globin. Sekiranya penghasilan globin berkurang, ferum akan berakumulasi di dalam sitoplasma sel sebagai ferritin yang beragregasi Turgeon, 2005.
2.1.3 Fungsi
Selain berperan dalam transportasi oksigen, hemoglobin juga berperan sebagai molekular transduser panas melalui siklus oksigenasi-
deoksigenasi. Hemoglobin juga adalah modulator metabolisme eritrosit dan oksidasi hemoglobin merupakan petanda proses penuaan hemoglobin.
Pada penderita malaria, hemoglobin mempunyai implikasi resistensi genetik. Aktivitas enzimatik hemoglobin mempunyai peranan dalam
interaksi dengan obat, selain ia juga merupakan sumber katabolit fisiologi yang aktif Giardina et al., 1995. Penurunan jumlah hemoglobin dalam
darah dapat menimbulkan gangguan pada fungsi-fungsi di atas. Uptake oksigen maksimum VO
2
max, kadar hemoglobin dan volume darah di dalam tubuh adalah saling berkait. Jika volume darah
dalam keadaan tidak berubah, penurunan konsentrasi hemoglobin akan menyebabkan penurunan nilai uptake oksigen maksimum VO
2
max, manakala, jika konsentrasi hemoglobin meningkat, uptake oksigen
maksimum VO
2
max turut meningkat. Apabila kadar hemoglobin tidak berubah, tetapi volume darah bertambah, nilai uptake oksigen maksimum
VO
2
max turut bertambah dan jika volume darah berkurang, nilai uptake oksigen maksimum VO
2
max turut berkurang. Di sini dapat disimpulkan bahawa uptake oksigen maksimum VO
2
max sangat dipengaruhi oleh kadar hemoglobin dan volume darah Gledhill et al., 1999.
2.1.4 Konsentrasi Hemoglobin dan Anemia
Menurut Standley 2010 nilai hemoglobin yang normal pada wanita adalah di antara 12gdL hingga ke 16gdL. Sekiranya nilai
hemoglobin yang diukur adalah di bawah 12gdL, seseorang wanita itu sudah dianggap anemia. Secara tepat, anemia adalah suatu keadaan di
mana berlaku penurunan terhadap massa sel darah merah. Metode
Universitas Sumatera Utara
pengukuran sel darah merah adalah agak rumit karena butuh waktu, biaya yang mahal dan biasanya memerlukan transfusi eritrosit radio label. Secara
praktis, anemia ditemukan melalui hitung jumlah sel darah merah, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit Conrad, 2009.
Tabel 2.1 Tahap Keparahan Anemia Menurut Konsentrasi Hemoglobin
Elesevier Oncology, 2006
Tahap keparahan
anemia Nilai
Hb gdL
Simptom Tindakan medis
Ringan 9.5-12.0
Pada kebiasannya tiada tanda dan
gejala Tiada intervensi
Sedang 8.0-9.5
Bisa disertai gejala anemia
Perlu manajemen untuk mencegah
dari terjadinya komplikasi
Berat 8.0
Pada kebiasaannya disertai gejala
anemia Bisa menggugat
nyawa dan perlukan
manajemen segera Banyak faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin. Pengambilan
alkohol dapat menyebabkan perdarahan internal yang bisa memicu ke arah anemia. Penyakit kronis atau penyakit kritikal yang berhubungan dengan
proses inflamasi meningkatkan risiko anemia. Selain itu, antara faktor yang paling sering menyebabkan penurunan nilai hemoglobin adalah
kekurangan zat besi yang sering terkait dengan faktor kemiskinan. Anak- anak mempunyai risiko tertinggi terkena anemia diikuti oleh wanita
premenopause. Lebih 10 remaja putri dan wanita di bawah usia 49 tahun mengalami defisiensi zat besi. Risiko terkena anemia pada remaja
putri adalah sedang dan kira-kira 3 mengalaminya Simon, 2009. Menurut penelitian, sebelum pemberian tablet tambah darah,
prevalensi anemia adalah 77.77 dan setelah diberikan tablet tambah
Universitas Sumatera Utara
darah 1 kapsul perminggu dan 1 kapsul selama 10 hari saat haid, dalam jangka waktu 16 minggu prevalensi anemia menurun menjadi 8.95
Mulyawati, 2003.
2.2 Menstruasi