20
penting dalam penanganan pencari suaka ini, karena mengingat Indonesia merupakan jalur yang banyak dilalui oleh para pencari suaka dan juga tersedianya
fasilitas yang akan mempermudah para pencari suaka menuju Australia. Upaya Pemerintah Indonesia dalam penanganan pengungsi tidak terlepas dari peran
pemerintah Australia yang memberi sokongan atau bantuan logistik dan materil kepada pemerintah Indonesia. Bantuan-bantuan tersebut tentunya sangat
membantu Indonesia untuk menghadang para pengungsi yang datang mengingat Indonesia bukanlah anggota konvensi pengungsi 1951 dan Protokol 1967.
1.5.2 National Security
Dalam perkembangan isu keamanan dalam study hubungan internasional saat ini ancaman tidak hanya datang dari actor negara namun actor non-negara
juga menjadi aspek ancaman bagi sebuah negara dan manusia yang ada di dalamnya.
25
Selama perang dingin keamanan nasional masih di definisikan dengan dimana Negara secara fisik terlindungi dari ancaman yang timbul dari luar
yang dimaksud adalah Negara karena actor dalam hubungan internasional kala itu hanya negara.
26
Globalisasi menjadi aspek pendorong semakin luasnya actor-aktor non-state dalam hubungan internasional, karena globalisasi memudahkan
siapapun untuk masuk ke batas negara lain, sehingga kemudian muncullah
25
Simon Dalby, dalam Dr. Anak agung banyu perwita dan Dr. Yanyan Muhammad Yani, “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”, Bandung, ROSDA, 2005, hal 119
26
Abdul-Monem M. Al-Mashat, “National Security in the Third World”, Boulder, Col.:
Westview Press, 1985, hal. 19, dikutip dalam makalah, Rizal Sukma, “konsep keamanan
nasional ”, diakses dari http:ebookily.orgpdfkonsep-keamanan-nasional-propatriaorid-towards-a-
168132713.html di akses pada tanggal 28-03- 2014
21
kelompok-kelompok kejahatan lintas Negara maupun organisasi-organisasi internasional yang merupakan contoh aktor non-state.
27
Secara harfiah aman berarti terbebas dari gangguan, bahaya, serta terbebas dari rasa takut dan khawatir.
28
Keamanan nasional merupakan salah satu kepentingan suatu negara sehingga negara akan mengejar ataupun berusaha untuk
mendapatkan kepentingan yang di maksud. Artinya Negara akan berusaha untuk melindungi keamanan nasionalnya dari ancaman yang menyebabkan instabilitas
yang datang dari luar maupun dalam negeri. Barry Buzan Mengasumsikan bahwa terdapat tiga landasan yang bisa dijiadikan alat untuk melihat keamanan nasional
suatu Negara, yaitu the idea of the state, the institutional expression of the state, dan the physical base of the state.
29
Peneliti akan melihat ancaman pencari suaka dari kacamata Phisical Base of State yaitu negara terdiri dari penduduk dan territory sebuah Negara, termasuk
kekayaan sumberdaya yang terkandung didalamnya.
30
Ketika aspek tersebut terancam atau terganggu maka bisa dibilang bahwa keamanan Negara juga
terancam. Dengan demikian peneliti akan melihat bagaimana Negara dalam kasus ini adalah Australia berusaha untuk melindungi kedaulatan negaranya, penduduk
serta segala yang terkandung di dalamnya sumberdaya alam dari potensi ancaman yang di sebabkan oleh kedatangan para pencari suaka yang datang
dengan illegal. Peneliti ingin menjelaskan bahwa pencari suaka ini nantinya berpotensi mengancam aspek kedaulatan, social dan ekonomi Australia. Adapun
27
Dr. Anak Agung Banyu Perwita hal 125, Op.cit
28
“Definisi keamanan dalam Kamus besar bahasa Indonesia” dalam http:www.kamusbesar.com
29
Lihat, Barry Buzan, “People, States, and Fear: The National Security In The Third World”, Hal 40
30
Ibid, Hal 62
22
aspek lainya seperti Ancaman terhadap stabilitas politik, lingkungan, dan ancaman lainya tidak dibahas disini, karena isu tersebut tidak terlalu dominan dalam
perbincangan permasalahan pencari suaka di Australia. Para pencari suaka yang masuk tanpa teridentifikasi ini sama dengan
menentang integritas Negara. Jika permasalahan ini tidak di atasi secara intens maka akan semakin banyak pelanggaran kedaulatan wilayah Australia karena
kurangnya control terhadap wilayah perbatasan Australia.
31
Permasalahan kedaulatan memang menjadi permasalahan krusial, karena dari itu kemudian
pemerintah Australia mengeluarkan kebijakan yang extreme untuk membendung isu pencari suaka ini. Pemerintah Australia mengeluarkan kebijakan Sovereign
Border yaitu para pencari suaka yang tertangkap menuju Australia dengan menggunakan perahu hanya akan mendapatkan ijin tinggal sementara, atau
bahkan mereka akan di proses dipapua nugini Pulau Manus dan Nauru dan akan di tempatkan disana.
32
Tidak hanya itu, untuk penyelesaian permasalahan pencari suaka ini tentunya menimbulkan permasalahan logistic dan pastinya biaya yang
dikeluarkan tidaklah sedikit.
33
Australia Federal Police pun bertekad untuk mengatasi permasalahan penyelundupan manusia yang berperan dalam menyelundupkan para pencari
suaka ke Australia. Tindakan Australia Federal Police terebut merupakan tindakan pencegahan agar hal yang tidak dinginkan seperti yang telah di jelaskan
31
Dalam http:www.afp.gov.auenpolicingpeople-smuggling.aspx di akses pada tanggal 25-12- 2014
32
Dalam http:www.abc.net.aunewsinteractivesoperation-sovereign-borders-the-first-6- months diakses pada 23-11-2014
33
Adam Graycar dan Rebecca Tailby, 2000, “People Smuggling: National Security Implication”, dalam, http:www.aic.gov.aumedia_libraryconferencesothergraycar_adam2000-08-
smuggling.pdf diakses pada 01-09-2014
23
tidak sampai terjadi. Pada dasarnya, setiap orang yang ingin ke Australia harus memiliki dokumen-dokumen resmi dan valid visa, jika tidak maka resikonya
adalah akan ditempatkan di tempat detensi imigrasi untuk ditindak lanjuti.
34
Australia sendiri tentunya memiliki standart yang perlu untuk dipenuhi oleh para pencari suaka yang ingin tinggal di Australia.
Para ppencari suaka ini juga akan berpotensi mengganggu terhadap stabilitas social di Australia. Mereka berpotensi melakukan kegiatan criminal,
Drug Trafficking, serta penyebaran penyakit berbahaya yang akan mengganggu masyarakat Australia.
35
Fihak imigrasi Australia perlu untuk mengidentifikasi mereka sebelum memberikan visa perlindungan bagi para pencari suaka untuk
menghindari sesuatu yang nantinya akan merugikan Australia. Ketika mereka menuju Australia dengan menggunakan perahu artinya
mereka tidak mengikuti security check yang bertujuan untuk menyaring dan memastikan bahwa orang yang di ijinkan untuk tinggal di Australia itu nantinya
tidak akan bermasalah dan malah menjadi beban pemerintah Australia dan merugikan masyarakat Australia. Karena Australia memiliki hak untuk
mengijinkan siapa saja yang berhak untuk mendapatkan ijin tinggal di Australia. Dengan demikian Australia perlu melakukan sebuah tindakan atau kebijakan
dengan maksud untuk memproteksi masuknya pencari suaka dengan cara illegal tersebut, sehingga akan mengkikis potensi ancaman yang akan mungkin di
timbulkan oleh para imigran berstatus pencari suaka ini.
34
Australian Immigation and Australian Visas, dalam http:www.australia- migration.compageGeneral_Hints_and_Tips296 diakses pada 28-10-2014
35
Chalk, Peter, “Non-Military Security And Global Order: The Impact of Extrimism, Violence and Chaos on National and International Security”, New York, ST. MARTIN’S PRESS, LLC, 2000.
Hal 133-134. Di unduh dari http:en.bookfi.orgbook1184210 pada tanggal 28-03-2014
24
1.6 Metodologi Penelitian