Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk Melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

(1)

MOTIVASI MAHASISWA DIII KEPERAWATAN UNTUK

MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE TINGKAT SARJANA

DI FAKULTAS KEPERAWATAN USU

SKRIPSI

Oleh

Ratna Dahlia Hasibuan 081121048

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Judul : Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan di medan untuk Melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU

Nama : Ratna Dahlia Hasibuan Fakultas : Keperawatan

Tahun Akademik : 2008/2009

Tanggal lulus :

Pembimbing Penguji I

……….. ………

Rika Endah N. S.Kp, M.Pd Salbiah, S.Kp, M.Kep NIP. 197601202000122001 NIP. 197510132001122002

Penguji II

……… Anna Kasfi, S.Kep, Ns

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan.

Medan, Maret 2010

Pembantu Dekan I

……… Erniyati, S.Kp, MNS NIP. 196712081999032001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skipsi dengan judul

“Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk Melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU” sebagai salah satu syarat penyelesaian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat rintangan namun, berkat rahmat Tuhan serta bantuan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga rintangan tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II, Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III.

3. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.kp, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.


(4)

4. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, M.Kep KMB selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti pendidikan.

5. Ayahanda R. Hasibuan dan Ibunda N. Napitupulu yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil. Saudara-saudaraku K’ friska, Endang, Dedi, Ewin dan Ayu yang selalu menanyakan perkembangan perkuliahanku.

6. Direktur/Direktris Akper Elisabeth, Akper Darmo dan Akper Imelda Medan terimakasih atas kesempatan untuk mengadakan penelitian di Akper tersebut.

7. Teman-teman Fakultas Keperawatan khususnya Program Ekstensi 2008 yang telah banyak memberikan masukan dalam menjalani perkuliahan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kriktik demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, Maret 2010


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB 1 . PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Konsep Motivasi ... 6

2.1.1. Defenisi Motivasi ... 6

2.1.2. Teori Motivasi ... 8

2.1.3. Jenis Motivasi ... 12

2.1.4. Cara menumbuhkan motivasi ... 14

2.2. Motivator ... 16

2.3. Motivasi dalam belajar ... 17

2.4. Motivasi melanjutkan pendidikan ... 19

2.5. Konsep Sarjana Keperawatan ... 20

BAB 3. KERANGKAN PENELITIAN ... 22

3.1. Kerangka Konseptual ... 22

3.2. Defenisi Konseptual ... 23

3.3. Defenisi Operasional ... 23

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

4.1. Desain Penelitian ... 24

4.2. Populasi dan Sampel ... 24

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4.4. Pertimbangan Etik ... 25

4.5. Instrumen Penelitian ... 36

4.6. Validitas dan Reliabilitas ... 27

4.7. Pengumpulan Data ... 28

4.8. Analisa Data ... 29

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1. Hasil Penelitian ... 31


(6)

5.1.2. Motivasi Mahasiswa ... 33

5.2. Pembahasan ... 36

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

6.1. Kesimpulan ... 41

6.2. Saran ... 41

6.2.1. Untuk Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara .... 41

6.2.2. Untuk Mahasiswa D-III Keperawatan ... 42

6.2.3. Untuk Penelitian Selanjutnya ... 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan karakteristik responden ……... 32 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk

melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan motivasi …………... 33 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk

melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan jenis motivasi ………..…. 33 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk

melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan sub variabel motivasi intrinsik…………... 34 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan

Untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas


(8)

Judul : Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

Nama : Ratna Dahlia Hasibuan Fakultas : Keperawatan

Tahun Akademik : 2008/2009

Abstrak

Motivasi merupakan keinginan di dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menampilkan perilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan kebutuhan dirinya baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seseorang yang mempunyai motivasi berarti dia mempunyai keinginan untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan pendidikan maka diperlukan motivasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk meningkatkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

Penelitian ini dilakukan di Akper Santa Elisabeth, Akper Darmo, Akper Imelda dan DIII Keperawatan USU, selama bulan Januari–Maret 2010 dengan menggunakan metode deskriptif. Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive quota random sampling dengan jumlah sampel 192 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU mayoritas tinggi (88,02%).


(9)

Judul : Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

Nama : Ratna Dahlia Hasibuan Fakultas : Keperawatan

Tahun Akademik : 2008/2009

Abstrak

Motivasi merupakan keinginan di dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menampilkan perilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan kebutuhan dirinya baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seseorang yang mempunyai motivasi berarti dia mempunyai keinginan untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan pendidikan maka diperlukan motivasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk meningkatkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

Penelitian ini dilakukan di Akper Santa Elisabeth, Akper Darmo, Akper Imelda dan DIII Keperawatan USU, selama bulan Januari–Maret 2010 dengan menggunakan metode deskriptif. Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive quota random sampling dengan jumlah sampel 192 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU mayoritas tinggi (88,02%).


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perawat dikenal sebagai sosok manusia yang lembut dalam melaksanakan pekerjaannya berdasarkan cinta kasih kepada individu, keluarga dan juga masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan, dan ingin mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin. Peran perawat profesional dalam sistem kesehatan nasional adalah berupaya mewujudkan sistem kesehatan yang baik sehingga di satu pihak, penyelenggaraan pelayanan kesehatan (health service) sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat (health needs and demands) dan di pihak lain biaya kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat (Panjaitan, 1995).

Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai suatu strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010, maka perencanaan kesehatan haruslah diarahkan dan menuju terlaksananya pembangunan kesehatan yang didukung oleh seluruh manusia. Tenaga perawat mempunyai peran yang besar dalam pembangunan kesehatan terutama dalam pemberian pelayanan sehari-hari, oleh karena itu perlu ditata dengan baik sehingga mampu secara fungsional melakukan tugas asuhan keperawatan (Yahmono, 2000).

Kita sering mendengar kritik dan kecaman dari berbagai lapisan masyarakat, terhadap sistem pelayanan kesehatan yang kurang bermutu. Tidak profesional atau kurang empati dalam melakukan program pelayanan kesehatan


(11)

terutama di rumah sakit dan keluhan atas kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Oleh karena itu seorang perawat perlu meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Di pihak lain perawat juga mengeluh tentang kesejahteraan mereka, perawat mengeluhkan tidak sesuainya pendapatan/penghasilan dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Kurangnya perhatian rumah sakit akan kesejahteraan perawat juga mempengaruhi motivasi perawat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Menurut Purwanto (1988, dalam Nursalam, 2002) motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku. Motivasi juga disimpulkan sebagai perilaku yang ditimbulkan dari luar atau dalam diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan dan pengabdian ataupun kinerja perawat untuk memberi pelayanan yang terbaik (Achmad, 2007)).

Saat ini terdapat 12 Universitas Negeri yang menyelenggarakan program pendidikan S1 Keperawatan (Martono, 2006). Sejalan dengan itu, jumlah lulusan DIII keperawatan tak terbendung. Jumlah per tahunnya mencapai 35.000 secara angka hal tersebut masih jauh jika dibandingkan jumlah lulusan Sarjana keperawatan yang baru mencapai 6.000 orang (Martono, 2006).

Pada tahun 2014 nanti diharapkan tercapai setara sarjana untuk semua perawat. Guna merespon tujuan tersebut, mereka tentu membutuhkan pengembangan dan peningkatan kompetensi melalui pendidikan formal untuk perawat. Pendidikan keperawatan mestinya dipandang sebagai salah satu sektor


(12)

yang prospektif yang menghasilkan tenaga kerja yang handal, bukan hanya siap bekerja di dalam negeri, namun juga memenuhi lowongan tenaga kesehatan di negara-negara maju (Hardy, 2009).

Peneliti melakukan Studi pendahuluan di Fakultas Keperawatan USU dan dua tahun belakangan ini terjadi peningkatan lulusan DIII Keperawatan yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana di Fakultas Keperawatan USU. Padahal jika ditinjau masih banyak instansi swasta yang menyediakan program sarjana keperawatan yang lebih praktis untuk kalangan mahasiswa, misalnya; hanya mengikuti kuliah dua sampai tiga hari saja dalam seminggu, uang kuliah lebih murah, tugas yang diberikan tidak terlalu banyak, dimana hal tersebut sangat berbeda dengan Fakultas Keperawatan USU yang menganut sistem 5 hari belajar aktif uang kuliah yang relatif lebih mahal dan dibebani tugas-tugas yang banyak.

Dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 20 orang mahasiswa PSIK B stambuk 2008 kebanyakan mereka memilih Fakultas Keperawatan USU karena merupakan satu-satunya Universitas Negeri di Medan yang membuka S1 keperawatan yang berasal dari latar belakang pendidikan DIII, sehingga nilai jual untuk mencari pekerjaan akan lebih terbuka lebar, meningkatkan status pendidikan dan untuk lebih mendalami ilmu yang mereka terima sewaktu duduk dibangku DIII keperawatan.

Berdasarkan uraian di atas maka perhatian terhadap peningkatan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan akan berdampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja. Dari beberapa Akper yang ada di Medan ini akan banyak yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang sarjana, apakah itu disebabkan karena


(13)

adanya persaingan, gaji yang rendah, ataukah tuntutan zaman dalam menghadapi era globalisasi ini, meningkatkan golongan/penghasilan. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk melihat bagaimanakah motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

2.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU?

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada berbagai pihak yang terkait tentang motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.


(14)

4. 1. Pendidikan keperawatan

Agar dalam pendidikan keperawatan dapat ditanamkan hal-hal yang dapat memotivasi mahasiswa keperawatan untuk terus meni ngkatkan pengetahuan, sehingga pada akhirnya setelah terjun ke masyarakat dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.

4.2. Praktek keperawatan

Agar dapat dikembangkan temuan-temuan baru yang dapat meningkatkan motivasi perawat untuk meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga dapat meningkat.

4.3. Penelitian Keperawatan

Sebagai sumber data bagi penelitian yang ingin melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang sama.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Motivasi 2.1.1. Defenisi Motivasi

Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.

Untuk menghindarkan kekurangtepatan penggunaan istilah motivasi ini, perlu dipahami pendapat M. Manullang tentang adanya istilah-istilah yang mirip dan sering dikacaukan tentang motivasi tersebut antara lain: motif, motivasi, motivasi kerja, dan insentif.

2.1.1.1 Motif

Kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang berbunyi motive are the way of behaviour adalah tepat. Artinya, mengapa timbul tingkah laku seseorang. itulah motive ( Manullang, 2008).


(16)

2.1.1.2 Motivasi

Beberapa ahli memberikan batasan tentang motivasi antara lain, menurut Terry (1977, dalam Malayu, 2005) motivasi adalah keinginan di dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertindak. Menurut Manullang (1982) motivasi adalah pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak. Menurut Moekijat (1997) dalam kamus manajemen adalah setiap perasaan atau keinginan yang sangat mempengaruhi orang, sehingga individu didorong untuk bertindak. Motivasi adalah pengaruh, kekuatan yang menimbulkan kelakuan. Motivasi adalah proses-proses dalam menentukan gerak atau tingkah laku individu pada tujuan-tujuan.

Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi sesuatu yang bersifat dinamis dan merupakan suatu proses yang dapat menampilkan prilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dirinya. Hingga mendapat tujuan yang dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada.

2.1.1.3. Motivasi kerja

Bertolak dari arti kata motivasi tadi, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja menurut Ravianto adalah : atasan, rekan sekerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis


(17)

pekerjaan dan tantangan. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya (Manullang, 2008).

2.1.1.4. Insentif

Istilah insentif (incentive) dapat diganti dengan kata: alat motivasi, sarana motivasi, sarana penimbulan motive atau sarana yang menimbulkan dorongan. Dengan pembatasan-pembatasan penggantian istilah-istilah tersebut diatas, dapatlah dihindari pengkacaubalauan penggunaan istilah yang menyangkut motivasi tersebut (Manullang, 2008).

2.1.2. Teori Motivasi

Ada beberapa teori tentang motivasi yaitu : 2.1.2.1. Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan dan Maslow (1954, dalam Swansburg, 2001) seiring digunakan dalam keperawatan untuk memahami perilaku manusia. Perawat sama dengan manusia lain yang mempunyai kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri. Teori ini didasari oleh asumsi bahwa manusia tidak pernah puas, artinya jika kebutuhan fisiologis terpenuhi maka individu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan berikutnya, demikian seterusnya.

Begitu juga dengan kebutuhan perawat dengan terwujud kebutuhannya akan meningkatkan motivasi dalam bekerja. Penjelasan ini memberikan dampak pada pengelola keperawatan bahwa motivasi harus terus menerus digerakkan secara bebas, melalui rangsangan dan respon yang tidak berhenti pada satu titik


(18)

pencapaian. tetapi terus bergerak pada pencapaian yang lehih tinggi. Pengelola harus membuat program motivasi yang lebih dinamis dan berkelanjutan.

2.1.2.2. Teori prestasi, ikatan, dan kekuatan

Mc.Clelland (1961, dalam Swansburg, 2001) mengemukakan bahwa kebutuhan mencapai prestasi tertentu merupakan pendorong yang kuat untuk melebihi apa yang telah dicapai atau melakukan sesuatu lebih baik dari sebelumnya.

Karakteristik individu yang ingin prestasi tinggi adalah mempunyai tujuan yang realistik, senang aktivitas pemecahan masalah, menyukai umpan balik yang kongkrit tentang penampilannya, senang menghadapi tantanganan bertanggung jawab. Jika individu seperti ini ditempatkan pada unit yang monoton, statis, maka akan menurunkan penampilan kerja.

Individu membutuhkan ikatan, misalnya sahabat, kasih sayang dan rasa dimiliki. Individu yang membutuhkan ikatan interpersonal tinggi menginginkan unit kerja yang selalu ada interaksi.

Individu ingin mengontrol orang lain dan sering monolak pengawasan terhadap dirinya. Jika ditemukan pekerja yang selalu ingin mengontrol, maka posisinya yang harus disesuaikan, misalnya, posisi yang perlu mempengaruhi orang lain. Menurut penelitian Mc.Clelland, program latihan dapat meningkatkan motivasi pekerja pada berbagai area pekerjaan.


(19)

2.1.2.3. Teori Dua Faktor

Herzberg (1996, dalam Swansburg, 2001) mengemukakan bahwa motivasi identik dengan kepuasan kerja. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja tidak berada dalam satu kontinum, keduanya merupakan hal yang berbeda khususnya dalam hal penyebab atau dua faktor yang mempengaruhi.

Dua faktor yang dikemukakan J-Herzberg adalah:

a. Faktor ekstrinsik disebut juga faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan kerja atau faktor yang dapat mempertahankan pekerja. Jika faktor ini ada maka dapat dicegah ketidakpuasan kerja, tetapi tidak berarti kepuasan kerja sudah dicapai, karena kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor lain. Yang termasuk faktor ekstrinsik adalah gaji, supervisi, hubungan dengan teman sekelompok, hubungan dengan bawahan, peraturan dan prosedur institusi, kondisi kerja dan keselamatan kerja.

b. Faktor intrinsik disebut juga faktor motif atau pendorong. Jika dua faktor ada yaitu faktor extrinsik dan intrinsik, maka pekerja dapat mencapai kepuasan kerja, tetapi jika tidak ada bukan berarti kepuasan kerja tidak tercapai. Yang termasuk dalam faktor intrinsik adalah pencapaian, penguatan, tanggung jawab, peningkatan status, tugas itu sendiri, kemungkinan berkembang.

2.1.2.4. Teori Penguatan

Teori ini dikemukakan oleh ahli psikologi Skinner dalam Nursalam (2002). Dalam teori ini dinyatakan bahwa perilaku dipelajari melalui proses.


(20)

Pengetahuan didapat melalui konsekuensi dari perilaku. Konsekuensi dari perilaku mempengaruhi diulang atau tidaknya suatu perilaku. Perilaku yang memuaskan harus dikuatkan dan dipuji untuk meningkatkan dorongan mengulang kembali perilaku tersebut. Konsekuensi yang memuaskan hanya timbul jika perilaku yang ditampilkan memuaskan. Setiap kali konsekuensi ini timbul maka perilaku semakin dikuatkan. Pujian yang diberikan kepada seseorang jika ia berperilaku positif disebut penguatan positif. Ada juga penguatan yang bersifat negatif, seperti hukuman dan peniadaan. Namun yang dianjurkan yang paling mudah dan paling efektif merubah perilaku adalah penguatan positif.

2.1.2.5. Teori Pengharapan

Dikemukakan oleh Vroom (1964, dalam Swansburg, 2001). Vroom menyatakan bahwa pengharapan adalah tingkat penampilan tertentu, mungkin dapat terwujud melalui usaha tertentu. Individu akan memilih alternatif usaha yang memungkinkan hasil yang paling baik. Teori ini meyakini bahwa individu termotivasi oleh harapan hasil yang akan datang.

2.1.2.6. Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikemukakan oleh Locke (1981. dalam Swansburg, 2001). Penelitian menggambarkan bahwa penetapan tujuan yang spesifik, menghasilkan tingkat penampilan yang lebih tinggi dan tujuan yang umum atau tanpa tujuan. Tujuan hendaknya mempunyai lima komponen yaitu : spesific (khusus), measurable (dapat diukur), achievable (dapat dicapai), realistic (dapat dilaksanakan) dan time bound (batasan waktu).


(21)

2.1.2.7. Teori Tradisional

Teori ini dikemukakan oleh F. Taylor ( dalam Reksohadiprodjo, 2000). Taylor menyatakan bahwa untuk memotivasi karyawan, para pemimpin harus memiliki sistem upah intensif makin banyak karyawan menghasilkan makin banyak mereka memperoleh upah. Menurut taylor, karyawan itu pada hakekatnya malas, hanya dengan janji finansial mereka akan termotivasi untuk melakukan pekerjaan. Tetapi hendaknya perlu diingatkan bahwa kejadian ini sifatnya hanyalah sementara terutama bila efisiensi naik dan banyak karyawan terputus hubungan kerjanya, yang akan mencari kelangsungan hidup.

2.1.2.8. Teori Hubungan Kemanusiaan

Teori ini dikemukakan oleh E.Mayo ( dalam Reksohardiprojo, 2000) menyatakan bahwa karyawan memerlukan kontak sosial untuk motivasi kerja mereka. Kebosanan dan berulangnya pekerjaan merupakan faktor yang mengurangi motivasi untuk bekerja. Oleh karena itu pimpinan harus memperhatikan kebutuhan sosial karyawannya dengan menimbulkan suasana dimana orang merasa dirinya berguna dan penting. Mereka diberi kebebasan mengambil keputusan, pimpinan memanfaatkan kelompok-kelompok tidak formal dan karyawan di beri informasi tentang perusahaan.

2.1.3. Jenis-jenis Motivasi

Secara umum, motivasi ada dua macam yang dikenal, yaitu Motivasi intrinsik (datang dari dalam diri individu) dan motivasi ekstrinsik (datang dari lingkungan).


(22)

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar. Oleb karena itu, para ahli sependapat bahwa motivasi intrinsik akan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa dimanifestasikan bermacam macam sesuai dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dan motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh (Budi tandean, 2008).

Sedangkan Achmad (2007), mengklasifikasikan motivasi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas, sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi).

Ada juga ahli yang menggolongkan motivasi itu menjadi dua macam atas dasar isi dan persangkutpautannya, yaitu : Motivasi jasmaniah, seperti misalnya


(23)

refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat, dan sebagainya dan motivasi rohaniah. yaitu kemauan.

Kemauan itu terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini a. Momen timbulnya alasan-alasan :

Misalnya seseorang sedang giat belajar di kamar karena alasannya sebentar lagi akan menempuh ujian.

b. Momen pilih

Yaitu keadaan di mana ada alternatif-altematit yang mengakibatkan persaingan antara alasan-alasan itu.

c. Momen putusan

Momen perjuangan alasan-alasan berakhir dengan dipilihnya salah satu altematif, dan ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan dilakukan.

d. Momen terbentuknya kemauan

Dengan diarnbilnya sesuatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia dorongan untuk bertindak. melakukan putusan tersebut.

2.1.4. Cara menumbuhkan motivasi

Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dan dapat mengarahkan serta memelihara keterkaitan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi dapat bermacam-macam.


(24)

Adapun beberapa cara menumbuhkan motivasi menurut Ivor K. Davies (1986 dalam Manullang, 2008):

2.1.4.1. Pemberian hadiah

Pemberian hadiah kepada peserta didik akan menumbuhkan keinginan untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi belajar.

2.1.4.2. Meningkatkan persaingan/ kompetitif

Persaingan, baik persaingan individu maupun kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar.

2.1.4.3. Ego involment

Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar dilaksanakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan untuk bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

2.1.4.4. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan yang telah dikerjakan apalagi bila adanya kemajuan akan meningkatkan kegiatan belajar.

2.1.4.5. Pujian

Apabila seorang sukses melaksanakan tugas, dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian merupakan reinforcement positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.


(25)

2.1.4.6. Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement negatif tetapi jika dilakukan secara tepat dan bijaksana, merupakan motivasi yang baik.

2.1.4.7. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan dengan maksud untuk belajar, hal ini lebih baik.

2.1.4.8. Minat

Minat merupakan alat komunikasi yang tepat. Proses belajar akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat.

2.2 Motivator

Motivator adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Motivator dapat berupa gaji yang lebih tinggi jabatan yang lebih terhormat, pengakuan dan rekan kerja dan hal-hal yang menimbulkan alasan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu (Pugh dan Smith, 1997).

Menurut Hersey dan Blanchard mendefenisikan motivator sebagai berikut : faktor-faktor pemuas yang mengandung perasaan akan prestasi, pertumbuhan profesional dan penghargaan agar seseorang dapat melakukan pekerjaan yang menantang, tanggung jawab yang bertambah serta pertambahan dan perkembangan.

Menurut Terry (1977, dalam Manullang, 2008), motivator adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Motivator yang disarankan adalah


(26)

pemerkayaan / perluasan dan perputaran pekerjaan, partisipasi, peran serta, manajemen berdasarkan hasil, manajer yang bertindak dalam hubungannya dengan bagaimana perilaku seseorang, membantu orang lain dalam kelompok kerja untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik dan lebih efektif, kemampuan ingatan / pikiran, hubungan antar manusia yang realistis, lingkungan pelaksanaan pekerjaan, jam / waktu kerja yang pleksibel, kritik yang efektif dan tidak bercacat.

2.3. Motivasi dalam Belajar

Seperti telah diuraikan sebelumnya, motivasi akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk :

3.1 Mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, jadi motivasi disini berfungsi sebagai penggerak di setiap kegitatan yang akan dikerjakan.

3.2. Menentukan arah perbuatan, ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3.3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus di kerjakan guna mencapai tujuan (Lia, 2009).

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: a. Cita-cita atau aspirasi siswa.

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi


(27)

pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.

b. Kemampuan siswa.

Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Kondisi siswa.

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat mempengaruhi motivasi belajar.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.


(28)

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilih dan memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa ( Faiz, 2008).

2.4. Motivasi melanjutkan pendidikan keperawatan

Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan profesional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik (Arifiyanto, 2008).

Dari tahun ke tahun pertumbuhan dan perkembangan teknologi dunia kesehatan bertambah. Hal ini terjadi guna mengimbangi kebutuhan serta tuntutan pelayanan kesehatan masyarakat. Tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan ini hanya akan bisa dipenuhi apabila diimbangi oleh peningkatan kualitas pendidikan termasuk di dalamnya keperawatan. Di Indonesia, persoalan kelanjutan pendidikan bagi lulusan DIII Keperawatan dilematis sekali (Arifyanto, 2008).

Pihak penyelenggara pendidikan keperawatan dituntut untuk tetap menjaga kualitas lulusan, namun pada saat yang sama juga kuantitas Sarjana keperawatan sudah selayaknya ditingkatkan dalam jumlah ( Inna, 2009).

Saat ini terdapat 12 universitas negeri yang menyelenggarakan program pendidikan S1 keperawatan (Martono, 2006). Sejalan dengan itu, jumlah lulusan Diploma III tak terbendung. Jumlah per tahunnya mencapai 35.000 secara angka


(29)

hal tersebut masih jauh jika dibandingkan jumlah lulusan Sarjana Keperawatan yang baru mencapai 6.000 orang ( Martono, 2006).

Pada tahun 2014 nanti diharapkan tercapai Setara Sarjana untuk semua keperawatan. Guna merespon tujuan tersebut, mereka tentu membutuhkan pengembangan dan peningkatan kompetensi melalui pendidikan formal. Pendidikan keperawatan mestinya dipandang sebagai salah satu sektor yang prospektif. Menghasilkan tenaga kerja yang handal, bukan hanya siap bekerja di dalam negeri, namun juga memenuhi lowongan tenaga kesehatan di negara-negara maju (Hardy, 2009).

Purbo (2001) mengungkapkan bahwa kenyataan hasil pendidikan di Indonesia selain biaya pendidikan yang mahal, sulit mencari perguruan tinggi yang terjangkau, juga tidak dapat menjamin adanya kemampuan kerja. Lebih lanjut diutarakan, bahwa lulusan S1 bukan tenaga terampil. Sementara kenyataan di lapangan, banyak membutuhkan skilled workers (Purbo, 2001). Penghasilan perawat yang rendah, terbatasnya jumlah perguruan tinggi yang menyediakan program S1, faktor waktu yang mengharuskan kerja sambil kuliah, serta letak geografis Indonesia, semua ini menjadi kendala besar yang dihadapi oleh mereka yang berkemauan keras ingin melanjutkan pendidikannya.

2.5. Sarjana Keperawatan

Selama ini, pengertian sarjana selalu disetarakan dengan intelektual. Seseorang dinilai sebagai intelektual diukur berdasarkan gelar-gelar tertentu atau ijazah akademik. Padahal, kualitas individu seorang sarjana berbeda dengan


(30)

seorang intelektual. Para sarjana adalah lulusan akademik atau perguruan tinggi yang menempuh jenjang studi berdasarkan spesifikasi jurusan masing-masing (Wiradinata, 2001).

Jalal (1998 dalam Hardy, 2009) sarjana di rumuskan dalam sebuah definisi “seorang yang lulus dari perguruan tinggi dengan membawa gelar”. Dengan pengertian ini kita hanya menemukan orang-orang yang setiap tahun, atau bahkan setiap beberapa bulan diproduksi oleh perguruan tinggi.

Sedangkan Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Calista Roy (1976) mendefenisikan keperawatan merupakan defenisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa sarjana keperawatan adalah seseorang yang sudah mendapat gelar dan dapat memberikan upaya pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic, professional dan holistic berdasarkan ilmu dan kiat yang diperoleh setelah melalui jenjang pendidikan selama beberapa tahun, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat profesional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.


(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Konseptual

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Ket : : diteliti : tidak diteliti

Skema 1. Kerangka konseptal motivasi mahasiswa D III Keperawatan di Medan untuk melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan USU

Motivasi

Mahasiswa DIII Keperawatan

Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjut ke sarjana keperawatan F. Kep USU :

• Tinggi • Rendah Faktor intrinsik :

• Sistem nilai yang dianut

• Harapan • Cita-cita • Minat

Faktor ekstrinsik : • Lingkungan

• Reward/keuntungan • Punisment/kerugian


(32)

3.2 Defenisi Konseptual

2.1. Motivasi melanjutkan pendidikan

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku.

Para sarjana adalah lulusan akademik atau perguruan tinggi yang menempuh jenjang studi berdasarkan spesifikasi jurusan masing-masing

3.3 Defenisi operasional

Motivasi adalah keinginan di dalam diri mahasiswa DIII keperawatan semester enam yang mendorongnya untuk bertindak, yang bersifat dinamis untuk rnencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dirinya dengan adanya faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana di Fakultas Keperawatan USU yang diukur menggunakan kuesioner dengan skala interval.


(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

4.2 Populasi dan sampel 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa DIII keperawatan semester enam yang ada di Medan karena pada semester enam mahasiswa sudah mempunyai pandangan untuk menentukan pilihan mereka, apakah langsung bekerja atau melanjutkan pendidikan mereka..

2.2. Sampel

Pengambilan sampel menggunakan cara purposive quota random sampling yaitu penetapan sampel berdasarkan jumlah yang sudah ditentukan, dalam pengumpulan data peneliti menghubungi subjek yang memenuhi syarat ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi) yaitu Akper Santa Elisabeth, Akper Imelda, Akper Darmo dan DIII USU. Adapun alasan peleliti memilih Akper Santa Elisabeth karena merupakan Akademi Keperawatan


(34)

yang mempunyai lahan praktek sendiri yaitu Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, Akademi Keperawatan Darmo tidak mempunyai lahan praktek sendiri tetapi mereka praktek ke Rumah Sakit Negeri yang ada di Medan, Akper Imelda merupakan Akademi Keperawatan yang mempunyai lahan praktek sendiri yaitu Rumah Sakit Imelda tetapi mereka juga Praktek di Rumah Sakit Negeri yang ada di Medan sedangkan DIII Keperawatan USU merupakan instansi negeri yang lahan prakteknya juga di Rumah sakit negeri yang ada di Medan. Sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).

Kriteria pemilihan sampel adalah :

2.1.1. Mahasiswa bersedia menjadi responden.

2.1.2. Mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan DIII keperawatan di Medan. 2.1.3. Mahasiswa yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang sarjana keperawatan.

Penentuan besar sampel menggunakan rumus :

) ( 1 N d2

N n

+ = maka


(35)

4.3 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Akademi keperawatan yang ada di Medan. karena daerah yang mudah dijangkau, mengingat peneliti bertempat tinggal di Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada 05 Januari – 15 Maret 2010.

4.4 Pertimbangan etik

Dalam penelitian ini, responden diberi informasi tentang sifat dan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian diberikan lembar persetujuan yang akan ditandatangani sebagai bukti kesediaannya sebagai responden, responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini. Peneliti akan merahasiakan identitas responden serta tidak akan mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden.

4.5 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari sejumlah pernyataan dan jawaban tertentu sebagai pilihan yang diajukan kepada responden. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu data demografi responden yang umur, jenis kelamin, suku. Bagian kedua yaitu kuesioner mengenai motivasi yang terdiri dari pertanyaan motivasi instrinsik dan pertanyaan ekstrinsik.

Untuk kuesioner motivasi terdiri dari 24 pertanyaan yang meliputi 15 pertanyaan mengenai faktor intrinsik, dan 9 pertanyaan lagi mengenai faktor ekstrinsik. Pertanyaan tentang motivasi intrinsik adalah pertanyaan pada nomor 1 sampai 15, sedangkan pertanyaan motivasi ektrinsik adalah nomor 16 sampai 24.


(36)

Dari 24 pertanyaan tersebut 18 pernyataan positif dan 6 pernyataan negatif yaitu pernyataan pada nomor 3, 5, 9, 15, 20 dan 22.

Kuesioner motivasi menggunakan skala likert dimana responden diminta pendapatnya mengenai setuju atau tidak setuju terhadap satu hal. Adapun pilihan jawaban yang diberikan adalah sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju. Skor disesuaikan dengan sifat item yaitu pernyataan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-) dengan ketentuan seperti berikut:

No Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 Sangat Tidak Setuju 1 4

2 Tidak Setuju 2 3

3 Setuju 3 2

4 Sangat Setuju 4 1

Skala pengukuran yang digunakan adalah interval. Untuk pengukuran kategori pada motivasi digunakan rumus (Sudjana, 1992), yaitu :

Panjang Kelas = Rentang : Banyak Kelas

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Untuk motivasi nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah 24. Maka rentang untuk motivasi adalah 72, dengan banyak kelas dua kategori, yaitu motivasi tinggi, motivasi rendah. Maka didapat panjang kelas adalah 36 dengan nilai terendah 24 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana dapat dikategorikan motivasi rendah dengan interval 24-60 dan tinggi 61-96.


(37)

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen . Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi (Arikunto, 2006). Uji validitas dilakukan terhadap tiga puluh orang responden yang memenuhi kriteria yang sama dengan sampel. Responden yang digunakan adalah mahasiswa DIII Fakultas Keperawatan USU tahun 2009. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan uji validitas isi , yaitu dengan instrumen dibuat mengacu pada isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti.

Uji validitas isi ini dilakukan dengan meminta bantuan pada ahli dalam bidangnya (terlampir). Selain itu juga dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment yaitu dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Pernyataan dikatakan valid jika r hitung lebih besar dar r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 30 orang dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Hasil r hitung dari 28 pertanyaan yang divalidasi didapatkan 4 peryataan yang r hitungnya lebih kecil dari 0,361 yaitu pernyataan nomor 1, 22, 26 da 27 (hasil terlampir). Pernyataan tersebut tidak valid untuk digunakan, maka peryataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 pernyataan.

Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment (Priyatno, 2008). Uji reliabilitas yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode cronbach’s alpha dalam program SPSS 14. Setelah dilakukan uji validitas pada kuesioner yang digunakan diperoleh hasil 0,706. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah


(38)

responden 30 didapat sebesar 0,361 karena nilainya lebih dari 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir kuesioner tersebut reliabel untuk digunakan (hasil terlampir).

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setelah mendapat ijin dari Direktur Akper tempat dilakukannya penelitian, peneliti mengadakan pendekatan terhadap calon responden untuk mendapatkan persetujuannya sebagai sampel penelitian

2. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

3. Sebelum membagikan kuesioner, terlebih dahulu peneliti menanyakan apakah responden mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana kemudian responden diberi kesempatan membaca surat persetujuan menjadi responden.

4. Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu diberi penjelasan dan menandatangani informed concent sebagai tanda persetujuan menjadi responden penelitian.

5. Responden menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuesioner sesuai dengan petunjuk pada masing-masing bagian.

6. Mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilakukan oleh responden dan harus diisi sendiri.


(39)

7. Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya.

4.8 Analisa Data

Semua data yang terkumpul, maka analisa data akan dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing, yaitu mengecek nomor responden dan kelengkapannya serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kueisoner ke dalam program komputer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

Data demografi dan data gambaran motivasi mahasiswa DIII untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana yang sudah diolah disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 192 responden di Akper Elisabeth, Akper Darmo, Akper Imelda dan DIII Keperawatan USU selama bulan Januari sampai Maret 2010. Hasil Penelitian ini menguraikan bagaimana motivasi mahasiswa DIII keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Fakultas Keperawatan USU.

5.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini menguraikan gambaran data demografi responden dan gambaran motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU.

5.1.1 Karakteristik responden

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa DIII keperawatan yang ada di Akper Elisabeth, Akper Darmo, Akper Imelda dan DIII Keperawatan USU dengan jumlah 192 orang. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu usia paling rendah 19 tahun dan usia paling tinggi 25 tahun.

Hasil penelitian responden berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki (19,8%) dan perempuan (80,2%). Karakteristik responden berdasarkan suku yaitu


(41)

suku Batak Toba (59,4%), Simalungun (9,9%), Karo (17,2%), Nias (6,8%) dan lain-lain (6,8%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan karakteristik responden (n=192)

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase 1 Usia

19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun 18 75 76 23 4 4 2 4.2% 39,1% 39,6% 12% 2,1% 2,1% 1,0% 2 Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 38 154 19,8% 80,2% 3 Suku

Batak Toba Simalungun Karo

Nias

Lain-lain (Jawa, Padang, Sumba NTT) 114 19 33 13 13 59,4% 9,9% 17,2% 6,8% 6,8%

5.1.2 Motivasi mahasiswa DIII Keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU.

Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan yaitu


(42)

sebanyak 169 orang (88,02%) dan memiliki motivasi rendah untuk melanjutkan pendidikan sebanyak 23 orang (11,97%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi motivasi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU (n=192)

No Motivasi Frekuensi Persentase

1 Motivasi Tinggi 169 88,02%

2 Motivasi Rendah 23 11,97%

Tabel 5.3. menunjukkan hasil motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Fakultas Keperawatan USU. Motivasi intrinsik tinggi sebanyak 170 orang (88,54%) dan motivasi intrinsik rendah 22 orang (11,45%). Motivasi Ekstrinsik tinggi sebanyak 134 orang (69,79%) dan rendah sebanyak 58 orang (30,20%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi motivasi intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU (n=192)

No Jenis Motivasi Frekuensi Persentase

1 Motivasi Intrinsik

a. Motivasi Intrinsik Tinggi b. Motivasi Intrinsik Rendah

170 22

88,54% 11,45% 2 Motivasi Ektrinsik

a. Motivasi Ekstrinsik Tinggi b. Motivasi Ektsrinsik Rendah

134 58

69,79% 30,20%


(43)

Tabel 5.4. menunjukkan hasil sub variabel motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Fakultas Keperawatan USU. Sub variabel motivasi intrinsik terdiri dari Nilai yang dianut, cita-cita, harapan dan minat. Mahasiswa yang memiliki kategori nilai yang dianut tinggi adalah 182 orang (94,79%) dan nilai yang dianut rendah adalah 10 orang (5,20%), cita-cita tinggi 179 orang (93,22%) dan cita-cita rendah 13 orang (6,77%), harapan tinggi 186 orang (96,87%) dan harapan rendah 6 orang (3,12%), serta minat tinggi 176 orang (91,66%) dan minat rendah 16 orang (6,33%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.4 :Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan sub variabel motivasi intrinsik (n=192).

No Motivasi Intrinsik Frekuensi Persentase 1 Nilai yang dianut :

a. Tinggi b. Rendah 182 10 94,79% 5,20% 2 Cita-cita

a. Tinggi b. Rendah 179 13 93,22% 6,77% 3 Harapan

a. Tinggi b. Rendah 186 6 96,87% 3,12%


(44)

4 Minat a. Tinggi b. Rendah 176 16 91,66% 6,33%

Sedangkan yang termasuk sub variabel motivasi ekstrinsik terdiri atas lingkungan, keuntungan (reward) dan kerugian (punishment). Mahasiswa yang memiliki kategori lingkungan yang tinggi adalah 163 orang (84,89%), lingkungan rendah 29 orang (15,10%), reward yang tinggi 183 orang (95,31%) dan reward yang rendah 9 orang (4,68%) serta punishment yang tinggi 174 orang (90,62%) dan punishment yang rendah 18 orang (9,37%). Data ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi mahasiswa DIII keperawatan di Medan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana Fakultas Keperawatan USU berdasarkan sub variabel motivasi ekstrinsik (n=192).

No Motivasi Ekstrinsik Frekuensi Persentase 1 Lingkungan

a.Tinggi b. Rendah 163 29 84,89% 15,10% 2 Reward/Keuntungan

a.Tinggi b. Rendah 183 9 95,31% 4,68% 3 Punishment/kerugian

a.Tinggi b. Rendah 174 18 90,62% 9,37%


(45)

5.2 Pembahasan

Desain deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas keperawatan USU dimana responden pada penelitian ini berjumlah 192 orang.

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu usia minimum 19 tahun dan usia maksimum 25 tahun, dengan rata-rata usia responden adalah 20,8 tahun. Dimana usia 19-25 tahun tersebut masih tergolong masa dewasa dini, masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 2004). Dapat kita lihat para mahasiswa menunjukkan harapan mereka melalui motivasi melanjutkan pendidikan.

Hasil penelitian ini, mayoritas mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan yaitu sebanyak 169 orang (88,02%). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Mc. Donald (Sutikno, 2008) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, baik yang bersumber dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri (motivasi intrinsik) maupun pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain (motivasi ekstrinsik). Seperti yang dijelaskan Purwanto (2004, dalam Achmad, 2007), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan


(46)

yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ada keinginan di dalam dirinya yang mendorongnya untuk bertindak mencapai keberhasilan dalam hidupnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Achmad (2007) yang mengemukakan bahwa motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa motivasi intrinsik mahasiswa adalah mayoritastinggi yaitu 170 orang responden (88,54%).

Berdasarkan sub variabel motivasi intrinsik mayoritas tinggi yaitu nilai 94,79%, cita-cita 93,22%, harapan 96,87%, Minat 91,66% dan yang paling tinggi adalah harapan yaitu 186 orang (96,87%). Harapan adalah melihat kedepan dengan kepercayaan diri. Ketika ada harapan, maka ada kehidupan (Werdiyanto, 2007). Harapan yang dibuat oleh hati adalah impian , sedangkan harapan yang dibuat oleh pikiran adalah rencana, seseorang tidak mungkin melihat jalan menuju yang baik, bila hati kosong dari harapan. Harapan yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk menggunakan semua kekuatan dari keberadaan kita untuk mencapai yang tertinggi dari yang mungkin kita capai. Berdasarkan penelitian responden berharap dengan melanjutkan pendidikannya ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas keperawatan USU dapat meningkatkan pengetahuan dan


(47)

ketrampilannya lebih dari yang mereka terima sewaktu duduk di DIII keperawatan.

Responden lebih menaruh harapan mereka untuk dapat menimba ilmu di Fakultas Keperawatan USU. Bila kita tinjau masih banyak instansi swasta yang menyediakan program sarjana keperawatan yang lebih praktis untuk kalangan mahasiswa dan pekerja seperti hanya mengikuti perkuliahan hanya 2-3 hari dalam seminggu, uang kuliah relatif lebih murah dimana hal tersebut sangat jauh berbeda dengan Fakultas Keperawatan USU yang menganut sistem 5 hari belajar aktif, jadwal kuliah yang padat, tugas-tugas yang banyak serta pemberian nilai yang ketat, walaupun ada rintangan-rintangan tersebut tetapi motivasi calon peserta didik untuk masuk ke Fakultas Keperawatan USU tetap tinggi. Daya tarik ini mungkin dapat kita lihat dari visi Fakultas Keperawatan USU yaitu menjadikan pusat pendidikan keperawatan yang terbaik di wilayah Regional Sumatera dan menghasilkan lulusan kerja yang siap pakai dengan kompetensi global.

Dilihat dari sub variabel intrinsik lainnya, minat juga mempunyai persentase yang cukup tinggi yaitu 176 orang (91,66%). Menurut Windradini (dalam Bambang, 2009), “suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. Dari persentase tersebut kita dapat mendefenisikan bahwa responden memiliki minat yang cukup tinggi untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Keperawatan USU dimana satu-satunya Universitas negeri di Sumatera utara yang membuka program Ekstensi untuk


(48)

perawat yang berlatar belakang pendidikan DIII, sehingga nilai jual untuk mencari pekerjaan terbuka lebar. Hal ini dapat kita lihat dua tahun terakhir ini dimana banyak lulusan sarjana keperawatan USU khususnya program Ekstensi maupun yang sedang menjalani studi sarjana keperawatan khususnya program Ekstensi yang lulus CPNS yaitu angkatan 2007 sebanyak 15 orang dan angkatan 2008 sebanyak 13 orang.

Berdasarkan penelitian ini responden berminat untuk menjadi perawat profesional dan menjadi tenaga pengajar di Akper jika mereka lulus nanti. Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Hasil penelitian dilihat dari sub variabel ekstrinsik didapatkan bahwa reward adalah yang paling tinggi 183 orang (95,31%). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalas jasa), dan balasan. Hadiah dapat juga dikatakan sebagai pendorong yang bersifat ekstrinsik bagi usaha manusia, motivasi karena hadiah terhadap suatu pekerjaan atau prestasi akan menarik bagi seseorang.

Unsur yang paling rendah dalam sub variabel motivasi ekstrinsik adalah lingkungan yaitu sebanyak 163 orang (84,89%). Menurut UU RI No.4 Tahun 1982 & UU RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup, lingkungan didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang


(49)

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dalam penelitian ini juga dikatakan bahwa orang tua, dosen dan teman juga mempengaruhi keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan sebagai kesatuan ruang yang tidak dapat dipisahkan.


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Akademi Keperawatan Santa Elisabeth, Akper Darmo, Akper Imelda dan DIII Keperawatan USU dapat disimpulkan :

a. Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Fakultas Keperawatan USU dikategorikan tinggi yaitu 88,02%.

b. Berdasarkan jenis motivasi, motivasi intrinsik responden (88,54%) yaitu harapan (96,87%), nilai (94,79%), cita-cita (93,22%), minat (91,66%) lebih tinggi dibangdingkan dengan motivasi ekstrinsik (69,79%) yaitu reward (95,31%), punishment (90,62%), lingkungan (84,89%).

6.2 Saran

6.2.1 Untuk Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Sehubungan dengan tingginya motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Fakultas Keperawatan USU maka berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk membuka Jalur paralel bagi mahasiswa atau program khusus karyawan/i sehingga mereka dapat menimba ilmu di Fakultas Keperawatan USU. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi mereka tetap tinggi meskipun mereka mengorbankan pekerjaan dan waktu, mereka harus lebih bijaksana dalam memilih Universitas yang mereka tuju.


(51)

6.2.2 Untuk Mahasiswa DIII Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat mempertahankan dan meningkatkan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik mereka untuk meningkatkan status pendidikan mereka setinggi-tingginya.

6.2.3 Untuk Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini menggambarkan motivasi mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan Pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di

Fakultas Keperawatan USU yaitu tinggi, tetapi tidak meneliti terhadap faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi tersebut oleh karena itu dibutuhkan


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arief. (2007). Membangun Motivasi Belajar Siswa. http://reseachengines.com. diakses pada 4 Mei 2009.

Arifiyanto, D. (2008). Konsep Dasar Keperawatan Perkembangan, Konsep dan Tren Keperawatan. http://dafid pekajan.blogspot.comm/2008/02/konsep dasar-keperawatan-i.html. diakses pada 30 Mei 2009

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Bangbang, P. (2009). Pengertian Minat. http://qym7882.blogspot.com/2009/03/pe ngertian-minat.html. Diakses pada 21 Maret 2009

Faiz, Muhammad. (2008). Motivasi Belajar Siswa. http:\\blogs.unpad.ac.id/fik. Diakses pada 30 Mei 2009

Hardy, Syaifoel (2008). Kubu Kubu dalam Profesi. http:\\www.incgprof.com\artic les\articles11.html. Diakses pada 4 Mei 2009.

Hidayat, A. Aziz. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika.

Hurlock, Elizabeth B. (2004). Psikologi Perkembangan. Edisi V. Jakarta. Erlangga.

Inna. (2009). Konsep dan Tren Keperawatan. Http://www.innappni.or.id/html. Diakses pada 24 Mei 2009.

Lia, Nasyafitri.(2009). Teori Motivasi. Http://www.idiomachino.com/google.html. Diakses pada 7 mei 2009.

Manullang, M.(2008). Asal Kata Motivasi. http://motivasibisnisonline.com/motiva si-instrinsik-dan-motivasi ekstrinsik. Dibuka pada 7 Mei 2009.

Martono, N. (2006). Pendidikan Jarak jauh Program Sarjana Keperawatan. http://www.idiomachino.com/google.html. Dibuka pada 4 Mei 2009. Moekijat. (1997). Kamus Manajemen. Bandung. Mondar Maju.

Notoadmojo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta :PT.Rhineka Cipta.


(53)

Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi I. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan (Aplikasi dalam Praktik Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi I. Jakarta : Salemba Medika.

Panjaitan, M. (1995). Nasib Perawat Pendidikan Rendah Gajin Rendah http:blog.unpad.ac.id/fik-seria/?p=6. Dibuka pada 30 April.

Polit, D.F & Hungler, B.P. (1995). Nursing Research : Principles and Methods.(5th edition) Philophine. Philadelpia : Lipincott Company.

Priyatno, duwi (2008). Mandiri Belajar SPSS. Edisi I. .Yogyakarta. MediaKom. Siagian, S. (2001). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.

Jakarta

Siagian, S. (2001). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta. Rineke Cipta

Sutikno, M. Sutikno. (2008). Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa.http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam

membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html. Diakses pada 14 Maret 2010.

Swansburg, R.C. (2001). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tandean, Budi (2008). Menjawab Keaguan Kualitas distance Learning Bagi Program Nursing. http://www.inna.ppni,or.id/index.php?name=New& file = printsid=62. Dibuka pada 7 Mei 2009.

Werdiyanto, Eko. (2007). Harapan dalam dan harapan tinggi http://ekowerdiyanto.blogspot.com/2007/09/definisi-harapan.html.

Diakses pada 14 Maret 2010.

Wiradinata, (2001) Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(54)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN MOTIVASI MAHASISWA D III KEPERAWATAN UNTUK

MELANJUTKAN PENDIDIKAN ke TINGKAT SARJANA di FAKULTAS KEPERAWATAN USU

Saya bernama Ratna Dahlia Hasibuan/ 081121048 mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “ Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Fakultas Keperawatan USU”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Penelitian ini akan bermanfaat untuk mengetahui motivasi mahasiswa untuk melanjut ke tingkat sarjan di Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan saudara/I untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan saudara/i memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/i.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitian ini.

Medan, January 2010

Peneliti, Responden,


(55)

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Motivasi Mahasiswa D III Keperawatan untuk Melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan

di Fakultas Keperawatan USU

Petunjuk Umum Pengisian:

a) Mahasiswa diharapkan bersedia menjawab, semua pertanyaan yang diajukan peneliti berdasarkan uraian yang tertulis di lembar kuesioner ini.

b) Gunakan tanda checklist (√) pada kolom untuk jawaban yang dianggap sesuai dengan kondisi mahasiswa.

c) Jika kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.

I. Data Demografi

1. Nomor Responden :

2. Usia :…….. Tahun

3. Jenis Kelamin

( ) Laki-laki ( ) Perempuan

4. Suku :

II. Motivasi Mahasiswa Akademi Keperawatan untuk melanjutkan pendidikan ke Tingkat Sarjana Keparawatan

Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju


(56)

No Pernyataan STS TS S SS 1 Menurut saya jenjang pendidikan menentukan

tingkat pekerjaan seseorang

2 Menurut saya, pendidikan seorang perawat tidak cukup sampai tingkat akademi keperawatan. 3 Saya menilai bahwa ilmu pengetahuan seorang

perawat yang lulusan akademi keperawatan sama dengan lulusan sarjana keperawatan,

4 Saya ingin mencapai cita-cita saya sebagai seorang perawat profesional

5 Saya sudah puas hanya bergelar Ahli Madia Keperawatan (Amd.Kep)

6 Saya ingin lebih mendalami ilmu keperawatan yang saya pelajari sewaktu di akademi keperawatan.

7 Saya ingin melanjutkan pendidikan saya ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

8 Saya ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keperawatan untuk lebih profesional.

9 Menurut saya seorang lulusan Akademi Keperawatan sudah cukup untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi kalau bekerja.

10 Dengan melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan saya berharap untuk lebih mudah lulus pada test CPNS nanti


(57)

No Pernyataan STS TS S SS 11 Saya berharap dengan melanjutkan pendidikan

di sarjana keperawatan saya mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih dari akademi keperawatan.

12 Saya berminat melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU jika IPK>3,0

13 Bila saya lulus dari akademi keperawatan, saya akan langsung melanjutkan pendidikan sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU tahun ini juga.

14 Saya berminat untuk menjadi dosen di akper setelah menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan dari Fakultas Keperawatan USU 15 Saya merasa bosan untuk mengikuti pendidikan. 16 Orang tua mengharuskan saya untuk melanjut


(58)

No Pernyataan STS TS S SS 17 Dosen mendorong saya untuk melanjutkan

pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan. 18 Saya termotivasi melanjutkan pendidikan karena

teman-teman saya juga ingin melanjutkan pendidikannya.

19 Saya ingin merasakan suasana pembelajaran di tingkat sarjana keperawatan

20 Menurut saya jika menjadi pegawai, tamatan akademi keperawatan sama dengan lulusan sarjana keperawatan

21 Saya ingin jika bekerja, jenjang pendidikan saya sesuai dengan tuntutan profesionalisme seorang perawat

22 Pendalaman materi kuliah sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan USU sama saja dengan Sarjana Keperawatan yang lain.

23 Untuk menjadi seorang tenaga pengajar di akper jenjang pendidikannya harus satu tingkat lebih tinggi dari yang diajar.

24 Bila saya tidak lulus masuk sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan USU pada tahun ini saya merasa kecewa.


(59)

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Tahun 2009-2010

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan Judul

Proposal

2 Menyusun Proposal

3 Sidang Proposal

4 Revisi Proposal

5 Penelitian

6 Pembuatan Laporan


(60)

Lampiran 10

RENCANA ANGGARAN BIAYA A. Pembuatan Proposal

1. Biaya Mencari bahan dari Internet Rp 200.000 2. Pembelian 1 buah flashdisk Rp 80.000 3. Rental komputer dan print Rp 300.000

4. Transportasi Rp 200.000

5. Fotocopy Rp 50.000 B. Administrasi Penelitian

1. Registrasi mata kuliah skripsi Rp 300.000 2. Transportasi Rp 100.000 C. Pengumpulan Data

1. Fotocopy kuesioner Rp 300.000 2. Transportasi Rp 500.000 D. Pembuatan Skripsi

1. Rental dan print Rp 200.000 2. Jilid dan fotocopy

Jumlah Rp 2.300.000

Rp 150.000

Biaya tak terduga 10%

Total Rp 2.530.000


(61)

Lampiran 11

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Ratna Dahlia Hasibuan

Tempat/tanggal Lahir : Laguboti, 08 November 1985 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Danao Toba no. 75 Kel. Psr Laguboti Kec. Laguboti Kab. Tobasa

No. Hp : 081265006990

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1992-1998 : SD Negeri 173549 Laguboti 2. 1998-2001 : SLTP Budhi Darma Balige 3. 2001-2004 : SLTA Negeri 1 Laguboti 4. 2004-2007 : Akper Santa Elisabeth Medan


(1)

No Pernyataan STS TS S SS

1 Menurut saya jenjang pendidikan menentukan tingkat pekerjaan seseorang

2 Menurut saya, pendidikan seorang perawat tidak cukup sampai tingkat akademi keperawatan. 3 Saya menilai bahwa ilmu pengetahuan seorang

perawat yang lulusan akademi keperawatan sama dengan lulusan sarjana keperawatan,

4 Saya ingin mencapai cita-cita saya sebagai seorang perawat profesional

5 Saya sudah puas hanya bergelar Ahli Madia Keperawatan (Amd.Kep)

6 Saya ingin lebih mendalami ilmu keperawatan yang saya pelajari sewaktu di akademi keperawatan.

7 Saya ingin melanjutkan pendidikan saya ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

8 Saya ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keperawatan untuk lebih profesional.

9 Menurut saya seorang lulusan Akademi Keperawatan sudah cukup untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi kalau bekerja.

10 Dengan melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan saya berharap untuk lebih


(2)

No Pernyataan STS TS S SS

11 Saya berharap dengan melanjutkan pendidikan di sarjana keperawatan saya mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih dari akademi keperawatan.

12 Saya berminat melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU jika IPK>3,0

13 Bila saya lulus dari akademi keperawatan, saya akan langsung melanjutkan pendidikan sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan USU tahun ini juga.

14 Saya berminat untuk menjadi dosen di akper setelah menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan dari Fakultas Keperawatan USU 15 Saya merasa bosan untuk mengikuti pendidikan. 16 Orang tua mengharuskan saya untuk melanjut


(3)

No Pernyataan STS TS S SS

17 Dosen mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana keperawatan.

18 Saya termotivasi melanjutkan pendidikan karena teman-teman saya juga ingin melanjutkan

pendidikannya.

19 Saya ingin merasakan suasana pembelajaran di tingkat sarjana keperawatan

20 Menurut saya jika menjadi pegawai, tamatan akademi keperawatan sama dengan lulusan sarjana keperawatan

21 Saya ingin jika bekerja, jenjang pendidikan saya sesuai dengan tuntutan profesionalisme seorang perawat

22 Pendalaman materi kuliah sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan USU sama saja dengan Sarjana Keperawatan yang lain.

23 Untuk menjadi seorang tenaga pengajar di akper jenjang pendidikannya harus satu tingkat lebih tinggi dari yang diajar.

24 Bila saya tidak lulus masuk sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan USU pada tahun ini saya merasa kecewa.


(4)

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Tahun 2009-2010

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan Judul

Proposal

2 Menyusun Proposal 3 Sidang Proposal 4 Revisi Proposal 5 Penelitian

6 Pembuatan Laporan


(5)

Lampiran 10

RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. Pembuatan Proposal

1. Biaya Mencari bahan dari Internet Rp 200.000 2. Pembelian 1 buah flashdisk Rp 80.000 3. Rental komputer dan print Rp 300.000

4. Transportasi Rp 200.000

5. Fotocopy Rp 50.000 B. Administrasi Penelitian

1. Registrasi mata kuliah skripsi Rp 300.000 2. Transportasi Rp 100.000 C. Pengumpulan Data

1. Fotocopy kuesioner Rp 300.000 2. Transportasi Rp 500.000 D. Pembuatan Skripsi

1. Rental dan print Rp 200.000

2. Jilid dan fotocopy

Jumlah Rp 2.300.000

Rp 150.000

Biaya tak terduga 10%

Total Rp 2.530.000


(6)

Lampiran 11

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Ratna Dahlia Hasibuan

Tempat/tanggal Lahir : Laguboti, 08 November 1985 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Danao Toba no. 75 Kel. Psr Laguboti Kec. Laguboti Kab. Tobasa

No. Hp : 081265006990

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1992-1998 : SD Negeri 173549 Laguboti 2. 1998-2001 : SLTP Budhi Darma Balige 3. 2001-2004 : SLTA Negeri 1 Laguboti 4. 2004-2007 : Akper Santa Elisabeth Medan


Dokumen yang terkait

Gambaran Konsep Diri pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU

12 85 93

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4 95 107

Persepsi Mahasiswa Keperawatan tentang Metode Ceramah Diskusi dan Praktikum pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU

1 70 58

Persepsi Mahasiswa Terhadap Layanan Kegiatan Mahasiswa S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

0 47 80

Motivasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan Untuk Melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Sarjana Keperawatan

0 46 61

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

1 13 8

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

1 4 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

2 5 15

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 1 34

Persepsi Mahasiswa Terhadap Layanan Kegiatan Mahasiswa S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

0 0 27