2.7.2 Persyaratan Dan Spesifikasi Gas Medis Yang Menggunakan IGM
Adapun persyaratannya adalah: 1. setiap jaringan saluran gas medis dilengkapi dengan:
a. 1 satu unit kran induk dipasang pada sentral gas medis. b. 1satu unit kran distribusi dipasang pada tiap bagian pemakaian
c. sekurangnya 1satu unit kran pembagi dipasang sesuai dengan pembagian instalasi.
d. sekurangnya 1satu unit kran darurat dipasang pada ruang bedah. e. 1 satu unit pressure gauge induk dipasang pada sentral.
f. 1satu unit pressure gauge ditiap jalur distribusi utama. 2. instalasi gas medis IGM dilengkapi dengan alarm.
3. instalasi gas medis IGM dilengkapi dengan grounding. 4. pada ruang sentral gas medis di pasang lampu peringatan yang dapat dibaca
dengan jelas yaitu: a. sentral gas medis
b. yang tidak berkepentingan dilarang masuk c. dilarang merokok
d. jauhkan dari panas dan oli. 5. seluruh IGM harus dilakukan test kebocoran
6. setiap tabung perpipaan dan outlet diberi warna sesuai dengan ketentuan 7. instalasi atau perpipaan didalam tembok harus dilapisi pipa PVC
8. ruang gas medis harus memenuhi syarat: a. lokasi ruang gas medis mudah dijangkau transportasi untuk pengiriman dan
pengambilan tabung.
Universitas Sumatera Utara
b. harus aman atau jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadinya ledakan atau kebakaran.
c. jauh dari sumber panas oli atau sejenisnya. d. disediakan ruang operator atau petugas dan dilengkapi fasilitas kamar
mandiWC e. luas ruangan disesuaikan dengan jumlah dan jenis gas medis yang dipergunakan
dan memperhatikan kelonggaran bergerak bagi operator atau petugas pada saat penggantian atau pemindahan tabung dan kegiatan pemeliharaan.
f. bangunan ruangan gas medis harus memenuhi persyaratan: 1. konstruksi beton permanen.
2. penerangan yang memadai. 3. sirkulasi udara yang cukup.
9. kelengkapan sentral gas medis a. dipasang alat pemadam kebakaran
b. dipasang sekat atau pemisah antara jenis-jenis gas yang ada dan dilengkapi dengan pintu.
c. dipasang rambu bahaya dan alarm. d. disediakan tool kit khusus dan tidak dicampur dengan peralatan lain.
e. dipasang alat komunikasi 10. penataan ruang sentral dan gas medis
a. harus diatur penempatan tabung-tabung kosong dan tabung berisi. b. dilarang menyimpan barang-barang selain untuk keperluan penanganan gas
pada ruangan penyimpanan gas dan sentral gas.
Universitas Sumatera Utara
c. apabila tabung tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke instalasi perpipaan gas medis, kran induk harus selalu tertutup walaupun tabung dalam
keadaan kosong. d. diupayakan jangan sampai ada tabung yang jatuh atau roboh.
11. pemasangan outlet gas medis a. Wall Outlet
Outlet gas medis jenis wall outlet dipasang atau ditanam pada dinding dengan ketinggian antara 140-150 cm diatas lantai.
bila digunakan untuk melayani 1 satu bed maka diletakkan di sebelah kanan bed dan bila digunakan untuk melayani 2 dua bed maka wall outlet diletakkan
ditengah-tengah dua bed tersebut. untuk pemakaian di kamar operasi, wall outlet dipasang didinding dekat
dengan bagian kepala pasien pada meja operasi. untuk pemakaian di bagian lain wall outlet dipasang pada dinding yang
berdekatan dengan peralatan kedokteran yang digunakan. b. pipa yang akan dipasang harus bersih
Dipasang pada plafon dan dekat dengan titik pemakaian, biasanya dekat dengan bagian kepala dari tempat tidur pasien pada ruangan New Born Room dan
Premature Room, Overhead Outlet dipasang diatas tempat tidur bayi. c. ceiling column
Penempatan atau pemasangan ceiling column sama dengan overhead outlet berhubung alat ini memiliki beban yang cukup berat lebih kurang 100kg, maka
harus digantung pada konstruksi plafon yang kuat menahan beban tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. pemasangan outlet pada ruang operasi atau bedah maupun peralatan harus berfungsi secara otomatis, outlet akan tertutup rapat pada saat tidak terpakai dan
terbuka apabila telah disambungkan dengan alat penyalur gas medis. e. urutan pemasangan oulet gas medis adalah oksigen, nitrogen oksida, udara
tekan, udara hisap. f. pemasangan setiap outlet gas medis diberi nama gas, warna yang berbeda,
ukuran drat atau sekrup yang berbeda pula. SK Menkes No. 1439MenkesSKXI2002.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN KHUSUS
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK
3.1 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 244MenkesPERIII2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Pusat RSUP H. Adam Malik, telah terjadi perubahan bentuk pola pengelolaan dari Badan Pelayanan Kesehatan menjadi Badan Layanan Umum BLU.
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Berdasarkan PP No.23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan fleksibilitas dan pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Praktek bisnis yang sehat adalah berdasarkan kaidah manajemen yang baik mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pertanggungjawaban. RSUP H. Adam Malik merupakan suatu Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medis Departemen Kesehatan. RSUP
H. Adam Malik adalah rumah sakit umum kelas A yang mempunyai tugas
Universitas Sumatera Utara