Asumsi permintaan yang deterministik, menyebabkan model persediaan yang ada sulit untuk diaplikasikan pada kondisi riil. Untuk itu, dalam penelitian ini
asumsi permintaan bersifat probabilistik karena pada kenyataannya, permintaan akan bervariasi dari waktu ke waktu.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dibahas adalah menentukan ukuran lot yang optimal antara pemasok vendor dan pembeli buyer sehingga diperoleh total biaya persediaan
gabungan yang minimum.
1.3 Tinjauan Pustaka
Assauri 1998, hal: 219, menyatakan bahwa persediaan merupakan sejumlah bahan- bahan, parts yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam
proses produksi, serta barang-barang jadi produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.
Pujawan 2005, hal: 101, menyatakan bahwa persediaan muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu
informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau
dijual pada suatu waktu tertentu. Ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal.
Assauri 1993, hal: 230, menyatakan bahwa tujuan pengawasan persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari bahan-bahan barang-
barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang minimum. Pengawasan persediaan juga untuk menjamin kelancaran proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
Mengendalikan persediaan yang tepat bukanlah hal yang mudah. Persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan timbulnya dana menganggur besar yang
tertanam dalam persediaan dan meningkatnya biaya penyimpanan. Namun persediaan yang terlalu sedikit akan mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan
stockout. Hal ini disebabkan karena sering sekali bahan atau barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan sehingga menyebabkan
terhentinya produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.
Pada persediaan model deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataannya, sering terjadi
parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti, dan sifatnya hanya estimasi atau perkiraan saja. Parameter seperti permintaan, waktu tenggang
lead time, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan, dan harga pada kenyataannya sangat bervariasi. Untuk menghadapi variasi yang ada,
khususnya variasi permintaaan dan lead time, asumsi model probabilistik sangat tepat digunakan.
Ginting, 2007, menyatakan bahwa probabilistik adalah suatu keadaan dengan ketidakpastian. Adanya asumsi probabilistik secara operasional akan
mengakibatkan perlunya cadangan pengaman safety stock yang dapat digunakan untuk meredam fluktuasi selama waktu tertentu. Variasi permintaan dan lead time
dalam sistem persediaan dapat dilihat pada gambar berikut.
reorder point safety stock
L
1
L
2
L
3
Gambar 1.1 Variasi Permintaan dan Lead Time dalam Sistem Persediaaan
Pujawan 2005, hal: 110, menyatakan bahwa cadangan pengaman berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memprediksikan permintaan selama lead time.
Universitas Sumatera Utara
Cadangan pengaman akan berfungsi bila permintaan yang sesungguhnya lebih besar dari
nilai rata-rata
permintaan. Untuk
memperoleh gambaran
distribusi ketidakpastiaan permintaan, digunakan data sebelumnya. Pada penelitian ini,
permintaan pembeli diasumsikan berdistribusi normal dengan variasi permintaan diketahui oleh pemasok.
Wakhid 2006, hal: 83, menyatakan bahwa total biaya persediaan pada pembeli merupakan penjumlahan dari biaya pemesanan, biaya pengiriman, dan biaya
simpan persediaan pada pembeli, yaitu:
= +
+
ℎ
Total biaya persediaan pada pemasok merupakan penjumlahan dari biaya simpan pemasok dan biaya setup produksi, yaitu:
=
ℎ −
1
− −
2 +
Sehingga total biaya persediaan gabungan adalah:
= +
+
ℎ
+
ℎ −
1
− −
2 +
di mana: = permintaan tahunan
= kecepatan produksi tahunan = biaya setup produksi
= biaya pemesanan pembeli = biaya pengiriman
ℎ = biaya penyimpanan produk pada pembeli
ℎ = biaya penyimpanan produk pada pemasok
= frekuensi pengiriman = total ekspektasi biaya pembeli
= total ekspektasi biaya pemasok = total ekspektasi biaya gabungan
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian