Persepsi Mahasiswa Keperawatan tentang Metode Ceramah Diskusi dan Praktikum pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU

(1)

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE CERAMAH

DISKUSI DAN PRAKTIKUM PADA PROGRAM STUDI D-III

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

SKRIPSI Oleh:

RICKY ZULWAN PATISINA 121121112

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014 / 2015


(2)

(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ricky Zulwan Patisina

Nim : 121121112

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan subtansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 23 Februari 2014 Yang menyatakan,

Ricky Zulwan Patisina NIM. 121121112


(4)

Judul Penelitian : Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU

Nama : Ricky Zulwan Patisina Nim

Program

: 121121112

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengembangkan strategi pembelajaran dari kurikulum berbasis isi menjadi berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun demikian Kurikulum Berbasis Isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan yang menimbulkan persepsi masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masing masing mahasiswa tentang metode ceramah diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan program studi DIII dengan sampel 199 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014 menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik didapatkan metode ceramah 63% positif, diskusi 96% positif dan praktikum 98.5% positif, dan metode yang paling diminati mahasiswa adalah metode praktikum. Hasil dari keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum dipersepsikan positif oleh mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU, artinya metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan, yakni memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan. Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum.


(5)

Research title : Perception of nursing student about methods of lecture, discussion, and lab in the course of nursing faculty, University of North Sumatra

Student Name : Ricky Zulwan Patisina Student No. : 121121112

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

Faculty of Nursing University of North Sumatra develop learning strategies of curriculum-based content into a competency- based to improve the quality of education, but of curriculum- based content still applied to the nursing diploma student which give rise to the perception of each individual. The research uses a descriptive design of purpose to identification of each student’s perception about methods of lecture, discussion, and lab in the Faculty of Nursing University of North Sumatra. Population in this research is all nursing students diploma course with sample of 199 respondents. Data collection using questionnaire was conducted on 6 December 2013 to 25 January 2014 using simple random sampling technique. Statistic test result obtained 63 % positive lecture, 96 % positive discussion, and lab 98,5 % positive, and most preferred method is a lab method. The results of this research indicate that method of lecture, discussion and lab perceived positively by students of diploma Faculty of Nursing University of North Sumatra, and means the method can generally accepted student and will enhance the student’s knowledge of cognitive, affective and psychomotor. It would be very influential in nursing practice, that facilitate students in performing nursing care. This research is limited only to see how students' perceptions about the lecture method, discussion, and lab, without analyzing the factors that influence the perception. Further research should be able to perform analysis on each of the factors that influence perceptions of lectures, discussions and practical.

Key Word : Perception, methods of lecture, methods of discussion, and methods of lab


(6)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Ceramah, Diskusi, dan Praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. yang merupakan salah satu syarat bagi penulis menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penelitian serta penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua pihak untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(7)

5. Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd dan Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua penulis (Ibunda Kemalawaty), yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

8. Rekan-rekan seperjuangan Ekstensi12. yang selalu mewarnai hari-hari penuh dengan warna kehidupan hingga tak terasa 1 Tahun setengah tahun berlalu begitu cepat.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan dalam terlaksananya skripsi ini.

Semoga seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,17 Februari 2014 Penulis,

Ricky Zulwan Patisina 121121112


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………...i

ABSTRAK………..ii

PRAKATA……….…iv

DAFTAR ISI………vii

DAFTAR LAMPIRAN………viii

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR SKEMA………...x

BAB I Pendahuluan .. ………1

1.1 Latar belakang………1

1.2 Rumusan Masalah . ………4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 5

2.1 Persepsi ... ………...6

2.2 Reaksi Persepsi………..6

2.3 Faktor –factor Yang Mempengaruhi Persepsi……..…………...…..…7

2.4 Jenis Persepsi……….8

2.5 Prinsip Dan Metode Pendidikan ………..……….9

2.5.1 Metode Ceramah ……….…….10

2.5.2 Metode Diskusi……….……13

2.5.3 Metode Praktikum……….14


(9)

3.1 Kerangka Konseptual ... 18

3.2 Definisi Operasional... 18

BAB IV Metodologi Penelitian ... 20

4.1 Desain Penelitian ... 20

4.2 Populasi dan Sampel ... 20

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4.4 Pertimbangan Etik ... 22

4.5 Instrumen Penelitian ... 23

4.6 Uji Validitas ... 24

4.7 Uji Realibilitas ... 24

4.8 Pengumpulan Data ... 25

4.9 Analisa Data……….26

5. BAB V Hasil Penelitian……..………..………..……….27

5.1 Hasil Penelitian………...……….27

5.2 Pembahasan………...………...30

6. BAB VI Kesimpulan Dan Saran………….………35

6.1 Kesimpulan……….……….35

6.2 Saran………35

Daftar Pustaka…………...………..36

Lampiran

1. Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian 2. Kuesioner

3. Jadwal Penelitian

4. Rencana Anggaran Biaya Penelitian 5. Riwayat Hidup


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Ceramah……….…………..11

Tabel 2 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Diskusi …………..…….………..13

Tabel 3 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Praktikum…. ….………...17

Tabel 4 Tabel Definisi Operasional .... ………19

Table 5 Populasi dan Sampel……….22

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa ………27

Tabel 7 Hasil Metode Ceramah……….28

Tabel 8 Hasil Metode Diskusi………28


(11)

DAFTAR SKEMA


(12)

Judul Penelitian : Persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah diskusi dan praktikum pada program studi DIII fakultas keperawatan USU

Nama : Ricky Zulwan Patisina Nim

Program

: 121121112

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengembangkan strategi pembelajaran dari kurikulum berbasis isi menjadi berbasis kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun demikian Kurikulum Berbasis Isi masih diterapkan pada mahasiswa program studi DIII Keperawatan yang menimbulkan persepsi masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masing masing mahasiswa tentang metode ceramah diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan program studi DIII dengan sampel 199 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 sampai 25 Januari 2014 menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik didapatkan metode ceramah 63% positif, diskusi 96% positif dan praktikum 98.5% positif, dan metode yang paling diminati mahasiswa adalah metode praktikum. Hasil dari keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktikum dipersepsikan positif oleh mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU, artinya metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan, yakni memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan. Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum.


(13)

Research title : Perception of nursing student about methods of lecture, discussion, and lab in the course of nursing faculty, University of North Sumatra

Student Name : Ricky Zulwan Patisina Student No. : 121121112

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

Faculty of Nursing University of North Sumatra develop learning strategies of curriculum-based content into a competency- based to improve the quality of education, but of curriculum- based content still applied to the nursing diploma student which give rise to the perception of each individual. The research uses a descriptive design of purpose to identification of each student’s perception about methods of lecture, discussion, and lab in the Faculty of Nursing University of North Sumatra. Population in this research is all nursing students diploma course with sample of 199 respondents. Data collection using questionnaire was conducted on 6 December 2013 to 25 January 2014 using simple random sampling technique. Statistic test result obtained 63 % positive lecture, 96 % positive discussion, and lab 98,5 % positive, and most preferred method is a lab method. The results of this research indicate that method of lecture, discussion and lab perceived positively by students of diploma Faculty of Nursing University of North Sumatra, and means the method can generally accepted student and will enhance the student’s knowledge of cognitive, affective and psychomotor. It would be very influential in nursing practice, that facilitate students in performing nursing care. This research is limited only to see how students' perceptions about the lecture method, discussion, and lab, without analyzing the factors that influence the perception. Further research should be able to perform analysis on each of the factors that influence perceptions of lectures, discussions and practical.

Key Word : Perception, methods of lecture, methods of discussion, and methods of lab


(14)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Lokakarya Nasional tentang keperawatan yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan januari 1983, telah ditetapkan pengertian keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang konprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Gaffar,1999). Kenyataannya pada saat ini, bentuk pelayanan di berbagai rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktek pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan klien melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas, hal ini banyak menimbulakan ketidakpuasan pada klien, keluarga dan masyarakat, akibatnya mutu asuhan keperawatan banyak dikeluhkan masyarakat (Siswono, 2002).

Meningkatkan pelayanan keperawatan, dibutuhkan pendidikan yang strategis dan efisien untuk menunjang keterampilan dan skill perawat itu sendiri, maka dari itu dalam pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak


(15)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20/2003).

Pemerintah dalam hal ini menteri pendidikan nasional pada tanggal 2 mei 2002, mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” dalam rangka mengantisipasi era globalisasi pasar bebas dilingkungan negara-negara ASEAN, maupun di negara-negara APEC. Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia diharapkan pada perubahan perubahan yang tidak menentu, yaitu hubungan yang tidak linear antara pendidikan dan lapangan pekerjaan, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit didikuti dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi kesenjangan(Mulyasa, 2002).

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, kompetensi sebagai suatu pengetahuan keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, bertindak dan kebiasaan kebiasaan itu harus mampu dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus serta mampu untuk melakukan penyelesaian- penyelesaaian dengan berbagai perubahan yang terjadi didalam kehidupan baik profesi, keahlian maupun lainnya (Mapenda, 2003).

Depdiknas (2003) mendefenisikan belajar sebagai proses membangun makna pemahaman terhnadap informasi dan pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh mahasiswa atau bersama orang lain, proses itu disaring dengan pikiran (pengetahuan awal), perasaan mahasiswa, dan persepsi.


(16)

Persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra atau sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna kepada lingkungannya (Robbins, 2003). Sedangkan menurut Notoatmojo (2005) persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima atau proses pertama yang harus kita lalui dalam mempersiapkan suatu objek.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menurut Robbins (2003), yaitu faktor internal yang terdiri dari sikap, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, pengharapan, emosi dan budaya. Selanjutnya adalah faktor eksternal yang terdiri dari target dan situasi.

Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, dan mutu pendidikan dalam penyelenggarakan proses pembelajaran di perguruan tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan, namun dalam pelaksanaan perkuliahan ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Kecenderungan ini menjadi kendala bagi proses belajar mengajar karena menyebabkan tujuan mulia pendiddikan tidak tercapai. Dimana banyak ahli mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk perubahan tingkah laku, mencerdaskan manusia dan menyelesaikan masalah dikehidupan manusia (Mulyasa, 2002).

Berbagai metode yang diberlakukan pada pembelajaran, banyak beragam persepsi antara mahasiswa yang berbeda-beda, Justru hal ini pulalah yang


(17)

mengajak peneliti untuk tertarik meneliti persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji di dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa keperawatan Program DIII Fakultas Keperawatan USU tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.

I.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa program DIII keperawatan usu tentang proses metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.

1.4. Manfat Penelitian

1.Praktek keperawatan .

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui sejauh mana kesiapan mahasiswa keperawatan untuk melakukan praktek keperawatan profesional.

2. Pendidikan keperawatan.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan tentang gambaran pembelajaran di fakultas keperawatan sehingga dapat memotoivasi pendidikan keperawatan untuk menciptakan lulusan perawat yang siap menginplementasikan peraktek keperawatan profesional.


(18)

3. penelitian keperawatan

Hasil penelitian keperawatan ini dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Persepsi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi (Sunaryo, 2004). Sedangkan menurut Walgito (2002) persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang interaged dalam diri individu, sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (1995) persepsi adalah: (1) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu serapan, dan (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.

2.2. Reaksi Persepsi

Reaksi persepsi menurut Kalangie Dkk (1994). (1) Receiving/attending yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan. (2) Responding atau jawaban yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar, hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan dan kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar dirinya. (3) Valuing atau penilaian yaitu berkenaan dengan nilai dan


(20)

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan, menerima pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut. (4) Organisation yaitu pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem organisasi termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemanfaatan, prioritas nilai yang dimiliki termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. (5) Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang memepengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

Persepsi itu bersifat individual karena persepsi merupakan aktivitas yang terintregasi dalam diri individu maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal itu, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berfikir dan pengalaman individu tidak sama. Oleh karena itu dalam persepsi suatu stimulus, hasil dari persepsi dapat berbeda-beda satu dengan yang lain karena sifat yang sangat subyektif (Roger, 1965 dalam Walgito, 2002).

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Factor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, yaitu: (1) Diri orang yang bersangkutan, dalam hal ini yang berpengaruh adalah karakteristik individual meliputi sikap, sifat, kepentingan, minat, pengalaman, harapan, pengetahuan, dan lain-lain, (2) sasaran persepsi, yang menjadi sasaran persepsi dapat berupa orang, benda, dan peristiwa dimana sifat dari sasaran persepsi dapat mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya, (3) yang ikut mempengaruhi persepsi seseorang adalah gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk, dan lain-lain


(21)

dari sasaran persepsi, (4) faktor situasi, faktor ketiga yang ikut berperan dalam membentuk persepsi seseorang adalah faktor situasi. Dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus secara kontekstual artinya perlu diperhatikan dalam situasi yang mana persepsi itu timbul (Siagian, 1995 dalam sitinjak, 2006).

2.4. Jenis Persepsi

Ada dua jenis persepsi menurut Sunaryo (2004), yaitu:

1. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu.

2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.

Proses persepsi terdapat 3 komponen utama yaitu: (1) Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. (2) Interpretasi (penafsiran), yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai factor seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek menjadi sederhana. (3) Interpretasi dan persepsi kemudian deterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap yang terdiri dari reaksi tersembunyi sebagai pendapat/ sikap dan


(22)

reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang tersembunyi (Sobur, 2009).

2.5. Prinsip dan Metode Pendidikan

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan itu penting untuk menunjang program-program yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam program-program kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu telah melibatkan kesehatan, tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan itu tidak segera dan jelas memberikan hasil. Dengan kata lain, pendidikan itu tidak segera membawa manfaat. Hal ini memang benar karena pendidikan merupakan behavioral investmen jangka panjang. Hasil investmen pendidikan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan saja, belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mulyasa (2002) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psiko motor.

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau ketidakcocokan antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara signifikan mempengaruhi keberhasilan pelajar (Dunn, dkk, 1989 dikutip dari


(23)

Pranata, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean (2009) juga menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapatkan hasil belajar sangat memuasakan didapat pada pelajar visual (72,5%) ini disebabkan metode pembelajaran yang dilakukan cenderung menguntungkan pelajar visual dengan menggunakan metode LCD, OHP dan white board . Hal yang sama juga dibuktikan dalam penelitian Sundari (2009) menunjukkan sebagian besar mahasiswa yang mendapat prestasi belajar sangat memuaskan didapat pada pelajar visual (n=28, 50,9%).

2.5.1. Metode Ceramah

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok peserta didik (Sanjaya,2009).

Memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang disertai bukti-bukti yang mendukung adalah pengertian dari ceramah. Pada konteks ini mahasiswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh pendidik. Pembelajaran telah diolah sedemikian rupa sehingga siap disampaikan kepada mahasiswa. Selama ceramah, dosen hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasik yang sebaiknya mulai ditinggalkan, ababila pendidik ingin banyak melibatkan mahasiswa secara aktif, memang harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga walaupun yang dipilih ekspository, pembelajaran tetap optimal dan


(24)

menyenangkan, dan membuat mahasiwa tetap termotivasi untuk aktif selama pembelajaran (Nurhidayah, 2011).

Metode ceramah (lecture method) merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya paham peserta didik, metode ini sampai sekarang masih sering digunakan. Guru biasanya belum merasa puas jika tidak melakukan ceramah. Seolah-olah jika tidak ada ceramah tidak ada proses pembelajaran (Helmiati, 2012).

Adapun kelebihan dan kelemahan metode ceramah (Dirjen Dikti, 2008; Abimanyu 2008; Harsono, 2008; Helmiati, 2012) dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1.

Kelebihan Kelemahan

Mudah dan murah.

Mudah dalam mempersiapkan dan melaksanakan metode serta murah dalam artian ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap serta dapat diikuti oleh jumlah kelas yang besar.

Materi yang dikuasai mahasiswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai dosen.

Dapat memberikan wawasan yang luas karena dosen dapat menambah dan mengaitkan dengan sumber dan materi lain dalam kehidupan sehari-hari

Materi yang banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya dalam waktu yang singkat

Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan akan mengakibatkan terjadinya verbalisme.

Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

Ceramah dianggap sebagai metode yang membosankan jika materi yang disampaikan dan cara penyampaian kurang menarik serta mahasiswa menjadi pasif

Dosen dapat mengontrol dan menguasai keadaan kelas serta mudah

Sulit mengetahui apakah seluruh mahasiswa sudah mengerti apa yang


(25)

mengorganisasikan kelas. dijelaskan atau belum.

Pembelajaran ceramah dalam perkembangannya dilandasi oleh Teori Belajar Behavioristik. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon (Helmiati, 2012).

Pengelolaan kelas menurut model Cooperative Learning juga berbeda, (1) Kelompok homogen (Ability grouping) adalah praktik memasukkan beberapa siswa dengan kemampuan yang setara dalam kelompok yang sama. (2) Pengelompokan heterogenitas (kemacam-ragaman), dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosioekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Penataan ruang kelas juga harus diperhatikan, dalam hal ini keputusan guru dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran ruang kelas, dan jumlah peserta didik (Helmiati, 2012). Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.


(26)

2.5.2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan (Dirjen Dikti, 2008). Sanjaya (2006) menyebutkan bahwa metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang problematis.

Metode diskusi menurut Helmiati (2012) merupakan suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.

Dosen berperan sebagai pemimpin diskusi atau dapat menndelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada mahasiswa di mana dosen bertugas mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh mahasiswa tersebut. Pendelegasian dapat dilakukan jika mahasiswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi (Abimanyu, 2008).

Adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi (Dirjen Dikti, 2008; Abimanyu, 2008; Harsono, 2008) dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 2.

Kelebihan Kelemahan

Merangsang kreativitas mahasiswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.

Diskusi sering dikuasai oleh dua atau tiga orang mahasiswa yang suka berbicara.

Melatih mahasiswa membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan

Pembahasan cenderung meluas, sehingga kesimpulan kabur


(27)

2.5.3. Metode Praktikum

Pendidikan keperawatan adalah pendidikan yang bersifat akademik professional, yang bermakna bahwa pendidikan ini mempunyai landasan akademik dan landasan profesi yang cukup. Sebagai lulusan pendidikan yang tinggi keperawatan, kita dituntut memiliki sikap dan kemampuan dalam bidang keperawatan yang diperoleh pada penerapan kurikulum ini melalui berbagai bentuk pengalaman belajar, antara lain melalui pengalaman belajar praktik (Nursalam & Efendi, 2008).

Pendekatan model pembelajaran yang tepat serta metode yang efektif dan efisisen, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan serta keterampilan dasar professional pada mahasiswa (Nursalam & Efendi, 2008).

Menurut Scheweer (1972) praktikum adalah tempat dimana peserta didik mempergunakan pendekatan pemecahan masalah untuk mengembangkan

Melatih mahasiswa membiasakan bertukar pikiran dan gagasan secara verbal dalam mengatasi setiap permasalahan.

Membutuhkan waktu yang panjang, terkadang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain

Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dalam diskusi sehingga menimbulkan ketersinggungan antar mahasiswa yang menyebabkkan terganggunya iklim pembelajaran.


(28)

berbagai tehnik untuk mengontrol lingkungan belajar. Praktikum dapat diadakan di kelas maupun ditatanan klinik dan komunitas.

Pembelajaran praktikum merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar yang memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik dengan tujuan (1) memahami, menguji dan menggunakan berbagai konsep utama dari program teoritis untuk diterapkan pada praktek klinik (2) mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual, dan interpersonal sebagai persiapan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pembelajaran praktikum memungkinkan peserta didik belajar sambil melakukan sendiri. Hal ini selaras dengan pepatah apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham (Nursalam & Efendi, 2008).

Berbagai metode dapat digunakan dalam pengalaman belajar praktikum, seperti metode demonstrasi, simulasi, dan eksperimen. Metode demonstrasi adalah metode yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi dengan klien. Demonstrasi dapat dilakukan langsung atau melalui media seperti video atau film. Peserta didik dapat mendengar dan melihat prosedur, langkah-langkah, dan penjelasan-penjelasan yang mendasar. Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan, dan pokok-pokok penting yang merupakan fokus perhatian, sedangkan simulasi, merupakan metode yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi dilingkungannya. Adapun metode eksperimen adalah penyajian pembelajaran dimana peserta didik


(29)

melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya (Nursalam & Efendi, 2008).

Menurut Solehudin (2006) Pembelajaran praktikum adalah proses model pembelajaran yang efektif untuk mencapai tiga tujuan secara bersamaan, yaitu : meningkatkan keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan psikomotorik. Pengalaman praktikum dapat meningkatkan perkembangan intelektual mahasiswa. Peningkatan ini disebabkan oleh pengamatan langsung terhadap benda-benda serta sifat- sifatnya yang dapat mendorong timbulnya fikiran yang lebih kompleks, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap teori perkuliahan menjadi lebih kuat. Selain itu pembelajaran praktikum cocok untuk melatih proses pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara ilmiah, karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat dilatih secara bersamaan.

Menurut Adisendjaja (2008), kegiatan praktikum adalah pengalaman belajar yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan material sampai kepada observasi fenomena. Pengalaman belajar yang dibuat mungkin memiliki tingkatan struktur yang berbeda dan ditentukan oleh guru atau pegangan kegiatan praktikum.

Pengalaman belajar praktikum merupakan proses pembelajaran yang penting untuk mempersiapkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran praktek klinik. Pengalaman belajar praktikum ini ditekankan pada terbentuknya sikap dan tingkah laku, pengetahuan, serta keterampilan dasar professional melalui penciptaan kondisi belajar yang memberi kesempatan peserta didik


(30)

untuk berpikir sambil melakukan tindakan dalam rangka penerapan pengetahuan, teori, konsep-konsep, dan prinsip yang telah didapat melalui pengalaman belajar lainnya. Untuk pencapaian PBP secara efektif, diperlukan berbagai model pengembangan pembelajaran, metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar, serta fasilitas laboratorium, baik dikelas atau ditatanan nyata (klinik) yang kondusif. Dalam pelaksanaannya pengalaman belajar praktikum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan teori atau pengetahuan yang telah didapatkan dengan keterampilan dasar professional (Nursalam & Efendi, 2008).

Berikut kelebihan dan kelemahan metode praktikum menurut Nyoman (2006).

Dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 3.

Kelebihan Kelemahan

Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses

Guru harus benar-benar mampu

menguasai materi dan keterampilan.

Siswa dapat menyakini akan misalnya,

karena langsung mendengar , melihat, meraba dan mencium yang sedang dipelajari.

Tidak semua mata pelajaran

dipraktekkan dan tidak semua diajarkan dengan metode praktek

Siswa cenderung tertarik pada objek nyata di dalam sekitarnya

Alat dan bahan-bahan mahal

harganya, dapat menghambat untuk melakukan praktek.

Membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja dan pengembangan ilmiah.


(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang proses pembelajaran metode ceramah, diskusi, dan praktikum pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU. Berdasarkan teori dan tujuan yang diteliti dalam penelitian ini maka kerangka penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 1 : Kerangka Penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Ceramah, Diskusi, dan Praktikum.

Persepsi mahasiswa tentang penerapan metode pembelajaran program DIII Fakultas keperawatan usu

1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktikum

Persepsi positif Persepsi negatif


(32)

3.2. Definisi Operasional

Tabel 4.

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur

Skala

Persepsi Mahasiswa Tentang proses pembelajaran ceramah, diskusi, praktikum. Tanggapan mahasiswa terhadap penerapan metode pembelajaran yang dilihat berdasarkan pandangan mahasiswa terhadap macam-macam metode pembelajaran yang diberikan dalam sistem belajar mengajar yang meliputi ceramah, diskusi, dan praktikum

Kuesioner yang terdiri 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban 1. Sangat tidak setuju. 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju Nilai tertinggi= 60 <30 = Negatif >30 = Positif Ordin al


(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4. 1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pernyataan penelitian dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian (Sastroasmoro, 2011). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan USU.

4. 2. Populasi dan Sampel 4. 2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program DIII Fakultas Keperawatan USU yang sedang menjalani pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah setiap sabjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah angkatan 2011, 2012, 2013 yaitu 411 orang mahasiswa.

4.2.2. Sampel

Penelitian selalu dilakukan pada sampel, bukan pada populasi. Persaratan mutlaknya yakni bahwa sampel tersebut harus dianggap mewakili populasi (Sastroasmoro, 2011). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel


(34)

dilakukan secara acak, dengan menggunakan undian. Caranya dengan mengumpulakan seluruh nama-nama mahasiswa program studi DIII pada wadah undian, kemudian diambil satu persatu sebanyak 199 (Arikunto, 2010).

Rumus penarikan sampel yang dipakai jika populasi diketahui adalah : n =2 N.Zα²P.q

.(�−1)+��²�.�

n = 411.(1,96)2(0,5)(0,5)

(0,05)2.(411−1)+ (1,96)2(0,5)(0,5)

n = 394,56

1.985

n = 199

n = 199 mahasiswa.

Maka jumlah sampel secara proporsional berdasarkan table Krecjie, populasi sebanyak 411 dibutuhkan sampel 199 subjek sampel dengan proporsi sebagai berikut:

Mahasiswa 2011 = 98

411 x 199

= 47 mahasiswa

Mahasiswa 2012 = 165

411 x 199

= 80 mahasiswa

Mahasiswa 2013 = 148

411 x 199

= 72 mahasiswa


(35)

Tabel 5. Populasi dan Sampel

NO. Stambuk Populasi Sampel

1. 2. 3.

2011 2012 2013

98 165 148

47 80 72

Total 411 199

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang beralamat di Jalan Prof. Ma’as No. 3 kampus Universitas Sumatera Utara program studi DIII keperawatan. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan lokasi penelitian yang merupakan daerah kampus dimana peneliti berada sehingga diharapkan akan memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumetera Utara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 - 25 Januari 2014.

4. 4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam ujian proposal penelitian untuk selanjutnya mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU. Dalam penelitian ini akan disampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik penelitian, yaitu: menjelaskan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden


(36)

dipersilakan untuk menandatangani informed consent ataupun memberikan persetujuan secara lisan.

Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri tanpa ada tekanan baik secara fisik maupun secara psikologis. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4. 5. Instrumen Penelitian

Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data yang disebut kuesioner. Kuesioner yang dibagikan adalah kuesioner untuk persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum. Kuesioner tentang persepsi bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran persepsi mahasiswa Positif (P) dan Negatif (N).

Pengklasifikasian kategori menurut rumus statistika sudjana (1992). P = Rentang /Banyak kelas, dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang adalah selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah, dimana banyak kelas adalah 2, yaitu persepsi positif dan negatif.

Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan, dengan 4 jawaban, jika pernyataan positif sangat setuju (SS) bernilai = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) = 2, sangat tidak setuju (STS) = 1, dan apabila pernyataan negatif (SS) = 1 (S) = 2 (TS) = 3


(37)

(STS) = 4 Pernyataan positif ada lima pernyataan, No. 7 9 11 12 14, dan selebihnya adalah pernyataan negatif.

4. 6. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatan valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen dianggap valid jika nilai content validity indeks > 0,8 (Lynn, 1986), dan instrumen itu benar-benar dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji viliditas dilakukan secara konten validity kepada ahlinya, dan kuesioner telah dinyatakan valid pada tanggal 2 Desember 2013 dengan perhitungan dibawah ini:

Nilai valid = Nilai kuesioner : Nilai tertinggi Setiap kuesioner bernilai valid = 4

4x 15 pernyataan = 60

Nilai tertinggi setiap kuesioner = 4 4 x 15 pernyataan = 60

60 : 60 = 1

4. 7. Uji Reliabilitas

Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Cronbach Alpha. Alasan peneliti menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha adalah karena teknik


(38)

statistika yang fleksibel sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis data (Azwar, 2000).

Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 4 Desember 2013 di Fakultas Keperawatan USU, terhadap 30 responden diluar sampel yang sudah ditentukan, uji reliabilitas dilakukan dengan SPSS versi 16, untuk analisa Cronbach Alpha dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,72 Hal ini tentu dapat diterima untuk instrument yang baru.

Menurut Sekaran (dalam Hardaningtyas, 2005) pada umumnya bila koefisien alpha cronbach <0,6 dapat dikatakan tingkat reliabilitasnya kurang baik, sedangkan koefisien alpha cronbach > 0,7-0,8 tingkat reliabilitasnya dapat diterima, dan akan sangat baik jika > 0,8. Sedangkan Menurut Polit & Hungler, suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika cronbach’s alpha mencapai nilai 0,7. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

4. 8. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara :

1) Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU.

2) Setelah mendapat izin, kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian. Menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan dan manfaat penelitian. 3) Meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan


(39)

4) Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap penerapan metode ceramah, diskusi dan laboratorium dengan membagikan kuisioner penelitian.

5) Mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memeriksa kelengkapan pengisian dan bila ada data yang kurang bisa langsung dilengkapi.

6) Data yang telah terkumpul kemudian diolah/dianalisa.

4. 9. Analisa Data

Analisa data penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang dimulai dari persiapan berupa pengecekan nama, kelengkapan identitas, dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi (editing). Data yang diperoleh diidentifikasi dengan memberikan kode (coding) untuk mempermudah mentabulasikan data yang telah terkumpul. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan program komputerisasi (entry) untuk mendeskripsikan frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum yang akan menggunakan skala Ordinal disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi dan persentase.


(40)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai persepsi mahasiswa keperawatan program studi DIII tentang metode pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 6 Desember 2013 sampai dengan 25 januari 2014 di Fakultas Keperawatan USU. Dengan jumlah responden 199 orang.

5.1Hasil penelitian

Hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa program studi DIII Fakultas Keperawatan USU dilihat dari hasil jawaban responden terdiri dari 3 sub variabel yaitu metode ceramah, metode diskusi dan metode praktikum. Dari jawaban responden kemudian dibedakan menjdi 2 kategori, yaitu kategori persepsi positif dan negatif. Dalam penelitian ini seluruh responden adalah mahasiswa keperawatan yang masih aktif di program studi DIII Fakultas Keperawatan USU.

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum di Fakultas Keperawatan USU.

No. Sub variable

Kategori persepsi

Positif Negative

frekuensi persentasi frekuensi persentasi

1. Ceramah 125 63% 74 37%

2. Diskusi 191 96% 8 4%


(41)

Tabel diatas menunjukkan hasil dari frekuensi dan persentasi metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Berikut adalah perhitungan nilai dari masing masing sub variable.

5.1.1 Hasil metode ceramah

Table 7. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa keperawatan tentang metode ceramah berdasarkan jawaban 199 responden.

5.1.2 Hasil metode diskusi

Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa perawat tentang metode diskusi, Berdasarkan jawaban 199 responden.

Nilai Frekuensi (f) Persentase

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 7 19 45 45 55 14 2 1 7 0.5 3.5 9.5 22.6 22.6 27.6 7.0 1.0 2.0 3.5

Nilai Frekuensi (f) Persentase

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 11 7 6 17 17 16 21 31 43 11 16 3 5.5 3.5 3.0 8.5 8.5 8.0 10.6 15.6 21.6 5.5 8.0 1.5


(42)

5.1.3 Hasil metode praktikum

Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentasi persepsi mahasiswa perawat tentang metode praktikum, Berdasarkan jawaban 199 responden.

Nilai Frekuensi {f} Persentase

9 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3 8 8 4 20 16 33 36 50 11 10 1.5 4.0 4.0 2.0 10.1 8.0 16.6 18.1 25.1 5.5 5.0


(43)

5.2Pembahasan

Salah satu komponen utama dalam strategi pembelajaran diluar urutan kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Diakui oleh para ahli pendidikan bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok untuk digunakan pada setiap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada mahasiswa, karena itu dalam perkembangannya pembelajaran harus menemukan metode yang paling tepat untuk diterapkan, sesuai latar belakang mahasiswa dalam bentuk materi yang akan disampaikan (Mulyasa, 2004).

Dalam pembahasan ini terdapat tiga metode yang akan dibahas, yaitu metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Desain penelitian ini adalah deskriftif, yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran ceramah, diskusi dan praktikum. Secara keseluruhan, komponen dipersepsikan positif oleh mahasiswa program DIII Fakultas Keperawatan USU. Berikut pembahasan masing masing sub variable.

Secara keseluruhan metode ceramah dianggap sebagai metode yang baik (positif), hal ini dibuktikan bahwa adanya hasil dari peneliti yang menggambarkan sebanyak 37% mahasiswa beranggapan negatif, sementara 63% beranggapan positif. Tanggapan positif terhadap metode ceramah tersebut kemungkinan karena dipengaruhi oleh faktor diri individu yang bersangkutan, seperti yang dikatakan Siagian (1995) bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor diri individu yang memberikan persepsi, yang meliputi pengetahuan, sikap, sifat dan lain lain. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dianggap memberikan


(44)

penjelasan yang konkret sehingga materi dapat diterima. Namun demikian sebanyak 37% mahasiswa masih beranggapan negative. Selain dari pada itu, kemungkinan besar dari persepsi negatif mahasiswa adalah kecenderungan mahasiswa dalam perkuliahan yang membosankan, waktu yang tidak sesuai, dan kondisi yang tidak nyaman. Hal ini selaras menurut Soemanto (2006) yang mengatakan metode yang dipakai dalam pembelajaran akan menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Sementara untuk metode diskusi, secara umum mahasiswa beranggapan positif, dibuktikan dengan adanya hasil dari peneliti yang menunjukkan bahwa 96% mahasiswa beranggapan positif. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa berharap dengan metode diskusi mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan mudah dan tidak membosankan. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Berlmutter dan Demontmollin (1952) dalam buku karangan Mukhtar (2002) yang menyatakan proses pembelajaran kelompok atau diskusi menunjukkan mahasiswa dapat belajar lebih cepat dan pengetahuan atau pengalaman kelompok sering beralih keanggota anggota kelompok, sehingga lebih memudahkan untuk menyerap ilmu yang disampaikan oleh pengajar. Penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993) bahwa metode pendidikan kesehatan yang tepat dalam hal transmisi informasi adalah dengan metode diskusi. Hal ini tidak selaras dengan apa yang telah diteliti oleh Hastuti (2007) yang menyimpulkan bahwa Mahasiswa lebih menyukai metode ceramah dibandingkan dengan metode diskusi.


(45)

Metode diskusi menurut Helmiati (2012) merupakan suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah di mana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi, sehingga pembelajaran tidak membosankan.

Komponen yang terakhir adalah persepsi mahasiswa tentang metode praktikum, praktikum merupakan suatu proses untuk melakukan keterampilan dengan menstimulasikan, demonstrasi, role play dengan pendekatan keadaan pada situasi nyata, begitu juga halnya yang dilakukan mahasiswa Program DIII Fakultas keperawatan USU dalam mengikuti pembelajaran di Laboratorium. Hasil penelitian ini dipersepsikan positif sebanyak 98,5%, metode ini merupakan metode yang paling banyak dipersepsikan positif oleh mahasiswa dibandingkan dengan metode ceramah dan diskusi, hal ini dapat terjadi karena dengan metode praktikum mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan cara yang efektif, dan menyenangkan.

Sesuai berdasarkan penelitian Utama (2010) tentang gaya dan hasil belajar dengan metode praktikum, sebagian besar responden menunjukkan hasil belajar sangat baik. Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran praktikum, merupakan metode yang tepat untuk menstimulasi mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik, hal ini disebabkan kecenderungan mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik dalam menangkap pelajaran yang mereka terima dengan cara menyentuhnya dan memperagakannya secara langsung. Selain dari pada itu kemampuan dosen dalam


(46)

pembelajaran praktikum juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, Sadirman (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran praktikum, dan juga dipengaruhi oleh dosen yang mempunyai pengalaman dan kemampuan dalam pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan semangat mahasiswa, dimana masiswa ikut bertanggung jawab untuk belajar aktif dalam pencapaian prestasi.

Dengan pendekatan model yang tepat serta metode yang efektif dan efisien, maka pengalaman belajar praktikum dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian serta ketekunan mahasiswa terhadap perilaku yang dihadapkan. Melalui pengalaman belajar praktikum diharapkan dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku, pengetahuan, serta keterampilan dasar professional pada peserta didik ( Nursalam & Efendi, 2008).

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang cukup singkat dengan jumlah responden yang banyak menyebabkan pembagian kuesioner yang kurang terorganisir dengan baik sehingga penjelasan terkait pengisian kuesioner kurang maksimal. Hal ini kemungkinan menyebabkan pemberian jawaban oleh responden dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Kuesioner yang dirancang hanya melibatkan mahasiswa saja sebagai responden dan tidak melibatkan dosen atau observasi langsung di kelas sehingga


(47)

data yang didapatkan hanya berdasarkan persepsi dari mahasiswa saja tanpa adanya data tambahan.

Dari penelitian disimpulkan bahwa mahasiswa setuju apabila metode ceramah, diskusi dan praktikum dilanjutkan, pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU. namun penting untuk mempersiapkan kualitas pengajar yang aktif dan professional untuk menunjang kualitas pembelajaran, khususnya pengajar dengan metode diskusi. Selanjutnya dapat diadakan lagi penelitian sejenis dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi, agar hasil yang didapat lebih akurat. Selain itu penelitian ini dapat dilakukan juga ditempat lain dengan metode yang berbeda sehingga hasilnya lebih dapat dipercaya.


(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh responden adalah mahasiswa program studi DIII di Fakultas Keperawatan USU, berdasarkan dari keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum pada program studi DIII Fakultas Keperawatan USU adalah positif, namun dari ketiga metode tersebut metode praktikum dianggap sebagai metode yang paling baik oleh mahasiswa. Artinya mahasiswa setuju apabila metode ceramah, diskusi, dan praktikum dapat dilanjutkan di Fakultas Keperawatan USU pada Program Studi DIII Fakultas Keperawatan USU.

6.2.SARAN

6.2.1. Bagi pendidikan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum positif di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Namun demikian metode ceramah dianggap negatif sebanyak 37%, dengan hasil tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk bagian pendidikan keperawatan untuk terus mengembangkan metode pembelajaran yang sudah ada, tidak hanya metode namun juga kualitas pengajar yang kreatif sehingga proses pembelajaran menyenangkan. Metode pembelajaran perlu dikembangkan tidak hanya dalam bentuk ceramah dan diskusi, namun juga dapat dikolaborasikan dengan metode role playing.


(49)

6.2.2. Bagi praktek keperawatan

persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum secara keseluruhan dipersepsikan positif, artinya metode ini dapat diterima oleh mahasiswa secara umum, dan akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara kognitif ,afektif, dan psikomotor. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada praktek keperawatan. Dengan meningkatnya kemempuan kognitif, afektif dan psikomotor, justru akan memudahkan mahasiswa dalam menjalankan asuhan keperawatan.

6.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan instrumen yang dirancang sendiri, meskipun uji reliabilitas sudah cukup baik namun baru diujikan terbatas pada satu tempat yaitu Fakultas Keperawatan saja sehingga jika melakukan penelitian yang serupa sebaiknya melakukan uji validitas dan reliabilitas kembali di tempat lainnya, agar mandapat hasil penelitian yang akurat.

Penelitian ini hanya terbatas melihat bagaimana persepsi mahasiswa tentang metode ceramah, diskusi, dan praktikum, tanpa menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melakukan analisa pada masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi tentang metode ceramah, diskusi dan praktikum. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti tingkatan sikap dan tindakan mahasiswa keperawatan dalam metode ceramah dan diskusi untuk melihat sejauh mana tingkatan yang telah dipenuhi oleh mahasiswa keperawatan dalam proses pembelajaran.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. dkk. (2008). Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Diperoleh

tanggal 7 November 2012 dari

Adisanjaya (2008). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin.(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: B.P. Dharma Bhakti.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Diperoleh tanggal 8 November 2012 dari

Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar keperawatan professional. Jakarta : EGC

Hastini. (2007). Perbedaan Penerapan Metode Diskusi dan Ceramah Mata Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia I pada Mahasiswa Semester I di Akademi Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Profesi Edisi 01. 16-19

Helmiati. (2012). Modul PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Fak. Tarbiyah dan Keguruan. UIN SUSKA: Riau Kalangi, N.S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosial Budaya. Jakarta : PT Kesaint Blanc Indah Corp.

Munthe, L. (2005). Perbedaan Strategi Koping Ayah dan Ibu dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Santa Lucia Medan. Skripsi tidak dipublikasikan. USU

Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(51)

Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nurhidayah, R. E . (2011). Pendidikan Keperawatan : pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Medan : USU Press

Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian. Jakarta : Salemba Medika.

Pangabean, A. (2009). Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU Program Reguler Berdasarkan Tipe Belajar Mahasisw, Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Polit, D.F & Cherly. T. B, (2008). Nursing Research: Generating and assessing Evidence for Nursing Practice. 8 th edition. Philadelpia: Lippincot

Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Dikutip dari : http://desaingrafisindonesia.files.wordpress.com Dibuka tanggal 12 September 2010.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok GRAMEDIA

Roger, EM & Storey J.D. (1987) “Communication Campaign. In C.R. Berger & S.H Chaffee; (ed..), Handbook of Communications Science”, (New Burry Park, CA : Sage,)

Sandjaja, Dr. Bernardus, DMM, DTM & H, MSPH. (2007). Helmintologi Kedokteran. Jakarta : Prestasi Pustaka

Sastroasmoro, S. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 3. Jakarta : Sagung Seto ; 2002.

Setiadi. (2007). Konsep Penulisan Riset Keperawatan. Jogjakarta : Graham Ilmu. Sitinjak, Eva Perawaty. (2007). Persepsi perawat terhadap penerapan MPKP

diruang rawat inap RSUP .H. Adam Malik Medan. Fakultas kedokteran universitas sumatera utara.

Siswono. (2002). Model praktek keperawatan professional di Indonesian. Diakses 5 februari 2013.

Sobur, Alex, 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia 55 Sudjana.1992. Metode Statistika Edisi kelima. Bandung : Tarsito


(52)

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Sundari. (2009). Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Skripsi Penelitian Program studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumanto, H. (2006). Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Diambil tanggal 18 Oktober 2009 dari http://www.bpkpenaburbdg.sch.id

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi. Diunduh pada

tanggal 9 November 2012 dari

Utama. (2010) Gaya Belajar Dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan USU. Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatan USU.


(53)

Frequencies [DataSet0]

Statistics

P1

Metode ceramah

N Valid 199

Missing 0

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5 11 5.5 5.5 5.5

6 7 3.5 3.5 9.0

7 6 3.0 3.0 12.1

8 17 8.5 8.5 20.6

9 17 8.5 8.5 29.1

10 16 8.0 8.0 37.2

11 21 10.6 10.6 47.7

12 31 15.6 15.6 63.3

13 43 21.6 21.6 84.9

14 11 5.5 5.5 90.5

15 16 8.0 8.0 98.5

16 3 1.5 1.5 100.0

Total 199 100.0 100.0

Frequencies [DataSet0]


(54)

P2

Metode diskusi

N Valid 199

Missing 0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9 1 .5 .5 .5

10 7 3.5 3.5 4.0

11 19 9.5 9.5 13.6

12 45 22.6 22.6 36.2

13 45 22.6 22.6 58.8

14 55 27.6 27.6 86.4

15 14 7.0 7.0 93.5

16 2 1.0 1.0 94.5

17 4 2.0 2.0 96.5

18 7 3.5 3.5 100.0

Total 199 100.0 100.0

Frequencies [DataSet0]

Statistics

P3

Metode praktikum


(55)

N Valid 199

Missing 0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9 3 1.5 1.5 1.5

11 8 4.0 4.0 5.5

12 8 4.0 4.0 9.5

13 4 2.0 2.0 11.6

14 20 10.1 10.1 21.6

15 16 8.0 8.0 29.6

16 33 16.6 16.6 46.2

17 36 18.1 18.1 64.3

18 50 25.1 25.1 89.4

19 11 5.5 5.5 95.0

20 10 5.0 5.0 100.0


(56)

Reliability

[DataSet1] H:\relib\reliable ricky.sav Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(57)

(58)

(1)

Frequencies

[DataSet0] Statistics P1

Metode

ceramah

N Valid 199

Missing 0

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5 11 5.5 5.5 5.5

6 7 3.5 3.5 9.0

7 6 3.0 3.0 12.1

8 17 8.5 8.5 20.6

9 17 8.5 8.5 29.1

10 16 8.0 8.0 37.2

11 21 10.6 10.6 47.7

12 31 15.6 15.6 63.3

13 43 21.6 21.6 84.9

14 11 5.5 5.5 90.5

15 16 8.0 8.0 98.5

16 3 1.5 1.5 100.0

Total 199 100.0 100.0

Frequencies


(2)

P2

Metode

diskusi

N Valid 199

Missing 0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9 1 .5 .5 .5

10 7 3.5 3.5 4.0

11 19 9.5 9.5 13.6

12 45 22.6 22.6 36.2

13 45 22.6 22.6 58.8

14 55 27.6 27.6 86.4

15 14 7.0 7.0 93.5

16 2 1.0 1.0 94.5

17 4 2.0 2.0 96.5

18 7 3.5 3.5 100.0

Total 199 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet0] Statistics P3

Metode

praktikum


(3)

N Valid 199

Missing 0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9 3 1.5 1.5 1.5

11 8 4.0 4.0 5.5

12 8 4.0 4.0 9.5

13 4 2.0 2.0 11.6

14 20 10.1 10.1 21.6

15 16 8.0 8.0 29.6

16 33 16.6 16.6 46.2

17 36 18.1 18.1 64.3

18 50 25.1 25.1 89.4

19 11 5.5 5.5 95.0

20 10 5.0 5.0 100.0


(4)

Reliability

[DataSet1] H:\relib\reliable ricky.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.722 15


(5)

(6)