1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh total biaya persediaan gabungan yang optimal dengan permintaan yang bersifat probabilistik.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a.
Mengetahui total biaya minimum dan tingkat persediaan yang optimal untuk pemasok dan pembeli dengan model Joint Economic Lot Size.
b. Menambah referensi yang berhubungan dengan masalah persediaan pada kasus
terintegrasi yang diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan dalam mengatasi permasalahan mengenai persediaan barang.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat literatur yang disusun berdasarkan rujukan pustaka dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menjelaskan model persediaan terintegrasi.
b. Menjelaskan model persediaan pada permintaan probabilistik.
c. Menentukan total ekspektasi biaya pada pemasok dan pembeli.
d. Menentukan total ekspektasi biaya gabungan.
e. Menentukan ukuran lot gabungan yang optimal antara pemasok-pembeli.
f. Menentukan nilai faktor pengaman dari tabel distribusi normal standar.
g. Menyelesaikan contoh kasus masalah persediaan untuk mendapatkan total
biaya persediaan gabungan yang optimal. h.
Menarik kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Persediaan pada Supply Chain
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun
suku cadang Herjanto, 1999, hal: 219.
Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya. Untuk mengadakan persediaan, dibutuhkan sejumlah
uang yang diinvestasikan dalam persediaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan optimum yang
dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk mengatur tersedianya
suatu tingkat persediaan yang optimum, maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan. Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah Assauri, 1998:
a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan
terhentinya kegiatan produksi. b.
Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih, sehingga biaya yang timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena
mengakibatkan meningkatnya biaya pemesanan.
Pada dasarnya, masalah persediaan dikelola oleh perusahaan sendiri tanpa melibatkan faktor luar. Manajemen persediaan seperti ini adalah manajemen
Universitas Sumatera Utara
persediaan konvensional. Pengelolaan persediaan konvensional hanya memandang dari satu aspek saja, yaitu pemasok atau pembeli. Hal ini tidak menguntungkan bagi
kedua belah pihak karena kebijakan yang optimal bagi pemasok belum tentu optimal bagi pembeli.
Dewasa ini, persaingan bisnis tidak lagi terjadi antar perusahaan tetapi melibatkan beberapa jaringan supply chain. Supply chain rantai pengadaan
merupakan jaringan antar perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menghasilkan dan mengantarkan suatu produk ke konsumen akhir. Mengelola aliran
produk yang tepat adalah salah satu tujuan dari supply chain.
Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam mengelola masalah persediaan. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang dan jumlah retailer yang
semakin banyak menyebabkan perlunya koordinasi yang baik antara pemasok dan pembeli. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan dengan cara konvensional dianggap
tidak efektif untuk menghadapi persaingan yang ada.
Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah uang yang tertanam dalam bentuk
persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu aset terpenting yang dimiliki supply chain Pujawan, 2005, hal: 99.
2.2 Fungsi Persediaan