kelenjar pada setiap bahagian endometrium dan mempertahankan diameter pada bahagian terminal kapilari Fanger et al., 1961.
2.2.2.2 Siklus Endometrial
Siklus endometrial pada setiap bulan adalah proses yang berhubungan dengan penghasilan hormon progesteron dan estrogen oleh
ovarium yang melalui tiga stadium yaitu: pertama, proliferasi dinding endometrium; kedua, perubahan sekretori endometrium; dan ketiga,
deskuamasi endometrium yang dikenal sebagai menstruasi Guyton, 2000.
Menurut penelitian, hanya 15 wanita mempunyai siklus endometrial selama 28 hari secara tepat. Namun begitu, jika seorang
wanita itu mempunyai siklus antara 21 hingga 35 hari, dia masih dianggap mempunyai siklus endometrial yang normal Monga, 2006.
Pada anak dengan onset menarke yang lewat, siklus endometrial mereka adalah anovulatoar dan akan mengambil masa 8-12 tahun supaya
siklus mereka adalah ovulatoar sepenuhnya manakala 50 anak dengan onset menarke awal usia kurang 12 tahun akan mengalami siklus
ovulatoar pada tahun pertama menarke. Pada tahun pertama selepas menarke, siklus endometrial akan berlangsung dari 21 hingga 45 hari,
namun ditemukan juga siklus yang kurang daripada 20 hari atau lebih daripada 45 hari. Biasanya, panjang siklus endometrial seseorang akan
menjadi stabil setelah 6 tahun posmenarke Klein et al., 2006.
2.2.2.2.1 Pengaruh Progesteron dan Estrogen Terhadap Uterus
Ada dua lapisan utama yang membentuk uterus yaitu lapisan otot polos miometrium yang melapisi bahagian luar dan endometrium di
bahagian dalam uterus, mengandungi pembuluh darah dan juga kelenjar yang banyak. Pertumbuhan miometrium dan endometrium ini dipicu oleh
estrogen. Hormon tersebut juga menginduksi sintesa reseptor progesteron pada endometrium. Hal ini menyebabkan efek progestron hanya akan
terjadi setelah stimulasi endometrium dimulakan oleh estrogen terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu. Progestron akan akan bekerja dengan menyediakan keadaan endometrium yang bernutrisi dan hospitabel sebagai persediaan sekiranya
terjadi implantasi dan fertilisasi ovum. Di bawah pengaruh progestron juga, jaringan ikat endometrium akan menjadi lebih longgar dan akan
menjadi edema akibat dari akumulasi elektrolit dan air. Kedua-dua keadaan ini akan mempermudah implantasi ovum yang telah dibuahi.
Selanjutnya progesteron akan menyebabkan kelenjar endometrium mensekresi dan menyimpan glikogen dalam jumlah yang besar dengan
memperbanyak pertambahan pembuluh darah endometrium yang sangat penting bagi perkembangan embrio. Selain itu, hormon ini akan
menyediakan lingkungan yang nyaman dan bagus untuk embrio serta mengurangi kontraktiliti uterus Sherwood, 2007.
2.2.2.2.2 Fase Menstruasi
Fase ini ditandai dengan keluarnya darah dan debris endometrial dari vagina. Telah disepakati bahawa hari pertama menstruasi adalah
permulaan bagi satu siklus yang baru. Ianya berlaku bersamaan dengan berakhirnya fase luteal dan onset fase folikuler. Apabila berlaku
degenerasi korpus luteum oleh karena tidak berlakunya pembuahan ovum, kadar progesteron dan estrogen akan turun dengan mendadak. Ketiadaan
kedua-dua hormon steroid yang berperan dan menjaga kestabilan endometrium ini akan mengakibatkan runtuhnya dinding uterus.
Selain itu, ketiadaan kedua-dua hormon ini akan menstimulasi pelepasan prostaglandin uterin yang akan menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah endometrium, sehingga mengganggu suplai darah ke endometrium. Hal ini akan mengakibatkan penurunan jumlah oksigen
yang bakal menyebabkan kematian sel-sel pembentuk dinding endometrium. Akhirnya terjadilah perdarahan yang mengalir ke dalam
lumen uterus akibat rupturnya pembuluh darah yang sudah tidak berintegrasi lagi. Kesemua lapisan di uterus akan ruptur kecuali bahagian
paling dalam yaitu lapisan sel epitel yang tipis serta kelenjar, di mana di
Universitas Sumatera Utara
sinilah endometrium akan mulai beregenerasi. Prostaglandin ini juga akan menstimulasi ritme kontraksi miometrium uterus yang sederhana, sehingga
membantu pegeluaran darah dan debris endometrium dari rongga uterus melalui vagina sebagai aliran menstruasi. Kontraksi yang berlebihan akan
mengakibatkan dismenore Sherwood, 2007.
2.2.2.2.3 Fase Proliferasi