2.2. BESI
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada air permukaan
jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mgL tetapi didalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat dirasakan dan dapat menodai kain
dan dapat menodai perkakas dapur. Alaert, 1987
Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi ke empat terbesar. Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro Fe
2+
dan ferri Fe
3+
pada perairan alami pada pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup.
Besi termasuk unsur yang essensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, termasuk algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang
berlebihan selain dapat mengakibatkan timbulnya warna merah juga dapat mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat memudarkan
bahan celupan dyes dan tekstil. Pada tumbuhan , besi berperan dalam system enzim dan transfer elektron pada proses fotosintetis. Namun kadar besi yang berlebihan dapat
menghambat fiksasi unsur lainnya. Effendi, 2003 Besi adalah satu dari unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah.
Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta
menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,3 mgL. Ahmad, 2004
Universitas Sumatera Utara
2.3. AMONIA
Amonia NH
3
merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH
4 +
pada pH rendah dan disebut ammonium. Amonia sendiri berada dalam keadaan tereduksi -3. Amonia
dalam air permukaan berasal dari air seni dan tinja, juga dari oksidasi zat organis H
a
O
b
C
c
N
d
secara mikrobiologis, yang berasal dari air alam atau air buangan industri dan penduduk.
Amonia NH
3
dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion ammonium adalah bentuk transisi dari amonia. Amonia banyak digunakan dalam proses
produksi urea, industri bahan kimia asam nitrat, ammonium fosfat, ammonium nitrat, dan ammonium sulfat serta industri bubur kertas dan kertas pulp dan paper. Sumber
amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat didalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan
organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati oleh mikroba dan jamur. Tinja dari biota akuatik yang merupakan limbah aktifitas metabolisme juga
banyak mengeluarkan amonia Sumber amonia yang lain adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik. Amonia yang
terdapat dalam mineral masuk kedalam badan air melalui erosi tanah. Diperairan alami, pada suhu dan tekanan normal amonia berada dalam bentuk gas dan membentuk
kesetimbangan dengan gas ammonium. Kesetimbangan antara gas amonia dan gas ammonium ditunjukkan dalam persamaan reaksi :
NH
3
+ H
2
O → NH
4 +
+ OH
-
Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk kompleks dengan beberapa ion logam. Amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid
Universitas Sumatera Utara
sehingga mengendap di dasar perairan dapat menghilang melalui proses Volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan semakin meningkatnya
pH. Hilangnya amonia ke atmosfer juga dapat meningkat dengan meningkatnya kecepatan angin dan suhu.
Amonia yang terukur di perairan berupa amonia total NH
3
dan NH
4 +
. Amonia bebas tidak dapat terionisai sedangkan ammonium atau NH
4 +
dapat terionisasi. Pada pH 7 atau kurang sebagian besar amonia akan mengalami ionisasi. Sebaliknya, pada pH lebih
besar dari 7 amonia yang tidak terionisasi bersifat toksik terdapat dalam jumlah banyak. Amonia bebas NH
3
yang tidak terionisasi unionized bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Toksisitas amonia terhadap organisme akuatik akan meningkat jika
terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH dan suhu. Avertebrata air lebih toleran terhadap toksisitas amonia dari pada ikan. Ikan tidak dapat bertoleransi terhadap kadar
amonia bebas yang terlalu tinggi karena dapat menggangu proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya dapat mengakibatkan sufokasi. Akan tetapi amonia bebas
ini tidak dapat diukur secara langsung. Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mgL. Kadar amonia
bebas yang tidak terionisasi NH
3
pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02 mgL. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mgL perairan bersifat toksik pada beberapa
jenis ikan. Effendi, 2003 Dapat dikatakan bahwa amonia berada di mana-mana, dari kadar beberapa mgL
pada air permukaan dan air tanah, sampai kira-kira 30 mgL lebih, pada air buangan.air tanah hanya mengandung NH
3
, karena NH
3
dapat menempel pada butir-butir tanah liat selama infiltrasi air kedalam air tanah,dan sulit terlepas dari butir-butir tanah liat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kadar amonia yang tinggi pada air sungai selalu menunjukkan adanya pencemaran. Rasa NH
3
kurang enak, sehingga kadar NH
3
harus rendah.pada air minum kadarnya harus nol dan pada air sungai harus dibawah 0,5 mgL N syarat mutu air sungai di Indonesia.
Alaert, 1987
2.4. Spektrofotometri