sangat diperlukan. Dengan menguasai bahasa Inggris, seseorang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dan ini akan dapat dijadikan sebagai bekal untuk memperoleh serta membuka lapangan kerja. Dengan demikian, seluruh elemen lembaga pendidikan dan pelatihan dalam negeri harus berbenah dan memperbaiki diri agar eksistensinya mampu mengejar persaingan dimasa mendatang, atau akan ditinggalkan masyarakat. Mereka dituntut untuk mengkreasikan visi yang cocok pada lembaga yang dimiliki. Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya

2

Ahmad Izzan, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris”, Humaniora, Bandung, 2010, h. 10.


(26)

diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. 3

Kenyataan menunjukkan bahwa kursus dan pelatihan bahasa Inggris di Indonesia diselenggarakan dalam berbagai program dan proses pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna jasa kursus dan pelatihan. Kebutuhan akan bahasa inggris bagi masyarakat menumbuhkan semakin banyaknya lembaga bahasa inggris di Indonesia, izin mengenai pembukaan lembaga bahasa inggris di atur pada UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , pasal 26 ayat (4) satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis, ayat (5) Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 4

Izin mengenai lembaga pendidikan dalam hal legalisasi perizinan dijelaskan pada UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 62 ayat (1) menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin pemerintah atau pemerintah daerah. 5

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Kursus 4

http://www.infokursus.net 5


(27)

Banyak bangsa asing yang datang ke Indonesia untuk menjadi tenaga ahli dalam sebuah perusahaan di Indonesia. Umumnya mereka sudah pasti wajib menguasai bahasa Indonesia. Begitupun pada hal yang sama namun sebaliknya, sebagai bangsa yang menuntut perkembangan dan kemajuan negeri-nya seorang tenaga ahli sudah sewajibnya dapat menguasai bahasa asing agar dapat ikut serta bekerjasama dengan bangsa Negara lain untuk ikut meningkatkan taraf bangsa dan negaranya. Semakin banyak jalinan antar bangsa maka semakin besar pula kesempatan untuk mengangkat nama bangsa dan Negara menuju satu kemajuan.

Perlu dan penting untuk disadari bahwa sebagai manusia yang hidup dalam lingkungan sosial tidaklah pantas merasa cukup dengan satu jalinan persahabatan saja. Menciptakan jaringan sosial terhadap banyak pihak bukan suatu hal yang salah dan merugikan melainkan suatu hal yang menghadirkan banyak keuntungan. Dalam pergaulan dunia yang luas seorang pelajar dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk berkomunikasi dengan bangsa lain. Lalu apa yang di dapat dari pergaulan tersebut? Wawasan. Semakin besar wawasan yang dimiliki seseorang, semakin banyak ilmu yang didapat yang tidak bisa didapat saat belajar sendiri. Selain itu, apa yang akan didapat oleh seseorang saat telah memiliki wawasan global? Kemudahan menjalani kehidupan. Bagi mereka yang memiliki kemampuan tinggi dalam berbahasa asing sudah tentu tidak akan sulit jika hanya untuk mendapatkan pekerjaan saja, dengan catatan bahwa ia mampu bergaul dan supel dalam suatu hubungan antar banyak pihak. Pandai


(28)

berbicara, jujur, berani, gigih, sabar dan menguasai bahasa asing adalah modal utama menuju satu kemajuan. Baik kemajuan diri maupun kemajuan negeri-nya.

Tidak lepas dari realita kehidupan saat ini, sudah banyak generasi muda Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris dalam sebuah sisipan dari percakapan mereka. Bahkan ada juga yang mengadakan suatu program dimana dalam sebuah perbincangan tidak ada pembicaraan yang mengandung bahasa Indonesia, Tetapi semua menggunakan bahasa Inggris.

Banyak pendapat yang menyatakan mempelajari Bahasa Inggris sangat sulit. Namun sesulit apapun sebuah hal yang harus dipelajari, tetapi bila hal tersebut dilakukan secara terus menerus, maka yakinlah suatu saat kita akan dimudahkan dan tentunya berakhir dengan mendapatkan apa yang kita inginkan. Bila kembali kita ingat bahwa penting untuk dapat menguasai bahasa asing (dalam konteks ini bukan hanya bahasa Inggris saja) agar dapat turut serta bergabung untuk menuju satu kemajuan.

Berikut ini adalah beberapa langkah umum yang dapat dilalukan untuk dapat menguasai bahasa Inggris secara efektif. Penulis menyebutnya sebagai cara mudah menguasai Bahasa Inggris. Penulis akan menyampaikan tentang apa saja metode yang harus dilakukan agar cara mudah menguasai Bahasa Inggris ini dapat berjalan dengan baik dan dengan tujuan yang maksimal dan diharapkan agar metode ini dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan hingga keseharian masyarakat umum khususnya warga Negara Indonesia. Berikut adalah beberapa penjelasannya:


(29)

Mengenal Vocabulary umum, Sebelum kita menguasai Komunikasi dan tata bahasa inggris, maka kita harus memiliki perbendaharaan kata ataupun vocabulary yang biasa digunakan dalam percakapan kehidupan sehari-hari. Di sini kita mengenal dan menguasai sedikit vocabulary untuk membantu memperlancar kita menuju langkah penguasaan bahasa asing. Namun akan terasa sulit bila kita tidak memiliki dasar sedikitpun mengenai vocabulary umum yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Biasakan diri melafalkan kalimat Bahasa Inggris, Sebagian besar dari masyarakat Indonesia seringkali merasa sungkan dan tidak percaya diri bila harus melafalkan atau mengucapkan kalimat dalam bahasa inggris bahkan kata-kata dalam bahasa Inggris sekalipun. hal inilah yang menjadi salah satu hambatan terbesar bagi kita apabila tanpa keberanian untuk berbahasa Inggris. Bila kita malu pada lingkungan umum kita dapat memulai langkah penguasaan bahasa Inggris dengan mengucapkan kata-kata diluar lingkungan umum.

Belajar Bahasa Inggris tidak sesulit yang kita bayangkan. Kenapa bangsa Indonesia sulit untuk menguasai Bahasa Inggris? kenapa kita yang sudah belajar Bahasa Inggris selama bertahun-tahun lamanya masih tetap belum bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris? Coba kalau kita hitung berapa tahun kita mulai Mengenal dan belajar Bahasa Inggris. sejak SD mungkin kita sudah diperkenalkan Bahasa Inggris mulai dari kelas 1 sampai 6 berarti 6 tahun. Di SMP kita belajar Bahasa Inggris 3 tahun berarti kita 9 tahun belajar Bahasa Inggris sampai SMP, ditambah lagi di SMA 3 tahun


(30)

sehingga menjadi 12 tahun. Selanjutnya bagi yang kuliah kita juga mesti menjumpai mata kuliah Bahasa Inggris meskipun kita bukan jurusan Bahasa Inggris. Apalagi yang jurusannya Bahasa Inggris bertambah lama kita belajar Bahasa Inggris. pertanyaanya adalah sudah mampukah kita menguasai Bahasa Inggris? sudah mampukah kita berkomunikasi dengan Bahasa Internasional ini?. Sebagai dasar untuk mencapai kemahiran menyimak (listening) dan berbicara (speaking) kurang mendapat perhatian dan fokus yang memadai ini terjadi karena tujuan pembelajaran bahasa inggris hanya diarahkan pada satu arah saja, yakni agar pelajar mampu memahami bahasa tulisan yang terdapat dalam buku-buku berbahasa inggris dan pengertian hakikat bahasa lebih banyak didasarkan pada metode gramatika-terjemah, yaitu metode pembelajaran bahasa yang lebih menekankan kegiatan belajar pada penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa dan penerjemahan kata demi kata (harfiah). 6

Kurikulum Bahasa Inggris di sekolah-sekolah sudah dirancang sedemikian rupa dan diharapkan bisa menghasilkan output yang maksimal. Akan tetapi coba lihat sendiri betapa Bahasa Inggris sulit untuk dapat kita kuasai. Mahir dalam grammar belum tentu mahir dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. selama ini kita lihat Pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia adalah book oriented, grammar oriented. Kita terlalu menekankan penguasaan grammar, kita terlalu terfokus pada buku sehingga benarlah kalau ada bangsa lain yang

6

Ahmad Izzan,“Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris”, Humaniora, Bandung, 2010, h. 29.


(31)

mengatakan Bahasa Inggris orang Indonesia seperti buku. Bahasa Inggris orang Indonesia kaku terlalu formal dan tidak luwes di dalam berkomunikasi. Coba kita bandingkan dengan negara lain misalkan Singapura, Malaysia, India dan negara lainnya, mereka unggul Bahasa Inggrisnya daripada negara kita. Kesulitan berbahasa inggris pada masyarakat Indonesia disebabkan adanya perbedaan sosio-kultural antara bangsa inggris dengan bangsa Indonesia. 7

Sebenarnya belajar Bahasa, semua bahasa pada prinsipnya adalah sama. Yang terpenting di dalam Bahasa adalah aplikasinya atau penggunaannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa bangsa lain lebih menguasai Bahasa Inggris dibandingkan kita yang sudah bertahun-tahun belajar Bahasa Inggris? jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas cukup simple, yaitu bahwa Bahasa akan mudah kita kuasai manakala kita benar-benar mengaplikasikannya di dalam percakapan sehari-hari. Kita menggunakan bahasa untuk berbagai kepentingan. Selama ini orientasi pendidikan Bahasa Inggris di negara kita adalah adanya motivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus, nilai ujian yang bagus tanpa memperhatikan tujuan yang lebih esensial dari pembelajaran suatu bahasa yaitu penguasaan bahasa itu sendiri.

Selain hal tersebut di atas, di sekolah-sekolah di Indonesia bisa kita bentuk semacam English club dimana setiap siswa dapat berkomunikasi secara bebas dengan Bahasa Inggris. Ekstra kurikuler Bahasa Inggris, debat

7

Ahmad Izzan,“Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris”, Humaniora, Bandung, 2010, h. 30.


(32)

Bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Guru Bahasa Inggris di sekolah-sekolah mulai membiasakan menggunakan pengantar Bahasa Inggris di dalam mengajar meskipun tidak all English. Intinya kita membiasakan menggunakan Bahasa Inggris. Kemudian tidak kalah pentingnya Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) yang merupakan pendidikan dasar Bahasa Inggris. Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) harus dibenahi. Bahasa Inggris di SD di Indonesia kurang mendapat perhatian dari Pemerintah. Bahasa Inggris di SD sifatnya hanya pelajaran tambahan atau muatan lokal. Seperti yang kita ketahui bahwa Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) di ajarkan dengan seadanya. Belum ada kurikulum standar yang pasti, buku pedoman dan arah yang jelas. Belum ada kebijakan yang jelas mengenai Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD). Hal ini dapat dilihat kenyataan di lapangan bahwa di Sekolah Dasar seluruh tanah air sudah ramai mengajarkan Bahasa Inggris. Namun pengajaran Bahasa Inggris sangat memprihatinkan. Padahal kita tahu bahwa pendidikan dasar yang menjadi pondasi pendidikan selanjutnya sebaiknya ditangani yang memang menguasai bidang tersebut. Fenomena yang kita lihat di Sekolah Dasar seluruh tanah air Bahasa Inggris di pandang sebelah mata dan pengajarannya pun dilakukan dengan seadanya.

Belajar suatu bahasa akan lebih cepat jika diajarkan sejak dini. Sudah saatnya lah pemerintah memikirkan bahwa pendidikan Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) perlu ditanggapi secara serius. Perkembangan globalisasi dunia yang semakin menuntut penguasaan Bahasa Inggris dan


(33)

penguasaan Bahasa Inggris akan mudah dan cepat jika diajarkan sedini mungkin minimal di Sekolah Dasar. Salah satu kunci keberhasilan suatu negara adalah penguasaan Bahasa Inggrisnya. Bahasa Inggris membuka diri kita di dalam mengakses dan mengikuti globalisasi dunia. Oleh karena itu salah satu perubahan yang harus dilakukan adalah mulai membenahi dan mengajarkan Bahasa Inggris sedini mungkin. Kurikulum, silabus dan tenaga pengajar Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) harus dibenahi. Bahasa Inggris layak untuk dijadikan Mata Pelajaran Pokok di Sekolah Dasar.

Terakhir, keberhasilan penguasaan Bahasa Inggris tergantung dari diri kita sendiri. Kita bisa mempelajari trik-trik dan tips supaya kita dapat menguasai Bahasa Inggris dengan mudah. manfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk belajar Bahasa Inggris. yang terpenting adalah kita dapat menggunakannya di dalam percakapan. Awali dengan percakapan dalam Bahasa Inggris dengan teman yang kita anggap cukup bisa ajaklah teman yang lainnya. Hingga akhirnya kita memiliki komunitas Bahasa Inggris. kuncinya adalah bahasa akan cepat dikuasai manakala kita membiasakan diri untuk menggunakannya. Sukses buat kita semua.

2. Latar Belakang Munculnya Lembaga - Lembaga bahasa asing

Seiring dengan kebutuhan akan bahasa asing bagi masyarakat, banyak lembaga kursus bahasa bermunculan ditiap kota di Indonesia seperti Canggu Community School (CCS), LIA, ENGLISHINDO, Wisma Bahasa, AIM, EF merupakan beberapa kumpulan dari lembaga atau penyelenggara program peningkatan dan pembelajaran bahasa asing di Indonesia. Dalam


(34)

kesempatan ini penulis mencoba untuk membahas tentang salah satu dari beberapa lembaga-lembaga bahasa asing tersebut yaitu EF (English first). EF English First adalah salah satu dari sekian banyak lembaga yang menyelenggarakan pembelajaran bahasa inggris di Indonesia. EF English First Juga merupakan satu lembaga bimbingan bahasa Inggris terbesar di Indonesia. Dengan merekrut tenaga pengajar dari luar negeri langsung, menjadikan EF English First semakin kokoh dan di percaya sebagai penyelenggara program peningkatan ilmu dalam berbahasa Inggris.

Berakar dari banyaknya kesempatan bekerja di banyak perusahaan dengan General Requirement dan ditambah dengan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi globalisasi. Bahasa dianggap penting untuk menunjang segala aktivitas yang ada didalamnya. Terlebih lagi jika kita bicara keranah pendidikan, tuntutan kurikulum (sekolah) mewajibkan mahir dalam berbahasa, sementara dari sekolah dirasa tidak cukup waktu, kurangnya aplikasi pendukung pembelajaran, dan tenaga pendidik yang belum sampai mengarahkan peserta didik kepada acuan mampu berbahasa dengan baik dan benar. Selain itu bahasa asing sangat diperlukan dalam IPTEKOM (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi). Kini masyarakat banyak yang menggunakan jasa warung internet untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Tanpa penguasaan bahasa asing yang baik tidak mungkin bagi mereka bisa dengan mudah mengakses informasi atau ta seputar dunia luar. Beberapa contoh ketika ingin membuka situs jejaring sosial seperti e-mail, facebook dan twitter mereka harus


(35)

mengerti benar apa kegunaan dari masing-masing situs tersebut. Oleh sebab itu, untuk mampu berbahasa asing khususnya bahasa inggris serta nilai dari suatu pendidikan, semakin banyak pendiri lembaga pendidikan bahasa asing yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Dengan minimnya ilmu pendidikan bahasa asing yang didapat dari pendidikan formal menciptakan satu kesempatan besar bagi lembaga-lembaga pendidikan bahasa asing untuk berdiri dan berkembang di atas negeri ini.

3. Perjalanan Lembaga - Lembaga Bahasa Asing Terkait

Di mulai dari satu kesempatan yang membuka pemikiran para pebisnis untuk mendirikan lembaga pendidikan bahasa asing, semakin banyak pihak yang saling bersaing dalam sisi positif untuk menyajikan ilmu-ilmu yang berkualitas dan metode pembelajaran yang membuat para pelajarnya termotivasi untuk dapat menguasai bahasa asing, melalui lembaga tersebut.

Secara keseluruhan dari setiap lembaga pendidikan bahasa asing, metode pengajar dalam proses mengajar siswanya tidaklah jauh berbeda. Akan tetapi ada juga yang menyajikan pendidikan yang akan disampaikan dengan metode pembelajaran yang menarik motivasi siswanya. Sebagai gambaran adalah menghapal lirik lagu kesukaan dan menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ada juga pengajar yang lebih condong ke arah visual untuk menyalurkan ilmu-nya agar lebih cepat diserap oleh siswanya.


(36)

4. Penyebab - Penyebab Maju dan Mundurnya Lembaga - Lembaga Bahasa Asing Terkait

Level pendidikan semakin meningkat seiring perjalanan dan tahap-tahap yang dilalui oleh kurikulum pendidikan yang semakin berkembang, lembaga-tembaga bahasa asing semakin berkembang pesat dan mendirikan banyak cabang di banyak tempat di Indonesia. Banyak pelajar hingga pengajar yang ikut serta dalam program pendidikan bahasa Inggris di salah satu lembaga-lembaga tersebut. EF English First adalah salah satu lembaga yang seringkali dijadikan pilihan utama oleh para pelajarnya untuk meresap ilmu bahasa Inggris.

Persaingan bisnis dalam bidang pendidikan bahasa Inggris semakin meningkat. Lembaga-lembaga tersebut saling berkompetisi dengan merekrut tenaga pengajar yang berkualitas tinggi dan berpengalaman. Dalam hal ini tidaklah sedikit biaya yang harus di keluarkan oleh lembaga untuk para tenaga pengajar. Dikarenakan hal itu pula biaya untuk kursus bahasa semakin mahal. Meskipun seseorang sudah mengetahui bahwa kursus itu berkualitas tinggi dan penting untuk ilmu pendidikan, namun tidaklah terlepas dari permasalahan ekonomi yang ada. Mungkin tidak masalah bagi mereka yang mendapatkan beasiswa ataupun tunjangan pendidikan dari suatu pihak, lalu bagaimana dengan mereka yang ingin belajar diluar pendidikan formal? Apakah ini satu fenomena ekonomi atau pendidikan? untuk menjawabnya kita cukup kembali ke masalah pentingnya bahasa asing untuk masa depan dan kemajuan negeri ini. Namun pada kenyataanya semakin hari semakin berkurang peminat dari kursus bahasa Inggris. Salah


(37)

satu masalahnya yaitu ekonomi. Hal inilah yang sempat menjadikan beberapa lembaga bahasa asing semakin berkurang, bukan hanya berkurang jumlah cabangnya saja melainkan kualitas dari metode pengajaran yang diberikan karena surutnya peminat untuk belajar dilembaga itu. Akan tetapi masalah ini hanya terjadi di beberapa lembaga saja. Beberapa lembaga laingya bahkan telah berkembang pesat dan semakin maju. Tidak sedikit pula dari mereka yang sudah merencanakan untuk mengembangkan lembanga pendidikan bahasa inggris itu untuk mendirikan sebuah kampus perkuliahan.

5. Kurikulum Bahasa Inggris

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum bahasa inggris di sekolah-sekolah sudah dirancang sedemikian rupa dan diharapkan bisa menghasilkan output yang maksimal. Akan tetapi coba lihat sendiri betapa bahasa inggris sulit untuk dapat kita kuasai. Mahir dalam grammar belum tentu mahir dalam berkomunikasi dengan bahasa inggris. selama ini kita lihat Pembelajaran bahasa inggris di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia adalah book oriented, grammar oriented. Kita terlalu menekankan penguasaan grammar, kita terlalu terfokus pada buku sehingga benarlah kalau ada bangsa lain yang mengatakan bahasa inggris orang Indonesia seperti buku. Bahasa inggris orang Indonesia kaku terlalu formal dan tidak luwes di dalam


(38)

berkomunikasi. Coba kita bandingkan dengan negara lain misalkan Singapura, Malaysia, India dan negara lainnya, mereka unggul Bahasa Inggrisnya daripada negara kita. Kenapa bisa demikian?.

Sebenarnya belajar Bahasa, semua bahasa pada prinsipnya adalah sama. Karena yang terpenting di dalam Bahasa adalah aplikasinya atau penggunaannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa bangsa lain lebih menguasai Bahasa Inggris dibandingkan kita yang sudah bertahun-tahun belajar Bahasa Inggris? jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas cukup simple, yaitu bahwa Bahasa akan mudah kita kuasai manakala kita benar-benar mengaplikasikannya di dalam percakapan sehari-hari. Kita menggunakan bahasa untuk berbagai kepentingan. Selama ini orientasi pendidikan Bahasa Inggris di negara kita adalah adanya motivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus, nilai ujian yang bagus tanpa memperhatikan tujuan yang lebih esensial dari pembelajaran suatu bahasa yaitu penguasaan bahasa itu sendiri.

Coba kita lihat betapa minimnya English club atau tempat dimana kita bisa mempraktekkan diri berbicara Bahasa Inggris dengan teman-teman kita. Kita kebingungan dengan siapa kita harus belajar langsung berkomunikasi dan membiasakan diri berbicara dengan Bahasa Inggris. Selain itu kita kerap malu ketika kita berbicara dengan Bahasa Inggris, Kita tidak percaya diri.

Intinya belajar Bahasa akan lebih mudah jika kita membiasakan diri untuk menggunakannya. Memang di negara kita Bahasa yang digunakan adalah Bahasa suku atau daerah kita dan Bahasa Indonesia. Bahasa itulah


(39)

yang kita gunakan setiap hari-harinya. Sebenarnya sudah ada usaha dari pemerintah kita supaya Bahasa Inggris benar-benar diaplikasikan menjadi kebiasaan di dalam berkomunikasi. Coba kita lihat dengan kemunculan sekolah-sekolah Rancangan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di tanah air. Ini adalah wujud usaha pemerintah agar kita tidak ketinggalan Bahasa Inggrisnya. Karena sekolah-sekolah ini merupakan sekolah-sekolah berlevel internasional maka harus menggunakan Bahasa Inggris atau bilingual, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Yang dapat merubah adalah diri kita sendiri, marilah kita merubah cara berfikir kita mindset kita. Bahwa Bahasa Inggris bukan sesuatu yang susah kita kuasai. Bila setiap individu memiliki kesadaran diri untuk berubah bangsa indonesia bisa berubah dari keadaan sebelumnya. Saran, masukan, ide aspirasi kepada pemerintah dapat kita sampaikan. Dengan begitu diharapkan ada tanggapan atau respon dari pemerintah untuk menyikapi lebih serius kaitannya dengan penguasaan Bahasa Inggris bangsa Indonesia yang tertinggal. Di Malaysia, Singapura dan India Bahasa Inggris memang sudah dijadikan Bahasa Negara selain Bahasa utama atau Bahasa asli negara itu. Harapan kita negara kita bisa mengikuti tiga negara tersebut. Karena sudah menjadi bahasa biasa digunakan dalam percakapan maka bagi negara-negara tersebut tidaklah terlalu sulit menguasai Bahasa Inggris.


(40)

B.Dasar - Dasar Kurikulum Bahasa Inggris 1. Definisi Kurikulum

Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan dan/atau pelatihan. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran - pemikiran secara filsafat, psikologi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Landasan filsafat pendidikan menelaah fungsi kurikulum secara mendalam dalam radikal sehingga menemukan sifat yang hakiki (substantive nature) dari kurikulum pendidikan dan/atau pelatihan. 8

Kurikulum adalah suatu program yang menyatakan tujuan pendidikan, sarana pendidikan dan penilaian pendidikan. Pada hakikatnya kurikulum mencakupi maksud / tujuan, isi / bobot, proses, sumber daya, evaluasi, perencanaan, implementasi dan pengelolaan. 9 Dalam perkembanganya, bidang studi pengembangan kurikulum dewasa ini telah diakui sebagai ilmu terapan. Sebagai ilmu terapan, pengetahuan tentang pengembangan kurikulum harus dapat digunakan untuk menciptakan kurikulum bidang studi pada jenjang pendidikan tertentu yang eferktif. 10

8

Tedjo, Narsoyo Reksoatmodjo, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”, Refika Aditama, Bandung, 2010, h. 3.

9

Hendri Guntur Tarigan, “Dasar – Dasar Kurikulum Bahasa”, Angkasa, Bandung, 2009, h. 1.

10

Tedjo, Narsoyo Reksoatmodjo, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”, Refika Aditama, Bandung, 2010, h. 7.


(41)

2. Kurikulum Bahasa

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. 11

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggap atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran. 12

Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi

11

Departemen Pendidikan Nasional, “Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan SMA”, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 125

12

Departemen Pendidikan Nasional, “Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan SMA”, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 125


(42)

mencakup performative, functional, informational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran. 13

Pengajar bahasa memiliki tugas yang berat, tetapi menarik. Banyak tantangan yang harus dihadapi supaya upaya mereka berhasil baik. Setiap pengajar bahasa yang bertugas di dalam kelas tentu terlibat dalam interaksi dan proses belajar mengajar (IBM dan PBM). Keberhasilan suatu pengajaran bahasa ditentukan oleh kebaikan dan kemantapan belajar mengajar (PBM). Dalam bidang belajar mengajar (PBM) bahasa terdapat beberapa faktor penentu keberhasilan, antara lain: 14

a. Pembelajaran bahasa b. Pengajar bahasa

c. Sistem pengajaran bahasa

Prestasi pembelajar bahasa ditentukan oleh: a. Pembelajar (Learner) yang berkemauan keras b. Pembelajar melihat relefansi pelajaran bahasa c. Pembelajar mempunyai harapan yang cerah

13

Departemen Pendidikan Nasional, “Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan SMA”, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 126

14

Hendri Guntur Tarigan, “Dasar –Dasar Kurikulum Bahasa”, Angkasa, Bandung, 2009, h. 2.


(43)

Prestasi pengajar bahasa ditentukan oleh: a. Pengajar berkompetensi professional tinggi b. Pengajar menghargai para pembelajar

c. Pengajar berkemauan keras meningkatkan pengetahuan terkait Prestasi sistem pengajaran bahasa ditentukan oleh:

a. Tujuan yang realistis dapat diterima oleh semua pihak b. Sarana dan organisasi yang baik

c. Intensitas pengajaran yang relatif tinggi

d. Kurikulum dan silabus yang tepat guna (ef. Stevens, 1980:25-8; Tarigan, 1985:5).

C.Minat Terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris 1. Pengertian Minat

Minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 15 Minat merupakan keinginan atau ketertarikan seseorang untuk bersedia memiliki atau menguasai sesuatu. Arti minat menurut bahasa dapat dikatakan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, tanpa ada yang menyuruh. Sementara menurut istilah dapat juga dijabarkan sebagai suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk ikut serta ataupun memiliki semua yang ada pada apa yang diminati. 16 Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

15

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta, 2008, h. 1027.

16

Slameto, “Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, h. 180


(44)

minatnya. Sardiman berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat di anggap sebagai respon yang sadar, sebab jika tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut, ada unsur emosi karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Dari ketiga unsur inilah yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti belajar.

Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. 17

Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa

17

Tidjan, 1976, Belajar Psikologi: Pengertian Minat Belajar, (Online), http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/, di akses 23 Oktober 2013, h. 71,.


(45)

didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, dan orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar. Jadi, yang dimaksud dengan minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menanmpakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, kemauan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu mempunyai ketergantungan pada faktor internal seseorang (siswa) seperti perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.

Minat sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada situasi, atau pada aktivitas tertentu dan bukan pada orang lain atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman yang efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek oleh karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas. 18

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataannya apa yang menarik minat

18

Dyimyati Mahmud, 1982, “Belajar Psikologi: Pengertian Minat Belajar”, (Online), http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/, di akses 23 Oktober 2013.


(46)

menyebabkan pula kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita. Dari pengertian minat di atas memberikan pengertian bahwa minat menyebabkan perhatian dimana minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa dan perhatian seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran. Hal ini menegaskan bahwa apa yang menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian dan apa yang menyebabkan berperhatian kita tertarik, minatpun menyertainya jadi ada hubungan antara minat dan perhatian. 19

Berdasarkan definisi minat tersebut dapat dikemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a. Minat adalah suatu gejala psikologis

b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.

c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran d. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk

melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Menurut Krapp, et. al, mencoba mengkategorikan minat menjadi tiga yaitu: 20

a. Minat personal

Minat personal merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu.

19

Dakir, 1971, Belajar Psikologi: Pengertian Minat Belajar, (Online), http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/, di akses 23 Oktober 2013.

20

Dewi, Suhartini, “Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran Sejarah Dan

Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya”, Disertasi, PPS Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, h. 23.


(47)

b. Minat Situasional

Minat situasional merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan dari eksternal.

c. Minat Psikologikal

Minat psikologikal merupakan minat yang erat kaitanya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan berkesinambungan.

2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Minat

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui pendidikan diharapkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Proses belajar tidak selalu berhasil, hasil yang dicapai antara siswa yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan. berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa.

Minat belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya faktor objek belajar, metode, strategi, pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, fasilitas, lingkungan belajar, dan sebagainya. Faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkembangkan minat belajar peserta didik. Sedangkan menurut Sukardi, menarik minat belajar peserta didik merupakan salah satu upaya


(48)

guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Pada umumnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan minat belajar dan perhatian peserta didik rendah, diantaranya:

a. Proses pembelajaran menoton, atau tidak dimengerti oleh peserta didik; b. Guru tidak siap mengajar;

c. Kesehatan guru atau peserta didik terganggu; d. Peserta didik merasa tidak dihargai;

e. Suasanan pembelajaran menegangkan.

Sebagian orang salah dalam memahami arti membangkitkan minat belajar peserta didik. Mereka mengira hal tersebut dicapai dengan menggunakan berbagai daya tarik pada awal pelajaran, menggunakan rangsangan sementara yang dapat menarik perhatian peserta didik beberapa waktu, seperti dalam metode ceramah, di mana guru menjelaskan materi pelajaran pada peserta didik yang bergantung pada rangsangan sementara, misalnya kisah atau cerita lucu, teka-teki, janji atau hadiah, dan lain sebagainya. Rangsangan-rangsangan seperti itu boleh jadi benar, akan tetapi sering kali mengecewakan, karena peserta didik akan segera bosan terhadap pelajaran, karena tidak menyentuh diri dan keperluan mereka.

Proses pembangkitan minat belajar peserta didik jauh lebih luas dan lebih dalam dari pada sekedar membuat rangsangan temporer dalam pembelajaran, karena ia bergantung kepada pemahaman guru terhadap sifat peserta didik, keperluan dan bakat mereka. Keperluan atau kebutuhan, sifat, dan bakat itu adalah potensi yang bisa digunakan untuk mendorong mereka


(49)

kepada kegiatan-kegiatan dengan tujuan tertentu yang mereka ketahui dan berusaha untuk mencapainya, karena hal itu menyentuh kebutuhan, sifat dan bakat tersebut. 21

Sikap yang diyakini dan menjadi acuan oleh masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa Inggris dapat dilihat berdasarkan sikap terhadap lembaga pendidikan bahasa yaitu:22

a. Harga yang sepadan dengan kualitas kursus b. Guru native yang berkualitas dan berpengalaman

c. Fasilitas Course Consultant, yaitu siswa berdiskusi dengan konsultan kursus untuk menentukan jenis kursus yang sesuai

d. Ruangan yang nyaman dan ber AC e. Kelas kecil yang efektif

f. Tersedianya kelas pengganti

g. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau

h. EF Extra, merupakan salah satu kemudahan yang ditawarkan EF English First yaitu dengan memberikan bantuan tambahan setelah kelas bagi para siswa yang melewatkan dua pertemuan kelas atau yang tidak memahami konsep tertentu.

i. Jadwal yang fleksibel j. Sertifikat & diploma resmi

21

Zakiah Daradjat, “Mencari Bakat Anak – Anak, Bulan Bintang”, Jakarta, 1982, h. 52 22

Deddy, Firdaus Yatyoga, “Analisis Minat Masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First”, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007, h. 32.


(50)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan yang terletak di Gedung Superindo lt. 3, Komplek Pamulang Permai Raya blok SH No. 13 Pamulang Barat - Tangerang Selatan, Adapun waktu penelitian dari bulan September 2013 sampai selesai. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kondisi masyarakat dengan latar belakang dan heterogenitas tinggi, dinamis, cepat tanggap serta peka terhadap lingkungan.

B.Variabel Penelitian

Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya dinamakan variabel. 1, Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian. 2

1

Sugiyono, “Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D”, Bandung, Alfabeta, 2008 h. 60.

2

Suharsimi, Arikunto, “Metodologi Penelitian”, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, h. 32


(51)

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi satu jenis variabel atau tunggal yaitu: Minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First.

C.Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari penyimpangan dalam penafsiran, maka yang dimaksud dengan minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First adalah keinginan masyarakat untuk memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First sebagai tempat bagi putra-putrinya untuk mempelajari bahasa sehingga kemampuan berbahasanya tinggi sesuai dengan harapan orang tua. Keinginan tersebut dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa yang dipilihnya.

Adapun indikator variabel sikap yang diyakini dan menjadi acuan oleh masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First dapat dilihat berdasarkan sikap terhadap lembaga pendidikan bahasa yaitu:3

a. Harga yang sepadan dengan kualitas kursus b. Guru native yang berkualitas dan berpengalaman

c. Fasilitas Course Consultant, yaitu siswa berdiskusi dengan konsultan kursus untuk menentukan jenis kursus yang sesuai

d. Ruangan yang nyaman dan ber AC e. Kelas kecil yang efektif

f. Tersedianya kelas pengganti

3

Deddy, Firdaus Yatyoga, “Analisis Minat Masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First”, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007, h. 32.


(52)

g. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau

h. EF Extra, merupakan salah satu kemudahan yang ditawarkan EF English First yaitu dengan memberikan bantuan tambahan setelah kelas bagi para siswa yang melewatkan dua pertemuan kelas atau yang tidak memahami konsep tertentu.

i. Jadwal yang fleksibel j. Sertifikat & diploma resmi

Tiap item dinilai dengan skala Likert lima poin dari sangat setuju (5), setuju (4), cukup setuju (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1).

D.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah risetnya secara khusus, diperoleh langsung dari objek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. 4

1. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Kuisioner

Kuisioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab oleh responden, bertujuan untuk memperoleh data mengenai besarnya

4

Istijanto, “Riset Sumber Daya Manusia”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, h. 45


(53)

pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap keputusan pemilihan masyarakat. 5

Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang data pribadi atau hal-hal yang akan diketahui. 6

Angket atau kuisioner adalah merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang ingin diselidiki atau responden.7 Sedangkan pendapat lain, kuisioner dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden (orang-orang yang menjawab). 8

Menurut macamnya, angket dibedakan menjadi 2 yaitu: angket langsung dan angket tak langsung. 9 Angket yang digunakan dalam penelitian ini termasuk angket langsung dan tertutup. Dikatakan langsung karena angket ini diberikan langsung dan dikumpulkan pada waktu itu juga. Sedangkan tertutup berarti responden tidak dapat menjawab sesuai dengan kehendaknya tetapi tergantung dari jawaban yang disediakan peneliti. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mencari/mengungkap data tentang minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First.

5

Malhotra, “Riset Pemasaran. (Pendekatan Terapan)”, Jakarta, PT.Indeks Kelompok Gramedia, 2005, h. 325.

6

Suharsimi, Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, h. 37

7

Mungin Eddy Wibowo, “Konseling Kelompok Perkembangan”, Semarang, UNNES Press, 2005, h. 45

8

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2004, h. 37 9


(54)

b. Wawancara

Metode wawancara digunakan penulis untuk menyeleksi responden sebelum mengisi kuisioner serta menanyakan dan menjelaskan dalam pengisian angket apabila terdapat hal yang kurang dimengerti.

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi asal kata dari dokumen yang artinya catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, rapat, dan sebagainya.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. 10 Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang siswa-siswi (peserta didik) yang mengikuti kursus di lembaga pendidikan bahasa inggris EF English First.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini meminta responden menunjukan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan tentang suatu

10

Sugiyono, “Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D”, Bandung, Alfabeta, 2008, h. 240.


(55)

objek (Istijanto, 2005, hlm. 88). 11 Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Minat masyarakat akan diukur dari pengaruh sikap dan norma subjektif. Untuk masing-masing responden mempunyai 5 alternatif jawaban (Skala Likert). Masing-masing prioritas dari kelima point tersebut, yaitu:

1) Sangat setuju (SS) / yang setara : diberi nilai 5 2) Setuju (S) / yang setara : diberi nilai 4 3) Ragu-ragu (R) / yang setara : diberi nilai 3 4) Tidak setuju (TS) / yang setara : diberi nilai 2 5) Sangat tidak setuju (STS) / yang setara : diberi nilai 1

2. Teknik Analisis Data

Setelah data-data diperoleh, maka data tersebut selanjutnya diolah kemudian dilakukan analisis. Analisis data ini penting artinya karena dari analisis ini, data yang diperoleh dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Metode analisis data yang digunakan atau diterapkan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan objek penelitian yang sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis tentang permasalahan yang dihadapi oleh objek penelitian kemudian dibandingkan dengan standar yang ada pada saat itu untuk selanjutnya dideskripsikan

11

Istijanto, “Riset Sumber Daya Manusia”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, h. 88


(56)

pada lembaga pendidikan bahasa inggris EF English First. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkrit tentang peningkatan minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bahasa EF English First.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah - langkah sebagi berikut:

a. Editing

Dalam menganalisis data yang harus dilakukan adalah editing, pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kesalahan/kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga mendapatkan informasi sehingga mendapatkan data yang akurat.

b. Scoring

Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir jawaban yang harus dipilih responden. Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Scoring Jawaban Responden

No Alternatif Jawaban Nilai

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu - Ragu 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1


(57)

c. Tabulating

Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah diberi skor. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus statistik presentase, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi) atau banyaknya individu


(58)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN

E.Gambaran Umum Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First 1. Sejarah Singkat Berdirinya EF English First

EF Education merupakan lembaga swasta terbesar di dunia yang mengkhususkan diri dalam bidang pelatihan bahasa Inggris, wisata edukatif dan pertukaran budaya. EF Education didirikan pada tahun 1965 oleh Bertil Hult, pengusaha muda berkebangsaan Swedia. Pada saat itu, EF English First masih merupakan perusahaan kecil dan baru memiliki satu kantor. Awalnya, tujuan EF English First sangat sederhana, yaitu membawa siswa SMA asal Swedia untuk belajar bahasa Inggris di Inggris. Ide bisnis tersebut memang sederhana, namun saat ini telah terbukti sebagai ide yang cemerlang. 1

1


(59)

Lebih dari 40 tahun kemudian, EF Education First berhasil menjadi lembaga pendidikan swasta terbesar di dunia, dengan lima belas anak perusahaan dan organisasi nirlaba yang memfokuskan diri pada pembelajaran bahasa, wisata edukatif dan program gelar akademis. Saat ini, EF English First memiliki lebih dari 35.000 karyawan, tenaga pengajar dan sukarelawan di seluruh dunia. Dengan kantor dan sekolah di 54 negara, EF English First telah mengubah dunia menjadi ruang kelas global. 2

EF English First merupakan bagian dari EF Education First, lembaga pendidikan swasta terbesar di dunia. Sejak 1965, EF English First telah membantu jutaan siswa belajar di dalam negeri maupun ke luar negeri melalui misinya untuk meruntuhkan hambatan bahasa, budaya, dan geografi yang memisahkan kita. Dengan lebih dari 450 kantor dan sekolah di seluruh dunia, EF English First memiliki jaringan global guru dan profesional.

Penelitian akan menganalisis mengenai lembaga pendidikan bahasa EF (english first) dengan lokasi terletak di Gedung Superindo lt. 3, Komplek Pamulang Permai Raya blok SH No. 13 Pamulang Barat - Tangerang Selatan, Adapun waktu penelitian dari bulan September 2013 sampai selesai. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kondisi masyarakat dengan latar belakang dan heterogenitas tinggi, dinamis, cepat tanggap serta peka terhadap lingkungan.

2


(60)

2. Visi, Misi dan Tujuan Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi mengenai lembaga pendidikan bahasa EF (english first) terdapat visi, misi dan tujuan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Visi

“The Faster Way To Learn English”

b. Misi

Meruntuhkan hambatan bahasa, budaya dan geografis. c. Tujuan

Berkomitmen untuk menghilangkan hambatan bahasa, budaya dan geografis dengan menyediakan pendidikan berkualitas terbaik - di luar negeri, di dekat rumah atau melalui internet.

3. Profil Pengajar EF English First

Berikut ini deskripsi data mengenai keadaan pengajar di EF English First Tahun Pelajaran 2013/2014:

Tabel 4.1

Keadaan Pengajar EF English First Pamulang Barat No Nama

Guru

Asal Negara Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

Pengalaman Mengajar 1 Fiona Inggris Perempuan S1 Bahasa

Inggris (cumlaude) Diploma Bahasa Mandarin Universitas Newcastle, Australia

5 Tahun


(61)

Tabel 4.1 (Lanjutan) No Nama

Guru

Asal Negara Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

Pengalaman Mengajar 2 Rahmi Indonesia Perempuan S2 Bahasa

Inggris Sertifikasi Tes Pengetahuan Guru (TKT) 5 Tahun

3 Will Kanada Laki - Laki S2

Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Indiana, Amerika Serikat Diploma Trinity Setifikasi Tes Pengetahuan Guru (TKT) Tingkat 4 Kualifikasi

10 Tahun

4 Sara Amerika Serikat Perempuan Sarjana Sastra Bahasa Inggris Kampus New England Barat, Amerika Serikat CELTA International House 4 Tahun

Sumber: EF English First Pamulang Barat

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa guru atau pengajar pada lembaga pendidikan bahasa EF (English First) memiliki kemampuan dalam berbahasa inggris, hal ini terlihat dari jenjang pendidikan terakhir dengan lulusan luar negeri dengan predikat cumlaude, dan berdasarkan pengalaman pengajar atau tenaga pendidik yang cukup lama dan telah memiliki


(1)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Nama Mahasiswa : Ferry Ferdiansyah NIM : 206018200195

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan / Prodi : Manajemen Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 31 Desember 2013


(2)

DOKUMENTASI PENELITIAN

Guru EF English First Pamulang Barat

Sarana dan Prasana EF English First Pamulang Barat


(3)

Lounge untuk siswa di area lobi sekolah.


(4)

Siswa EF dalam sesi tutorial iLAB.


(5)

Agar setiap siswa dapat belajar secara terfokus, setiap ruangan kelas di EF Pamulang dilengkapi dengan CCU dan kapasitas kelas juga dibatasi.

Kegiatan Belajar Mengajar

Guru bahasa Inggris di EF Pamulang dipilih berdasarkan kepribadian dan kemampuan mereka untuk memberikan perhatian yang


(6)

Di EF, siswa diajarkan untuk aktif di kelas.

Aktivitas belajar siswa program Small Stars di dalam ruangan kelas yang didesain khusus untuk mereka.