Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(1)

F

UNI

Skripsi

Oleh

Widya Darayani Purba 111101062

FAKULTAS KEPERAWATAN

NIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

F

UNI

Skripsi

Oleh

Widya Darayani Purba 111101062

FAKULTAS KEPERAWATAN

NIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(3)

(4)

(5)

“Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar kesarjanaan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji yang telah memberi masukan dalam penyelasaian skripsi ini .

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS selaku dosen pembimbing dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas waktu, bimbingan, masukan dan arahan yang sangat membentu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp. M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dalam penyelasaian skripsi ini.

7. Orang tua saya Ayahanda Drs. Baharuddin Purba M.Hum dan ibunda saya Yus Susanti Siregar, saudari-saudari saya yang saya cintai dan sayangi.


(6)

9. Teman- teman seperjuangan saya Tia, Elisabet, Ayu, Jernita, Miranda, Ara, Desi, Annisa, Mahrani, Ana dan teman-teman seluruh angkatan 2011 terima kasih atas bantuan, dukungan dan semangat yang senantiasa kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang membangun. Dan penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya keperawatan serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Medan, Juli 2015


(7)

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAK ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang... 1

2. Rumusan Masalah... 5

3. Tujuan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep keluarga ... 7

1.1.Pengertian keluarga ... 7

1.2.Fungsi keluarga ... 8

2. Dukungan keluarga ... 11

2.1. Pengertian dukungan keluarga ... 11

2.2. Komponen-komponen dukungan keluarga... 11

2.3. Sumber dukungan keluarga ... 14

2.4. Tujuan dukungan keluarga ... 14

2.5. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga... 15

2.6. Dukungan keluarga mahasiswa menjalani pendidikan ... 16

3. Motivasi ... 17

3.1 Pengertian Motivasi ... 17


(8)

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konseptual ... 26

2. Defenisi Operasional ... 27

3. Hipotesa penelitian ... 28

BAB 4 METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 29

2. Populas, sampel, dan tehnik sampling ... 29

2.1. Populasi... 29

2.2. Sampel dan tehnik sampling ... 29

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 31

5. Instrumen Penelitian ... 32

6. Validitas dan reliabilitas instrumen ... 34

7. Pengumpulan data... 36

8. Analisa Data... 37

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian... 40

1.1. Analisis Univariat... 40

1.1.1.Data demografi... 41

1.1.2.Dukungan keluarga... 43

1.1.3.Motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan universitas Sumatera Utara... 44

1.2. Analisa Bivari... 44


(9)

Menjalani Pendidikan Keperawatan di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara... 49

2.3. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ... 54

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 54

2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN 1. Lembar Penjelasan Penelitian... 60

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 61

3. Kuesioner Penelitian... 62

4. Hasil Hitung Reliabilitas KR 21 ... 65

5. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Alpha ... 66

6. Hasil Uji Normalitas... 67

7. Hasil Analisis Univariat ... 68

8. Hasil Analisis Bivariat... 71

9. Master Tabel ... 72

10. Lembar Persetujuan validitas ... 84

11. Surat Persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU ... 85


(10)

17. Lembar Bukti Bimbingan ... 91 18. Surat Terjemahan Abstrak ... 92 19. Riwayat Hidup... 93


(11)

Tabel.4.1.Jumlah sampel yang diambil per angkatan ... 30 Tabel.4.2.Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan

Korelasi, Nilai p, dan arah korelasi... 39 Tabel.5.1.Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Demografi

Responden ... 41 Tabel.5.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara ... 43 Tabel.5.3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Mahasiswa

Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di

FakultasKeperawatan Universitas Sumatera Utara ... 44 Tabel.5.4.Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Motivasi Mahasiswa

Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di


(12)

(13)

Program Studi : Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2015

ABSTRAK

Dukungan keluarga dan motivasi merupakan dua faktor yang sangat berperan dalam menjalani pendidikan. Dukungan yang diberikan keluarga terhadap mahasiswa sangat dibutuhkan dalam menjalani pendidikan. Dukungan yang dapat diberikan berupa dukungan emosional, dukungan pengharapan, dukungan nyata, dan dukungan informasi. Motivasi tidak kalah pentingnya terutama motivasi yang paling kuat adalah motivasi pada diri sendiri yang harus terus di pertahankan agar sukses dalam pencapaiannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Jumlah responden sebanyak 234 orang mahasiswa yang diambil dengan teknikproposionalsampel. Pengumpulan data dengan melakukan pengisian kuesioner. Teknik analisa data dengan menggunakan Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Univesrsitas Sumatera Utara (ρvalue=0,016), dengan nilai koefisien korelasi r =0,157 dengan interpretasi sangat lemah.


(14)

Std. ID Number : 111101062

Study Program : S1 (Undergraduate) Nursing (S.Kep)

Academic Year : 2015

ABSTRACT

Family support and family motivation are two factors which play very important role in studying. Family support is highly needed by students in studying. It can be the supports in the forms of emotion, expectation, reality, and information. The same is true to motivation, and the strongest motivation is self-motivation which should be maintained to be successful in life. The research was a quantitative study with descriptive correlation design which was aimed to identify the influence of family support on students’ motivation to study at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara. The respondents were 234, taken by using proportional sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires and analyzed by using Spearman test. The result of the research showed that there was positive and significant correlation between family support on students’ motivation to study at the S1 Nursing (Regular Class) of the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara (pvalue= 0.016) and r = 0.157 with weak

interpretation.


(15)

1. Latar belakang

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Departemen Kesehatan RI tahun 1988 menjelaskan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008). Lingkup keluarga inilah pendidikan dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik dan keluarga dijadikan sebagai unit yang utama karena keluarga saling berkaitan, saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga–keluarga yang ada di sekitarnya atau masyarakat sekitarnya serta dalam konteks yang lebih luas berpengaruh terhadap negara.

Motivasi dan keberhasilan seseorang merupakan salah satu faktornya adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga membuat keluarga bertindak sebagai sumber utama dari cinta, persetujuan, penghargaan, dan dukungan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan emosional, dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan pengharapan Cohen & Mc Kay (1984 dalam Niven, 2000). Dukungan keluarga diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa menjalani pendidikan keperawatan yang mencintai jurusannya yang nantinya akan menjadi perawat profesional. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan


(16)

penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2010). Setiap individu memiliki kondisi internal, kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. Purwanto (2007) motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuai dengan dorongan dalam dirinya (Nursalam, 2003).

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Uno, 2008).

Ira C. (2013) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang tinggi memiliki motivasi yang tinggi dan adapun dukungan keluarga yang rendah memiliki motivasi yang tinggi juga. Sehingga, adanya dukungan keluarga atau tidak motivasi mahasiswa tetap tinggi. Namun, akan lebih tinggi jika mendapatkan dukungan keluarga pernyataan ini diperkuat oleh teori Friedman (2010) dukungan keluarga merupakan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Adanya dukungan dari keluarga maka akan meningkatkan motivasi mahasiswa dan karena dukungan keluarga, mahasiswa juga semakin semangat untuk meraih cita-cita sehingga membanggakan orang tuanya.


(17)

Septa (2013 dalam Cut, 2013) di Universitas Muhammadiyah Ponorogo didapatkan hasil bertolak belakang dengan apa yang telah diteliti oleh peneliti. Peneliti berpendapat bahwa tidak atau adanya dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa dikarenakan keluarga ingin melihat anaknya lebih sukses dari mereka. Hal ini disebabkan karena orang tua ingin melihat anaknya bahagia hingga mendapat prestasi yang baik. Namun, keluarga juga penting memberikan motivasi untuk anak, agar dapat membedakan hal-hal yang positif dan negatif.

Keperawatan sebagai profesi telah dilakukan sejak tahun 1985, Pada masa peralihan pendidikan dari pendidikan kejuruan menjadi pendidikan profesi dan profesi ini harus dapat memuat seluruh komponen sistem pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, perawat harus mempunyai landasan keilmuan yang kuat, kemampuan psikomotor yang baik dan sikap profesionalisme. Sebagai profesi, keperawatan di tuntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini dapat di tempuh dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Fakultas Keperawatan (Iqbal, 2007).

Berdasarkan data yang didapat dari departemen pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (FKep USU) jumlah mahasiswa baru S-1 reguler pada tahun 2010 berjumlah 140 orang, tahun 2011 berjumlah 138 orang, tahun 2012 bejumlah 139, tahun 2013 berjumlah 166 dan tahun 2014 berjumlah 142. Mahasiswa baru di FKep USU cenderung mengalami peningkatan di mulai dari tahun 2010 sampai tahun 2014 namun, pada tahun 2014 mengalami penurunan. Jumlah mahasiswa 166 orang di tahun 2013 menjadi 142 orang di tahun 2014.


(18)

FKep USU merupakan instansi pendidikan yang bergerak dalam bidang kesehatan yang telah menerapkan sistem pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada mahasiswa pendidikan sarjana dari tahun ajaran 2010/2011. Fenomena yang sering terjadi dalam fakultas keperawatan seperti banyak mahasiswa memilih jurusan tanpa dukungan keluarga, mengikuti keinginan keluarga atau terpaksa memilih jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan karena tidak lulus tes masuk perguruan tinggi dan karena ikut-ikutan dengan teman-temannya. hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi dan keseriusan mahasiswa dalam menjalani pendidikan. Sehingga, masalah sering muncul saat sudah menjadi mahasiswa keperawatan seperti sering sulit memahami materi karena banyaknya materi kuliah, tidak ada kesiapan dalam mengikuti ujian blok, sering bolos kuliah karena tidak menyukai mata kuliahnya, sulit mengatur jadwal istirahat sehingga banyak yang sakit karena perkuliahan yang padat, jadwal skill laboratorium yang tak tentu, praktikum dan sebagian mahasiswa bertempat tinggal jauh dari orang tua yang membuat terus memikirkan liburan agar dapat kembali ke kampung halaman. Oleh karena itu, sangat diperlukannya dukungan keluarga untuk meningkatkan motivasi menjalani pendidikan yang menghadapi banyak masalah dalam perkuliahan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Motivasi Mahasiswa Menjalani Pendidikan di FKep USU”.


(19)

2. Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan masalah tentang “Bagaimanakah Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Menjalani Pendidikan di FKep USU”

3. Tujuan penelitian 3.1 Tujuan Umum :

Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU.

3.2 Tujuan Khusus :

1. Mengetahui dukungan keluarga mahasiswa menjalani pendidikan keperawatan di FKep USU.

2. Mengetahui motivasi mahasiswa menjalani pendidikan keperawatan di FKep USU.

3. Mengetahui signifikansi hubungan pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU.

4. Manfaat penelitian

4.1. Bagi pendidikan keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi panduan bagi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara khususnya bagi Mahasiswa untuk dapat mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU.


(20)

4.2. Bagi pelayanan keperawatan

Penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sebab diharapkan semakin tinggi motivasi mahasiswa menjalani pendidikan maka semakin baik pelayanan yang diberikan.

4.3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi sumber data dan informasi pengembangan penelitian selanjutnya yang terkait dengan dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan.


(21)

1. Konsep keluarga

1.1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga Duval (1972 dalam Setiadi, 2008).

Pengertian lain menjelaskan bahwa keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawianan antara orang dewasa yang berlainan jenis, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tidak sendirian atau dengan anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Suprajitno, 2004).

Keluarga menjadi tempat untuk berbagi tradisi, keyakinan, dan pengetahuan. Keluarga merupakan tempat memulai belajar dari cara makan, berbicara, sosial, politik, dan budaya. Keluarga juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya, pemberi perawatan fisik dan perhatian emosional, serta seiring dengan itu, keluarga juga memberikan pengarahan perkembangan kepribadian. Sistem keluarga merupakan konteks belajar yang utama bagi suatu perilaku, pikiran, dan perasaan dari seseorang individu.


(22)

1.2. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut friedman (2010) terdapat empat fungsi keluarga meliputi :

1.2.1. Fungsi afektif

Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga yang dapat mempertahankan makna yang positif. Mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta hubungan dalam keluarga.

Setyowati (2008) ada beberapa komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu : pertama, saling mengasuh seperti cinta kasih, kehangatan saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Hubungan yang tercipta dalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain di luar keluarga/masyarakat. Kedua, saling menghargai merupakan usaha mempertahankan sikap positif dengan anggota keluarga yang mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga. Ketiga, ikatan dan


(23)

identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat melalui hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat berkembang dan meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tua ataupun keluarga lainnya.

1.2.2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Selain itu, sosialisasi seharusnya tidak sekedar dianggap berhubungan dengan pola perawatan bayi dan anak, tetapi lebih kepada proses seumur hidup yang meliputi internalisasi sekumpulan nilai dan norma yang tepat agar dapat menjadi seorang remaja, suami/istri, orangtua, seorang pegawai yang baru kerja, kakek/nenek, mahasiswa, dan pensiunan (Friedman, 2010).

1.2.3. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk masyarakat Leslie & Korman (1989 dalam Friendman, 2010). Pernikahan


(24)

dan keluarga dirancang untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi. Sekarang, fungsi reproduksi telah dipisahkan dari keluarga. Keluarga pasca modern, keluarga didefinisikan dalam konteks pilihan dapat memilih dengan siapa saja Dunphy (2001 dalam Friendman, 2010).

1.2.4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi, mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2008).

1.2.5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan (yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan fungsi keluarga yang paling relevan (Friendman ,2010).


(25)

2. Dukungan keluarga

2.1. Pengertian dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap tiap-tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan (Friedman, 2010).

Dukungan sosial keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1983 dalam Niven, 2000) sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

2.2. Komponen-komponen dukungan keluarga

Dukungan Keluarga dapat diterima dari lingkungan keluarganya yang dirasakan efektif bagi individu yang membutuhkannya. Aspek yang perlu diketahui dan dipahami, sehingga seseorang akan mengerti dukungan dari siapa yang paling dibutuhkannya sesuai dengan situasi dan kebutuhannya. Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Cohen & Mc Kay (1984 dalam Niven, 2000) adalah :

2.2.1. Dukungan nyata

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial, dan material berupa dukungan nyata


(26)

(instrumental Support/Material Support). Suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung seperti seseorang dalam menjalankan pendidikan, menyediakan transportasi untuk pergi ke kampus, memberi uang untuk membayar uang kuliah dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit serta dapat membantu menyelesaikan masalah dalam menjalaninya. Dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. Meskipun sebenarnya setiap orang dengan sumber-sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian untuk proses pendidikan anak. Dukungan nyata akan lebih efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat.

2.2.2. Dukungan pengharapan

Dukungan pengharapan merupakan dukungan berupa dorongan dan motivasi yang diberikan keluarga kepada individu. Dukungan ini merupakan dukungan yang terjadi apabila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif individu kepada individu lain, penyemangat, dan persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang. Dalam dukungan pengharapan, kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu akan ancaman dan juga dapat menyangga orang-orang untuk melawan stresss dengan membantu mengidentifikasi bahwa situasi tersebut sebagai ancaman kecil. Dukungan pengharapan dapat menjadi koping yang baik


(27)

pada individu dalam mengahadapi suatu masalah. Jenis Dukungan ini membuat individu mampu membangun harga diri, percaya diri, kompetensi dan bernilai atau berharga.

2.2.3. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan bentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa perhatian, memberi rasa aman, kasih sayang, dan empati. Jika stress dapat mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikannya atau menguatkan perasaan ini. Dukungan emosional memberikan individu merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa nyaman. Perasaan yang tidak terkontrol seperti stress dan penurunan motivasi dapat berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung memainkan peran yang berarti meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri sendiri. Kejadian-kejadian yang berakibat seseorang merasakan hilang perasaan memiliki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang mengembangkan hubungan personal yang relatif intim seperti membangun dan menciptakan rasa nyaman, cinta serta saling menghargai.

2.2.4. Dukungan informasi

Dukungan informasi merupakan jaringan komunikasi dan tanggungjawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberi nasehat, pengarahan, usulan, saran, petunjuk,


(28)

pemberian informasi, dan umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dan memberikan saran dalam mengatasi masalah serta tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresssor. Dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

2.3. Sumber dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga yang diperoleh berupa dukungan dari orang tua, suami/istri atau dukungan dari saudara kandung.

Caplan (1974 dalam Friedman, 2010) terdapat tiga sumber dukungan sosial umum. Sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan, dukungan terorganisasi, dan upaya terorganisasi. Upaya jaringan sosial informal (didefenisikan di atas sebagai jaringan informal keluarga) dipandang sebagai kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang dibutuhkan.

2.4. Tujuan dukungan keluarga

Orang yang hidup dalam keluarga dengan dukungan keluarga umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan orang tanpa dukungan keluarga. Dukungan keluarga dianggap khusus karna mengurangi atau menyangga efek stresss serta memotivasi dalam menjalani stuatu aktivitas dan


(29)

masalah yang dialami secara langsung. Dukungan keluarga adalah strategi koping penting yang harus ada dalam masa stress bagi keluarga. Dukungan keluarga juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna mengurangi stresss dan akibat negatifnya Roth (1996 dalam Friedman, 2010).

Caplan (1976 dalam Friedman, 2010) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan meliputi dukungan sosial (keluarga berfungsi sebagai pencarian dan penyebar informasi), dukungan penilaian (keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan membantu dalam menyelesaian masalah), dukungan tambahan (keluarga adalah sumber bantuan praktis dan konkret), dan dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional) serta meningkatkan moral keluarga.

Tujuan utama yang dicapai sistem dukungan adalah bantuan berorientasi tugas sering sekali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Unsur ini sangat penting dalam membantu menjalani pendidikan yang mengalami masalah dalam menjalaninya.

2.5. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Feiring dan Lewis (1984 dalam Friedman, 2010) menyatakan bahwa ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil lebih menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orang tua (khususnya ibu) juga di pengaruhi oleh


(30)

usia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan.

2.6. Dukungan keluarga terhadap mahasiswa menjalani pendidikan

Weiten (1992) mengemukakan bahwa dengan adanya dukungan keluarga maka kesejahteraan psikologis seseorang juga akan meningkat karena adanya perhatian, pengertian atau menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri. Dukungan keluarga adalah dorongan atau bantuan yang diterima mahasiswa dari keluarganya sehingga dapat meningkatkan keyakinan diri dan memiliki perasaan positif mengenai dirinya sendiri untuk menjalani perkuliahan.

Wijaya dan Pratitis (2012) komponen-komponen dukungan keluarga yang dibutuhkan mahasiswa menjalani pendidikan berupa (1) Dukungan Emosional yaitu mahasiswa membutuhkan simpati, cinta, kepercayaan serta kebutuhan didengarkan. Individu dapat merasakan bahwa orang di sekitarnya memberikan perhatian pada dirinya, mendengarkan, simpati terhadap masalah pribadi maupun masalah yang dihadapinya di kampus, (2) Dukungan Pengharapan yaitu penilaian terhadap individu dengan cara memberi penghargaan atau memberi penilaian yang mendukung prestasi, dan perilaku seseorang, (3) Dukungan Informasi yaitu menyediakan informasi yang berguna bagi seseorang dalam menjalani pendidikannya. Informasi ini dapat berupa nasehat, pengarahan, dan informasi lain yang sesuai dengan kebutuhan. (4) Dukungan


(31)

nyata atau dukungan secara materi, seperti bantuan pinjaman uang, transportasi, membantu pekerjaan tugas, meluangkan waktu, dan lain-lain.

Wijaya dan Pratitis (2012) berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa dukungan terbesar yang diberikan oleh orangtua adalah dukungan nyata yaitu berupa material, padahal yang lebih dibutuhkan oleh para mahasiswa adalah dukungan emosional berupa saran, perhatian dan arahan untuk mengatasi permasalahan perkuliahan agar menjadi lebih baik, hal ini disebabkan karena dilihat dari kesulitan yang paling banyak dihadapi mahasiswa adalah masalah pada pendidikannya yaitu sistem pengajaran dan materi perkuliahan. Mahasiswa dengan dukungan sosial yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang sulit, seperti saat mengerjakan tugas-tugas kuliah bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan rendah. Mahasiswa juga meyakini bahwa orang tua selalu ada untuk membantu, serta dapat mengatasi peristiwa yang berpotensi menimbulkan stress dengan cara lebih efektif.

3. Motivasi

3.1. Pengertian motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi dengan demikian, merupakan dorongan yang tedapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2009).


(32)

Motivasi dipandang sebagai dorongan oleh kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita sebagai penggerak dan pengarah perilaku manusia. Motivasi didalamnya terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu (Mudjiono, 2006).

Timbulnya motivasi oleh karena seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan karenanya perbuatan tadi terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula. Apabila tujuan telah tercapai maka ia akan merasa puas. Kelakuan yang telah memberikan kepuasan terhadap sesuatu kebutuhan akan cenderung untuk diulang kembali, sehingga ia akan lebih kuat dan baik.

Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu, jadi motivasi itu dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik (Sardjiman, 2010).

Notoatmodjo (2007), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Hamalik (2009) menyatakan bahwa ada tiga unsur motivasi yang saling berkaitan, yaitu pertama, Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem perencanaan maka timbul motif lapar. Kedua, Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective


(33)

arousal. Awalnya merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi yang menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan seperti menjalani pendidikan jika dia merasa senang dengan pilihannya maka dia akan menjalani pendidikan dengan lancar dan senang hati. Ketiga, motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons yang tertuju ke arah suatu tujuan yang berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Contohnya, si A ingin mendapatkan gelar sarjana maka ia akan belajar, mengikuti kuliah, laboratorium, tutorial, dan mengikuti ujian.

Motivasi dengan demikian, dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi yang menyebabkan terjadinya sesuatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi. Bertindak kemudian melakukan sesuatu dan semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Manusia hidup memiliki berbagai kebutuhan untuk mendorong meningkatkan motivasi. Nasution (2002) membagi kebutuhan yang terdiri dari lima yaitu :

Pertama, kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktifitas. Hal ini sangat penting bagi anak karena perbuatan itu mengandung suatu kegembiaraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksakan anaknya untuk diam dirumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak. Hubungnya dapat disesuaikan dengan kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil apabila disertai dengan rasa gembira.


(34)

Kedua, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupan memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan dapat dinilai dari berbagai tindakan usaha memberikan kesenangan pada orang lain, hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.

Ketiga, kebutuhan untuk mencapai hasil suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat dalam kegiatan belajar mengajar istilah perlu dikembangkan.

Keempat, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan yang terdiri dari tingkatan yaitu dari bawah ke atas, dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergaya dengan soal kebutuhan. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan (security), kebutuhan akan kasih sayang, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, dan kelompok), kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yaitu mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

Kelima, kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri seperti dalam mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi.


(35)

3.2. Jenis motivasi

Motivasi, sebagai kekuatan individu yang memiliki tingkatan. Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda namun mereka sependapat bahwa motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu (1) motivasi primer dan (2) motivasi sekunder (Mudjiono, 2006).

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani. Sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Berbeda dengan motivasi primer. Motivasi sosial atau motivasi sekunder memang peranan penting bagi kehidupan manusia sebagai ilustrasi, bila orang bekerja dengan baik maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder. Motivasi sosial atau motivasi sekunder memang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-beda. Thomas dan Znaniecki menggolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan seperti memperoleh pengalaman yang baru, memperoleh respons, memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap, yakni kecenderungan berpikir, merasa kemudian bertindak, memiliki daya dorong bertindak, relatif bersifat tetap, berkecenderungan melakukan penilaian, dan dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.


(36)

3.3. Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang dikenal sebagai motivasi eksternal. Disamping itu kita bisa membedakan motivasi internal yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Penguatan terhadap motivasi internal perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci keberhasilan Siti (1998 dalam mudjiono, 2006).

Motivasi eksternal adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, ijazajah, medali, gelar sarjana dan menghindari hukuman. Hadiah, ijazah, mendali, dan menghindari hukuman dapat mrupakan motivasi eksternal bagi mahasiswa yang menjalani pendidikan.

3.4. Teori-teori motivasi

Notoatmodjo (2007), ada beberapa teori yang mengatakan tentang motivasi antara lain :

3.4.1. Teori Maslow

Teori Maslow merupakan teori kebutuhan utama dipengaruhi dalam urutan kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja. Sebagian besar perhatian pada kebutuhan aktualisasi diri, termotivasi untuk mengembangkan potensi diri seseorang secara menyeluruh. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan bersifat biologis (physikologikal needs), kebutuhan rasa aman


(37)

(safety needs), Kebutuhan rasa cinta (love needs), Kebutuhan akan penghargaan seperti harga diri, otonom (estem needs), dan Kebutuhan akan kepuasan diri (self actualication).

3.4.2. Teori Mc Clelland

Teori Mc Celland merupakan teori yang timbulnya tingkah laku dipengaruhi oleh kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Manusia didalam dirinya ada dua motivasi, yakni motif primer (motif yang mempelajari) dan motif sekunder yang mempelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Motif ini mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologis.

3.4.3. Teori Frederich Herzberg

Teori Teori Frederich herzberg ini terdapat motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut antara lain prestasi yang diraih (Achievement), pengakuan orang lain (Recognition), tanggung jawab (responsibility) dan pengembangan (advancement).

Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut antara lain : prestasi yang diraih (achievement), pengakuan orang lain (Recognition), tanggung jawab (Responsibility), peluang untuk maju (Advancement), kepuasan kerja itu sendiri (The Work it self), kemungkinan pengembangan karir (The Possibility of growth).


(38)

3.5. Fungsi motivasi

Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan karena tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar, sebagai pengarah yang artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan motivasi juga berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Setiawati (2008), menyebutkan beberapa fungsi motivasi, yaitu :

Pertama, motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat yang dipandang sebagai pendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dan motivasi akan menuntut individu untuk melepaskan energi dalam kegiatannya.

Kedua, motivasi sebagai penentu arah perbuatan yang akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai.

Ketiga, motivasi sebagai proses seleksi perbuatan yang akan memberikan dasar pemikiran bagi individu untuk memprioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan.

Keempat, motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi yang dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan.

3.6. Motivasi mahasiswa menjalani pendidikan

Motivasi sangat diperlukan bagi mahasiswa yang menjalani pendidikan agar terciptanya proses perkuliahan secara efektif. Motivasi memiliki peran penting dalam menjalani pendidikan, baik dalam proses maupun hasil.


(39)

Seseorang yang memiliki motivasi tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun hasil pembelajaran. Namun sebaliknya, apabila mahasiswa memiliki motivasi yang rendah maka ia akan mendapatkan hasil yang rendah dan kurang memuaskan (Faillasufah, 2012).

Motivasi peserta didik tinggi, maka akan mendorong sikap positiif peserta didik. Mahasiswa menjalani pendidikannya selalu diliputi oleh perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Mahasiswa yang memiliki perasaan menyenangi materi perkuliahan akan mencatat materi perkuliahan, membaca buku yang berhubungan dengan materi perkuliahan, mendengarkan materi perkuliahan dan memahami materi perkuliahan.

Eka dan Ibrahim (2013) dari hasil penelitiannya menggungkapkan bahwa semakin tinggi motivasi mahasiswa, maka semakin baik kegiatan perkuliahannya, dan semakin rendah motivasi mahasiswa maka semakin tidak baik pula kegiatan perkuliahan mahasiswa.


(40)

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengaruh dukungan Keluarga Terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU. Berdasarkan tinjauan pustaka motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjalankan sesuatu. Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi bagi mahasiswa dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam menjalani pendidikan.

Dukungan Keluarga merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap tiap-tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan.

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka penelitian dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU.

Dukungan Keluarga ( dukungan nyata, dukungan pengharapan, dukungan emosional, dukungan informasi)

- Baik - Kurang

Motivasi Mahasiswa Menjalani Pendidikan (Achievement,Recognition, responsibilitydan

advancement) - Tinggi - Rendah


(41)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Penelitian dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU

No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Dukungan keluarga

Sikap, tindakan, dan

penerimaan anggota keluarga. yang diberikan oleh anggota keluarga dalam menjalani pendidikan di FKep USU yang berupa :

1. Dukungan Nyata yaitu bantuan materi atau finansial

2. Dukungan Pengharapan yaitu

dorongan,semangat, dan sebagai pendengar curahan hati

3. Dukungan emosional yaitu perhatian,

memberi rasa aman,dan kasih sayang .

4. Dukungan Informasi yaitu memberi informasi, nasehat, pengarahan, usulan,petunjuk, memberikan saran dalam mengatasi masalah serta tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresssor.

Kuesioner sebanyak 16 pertanyaan yang terdiri dari

pertanyaan positif dengan alternatif pilihan jawaban : 4 = Selalu

3 = Sering 2 = Jarang 1= Tidak Pernah

Baik 41-64 Kurang 16- 40

Ordinal

2. Motivasi Dorongan yang tedapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam menjalani pendidikan keperawatan di FKep USU

Kuesioner sebanyak 8 pertanyaan yang terdiri dari 4 positif dengan pilihan jawaban : 0 = Tidak 1 = ya

dan 4 negatif dengan pilihan jawaban : 1 = Tidak

0 = ya

Tinggi = 4-8

Rendah = 0-3


(42)

3. Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat dirumuskan :

Ho : tidak terdapat Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Motivasi Menjalani Pendidikan di FKep USU.

Ha : terdapat Perngaruh Dukungan Keluarga terhadap Motivasi Menjalani Pendidikan di FKep USU.

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU.


(43)

1. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskripsi korelasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU.

2. Populasi, sampel, dan tehnik sampling

2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler berjumlah 566. Pada semester 2 berjumlah 137, semester 4 berjumlah 165, semester 6 berjumlah 134, dan semester 8 berjumlah 130 karena masih menjalani pendidikan di FKep USU.

2.2. Sampel dan tehnik sampling

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagai jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 000002007). Pengambilan sampel menggunakan proposional sampel, yaitu peneliti mengambil responden sesuai dengan proporsi yang telah diterapkan peneliti perangkatan, kemudian setiap angkatan yang telah ditetapkan jumlahnya diambil responden


(44)

dengan cara acak atau random. Nursalam (2009) maka penentuan jumlah sampel yang diambil peneliti menggunakan rumus sebagai berikut : n =

1+ ( )2 Keterangan :

N = besar populasi n = besar sampel

d = tingkat singnifikasi (0,05)

n = 566

1 + 566 (0,05)

n = 566 2,415

n = 234,36 = 234 orang

Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 234 orang dan setiap jalur dapat diwakili menggunakan rumus :

Jumlah sampel perkelompok =

× n

Tabel 4.1 jumlah sampel yang diambil per angkatan :

No Angkatan

1 2011

130

566× 234 = 54

2 2012

134

566× 234 = 55

3 2013

165

566× 234 = 68

4 2014 137


(45)

3. Lokasi dan waktu penelitan

Penelitian ini dilakukan di FKep USU yang beralamat di Jl.Prof. Ma’as No.3

kampus Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena subjek penelitian adalah mahasiswa FKep USU dan lokasi penelitian yang merupakan daerah kampus peneliti berada sehingga diharapkan memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada 2 April–1 Mei 2015.

4. Pertimbangan etik

Penelitian terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Komite Etik Kesehatan FKep USU. Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilakukannya penelitian dengan menekankan masalah etik penelitian (Hidayat, 2007) meliputi : a.Anonimity(Tanpa nama)

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberi jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

b.Beneficience( Asas kemanfaatan)

Penelitian sangat mempertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada resiko maka penelitian boleh dilaksanakan. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.


(46)

c.Informed consent

Subjek dalam penelitian ini harus menyatakan kesediaannya mengikuti penelitian dengan mengisi informed consent. Hal ini juga merupakan bentuk kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.

d. Confidentiality( Aspek kerahasian)

Data yang diperoleh dari responden akan dijamin kerahasiaannya, dan penggunaan data tersebut hanya untuk kepentingan bagi penelitian saja.

5. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner peneliti terdiri dari tiga bagian berisi : data demografi, kuesioner dukungan keluarga, dan motivasi.

Kuesioner data demografi merupakan aspek data tentang responden yang digunakan untuk mengkaji data yaitu data demografi yang meliputi kode responden, jenis kelamin, semester, tingkat pendidikan orang tua, dan penghasilan keluarga per bulan.

Kuesioner dukungan keluarga diidentifikasi berdasarkan konsep dari Cohen & Mc Kay (1984 dalam Niven, 2000) dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penelitian dengan menggunakan skala likert yaitu untuk penelitian dukungan keluarga berjumlah 16 pertanyaan yang terdiri dari 4 komponen yaitu


(47)

dukungan nyata pada pernyataan nomor 1-4, dukungan pengharapan pada pernyataan nomor 5-8, dukungan emosional pada pernyataan nomor 9-12 dan dukungan informasi pada pernyataan nomor 13-16. Kuesioner ini disusun dalam bentuk pertanyaan positif dengan empat pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan adalah 1 sampai 4. Jawaban selalu bernilai 4, sering bernilai 3, jarang bernilai 2, dan tidak pernah 1.

Kuesioner dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU akan dikategori berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007).

=

i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) nilai tertinggi sebesar 64, nilai terendah 16 dengan 2 kategori banyak kelas, sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 24. Data untuk kuesioner dukungan keluarga, dikategorikan sebagai berikut:

Baik = 41-64

Kurang = 16-40

Kuesioner motivasi dibuat sendiri oleh peneliti dan menyusun kuesioner motivasi berjumlah 8 pernyataan dengan berdasarkan tinjauan pustaka tentang konsep teori frederich herzberg yang membagi teori motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang antara lain: prestasi yang diraih (Achievement) pada


(48)

butir pernyataan nomor 1, 5, pengakuan orang lain (Recognition) pada butir pernyataan nomor 2, 6, tanggung jawab (responsibility) pada butir pernyataan nomor 3, 7, dan pengembangan (advancement) pada butir pernyataan nomor 4, 8.

Kuesioner ini disusun dalam bentuk 4 pertanyaan positif pada pernyataan nomor 1- 4 dan 4 negatif pada pernyataan nomor 5-8. Penelitian ini menggunakan skala guttman dengan dua pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari Ya dan Tidak . Bobot nilai yang diberikan untuk pertanyaan positif, ya bernilai 1 dan tidak bernilai 0. Pertanyaan negatif jika, ya bernilai 0 dan tidak bernilai 1.

Kuesioner motivasi mahasiswa menjalani pendidikan di FKep USU akan dikategori berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007).

=

Panjang kelas adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah, nilai tertinggi sebesar 8, nilai terendah 0 dengan 2 kategori maka, didapatlah panjang kelas 4.

Data untuk kuesioner motivasi dikategorikan sebagai berikut : Tinggi = 4-8

Rendah = 0-3

6. Validitas dan reliabilitas instrumen

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008). Uji validitas instrumen menggunakan content validity yaitu membandingkan isi instrumen dengan rancangan penelitian yang telah disusun dan dikonsultasikan kepada seorang Staf


(49)

Dosen Keperawatan pada Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instrumen penelitian ini telah divalidasi oleh ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes. Content Validity Index (CVI) pada kuesioner dukungan keluarga 0,96 sedangkan pada kuesioner motivasi 0,8 maka dikatakan bahwa kuesioner ini telah valid.

Reliabilitas adalah suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang mau diukur walaupun sudah berulang-ulang kali (Nursalam, 2010). Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada 30 orang responden. Responden yang digunakan adalah mahasiswa yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel. Responden yang digunakan dalam uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 KBK semester 2,4,8 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Menurut Arikunto (2010) salah satu uji reliabilitas internal untuk jenis kuisioner dichotomy dengan jumlah pertanyaan genap adalah menggunakan KR-21. Hasil uji reliabilitas untuk kuisioner motivasi mahasiswa dalam menjalani pendidikan adalah 0,72. Hasil uji reliabilitas kuisioner dukungan keluarga mahasiswa dalam menjalani pendidikan menggunakan Cronbach Alpha adalah 0,830. Menurut Polit & Hungler (1997) suatu instrumen dikatakan reliabel bila koefisiennya 0,70 atau lebih. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuisioner dukungan


(50)

keluarga dan motivasi mahasiswadalam menjalani pendidikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

7. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa menjalani pendidikan keperawatan di FKep USU. Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara) setelah mendapatkan balasan surat izin melakukan penelitian, kemudian meminta izin pada komting masin-masing kelas. Peneliti akan menentukan calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian, lalu calon responden yang bersedia menandatangani surat persetujuan informed concent untuk ikut serta dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti mengambil data dari responden dengan cara memberikan kuesioner kepada responden dan responden diminta menjawab lembar isian kuesioner. Responden juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang pertanyaan yang tidak dipahami. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data, dan data yang kurang lengkap dapat segera dilengkapi. Data yang sudah terkumpul selanjutnya di analisis. Pengolahan atau analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.


(51)

8. Analisis data

Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertamaeditingyaitu memeriksa kelengkapan identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner ke dalam program komputer dengan menggunakan sitem komputerisasi pengolah data, tahap ke empat cleaning yaitumemeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Selanjutnya melakukan analisa data secara deskriptif statistik dan korelasi. Analisis data tersebut meliputi :

8.1. Statistik univariat

Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisis data dari suatu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Notoadmojo, 2011). Data yang sudah diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, gambaran tentang sampel penelitian berupa frekuensi dan presentase yaitu data demografi berupa kode, jenis kelamin, tinggal bersama, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan penghasilan keluarga dalam per bulan.


(52)

8.2. Statistik bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yaitu untuk melihat pengaruh antara variabel independen (Dukungan keluarga) dan variabel dependen (Motivasi menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan) dengan menggunakan uji statistik korelasi spearman. Analisis dilakukan secara komputerisasi.

Uji sperman digunakan karena variabel independent (dukungan keluarga) berskala kategorik (ordinal) dan variabel dependent (motivasi menjalani pendidikan keperawatan) berskala kategorik (ordinal). Uji Sperman dapat digunakan untuk uji korelasi variabel ordinal dengan ordinal.


(53)

Tabel 4.2. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan arah korelasi (Dahlan, 2008)

No Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan korelasi (r)

Nilai p

Arah korelasi

0,00-0,199 0,22-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00 P < 0,05

P > 0,05

+ (positif)

- (negatif)

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat

Sangat Kuat

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang akan diuji.

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang akan diuji.

Searah semakin besar nilai satu variabel,semakin besar pula nilai variabel lainnya. Semakin besar nilai satu

variabel, semakin kecil variabel lainnya.


(54)

1. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan data hasil penelitian mengenai pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i keperawatan kelas reguler pada semester 2, semester 4, semester 6 dan semester 8 yang berjumlah 234 orang, dimana penelitian ini dimulai dari bulan April s/d Mei 2015.

Analisis hasil penelitian ini berupa analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi data demografi responden (karakteristik responden), dukungan keluarga dan motivasi mahasiswa dalam menjalani pendidikan. Selanjutnya, analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1.1 Analisis Univariat

Hasil analisis univariat pada penelitian ini dibagi atas tiga bagian yaitu, data demografi mahasiswa/i, dukungan keluarga dan motivasi mahasiswa dalam menjalani pendidikan.


(55)

1.1.1. Data Demografi

Deskriptif karakteristik responden meliputi jenis kelamin, semester, tempat tinggal, Pendidikan Orang tua, dan Penghasilan keluarga perbulan dapt dilihat pada tabel 1. Berikut:

Tabel 5.1.Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data demografi mahasiswa/mahasiswi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (N=234)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin

- Laki-laki 33 14,1 %

- Perempuan 201 85,9 %

Semester

- Dua (2) 57 24,4%

- Empat (4) 68 29,1%

- Enam (6) 55 23,5%

- Delapan (8) 54 23,1%

Tempat Tinggal

- Bersama Orang Tua 64 27,4%

- Kos ` 134 57,3%

- Bersama Saudara 30 12,8%


(56)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Pendidikan Orangtua Ayah

- Tidak Sekolah 0 0

- SD 13 5,6%

- SMP 24 10,3%

- SMA 107 45,7%

- D3 3 1,3%

- S1 80 34,2%

- S2 6 2,6%

- S3 1 0,4%

Ibu

- Tidak Sekolah 1 0,4%

- SD 13 5,6%

- SMP 25 10,7%

- SMA 104 44,4%

- D3 11 4,7 %

- S1 77 32,9%

- S2 3 1,3%

- S3 0 0

Penghasilan Keluarga Per Bulan

- < Rp 1.650.000 40 17,1%

- > Rp. 1.650.000 194 82,9%

Hasil Penelitian pada tabel 1. menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas mahasisswa keperawatan berjenis kelamin perempuan (n =201 atau 85,9 %), responden pada semester 4 berjumlah


(57)

lebih banyak (n =68 atau 29,1 %), sebagian besar mahasiswa bertempat tinggal di kos (n = 134 atau 57,3 %), berdasarkan tinggkat pendidikan Orangtua (ayah), pendidikan terakhir orang tua (Ayah) terbanyak adalah SMA (n = 107 atau 45,7 %), demikian juga pendidikan orangtua (ibu) terbanyak adalah SMA (n = 104 atau 44,4%) dan mayoritas responden memiliki penghasilan keluarga per bulan > Rp. 1.625.000 (n = 194 atau 82,9 %).

1.1.2 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga mahasiswa/i dalam menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 2, berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ( N=234)

Variabel Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Dukungan Keluarga Baik 230 98,3%

Kurang 4 1,7 %

Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 230 orang (98,3%) dikategorikan pada dukungan keluarga baik, sementara 4 orang (1,7%) dikategorikan pada dukungan keluarga kurang.


(58)

1.1.3 Motivasi Mahasiswa Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Motivasi mahasiswa/i menjalani pendidikan di Fakultas Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 3, berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Variabel Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Motivasi Tinggi 226 96,6%

Rendah 8 3,4%

Berdasarkan tabel 3. Dapat dilihat bahwa motivasi mahasiswa/i menjalani pendidikan sebanyak 226 orang (96,6%) memiliki motivasi yang tinggi dan 8 orang (3,4%) memiliki motivasi rendah.

1.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pengaruh yang bermakna antara dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pengujian bivariat analisis menggunakan uji korelasi spermen disebabkan variabel independennya kategorik dan variabel dependenya juga kategorik. Analisis ini dikatakan bermakna (signifikan) bila hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang bermakna


(59)

secara statistik antar variabel, yaitu dengan nilai p < 0,005 pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil analisis pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4. Analisis Pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ( N= 234)

Variabel 1 Variabel 2 Ρ r Keterangan

Dukungan keluarga mahasiswa

keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di FKep USU

Motivasi mahasiswa keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di FKep USU

0,016 0,157 Pengaruh positif dengan interpretasi lemah

Uji korelasi Spearmen

Hasil analisis pada tabel 4. Menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan nilai p = 0,016.


(60)

2. Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang diperoleh pembahasan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.1 Dukungan Keluarga Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi dukungan keluarga menyimpulkan bahwa mahasiswa memiliki dukungan keluarga dengan kategori baik 226 orang (96,6%) dan kategori kurang 4 orang (1,7 %). Hal ini dapat diasumsikan bahwa dukungan keluarga pada responden memiliki dukungan keluarga yang baik. Hasil ini sejalan dengan penelitianYanti. D (2012) bahwa dukungan keluarga yang diperoleh mahasiswa sangat tinggi (69,3%) dapat diartikan dimana mahasiswa selama ini mendapatkan dukungan keluarga yang sangat baik dari orangtuanya dalam memotivasi anaknya menjalani pendidikan difakultas keperawatan untuk menjadi perawat. Dukungan keluarga dapat diberikan melalui dukungan emosional, dukungan instrumen, dukungan informasi dan dukungan instrumental. Dengan adanya dukungan keluarga maka kesejahteraan psikologis seseorang juga akan meningkat karena adanya perhatian, pengertian atau menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, dan memiliki perasaan positif mengenai dirinya House (dalam Weiten,1992). Tetapi, jika dukungan keluarga rendah maka


(61)

akam memberikan efek yang negatif yang dapat menyebabkan tidak memiliki semangat dalam menjalani pendidikan, tidak ada dorongan untuk mengikuti kuliah, pendidikan terbengkalai dan hal-hal negatif lain yang mempengaruhi pendidikan. Oleh karena itu, sangat besar pengaruhnya dukungan dari keluarga terhadap mahasiswa untuk meningkatkan keyakinan diri dengan memiliki perasaan positif mengenai dirinya untuk menjalani perkuliahan.

Menurut Purwanto (2007) Keadaan keluarga mempengaruhi anak dalam menjalani pendidikan/perkuliahan, keadaan tersebut meliputi ada yang berasal dari keluarga miskin atau kaya, keluarga dengan suasana tentram dan damai atau sebaliknya, berjarak jauh ataupun dekat, ada keluarga ayah-ibu yang terpelajar atau kurang pengetahuan, ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya, ada pula yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam tersebut menentukan bagaimana dan sampai dimana dukungan keluarga sangat mempengaruhi dalam menjalani pendidikan. Termasuk ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas yang di perlukan turut memegang peranan penting pula.

Responden pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 201 orang (85,9 %). Hal ini sejalan dengan Siswanto (2014) hasil penelitiannya ditemukan dilapangan bahwa Program Studi Ilmu Keperawatan Riau memiliki mayoritas mahasiswa berjenis kelamin perempuan yaitu lebih dari 50% . Hasil penelitian bahwa proporsi mahasiswa keperawatan yang didominasi oleh perempuan sebanding juga dengan penelitian yang dilakukan Syahputra (2009) diungkapkan bahwa proporsi perempuan dalam pendidikan keperawatan


(62)

memang jauh lebih besar daripada laki-laki. Profesi keperawatan yang didominasi kaum perempuan disebabkan karena sikap dasar perempuan identik sebagai sosok yang ramah, sabar, telaten, lemah lembut dan kaum perempuan dianggap memiliki naluri keibuan serta sifat caring ( peduli, hormat,dan menghormati orang lain) yang harus dimiliki setiap profesi Pambudi & Wijayanti ( 2012). Sifat-sifat ini dimiliki oleh kaum perempuan sehingga banyak orang beranggapan bahwa profesi keperawatan identik dan dianggap sesuai untuk kaum perempuan dalam hal ini dapat diartikan perempuan cenderung meminati jurusan keperawatan daripada laki – laki. Clarke dan Stewart (2008) berpendapat bahwa perlakuan orangtua terutama dalam hubungan antara ibu dan anak terhadap pendidikan anak dalam menjalani pendidikan/pencapaian prestasi anak dipengaruhi oleh hubungan akrab antara orangtua terutama hubungan ibu dengan putrinya. Hubungan akrab antar ibu dan putrinya dapat diciptakan seperti sering mengajak berbincang-bincang anaknya terkait masalah-masalah yang dialaminya, sering memberikan hiburan terhadap anaknya, memberi pujian, pertolongan dan keterangan-keterangan mengajari berbagai persoalan Clarke dan Stewart (2008). Hal ini terkait dengan jenis kelamin perempuan yang paling banyak diminati mempengaruh dukungan yang diberikan keluarga dan apabila perlakuan tersebut disertai dengan hubungan dan kasih sayang ternyata lebih meningkatkan dukungan keluarga yang baik.

Pendidikan orangtua pada penelitian ini yaitu mayoritas pendidikan terakhir SMA. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mengarahkan pendidikan anaknya secara baik. Fandoli, A (2014) berpendapat bahwa cara orang


(63)

tua mendidik anaknya didasarkan pada pengalaman pendidikan yang ditempuh orangtua, semakin tinggi pendidikan orangtua akan lebih mudah mengarahkan dan mendukung anak dalam menjalani pendidikan. Namun, menurut Wulandari (2014) keluarga yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan merasa kurang sukses dengan yang diperolehnya saat ini terkadang justru mampu menciptakan dukungan yang lebih baik dengan memberi dukungan pada anak agar berprestasi karena ingin melihat anaknya memiliki cita-cita yang tinggi dan ingin menciptakan anak yang lebih berkualitas darinya. Hal ini menunjukkan dalam penelitian ini tidak terlalu berpengaruh tingkat pendidikan orangtua dalam memberi dukungan karena walaupun pendidikan orantua rendah mampu memberikan dukungan keluarga yang baik. Penghasilan orangtua juga dapat mempengaruhi dukungan keluarga dimana dengan penghasilan lebih tinggi dapat memenuhi kebutuhan anak dalam membiayai uang kuliah dan memenuhi perlengkapan/memfasilitasi kebutuhkan anak yang dapat mendukung motivasi anak dalam menjalani pendidikannya. Hal ini juga dapat di buktikan bahwa mayoritas orangtua berpenghasilan > Rp. 1.650.000 sebanyak 194 orang (82,9%).

2.2 Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil penelitian ini memiliki motivasi tinggi 226 orang (96,6%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi atau dorongan/keinginan dirinya dalam menjalani pendidikan memiliki motivasi yang tinngi. Hasil penelitian diatas sesuai


(64)

dengan pendapat Azwar (2009) yang menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran/menjalani pendidikan, diantaranya motivasi. Motivasi sangat penting untuk menghindari para mahasiswa dari kegagalan.

Motivasi adalah dorongan individu atau seseorang untuk berbuat/mengerjakan sesuatu dengan tujuan memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan faktor pendorong manusia untuk bertingkah laku didalam mencapai kebutuhan atau sesuatu yang dicita-citakan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Safitri (2012) motivasi yang tinggi dapat mempengaruhi dalam menjalani pendidikan terutama dalam pencapaian prestasi. Peneliti berasumsi bahwa motivasi berfungsi untuk menimbulkan, mendasari, mengarahkan dan dapat menentukan baik atau tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar harapan kesuksesan dalam menjalani pendidikan. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, dan tidak menyerah dengan hambatan ataupun masalah yang dihadapi dalam mernjalani pendidikan. Lain halnya apabila motivasi melemah maka keinginan untuk menjalani pendidikan menurun itulah akan mengakibatkan mahasiswa sering bolos kuliah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, tidak bersemangat mengikuti perkuliahan, nilai-nilai yang dicapai rendah dan selalu mengikuti remedial ataupun grendremedial, oleh karena itu mahasiswa perlu diperkuat terus menerus dengan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi motivasi Dimyati & Mudjiono (2006) seperti, (1) cita-cita yang ingin dicapainya, (2) dengan didukung pencapaian kemampuannya yang pernah dilakukan dengan meningkatkan percaya


(65)

dirinya, (3) kondisi kesehatan jasmani dan rohani (4) kondisi lingkungannya seperti keadaan tempat tinggal contohnya dalam penelitian ini mayoritas responden tinggal di kos/tinggal jauh dari orangtua dan biasanya tinggal di kos bersama dengan teman sebaya/teman satu jurusan yang biasanya dipengaruhi teman sebaya. Jika, memiliki teman sebaya yang membawa pengaruh positif maka akan memberikan dukungan dan dapat memperkuat motivasi dalam pencapaian keberhasialam dan sebaliknya, jika memiliki teman sebaya yang membawa pengaruh negatif maka akan terpengaruh kedalam hal-hal negatif. Oleh karena itu, kondisi lingkungan dikampus, kerukunan dalam keluarga, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman, tentram dan tertib. (5) unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran seperti perasaan memiliki kemauan, ingin mendapatkan perhatian yang dinginkan seseorang didapatkan dari dukungan keluarganya, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi pencapaian tujuan agar mahasiswa memiliki motivasi yang kuat sehingga dalam menjalani pendidikan tidak mengalami hambatan.

2.3 Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan yang signifikan


(66)

dengan arah hubungan positif dengan kekuatan hubungan sangat lemah (r =0,157) artinya semakin baik dukungan keluarga maka semakin tinggi motivasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suyasa. dkk (2014) dengan judul Hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa program studi ilmu keperawatan (PSIK) Fakultas Keperawatan bahwa terdapat korelasi positif antara dukungan keluarga dengan motivasi artinya semakin baik dukungan keluarga maka semakin tinggi motivasi. Penelitiannya menguraikan bahwa ada pengaruh antara dukungan keluarga dengan motivasi memiliki hubungan yang erat karena tanpa ada dukungan keluarga mahasiswa akan sulit untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Keluarga memiliki peranan penting dalam mendukung apa yang dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri seperti keluarga sangat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa, keluarga berperan penting dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa, memberi masukan-masukan dan juga memberikan semangat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Partini & Rivai (2013) berjudul peran keluarga inti dalam menumbuhkan motivasi belajar dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antar dukungan keluarga yang artinya semakin baik dukungan keluarga seseorang maka semakin tinggi motivasi. Penelitiannya lebih dikhususkan dukunga keluarga yang diberikan keluarga inti (kedua orangtua) karena dalam menumbuhkan motivasi dalam pendidikan diperlukan juga lingkungan kondusif dirumah yang menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga inti terutama orangtua (ayah dan ibu). Bentuk dukungan berupa nasehat,


(67)

perhatian, kasih sayang, penyediaan fasilitas dan pujian. Dukungan ini dapat diberikan dengan cara melihat hasil belajar anak dan mengevaluasinya.

Ira C. (2013) berjudul faktor-faktor berhubungan dengan motivasi mahasiswi profesi bidan didapatkan hubungan dukungan keluarga dengan motivasi bahwa tidak ada korelasi yg signifikan dan dari hasil penelitiannya menurut asumsi peneliti tidak atau adanya dukungan keluarga terhadap motivasi, motivasi yang dimiliki mahasiswi tetaplah tinggi dikarnakan banyak faktor yamg mempengaruhi motivasi seperti sebagian besar keluarga menyerahkan keputusan yang di ambil anaknya sesuai dengan minatnya karena motivasi seseorang cenderung tinggi akan meningkat apabila memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakan dan sebagian juga dipengaruhi dengan adanya fasilitas memadai/lengkap yang dapat memudahkan dan melancarkan aktivitas. Namun, hasil penelitiannya bertolak belakang dengan penelitian ini karena seharusnya dengan adanya dukungan keluarga juga penting memberikan motivasi untuk anak, agar dapat membedakan hal-hal yang positif dan negatif dan juga karena adanya dukungan dari keluarga maka akan meningkatkan motivasi mahasiswa dan dengan adanya dukungan keluarga, mahasiswa juga semakin semangat untuk meraih cita-cita sehingga membanggakan orang tuanya.


(68)

Pada bab ini akan dibuat kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Kesimpulan

1. .Mayoritas mahasiswa memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu 230 orang (98,3%) dalam menjalani pendidikan keperawatan di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Mayoritas mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi yaitu 226 orang (96,6%) dalam menjalani pendidikan keperawatan di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Hipotesa pada penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh dukungan keluarga terhadap motivasi mahasiswa sarjana keperawatan kelas reguler menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara. (ρvalue= 0,016; r = 0,157). 2. Saran

1. Bagi pendidikan keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan bagi Fakultas Keperawatan dalam hal pendidikan bahwa penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar atau proses pendidikan sangat penting


(69)

dengan adanya dukungan keluarga karena semakin baik dukungan keluarga maka semakin tinggi motivasi mahasiswa menjalani pendidikan .

2. Bagi pelayanan keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan sebab dukungan keluarga yang tinggi mempengaruhi motivasi yang tinggi dalam menjalani pendidikan yang dapat menjadikan seorang mahasiswa menjadi seorang perawat profesional yang akan memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang semakin baik.

4.3. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya, peneliti merekomendasikan untuk penelitian lainnya agar dapat melanjutkan penelitian ini terutama mengidentifikasi dengan membedakan pengaruh dukungan keluarga mahasiswa yang tinggal bersama orangtua dengan tinggal yang berjauhan dari orangtua terhadap motivasi mahasiswa dalam menjalani pendidikan.


(70)

Ayu, K. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga : Bagi Mahasiswa Keperawatan dan Praktisi Perawat Perkesmas. Jakarta : Sagung seto

Azwar. (2009) Prinsip-prinsip Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara Cipta.

Dahlia, R. (2010). Motivasi Mahasiswa DIII Keperawatan Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Tingkat Sarjana Di Fakultas Keperawatan USU : Medan Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Eka, dkk (2013). Hubungan Motivasi Dengan Kegiatan Perkuliahan Mahasiswa

Jurusan Bimbingan Dan Konseling. Diakses 31 desmber 2014 dari http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor.

Friedman, M. dkk. (2010). Buku Ajar Keperwatan Keluarga Riset, Teori dan Praktek. Edisi 5. Jakarta : EGC

Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

http ://180.241.122.205/dockti.

Ira, C (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Mahasiswa

Memilih Profesi Bidan Stikes U’budiyah Banda Aceh. Diakses 10 oktober

2014 dari http://180.241.122.205/docjurnal/CUT_IRA_PUTRI_ANDARI-jurnal_kti.pdf.

Mubarak, I dkk. (2007). Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dan Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007 Jakarta:

Salemba Medika.


(71)

Niven, N. (2000). Psikologi Kesehatan: pengantar untuk perawat dan profesional kesehatan lain. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rhineka Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta :

Rhineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nova, Y. (2014). Pengaruh Pola Asuk Keluarga terhadap prestasi belajar

siswa/kelas XI di SMU Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten labuhan Batu USU : Medan

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi I. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2006). Konsep & Penerapan Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi I. Jakarta : Salemba Medika

Pambudi, P.S. & Wijayanti, D. Y. (2012) Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Keperawatan. Diakses tanggal 20 juli 2015 dari http://ejournal-S1.Undip.ac.id

Partini & Rivai, Z.A (2013) Peran Keluarga Inti Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Remaja. Diakses 02 Juni 2015 dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id Pollit, D.F.,& Hungler, B.P. (2002). Nursing Research: Principles and

Methods.Philadelphia: J.B. Lippincott Company

Prabowo, H. & B. P. Dwi Riyanti. (1998). Psikologi umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Priyatno, D (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom

Purwanto. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda KaryaPurwanto. (2007) Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya


(1)

(2)

89

Lampiran 15

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Mengajukan judul

2. Menetepkan judul penelitian

3. Menyusun BAB 1 4. Menyusun BAB 2 5. Menyusun BAB 3 6. Menyusun BAB 4 7. Menyerahkan

proposal penelitian 8. Mengajukan sidang

proposal 9. Sidang proposal 10. Revisi proposal

penelitian 11. Mengajukan izin

penelitian

12. Pengumpulan data 13. Analisa data 14. Penyusunan skripsi


(3)

90

Lampiran 16

TAKSASI DANA PENELITIAN

1. Proposal

Penelurusan literatur dari internet Rp 100.000,-Pencetakan literatur dari internet Rp

50.000,-Fotokopi literatur dari buku Rp

50.000,-Pencetakan proposal Rp

30.000,-Penggandaan dan penjilidan proposal Rp 50.000,-2. Pengumpulan data

Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan responden Rp

60.000,-Cinderamata Rp

200.000,-3. Analisa data dan penyusunan laporan

Pencetakan skripsi Rp

50.000,-Penggandaan dan penjilidian skripsi Rp

150.000,-CD Rp

10.000,-Jumlah Rp

750.000,-Biaya tidak terduga 10% Rp


(4)

(5)

(6)

825.000,-93

Lampiran 19

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Widya Darayani Purba

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Medan/24 Desember 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan haluan no. 6 Medan Marelan

No. HP : 082163233138

Nama Ayah : Drs. Baharuddin Purba M.Hum Nama Ibu : Yus Susanti Siregar

Pendidikan : TK Bunda Pertiwi (1998-1999) SD Pangeran Antasari (1999-2005) SMP Negeri 38 Medan (2005-2008) SMA Negeri 7 Medan (2008-2011)