Perawatan Non-Invasif Hipersensitivitas Dentin dengan Pro-Argin

(1)

PERAWATAN NON-INVASIF HIPERSENSITIVITAS

DENTIN DENGAN PRO-ARGIN

®

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : NURIA FAZRINA

NIM : 070600111

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 11 Januari 2011

Pembimbing : Tanda tangan

1. Saidina Hamzah Daliemunthe,drg.,Sp.Perio(K) ... NIP : 19450905 197201 1 001


(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 11 Januari 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Saidina Hamzah Daliemunthe,drg.,Sp.Perio(K) ... NIP : 19450905 197201 1 001

ANGGOTA : 1. Zulkarnain,drg.,M.Kes ... NIP : 19551020 198503 1 001

2. Irma Ervina,drg.,Sp.Perio(K) ... NIP : 19710702 199601 2 001


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang tak terhingga terutama untuk Ayahanda Amuransyah,dr.,Sp.OG dan Ibunda Fardiani Nurdin,dr.,M.Kes atas doa restu, kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Nazruddin, drg.,Sp.Ort.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara Medan.

2. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg., Sp.Perio(K) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Irmansyah Rangkuti, drg.,Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia dan seluruh staf pengajar di bagian Periodonsia

4. Zulkarnain, drg., M.Kes dan Irma Ervina, drg., Sp.Perio(K) selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan banyak memberi masukan-masukan kepada penulis.


(5)

5. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah membimbing dan memberi nasihat yang berharga selama penulis menjalani masa studi di perkuliahan.

6. Saudara-saudara penulis Kakak Ika, Abang Reza, Farah, dan Nova atas kasih sayang dan doa restu yang diberikan kepada penulis.

7. Andri Sinulingga, atas sumbangan ide dan pemikiran serta semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

8. Sahabat penulis: Coni, Tika, Tri Sari, Habibi, Muchlis, dan teman-teman seperjuangan skripsi di Periodonsia: Riona, Ade, Ulfah, Ulipe, Iwa, dan Ayu.

9. Seluruh keluarga besar HMI dan KOHATI Komisariat FKG USU, Kak Ade, Kak Tassa, Kak Nia, Kak Fany, Kak Dian, Kak Nanda, Abang Reza, Abang Akbar, Abang Mitra, Abang Agung, Abang AW, serta adinda Ayii, Tia, Lailan, Mina, Mahari, Kurniati, Masbudi, Sarah, Ade, Mimi, Ivo, Indy, Femi, Rasyid, dan lainnya.

10. Abang Andri, Yuli, Kak Olin, Kak Arfah, Kak Dian P, Kak Nia, Kak Dian A, yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi kita semua.

Medan, 10 Januari 2011 Penulis,

( Nuria Fazrina ) NIM: 070600111


(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

BAB 2 HIPERSENSITIVITAS DENTIN 2.1 Definisi... 3

2.2 Mekanisme Terjadinya Hipersensitivitas Dentin... 4

2.3 Faktor Pemicu... 6

2.4 Perawatan Hipersensitivitas Dentin... 10

2.4.1 Bersifat Non-Invasif... 12

2.4.2 Bersifat Invasif... 12

BAB 3 BAHAN DESENSITISASI PRO-ARGIN 3.1 Bahan Dasar Pasta Pro-Argin... 15

3.1.1 Arginin... 15

3.2.2 Kalcium Karbonat... 16

3.2 Mekanisme Kerja... 17

BAB 4 EVALUASI EFEKTIVITAS PRO-ARGIN... 21

BAB 5 DISKUSI DAN KESIMPULAN 5.1 Diskusi... 36

5.2 Kesimpulan... 39


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Skala Sensitivitas Schiff... 22 Tabel 2. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Taktil Setelah Satu Kali Pengaplikasian... 23 Tabel 3. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Udara Setelah Satu Kali Pengaplikasian... 24 Tabel 4. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Taktil Setelah 12 Minggu... 24 Tabel 5. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Udara Setelah 12 Minggu... 25 Tabel 6. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Taktil Setelah 3 Hari... 27 Tabel 7. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Udara Setelah 3 Hari... 28 Tabel 8. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Taktil Setelah 8 Minggu... 30 Tabel 9. Hasil Penelitian Uji Hipersensitivitas Dentin Terhadap Rangsangan

Udara Setelah 8 Minggu... 31 Tabel 10. Skor Penilaian Sensitivitas dengan Rangsangan Udara Setelah Satu

Kali Pengaplikasian... 32 Tabel 11. Skor Penilaian Sensitivitas dengan Rangsangan Taktil Setelah Satu

Kali Pengaplikasian... 33 Tabel 12. Skor Penilaian Sensitivitas dengan Rangsangan Udara Setelah 2

Minggu ... 34 Tabel 13. Skor Penilaian Sensitivitas dengan Rangsangan Taktil Setelah 2


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. (A) Permukaan akar gigi dengan tubulus dentin yang tertutup

(B) Permukaan akar gigi dengan tubulus dentin yang terbuka... 4

Gambar 2. Timbulnya rasa nyeri disebabkan oleh pergerakan cairan dalam tubulus dentin... 5

Gambar 3. Teori hidrodinamik menjelaskan aspirasi odontoblas ke dalam tubulus dentin sebagai efek dari rangsangan yang mengenai tubulus yang terbuka... 5

Gambar 4. Contoh minuman dingin sebagai pemicu terjadinya hipersensitif dentin... 6

Gambar 5. Teori hidrodinamik menunjukkan pergerakan cairan menjauhi pulpa sebagai respon dari rangsangan dingin... 7

Gambar 6. Contoh minuman panas sebagai pemicu terjadinya hipersensitif dentin... 7

Gambar 7. Teori hidrodinamik menunjukkan pergerakan cairan menuju pulpa sebagai respon dari rangsangan panas... 8

Gambar 8. Contoh makanan yang mengandung asam... 9

Gambar 9. Erosi pada gigi akibat sering mengkonsumsi minuman yang asam... 9

Gambar 10. Ion-ion potasium menghalangi syaraf untuk merespon rasa nyeri.... 11

Gambar 11. Penutupan tubulus dentin yang terbuka untuk mencegah rangsangan dari luar memicu rasa nyeri... 11

Gambar 12. Pasta desensitisasi Colgate Sensitive Pro-Relief... 14

Gambar 13. Rumus kimia dari arginin... 15

Gambar 14. Rumus kimia kalsium karbonat... 16

Gambar 15. Penutupan tubulus dentin yang terbuka dengan pasta arginin-kalsium karbonat... 18


(9)

Gambar 16. Tidak terjadi penutupan tubulus dentin. Kiri: Perawatan dengan pasta yang mengandung kalsium karbonat saja dan Kanan: Perawatan

dengan pasta yang mengandung arginin-dical... 19 Gambar 17. (A) Gambaran mikroskopis dari permukaan dentin sebelum perawatan

(B) Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya penutupan tubulus dentin setelah perawatan dengan pasta Pro-Argin... 19 Gambar 18. Skala sederhana untuk mengukur tingkat kesensitivan gigi... 32


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

Sekitar 20 tahun yang lalu, masalah hipersensitif dentin belum tertangani dengan baik, dimana kurangnya penjelasan tentang definisi, etiologi, dan cara perawatannya.1 Meskipun saat ini telah banyak penelitian lebih lanjut tentang penanganan hipersensitif dentin, tetapi masih banyak dokter gigi yang sulit menegakkan diagnosa dan etiologi dari hipersensitif dentin. Kurangnya pemahaman untuk menangani kondisi tersebut akan mengakibatkan kegagalan dalam perawatannya.2

Hipersensitif dentin didefinisikan sebagai rasa nyeri yang singkat dan tajam akibat adanya rangsangan terhadap dentin yang terpapar.1-10 Walaupun gejala yang timbul hanya berupa rasa nyeri dalam waktu yang singkat, tetapi rasa nyeri tersebut akan mempengaruhi fungsi rongga mulut dan kenyamanan pasien.4 Berbagai jenis perawatan telah disampaikan dan diteliti untuk mengatasi hipersensitif dentin. Para ahli terus berupaya untuk mengembangkan jenis perawatan yang dapat diakui keefektifannya secara universal.3

Untuk lebih memahami mengenai hipersensitif dentin, pada Bab 2 akan dibahas mengenai definisi, mekanisme terjadinya, faktor pemicu, dan cara perawatan hipersensitif dentin. Perawatan hipersensitif dentin itu sendiri bisa bersifat invasif dan non-invasif.

Pada Bab 3 akan dibahas mengenai bahan desensitisasi Pro-Argin, dimana pembahasannya adalah mengenai bahan dasar dan mekanisme kerjanya. Saat ini,


(11)

bahan desensitisasi Pro-Argin merupakan teknologi terbaru yang diakui mampu mengatasi rasa nyeri akibat hipersensitif dentin dengan cepat dan tahan lama.

Pada Bab 4 akan dibahas mengenai keefektifan bahan desensitisasi Pro-Argin dalam mengatasi hipersensitif dentin, dengan memaparkan beberapa penelitian yang telah membuktikan secara statistik pengurangan sensitivitas pasca pemberian

Pro-Argin.

Pada akhirnya tulisan ini akan ditutup dengan diskusi dan kesimpulan yang terdapat pada Bab 5.

Melalui tulisan ini diharapkan agar dokter gigi dan pasien dapat memperoleh gambaran lebih jelas mengenai hipersensitif dentin dan cara menanganinya. Dengan dikembangkannya teknologi terbaru berupa bahan desensitisasi Pro-Argin, diharapkan dokter gigi dapat melaksanakan perawatan hipersensitif dentin secara adekuat, sehingga hasil akhir perawatan akan memuaskan pasien dan dokter gigi yang menanganinya.


(12)

BAB 2

HIPERSENSITIVITAS DENTIN

Pada tahun 1982, hipersensitif dentin dianggap sebagai suatu kondisi gigi yang membingungkan, karena seringnya kondisi gigi tersebut ditemukan, tetapi kurangnya penjelasan tentang cara perawatannya. Namun, sekitar 20 tahun kemudian, telah banyak artikel-artikel yang membahas hipersensitif dentin secara jelas.1 Pada bab berikut ini akan dibahas mengenai definisi, mekanisme terjadinya, faktor pemicu, dan cara perawatan hipersensitif dentin.

2.1 Definisi

Hipersensitif dentin merupakan suatu kondisi gigi yang umum terjadi dan menyakitkan.1 Hipersensitif dentin digambarkan sebagai rasa nyeri yang berlangsung singkat dan tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar terkena rangsangan seperti panas, dingin, uap, sentuhan, atau kimiawi, yang tidak dapat dianggap berasal dari kerusakan gigi atau keadaan patologis gigi lainnya (Karies, fraktur, atau trauma karena oklusi).1-10 Secara klinis, didefinisikan sebagai rasa nyeri yang akut, terlokaliser, cepat menyebar, dan berdurasi singkat.11 Walaupun rangsangan yang memicu rasa nyeri tersebut bisa bermacam-macam, tetapi rangsangan dingin merupakan pemicu yang paling sering dikeluhkan.1-3 Hipersensitif dentin bisa terjadi pada daerah gigi manapun, tetapi daerah yang paling sensitif adalah daerah servikal dan permukaan akar gigi.1 Secara makroskopis tidak terlihat adanya perbedaan antara dentin yang hipersensitif dengan dentin yang tidak sensitif.1,2,10 Secara histologis,


(13)

dentin yang sensitif menunjukkan adanya pelebaran tubulus dentin dua kali lebih lebar dibandingkan tubulus pada dentin normal (Gambar 1).1,2,10

A B

Gambar 1. (A) Permukaan akar gigi dengan tubulus dentin yang tertutup dan (B) Permukaan akar gigi dengan tubululus dentin yang terbuka (Addy M. Int Dent J 2005; 55: 264)

2.2 Mekanisme Terjadinya Hipersensitivitas Dentin

Beberapa hipotesa telah dipaparkan untuk menjelaskan mekanisme terjadinya hipersensitif dentin.1,2 Namun, teori hidrodinamik yang disampaikan Brännström dan Astron pada tahun 1964 merupakan teori yang paling sering dipakai untuk menjelaskan mekanisme terjadinya hipersensitif dentin.1-3,7,12

Berdasarkan teori hidrodinamik tersebut, rasa nyeri terjadi akibat pergerakan cairan di dalam tubulus dentin (Gambar 2).1-3,9,10,13 Pergerakan cairan di dalam tubulus dentin diakibatkan adanya rangsangan yang mengakibatkan perubahan tekanan di dalam dentin dan mengaktifkan serabut syaraf tipe A yang ada disekeliling odontoblas atau syaraf di dalam tubulus dentin, yang kemudian direspon sebagai rasa nyeri (Gambar 3).1,3,5,7,8,13 Aliran hidrodinamik ini akan meningkat bila ada pemicu


(14)

seperti perubahan temperatur (panas atau dingin), kelembaban, tekanan udara dan tekanan osmotik atau tekanan yang terjadi di gigi.3,5,14

Gambar 2. Timbulnya rasa nyeri disebabkan oleh pergerakan cairan dalam tubulus dentin (Chu CH,Lo EC. Hong Kong Dent 2010;7: 18)

Gambar 3. Teori hidrodinamik menjelaskan aspirasi odontoblas ke dalam tubulus dentin sebagai efek dari rangsangan yang mengenai tubulus yang terbuka (Strassler HE.

http://images.benco.com/pdf_files/cecourses/inoffice_mgmnt _dentin.pdf 3 Oktober 2010)

Rangsangan ke permukaan akar

Pergerakan cairan

Odontoblas

Syaraf Pulpa Pulpa

Tubulus Dentin


(15)

2.3 Faktor Pemicu

Hipersensitif dentin terjadi ketika terpaparnya dentin ke lingkungan rongga mulut akibat hilangnya enamel dan/atau sementum. Hal tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien, baik secara fisik maupun psikologis, dan didefinisikan sebagai rasa nyeri akut berdurasi pendek yang disebabkan oleh terbukanya tubulus dentin pada permukaan dentin yang terpapar tadi.2

Rangsangan yang memicu timbulnya rasa nyeri dapat berupa rangsangan panas atau dingin, kimiawi, taktil atau sentuhan, serta rangsangan udara atau uap.1-10

1. Rangsangan dingin

Rangsangan dingin merupakan pemicu utama terjadinya hipersensitivitas dentin (Gambar 4).1-3 Berdasarkan teori hidrodinamik, aliran cairan tubulus dentin akan meningkat keluar menjauhi pulpa sebagai respon dari rangsangan dingin dan menstimulus rasa nyeri (Gambar 5). Perangsangan tersebut terjadi melalui respon mekanoreseptor yang mengubah syaraf pulpa.1

Gambar 4. Contoh minuman dingin sebagai pemicu terjadinya hipersensitif dentin

US:official&channel=s&hl=id&q=cold+beverages&um=1&ie=UTF- 8&source=og&sa=N&tab=wi&biw=1024&bih=601 22 Okt 2010)


(16)

Gambar 5. Teori hidrodinamik menunjukkan pergerakan cairan menjauhi pulpa sebagai respon dari rangsangan dingin (Addy M.Int Dent J 2002; 52: 369)

2. Rangsangan panas

Selain rangsangan dingin, hipersensitif dentin juga dipicu oleh rangsangan panas (Gambar 6). Rangsangan panas akan menyebabkan pergerakan cairan ke dalam menuju pulpa. Meskipun demikian, rangsangan panas sebagai pemicu hipersensitif dentin lebih jarang dilaporkan, kemungkinan karena pergerakan cairan tubulus dentin akibat rangsangan panas relatif lebih lambat dibandingkan dengan rangsangan dingin (Gambar 7).1

Gambar 6. Contoh minuman panas sebagai pemicu terjadinya hipersensitif dentin (

http://

3Aen-US%3Aofficial&channel=s&biw=1024&bih=601&tbs=isch%3A1&sa=


(17)

1&q=hot+beverages&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=22 Oktober 2010)

Gambar 7. Teori hidrodinamik menunjukkan pergerakan cairan menuju pulpa

sebagai respon dari rangsangan panas (Addy M.Int Dent J 2002;52:369)

3. Rangsangan kimiawi

Rasa nyeri juga dapat dipicu oleh rangsangan kimiawi seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung asam yaitu buah-buahan terutama buah jeruk; minuman bersoda yang mengandung asam karbonat dan asam sitrat; saus salad; teh herbal; dan alkohol (Gambar 8).12 Bahan-bahan dengan pH rendah tersebut dapat menyebabkan hilangnya jaringan keras gigi (enamel dan dentin) melalui reaksi kimia tanpa melibatkan aktivitas bakteri, yang disebut erosi (Gambar 9).2,12 Lingkungan rongga mulut yang asam juga akan menyebabkan terbukanya tubulus dentin lebih banyak lagi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan sensitivitas gigi.2,9


(18)

Gambar 8. Contoh makanan yang mengandung asam

Client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&channel=s&biw=1024&bih=601 &tbs=isch%3A1&sa=1&q=acidic+foods&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=22 Okt 2010)

Gambar 9. Erosi pada gigi akibat sering mengkonsumsi minuman yang asam (Chu CH, Lo EC. Hong Kong Dent J 2010; 7: 18)


(19)

4. Rangsangan taktil atau sentuhan

Rasa nyeri biasanya terjadi ketika pasien menyentuh daerah sensitif dengan kuku jari atau bulu sikat selama penyikatan gigi.2 Selain itu, pemeriksaan gigi dengan alat-alat tertentu yang terbuat dari logam, seperti sonde dan eksplorer, juga dapat meningkatkan sensitivitas pada gigi.8

5. Rangsangan udara

Terhirupnya udara bebas pada pasien dengan kebiasaan bernapas melalui mulut, terutama pada cuaca dingin,2 atau semprotan udara dari syringe atau kompresor ketika prosedur pengeringan permukaan gigi, juga dapat memicu timbulnya rasa nyeri pada kasus hipersensitif dentin.2,8

Resesi gingiva merupakan salah satu etiologi terjadinya hipersensitif dentin.7 Resesi gingiva adalah terpaparnya permukaan akar gigi oleh karena hilangnya jaringan gingiva dan/atau penyusutan margin gingiva dari mahkota gigi. Resesi gingiva umumnya terjadi pada orang dewasa berumur lebih dari 40 tahun, tetapi bisa juga mulai terjadi dari masa remaja. Resesi gingiva bisa diikuti oleh resesi tulang alveolar ataupun tidak.15

Hipersensitif dentin juga dilaporkan sebagai efek dari pemutihan gigi (tooth

bleaching). Mekanisme yang menyebabkan terjadinya hipersensitif dentin setelah bleaching belum dapat ditentukan secara pasti. Diperkirakan mediator inflamasi


(20)

2.4 Perawatan Hipersensitivitas Dentin

Hipersensitif dentin mempunyai beberapa gejala yang sama dengan penyakit gingiva dan karies gigi. Oleh karena itu, diagnosa dan penyebab hipersensitif dentin harus ditegakkan dengan tepat agar perawatan yang diberikan memberikan efek yang tepat pula.5

Ada dua cara utama perawatan hipersensitif dentin yaitu pertama menghalangi syaraf merespon rasa nyeri (Gambar 10) dan yang kedua menutup tubulus dentin untuk mencegah terjadinya mekanisme hidrodinamik (Gambar 11).5,8 Perawatan tersebut juga harus dapat menghilangkan faktor-faktor predisposisi penyebab hipersensitif dentin, sekaligus mencegah terjadinya rekurensi. Perawatan hipersensitif dentin bisa bersifat invasif dan non-invasif.4

Gambar 10. Ion-ion potassium menghalangi syaraf untuk merespon rasa nyeri (Chu CH. Dental Bulletin 2010;15(3):22)


(21)

Gambar 11. Penutupan tubulus dentin yang terbuka untuk mencegah rangsangan dari luar memicu rasa nyeri (Chu CH. Dental Bulletin 2010;15(3):23)

2.4.1 Perawatan yang Bersifat Non-Invasif

Berdasarkan teori hidrodinamik yang telah dipaparkan di atas, rata-rata kasus hipersensitif dentin bersifat reversible dan dapat ditangani dengan perawatan non-invasif yang sederhana.16 Perawatan non-invasif tersebut bisa dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, dan bisa pula dilakukan oleh dokter gigi.14 Perawatan yang dilakukan yang dirumah meliputi penggunaan pasta gigi desensitisasi, obat kumur dan permen karet. Pasta gigi desensitisasi mengandung potassium nitrate, potassium

chloride atau potassium citrate. Ion potassium dipercaya dapat berdifusi sepanjang

tubulus dentin dan akan mengurangi rangsangan terhadap syaraf-syaraf intradental dengan cara mengubah potensial membran syaraf-syaraf tersebut.14

Perawatan hipersensitif dentin yang dilakukan di klinik dokter gigi meliputi topikal aplikasi bahan desensitisasi seperti fluoride, potassium nitrate, calcium

phosphates, dan oxalate, penambalan permukaan akar yang menyebabkan sensitivitas


(22)

pasien mempunyai kebiasaan buruk seperti bruksism.14 Saat ini telah dikembangkan pula bahan desensitisasi terbaru yaitu Pro-Argin yang mengandung arginine dan

calcium carbonate, dan terbukti lebih efektif untuk menutup tubulus dentin yang

terbuka pada pasien hipersensitif dentin.3,8,13 Penjelasan lebih lanjut tentang mekanisme kerja dan cara pengaplikasian Pro-Argin akan dibahas pada bab berikutnya.

2.4.2 Perawatan yang Bersifat Invasif

Karena resesi gingiva dan terpaparnya permukaan akar gigi merupakan faktor utama terjadinya hipersensitif dentin, maka perlu dilakukan cangkok gingiva sebagai rencana perawatan, terutama pada resesi yang progresif.7 Ketika terpaparnya permukaan akar yang sensitif juga diikuti dengan kehilangan permukaan akibat abrasi, erosi, dan abfraksi, maka dipertimbangkan pula pemberian bahan restorasi resin atau ionomer kaca (glass ionomer). Restorasi tersebut akan mengembalikan kontur gigi dan menutup tubulus dentin yang terbuka.2,7

Perawatan invasif lainnya adalah dengan laser. Terapi laser direkomendasikan oleh Kimura dkk untuk mengatasi hipersensitif dentin dengan tingkat keefektifan antara 5,2% dan 100%, tergantung pada tipe laser yang digunakan.2 Salah satunya adalah perawatan dengan menggunakan Neodymium:Yttrium-Aluminium-Garnet Laser atau laser Nd:YAG. Penyinaran dengan laser Nd:YAG akan menyatukan dentin dan mengurangi hipersensitif pada permukaan akar tanpa merusak permukaan dentin.17


(23)

BAB 3

BAHAN DESENSITISASI PRO-ARGIN®

Perawatan hipersensitif dentin secara konvensional memang telah terbukti secara klinis, tetapi para ahli terus mencari perawatan yang lebih efektif yaitu perawatan dengan masa kerja lebih cepat dan tahan lama, karena perawatan non-invasif baik dilakukan di rumah maupun di klinik dokter gigi tidak selalu memberikan hasil akhir perawatan yang diinginkan.8 Saat ini telah dikembangkan bahan desensitisasi terbaru yang disebut Pro-Argin atau Colgate® Sensitive Pro-ReliefTM (Gambar 12).8,13 Pada bab berikut ini akan dibahas tentang bahan dasar pasta Pro-Argin dan mekanisme kerjanya dalam mengatasi hipersensitif dentin.

Gambar 12. Pasta desensitisasi Colgate Sensitive Pro-Relief (Panagakos F,Schiff T,Guignon A. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A) : 5A)


(24)

3.1 Bahan Dasar Pasta Pro-Argin

Pro-Argin sebagai teknologi terbaru untuk perawatan hipersensitif dentin mengandung dua bahan utama yaitu arginin, asam amino yang secara alami dijumpai pada saliva, dan kalsium karbonat yang merupakan sumber kalsium.8,9,13,18,19

3.1.1 Arginin

Arginin, yang mempunyai rumus kimia C6H14N4O2 (Gambar 13),20

merupakan asam amino yang dapat dijumpai secara alami di dalam saliva, 9,13,18 dan mempunyai pH fisiologis 6,5-7,5.8 Bentuk arginin yang paling umum adalah L-arginin.20

Gambar 13. Rumus kimia dari arginin

2 November 2010)

dictionary.thefreedictionary.com/arginine

Arginin termasuk salah satu asam amino non-essential, yang berarti tubuh dapat memproduksinya sepanjang waktu dan biasanya tidak dibutuhkan tambahan


(25)

suplemen arginin dari luar. Meskipun demikian, terkadang proses biosintetis tubuh tidak memproduksi arginin yang cukup sehingga memerlukan tambahan dari makanan yang mengandung arginin, seperti keju, susu, yogurt, daging sapi, ayam, makanan laut (udang, ikan salmon, ikan tuna, siput), kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, dan lain-lain.20

Secara umum, arginin mempunyai peran penting dalam pembelahan sel, penyembuhan luka, pengeluaran amonia dari tubuh, imunitas, dan pengeluaran hormon-hormon.20

3.1.2 Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat merupakan salah satu sumber kalsium.8 Kalsium karbonat yang mempunyai rumus kimia CaCO3 (Gambar 14) ini umum ditemukan pada

batu-batuan di seluruh dunia, dan merupakan unsur utama dari hasil-hasil laut, siput, mutiara, dan kulit telur.21

Gambar 14. Rumus kimia kalsium karbonat (

http://kde-

7 November 2010)


(26)

Dalam kehidupan sehari-hari, kalsium karbonat paling sering digunakan untuk bahan bangunan, bahan tambahan cat, bahan pengisi plastik, bahan pemutih pada keramik, serta bahan pengisi kertas. Dalam bidang kesehatan, kalsium karbonat sering dikonsumsi sebagai obat-obatan, seperti suplemen kalsium atau antacid (penetral asam). Selain itu, juga digunakan sebagai bahan pasta gigi dan bahan pengawet makanan. Meskipun kalsium karbonat aman dikonsumsi, tetapi konsumsi yang berlebihan bisa menyebabkan hypercalcemia, mual dan muntah, serta nyeri pada perut.21

3.2 Mekanisme Kerja

Pro-Argin, yang mengandung arginin dan kalsium karbonat telah

dikembangkan dan terbukti lebih efektif dalam mengatasi hipersensitif dentin bila dibandingkan dengan bahan desensitisasi lain yang mengandung ion potasium. Salah satu kelebihan dari pasta ini adalah kedua bahan utamanya, arginin dan kalsium karbonat, bisa dijumpai secara alami dalam saliva 19,22

Teknologi desensitisasi Pro-Argin ini meniru proses alami saliva dalam hal penutupan tubulus dentin yang terbuka.8.9,18 Berdasarkan penelitian sebelumnya yang disampaikan oleh Kleinberg, kombinasi arginin dan kalsium karbonat akan membentuk suatu sumbatan yang menutup tubulus dentin. Ia menyatakan bahwa arginin yang berikatan dengan permukaan dentin dapat membantu penarikan dan perlekatan kalsium karbonat hingga ke dalam tubulus. Kombinasi arginin dan kalsium karbonat secara in situ juga membuat lingkungan sekitarnya bersifat alkali dan akan mendorong kalsium endogen dan ion-ion fosfat mengendap dan menutup tubulus


(27)

dentin.19,22 Singkatnya adalah, ketika pasta Pro-Argin ini diaplikasikan pada dentin yang terpapar, tubulus dentin yang terbuka akan tertutupi bahan arginin, kalsium fosfat, dan kalsium karbonat. Penutupan tubulus ini resisten terhadap tekanan normal pulpa dan rangsangan asam, efektif untuk mengurangi pergerakan cairan tubulus dentin, dan demikian dapat mengurangi nyeri hipersensitif dentin.9,13,18

Beberapa metode gambaran radiografi telah digunakan untuk menjelaskan mekanisme kerja dari pasta arginin-kalsium karbonat secara in vitro.8 Metode

Confocal Laser Scanning Microscopy (CLSM) menunjukkan bahwa pasta gigi

maupun pasta desensitisasi yang mengandung arginin dan kalsium karbonat terbukti sangat efektif dalam penutupan tubulus dentin yang terbuka (Gambar 15). Penutupan tubulus dentin tidak terjadi ketika dilakukan beberapa percobaan dengan: a) Pasta gigi yang hanya mengandung kalsium karbonat saja dan b) Pasta gigi yang mengandung arginin dan kalsium alternatif yaitu dicalcium phosphate dihydrate (Dical) (Gambar 16).8,19,22 Sebagai tambahan, metode CLSM ini juga menunjukkan bahwa penutupan yang terjadi resisten terhadap rangsangan asam.8,19,22

Sebelum Perawatan Setelah Perawatan

Gambar 15. Penutupan tubulus dentin yang terbuka dengan pasta arginin- kalsium karbonat (Petrou I,Heu R,Stranick M,et.al. J Clin Dent 2009; 20(Spec Iss): 26)


(28)

Sebelum Perawatan Setelah Perawatan Sebelum Perawatan Setelah Perawatan Gambar 16. Tidak terjadi penutupan tubulus dentin. Kiri: Perawatan dengan pasta yang mengandung

kalsium karbonat saja dan Kanan: Perawatan dengan pasta yang mengandung dical (Petrou I,Heu R,Stranick M,et.al. J Clin Dent 2009; 20(Spec Iss): 26)

Metode lainnya adalah pemeriksaan permukaan dentin dengan Scanning

Electron Microscopy (SEM) yang juga membuktikan bahwa pasta arginin-kalsium

karbonat akan menutup seluruh tubulus dentin yang terbuka dengan kedalaman mencapai 2µm dari tubulus (Gambar 17). Dengan menggunakan energi sinar X (EDX) terlihat bahwa tubulus dentin yang terbuka tadi telah ditutupi oleh kalsium dan fosfat.8

A B

Gambar 17. (A) Gambaran mikroskopis dari permukaan dentin sebelum perawatan dan (B) Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya penutupan tubulus dentin setelah perawatan dengan

pasta Pro-Argin


(29)

Perawatan hipersensitif dentin dengan pasta Pro-Argin ini sangat mudah dilakukan. Pasta ini tidak mengiritasi gingiva, tidak menimbulkan nyeri, dan mempunyai rasa mint yang disukai banyak orang.8 Produk tersebut bisa diaplikasikan melalui penggunaan pasta gigi sehari-hari, atau melalui topikal aplikasi secara profesional selama prosedur profilaksis.19 Pasta Pro-Argin diaplikasikan langsung ke permukaan dentin yang terpapar dengan menggunakan prophylaxis cup atau sikat kecil selama 1 menit, menggunakan bur berkecepatan rendah dengan tekanan sedang.8,18 Pasien diinstruksikan agar tidak langsung berkumur-kumur setelah pengaplikasian untuk meningkatkan keefektifan pasta Pro-Argin.Penelitian terdahulu oleh Kleinberg, dkkmenunjukkan bahwa aplikasi pasta desensitisasi arginin-kalsium karbonat selama prosedur profilaksis dapat menghilangkan nyeri hipersensitif dentin dengan cepat dan bertahan hingga 28 hari setelah pengaplikasian pertama.8

Perlu juga diingat bahwa pasta Pro-Argin diformulasikan hanya untuk mengatasi hipersensitif dentin. Hal itu berarti bahwa pasta tersebut tidak bekerja untuk menghilangkan nyeri akibat kondisi gigi lainnya, seperti fraktur, karies, atau trauma karena oklusi. Kondisi gigi tersebut harus didiagnosa lebih lanjut dan dirawat dengan jenis perawatan yang lain.8

Jadi, berdasarkan penjabaran-penjabaran di atas disimpulkan bahwa pasta arginin-kalsium karbonat telah terbukti secara klinis dapat mengatasi rasa nyeri akibat hipersensitif dentin dengan lebih cepat dan tahan lama.19,22


(30)

---0000000000---BAB 4

EVALUASI EFEKTIVITAS PRO-ARGIN®

Pengujian secara klinis telah dilakukan untuk membuktikan keefektifan bahan desensitisasi arginin-kalsium karbonat dalam menutup tubulus dentin yang terbuka dan mengurangi hipersensitif dentin dengan cepat dan tahan lama.

Penelitian yang dilakukan oleh Schiff,dkk9 di San Fransisco, California pada tahun 2009 mengevaluasi keefektifan dua pasta dalam mengatasi hipersensitif dentin setelah satu kali pengaplikasian dan 12 minggu kemudian. Produk-produk tersebut adalah: (1) Pasta uji coba yaitu pasta desensitisasi yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat, dan (2) Pasta pengontrol yaitu pasta profilaksis Nupro. Kriteria subjek yang akan diteliti adalah berusia 18-70 tahun dan dalam kondisi umum yang baik. Seluruh subjek penelitian minimal memiliki dua buah gigi yang hipersensitif, bisa disebabkan oleh erosi/abrasi bagian servikal atau resesi gingiva, serta sensitif terhadap rangsangan taktil (menggunakan Yeaple Probe) dan sensitif terhadap rangsangan udara dengan skor 2 atau 3 (Skala sensitivitas Schiff) (Tabel 1). Subjek yang akan diteliti tidak boleh mempunyai riwayat penyakit kronis, gigi hipersensitif dengan mobiliti lebih dari satu atau penyakit periodontal. Mereka juga tidak boleh mengkonsumsi obat antikonvulsan, antihistamin, antiinflamasi, sedatif dan analgesik harian dalam 1 bulan sebelum pemeriksaan atau akan mengkonsumsi obat-obatan tersebut selama masa pemeriksaan. Selain itu, gigi dengan restorasi tidak sempurna/rusak, pulpitis, karies, fraktur enamel, atau gigi yang telah digunakan sebagai abutment pada gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) juga tidak menjadi objek penelitian.


(31)

Tabel 1. SKALA SENSITIVITAS SCHIFF 9,18,23,24

Skor Keterangan

0 Tidak ada respon terhadap rangsangan udara

1 Subjek merespon rangsangan udara, tetapi tidak ada permintaan untuk menghentikan rangsangan

2 Subjek merespon rangsangan udara dan ada permintaan untuk menghentikan rangsangan

3 Subjek merespon rangsangan udara sebagai nyeri dan ada permintaan untuk menghentikan rangsangan

Subjek yang akan diperiksa telah disarankan untuk tidak makan dan minum sekitar 4 jam sebelum pemeriksaan. Masing-masing subjek dirangsang dengan rangsangan taktil dan udara, kemudian pasta diaplikasikan ke gigi yang hipersensitif. Rangsangan taktil dan udara diulang kembali segera setelah pengaplikasian pasta. Hasil penelitian untuk rangsangan taktil dapat dilihat pada Tabel 2 dan untuk rangsangan udara pada Tabel 3. Selanjutnya semua subjek diberikan pasta gigi yang mengandung 0,243% sodium fluoride untuk digunakan di rumah dengan instruksi penyikatan gigi selama satu menit, dua kali sehari selama 12 minggu berikutnya. Tidak ada larangan makan dan kebiasaan merokok selama masa pemeriksaan.9

Subjek diperiksa setelah 12 minggu dan dilakukan kembali pemberian rangsangan taktil dan udara. Penilaian skor untuk rangsangan taktil dilakukan dengan menggunakan probe. Ujung probe digoreskan ke permukaan bukal gigi yang sensitif hingga ke batas semento-enamel, dengan kekuatan awal 10 gram dan terus bertambah hingga kekuatan maksimal 50 gram. Hasil penelitian setelah 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 4. Untuk rangsangan udara dilakukan dengan menggunakan udara dari


(32)

udara dilakukan selama satu detik dengan jarak sekitar 1 cm dari permukaan gigi. Penilaian skor sensitivitas dilihat dengan menggunakan skala sensitivitas Schiff (Tabel 1). Hasil penelitian setelah 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 5.9

Tabel 2. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN TAKTIL SETELAH SATU KALI PENGAPLIKASIAN9 Perawatan Jumlah

Sampel Skor Taktil (Rata-rata ± S.D.) Analisa dalam perlakuan Perbandingan antar perlakuan Persentase Perubahan3

Sig.4 Persentase selisih5

Sig.6 Pasta Tes1 32 25,62 ± 5,22 156,2 P<0,05 79,0 P<0,05 Pasta Kontrol2 36 14,31 ± 5,22 43,1 P<0,05

Keterangan :

1 Pasta desensitisasi yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat. 2 Pasta profilaksis Nupro.

3

Persentase perubahan rata-rata setelah satu kali pengaplikasian terhadap rata-rata awal. Nilai positif menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil setelah satu kali pengaplikasian.

4 Signifikansi dari T-tes yang berpasangan antara data awal dan setelah satu kali pengaplikasian.

5 Persentase selisih rata-rata setelah satu kali pengaplikasian untuk pasta kontrol. Nilai positif

menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil dari pasta tes relatif ke pasta kontrol.

6 Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal

Tabel 3. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN UDARA SETELAH SATU KALI PENGAPLIKASIAN9 Perawatan Jumlah

Sampel Skor Udara (Rata-rata ± S.D.) Analisa dalam perlakuan Perbandingan antar perlakuan Persentase Perubahan3

Sig.4 Persentase selisih5

Sig.6 Pasta Tes1 32 1,37 ± 0,55 44,1 P<0,05 34,1 P<0,05 Pasta Kontrol2 36 2,08 ± 0,55 15,1 P<0,05

Keterangan :

1 Pasta desensitisasi yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat. 2 Pasta profilaksis Nupro.

3 Persentase perubahan rata-rata setelah satu kali pengaplikasian terhadap rata-rata awal. Nilai positif

menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan udara setelah satu kali pengaplikasian


(33)

5 Persentase selisih rata-rata setelah satu kali pengaplikasian untuk pasta kontrol. Nilai positif

menunjukkan adanya pengurangan hipersensitivitas terhadap rangsangan udara dari pasta tes relatif ke pasta kontrol.

6

Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal.

Tabel 4. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN TAKTIL SETELAH 12 MINGGU 9

Perawatan Jumlah Sampel Skor Taktil (Rata-rata ± S.D.) Analisa dalam perlakuan Perbandingan antar perlakuan Persentase Perubahan3

Sig.4 Persentase selisih5

Sig.6

Pasta Tes1 32 10,63 ± 2,11 6,3 NS -1,85 NS

Pasta Kontrol2 36 10,83 ± 1,89 8,3 P<0,05

Keterangan :

1

Pasta desensitisasi yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat.

2 Pasta profilaksis Nupro.

3 Persentase perubahan rata-rata setelah pemeriksaan selama 12 minggu terhadap rata-rata awal. Nilai

positif menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil setelah pemeriksaan 12 minggu.

4 Signifikansi dari T-tes yang berpasangan antara data awal dan setelah pemeriksaan 12 minggu.

5 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 12 minggu untuk pasta kontrol. Nilai positif

menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil dari pasta tes relatif ke pasta kontrol.

6 Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal.

Tabel 5. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN UDARA SETELAH 12 MINGGU 9

Perawatan Jumlah Sampel Skor Udara (Rata-rata ± S.D.) Analisa dalam perlakuan Perbandingan antar perlakuan Persentase Perubahan3

Sig.4 Persentase selisih5

Sig.6 Pasta Tes1 32 2,73 ± 0,34 -11,0 NS -1,1 P<0,05 Pasta Kontrol2 36 2,70 ± 0,34 -9,8 P<0,05

Keterangan :

1 Pasta desensitisasi yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat. 2

Pasta profilaksis Nupro.

3 Persentase perubahan rata-rata setelah pemeriksaan selama 12 minggu terhadap rata-rata awal. Nilai

positif menunjukkan adanya pengurangan hipersensitivitas terhadap rangsangan udara setelah pemeriksaan 12 minggu.

4


(34)

5 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 12 minggu untuk pasta kontrol. Nilai positif

menunjukkan adanya pengurangan hipersensitivitas terhadap rangsangan udara dari pasta tes relatif ke pasta kontrol.

6

Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal.

Berdasarkan penelitian tersebut, terlihat pengurangan hipersensitif dentin dengan cepat segera setelah pengaplikasian pasta yang mengandung arginin dan kalsium karbonat. Untuk rangsangan taktil, persentase perubahan dari skor awal adalah 156,2% dan 43,1% masing-masing untuk pasta tes dan pasta kontrol. Sedangkan untuk rangsangan udara, persentase perubahan dari skor awal adalah 44,1% untuk pasta tes dan 15,1% untuk pasta kontrol. Ketika dilakukan kontrol 12 minggu kemudian terlihat perubahan persentase 6,3% dan 8,3% untuk rangsangan taktil dan -11,0% dan -9,8% untuk rangsangan udara. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: 9

(1) Pasta yang diujicobakan, yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat, menunjukkan pengurangan hipersensitif dentin yang signifikan setelah satu kali pengaplikasian dan bertahan hingga 28 hari.

(2) Satu kali pengaplikasian dari pasta yang mengandung 8% arginin dan kalsium karbonat dapat mengurangi nyeri hipersensitif dengan cepat dan tahan lama, yang secara statistik telah terbukti lebih baik dibandingkan dengan pasta pengontrol.

Penelitian juga dilakukan oleh Yingying Fu,dkk23 di Chengdu, China pada tahun 2010 untuk melihat efektivitas pasta arginin-kalsium karbonat setelah pemeriksaan selama 3 hari. Pasta yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: (1) Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, high cleaning kalsium karbonat, dan 1450 ppm fluoride (Pasta Gigi Pro-Argin dengan whitening); (2) Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride; dan (3) Pasta pengontrol yang


(35)

mengandung kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride. Evaluasi efektivitas dilakukan setelah sikat gigi teratur dua kali sehari selama 3 hari dengan produk yang disediakan. Hasil penelitian untuk rangsangan taktil dapat dilihat pada Tabel 6, sedangkan untuk rangsangan udara dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN TAKTIL SETELAH 3 HARI 23

Perawatan Sam pel Rata-rata ± S.D Analisa dalam perlakuan

Perbandingan antar perlakuan

vs. Pasta

Pro-Argin

vs. Pasta Kontrol

Peruba- han4

Sig.5 Selisih6 Sig.8 Selisih7 Sig.8 Pro-Argin

dengan

whitening1

41 34,51 ± 13,41

131,9% P<0,05 3,3% NS 115,7% P<0,05

Pro-Argin biasa2

41 33,41 ± 13,06

126,4% P<0,05 --- --- 108,8% P<0,05 Pasta

Kontrol3

40 16,00 ± 5,91

11,3% P<0,05 --- --- --- ---

Keterangan :

1 Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, high cleaning kalsium karbonat, dan 1450 ppm fluoride. 2

Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride.

3 Pasta pengontrol yang mengandung kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride.

4 Persentase perubahan rata-rata setelah pemeriksaan selama 3 hari terhadap rata-rata awal. Nilai positif

menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil setelah pemeriksaan 3 hari.

5

Signifikansi dari T-tes yang berpasangan antara data awal dan setelah pemeriksaan 3 hari.

6 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 3 hari untuk pasta gigi Pro-Argin. Nilai positif

menunjukkan adanya peningkatan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil dari pasta gigi Pro-Argin.

7

Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 3 hari untuk pasta kontrol. Nilai positif menunjukkan adanya peningkatan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil dari pasta kontrol.

8 Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal.

Tabel 7. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN UDARA SETELAH 3 HARI 23

Perawatan Sam pel Rata-rata ± S.D Analisa dalam perlakuan

Perbandingan antar perlakuan

vs. Pasta

Pro-Argin

vs. Pasta Kontrol


(36)

han4 Pro-Argin

dengan

whitening1

41 0,80 ± 0,40

62,1% P<0,05 3,6% NS 58,5% P<0,05

Pro-Argin biasa2

41 0,83 ± 0,44

60,8% P<0,05 --- --- 57,0% P<0,05 Pasta

Kontrol3

40 1,93 ± 0,42

10,2% P<0,05 --- --- --- ---

Keterangan :

1

Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, high cleaning kalsium karbonat, dan 1450 ppm fluoride.

2 Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride. 3 Pasta pengontrol yang mengandung kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride. 4

Persentase perubahan rata-rata setelah pemeriksaan selama 3 hari terhadap rata-rata awal. Nilai positif menunjukkan adanya pengurangan hipersensitivitas terhadap rangsangan udara setelah pemeriksaan 3 hari.

5 Signifikansi dari T-tes yang berpasangan antara data awal dan setelah pemeriksaan 3 hari.

6 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 3 hari untuk pasta gigi Pro-Argin.Nilai positif

menunjukkan adanya pengurangan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan udara dari pasta gigi Pro-Argin.

7 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 3 hari untuk pasta kontrol. Nilai positif menunjukkan

adanya pengurangan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan udara dari pasta kontrol.

8

Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal.

Berdasarkan hasil pada Tabel 6, evaluasi dengan rangsangan taktil menunjukkan perubahan persentase, yaitu 131,9% untuk pasta gigi Pro-Argin dengan whitening, 126,4% untuk pasta gigi Pro-Argin biasa, dan 11,3% untuk pasta pengontrol. Dihubungkan dengan pasta pengontrol, pasta gigi Pro-Argin dengan whitening dan pasta gigi Pro-Argin biasa juga menunjukkan perubahan signifikan secara statistik terhadap rangsangan taktil setelah digunakan selama 3 hari (115,7% dan 108,8%). Berdasarkan hasil pada Tabel 7, evaluasi dengan rangsangan udara menunjukkan persentase pengurangan sensitivitas sebesar 62,1% untuk pasta gigi Pro-Argin dengan

whitening, 60,8% untuk pasta gigi Pro-Argin biasa, dan 10,2% untuk pasta pengontrol.


(37)

whitening dan pasta gigi Pro-Argin biasa sebanyak 58,5% dan 57% bila dihubungkan

dengan pasta pengontrol setelah penggunaan selama 3 hari.23

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Kehua Que,dkk24 dengan subjek orang Chinese dewasa setelah 8 minggu pemakaian. Pasta yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, high cleaning kalsium karbonat, dan 1450 ppm fluoride (Pasta Gigi Pro-Argin dengan whitening); (2) Pasta gigi yang mengandung 8,0% arginin, kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride; dan (3) Pasta pengontrol yang mengandung kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride.

Prosedur penelitian adalah subjek diinstruksikan untuk menyikat gigi selama satu menit, dua kali sehari, dengan pasta gigi yang disediakan selama 8 minggu. Seluruh prosedur profilaksis gigi seperti skeling tidak dibenarkan, akan tetapi tidak ada larangan makanan atau merokok selama masa pemeriksaan. Setelah 8 minggu dilakukan evaluasi sensitivitas dengan menggunakan rangsangan taktil dan rangsangan udara. Hasil penelitian untuk rangsangan taktil dapat dilihat pada Tabel 8, dan untuk rangsangan udara pada Tabel 9.24

Tabel 8. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN TAKTIL SETELAH 8 MINGGU 24

Perawatan Sam pel Rata-rata ± S.D Analisa dalam perlakuan

Perbandingan antar perlakuan

vs. Pasta

Pro-Argin

vs. Pasta Kontrol

Peruba- han4

Sig.5 Selisih6 Sig.8 Selisih7 Sig.8 Pasta gigi

tes 11

40 48,50 ± 4,11

196,1% P<0,05 1,0% NS 61,0% P<0,05 Pasta gigi

tes 22

40 48,00 ± 4,91

220,0% P<0,05 --- --- 59,4% P<0,05 Pasta

Kontrol3

41 30,12 ± 12,57


(38)

Keterangan :

1 Pro-Argin dengan whitening yang mengandung 8,0% arginin, high cleaning kalsium karbonat, dan 1450

ppm fluoride.

2

Pro-Argin biasa yang mengandung 8,0% arginin, kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride.

3 Pasta pengontrol yang mengandung kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride.

4 Persentase perubahan rata-rata setelah pemeriksaan selama 8 minggu terhadap rata-rata awal. Nilai

positif menunjukkan adanya peningkatan hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil setelah pemeriksaan 8 minggu.

5 Signifikansi dari T-tes yang berpasangan antara data awal dan setelah pemeriksaan 8 minggu.

6 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 8 minggu untuk pasta gigi tes 2. Nilai positif

menunjukkan adanya peningkatan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil dari pasta gigi tes 2.

7

Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 8 minggu untuk pasta kontrol. Nilai positif menunjukkan adanya peningkatan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan taktil dari pasta kontrol.

8 Signifikansi perbandingan ANCOVA dari rata-rata awal.

Tabel 9. HASIL PENELITIAN UJI HIPERSENSITIVITAS DENTIN TERHADAP RANGSANGAN UDARA SETELAH 8 MINGGU 24

Perawa-tan Sam pel Rata-rata ± S.D Analisa dalam perlakuan

Perbandingan antar perlakuan

vs. Pasta

Pro-Argin

vs. Pasta Kontrol

Peruba- han4

Sig.5 Selisih6 Sig.8 Selisih7 Sig.8 Pasta gigi

tes 11

40 0,44 ± 0,56

79,3% P<0,05 -15,8% NS 74,4% P<0,05 Pasta gigi

tes 22

40 0,38 ± 0,52

82,2% P<0,05 --- --- 77,9% P<0,05 Pasta

Kontrol3

41 1,72 ± 0,46

19,2% P<0,05 --- --- --- ---

Keterangan :

1 Pro-Argin dengan whitening yang mengandung 8,0% arginin, high cleaning kalsium karbonat, dan 1450

ppm fluoride.

2 Pro-Argin biasa yang mengandung 8,0% arginin, kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride. 3 Pasta pengontrol yang mengandung kalsium karbonat dan 1450 ppm fluoride.

4 Persentase perubahan rata-rata setelah pemeriksaan selama 8 minggu terhadap rata-rata awal. Nilai

positif menunjukkan adanya pengurangan hipersensitivitas terhadap rangsangan udara setelah pemeriksaan 8 minggu.

5 Signifikansi dari T-tes yang berpasangan antara data awal dan setelah pemeriksaan 8 minggu.

6 Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 8 minggu untuk pasta gigi tes 2. Nilai positif

menunjukkan adanya pengurangan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan udara dari pasta gigi tes 2.

7

Persentase selisih rata-rata setelah pemeriksaan 8 minggu untuk pasta kontrol. Nilai positif menunjukkan adanya pengurangan skor hipersensitivitas terhadap rangsangan udara dari pasta kontrol.


(39)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, evaluasi dengan rangsangan taktil menunjukkan perubahan persentase sebanyak 196,1% untuk pasta gigi Pro-Argin dengan whitening, 220,0% untuk pasta gigi Pro-Argin biasa, dan 81,6% untuk pasta pengontrol. Bila dilakukan pemeriksaan dengan rangsangan udara terjadi perubahan persentase sebanyak 79,3% untuk pasta gigi Pro-Argin dengan whitening, 82,2% untuk pasta gigi Pro-Argin biasa, dan 19,2% untuk pasta pengontrol.24

Penelitian juga dilakukan di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU, Medan. Subjek yang diperiksa berusia sekitar 20-24 tahun, dengan regio gigi yang tidak ditentukan. Pemeriksaan awal dengan rangsangan udara dan taktil dengan penilaian dari skala 0-10 (Gambar 18). Kemudian dilakukan pengaplikasian pasta Pro-Argin pada gigi yang sensitif. Penilaian sensitivitas dilakukan kembali dengan skala 0-10 segera setelah pengaplikasian pasta. Hasil pemeriksaan untuk rangsangan udara dapat dilihat pada Tabel 10, sedangkan untuk rangsangan taktil pada Tabel 11.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Ngilu

Terasa Sekali

Apa-apa

Gambar 18. Skala sederhana untuk mengukur tingkat kesensitifan gigi

Tabel 10. SKOR PENILAIAN SENSITIVITAS DENGAN RANGSANGAN UDARA SETELAH SATU KALI PENGAPLIKASIAN


(40)

Pemicu Gigi yang diperiksa Skala Pengukuran Sensitivitas Pengurangan Sensitivitas Sebelum Setelah

Rangsangan Udara

31 7 5 20 %

34 7 0 70 %

14 3 2 10 %

46 4 3 10 %

44 4 3 10 %

45 6 2 40 %

16 10 7 30 %

44 5 2 30 %

31 6 3 30 %

45 3 0 30 %

Tabel 11. SKOR PENILAIAN SENSITIVITAS DENGAN RANGSANGAN TAKTIL SETELAH SATU KALI PENGAPLIKASIAN

Pemicu Gigi yang diperiksa

Skala Pengukuran Sensitivitas

Pengurangan Sensitivitas Sebelum Setelah

Rangsangan Taktil

31 10 10 0 %

34 10 8 20 %

14 2 2 0 %

46 8 4 40 %

44 3 3 0 %

45 5 2 30 %

16 9 5 40 %

44 2 0 20 %

31 4 0 40 %

45 1 0 10 %

Berdasarkan data pada Tabel 10 dan Tabel 11 di atas, rata-rata persentase pengurangan sensitivitas gigi dengan rangsangan udara adalah 28% dan dengan rangsangan taktil adalah 20%. Persentase tersebut tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur dan regio gigi yang diperiksa. Skala sensitivitas bergantung pada persepsi rasa nyeri dari masing-masing subjek yang diperiksa. Meskipun penelitian ini tidak seakurat


(41)

penelitian sebelumnya, tetapi dari data yang disajikan dapat dilihat pengurangan hipersensitif dentin terjadi dengan cepat pada satu kali pengaplikasian.

Selanjutnya, pasien disuruh datang kembali dua minggu kemudian untuk dilihat skala sensitivitasnya terhadap rangsangan udara dan rangsangan taktil. Nilai skala ”sebelum” adalah skala pemeriksaan dua minggu sebelumnya pasca pengaplikasian pasta Pro-Argin. Nilai skala ”setelah” adalah skala ketika pasien dievaluasi kembali setelah dua minggu tanpa pengaplikasian pasta Pro-Argin.

Hasil evaluasi hipersensitif dentin setelah dua minggu untuk rangsangan udara dapat dilihat pada Tabel 12 dan untuk rangsangan taktil pada Tabel 13.

Tabel 12. SKOR PENILAIAN SENSITIVITAS DENGAN RANGSANGAN UDARA SETELAH 2 MINGGU

Pemicu Gigi yang diperiksa

Skala Pengukuran Sensitivitas

Pengurangan Sensitivitas Sebelum Setelah

Rangsangan Udara

31 5 0 50 %

34 0 8 -80 %

14 2 2 0 %

46 3 9 -60 %

44 3 5 -20 %

45 2 2 0 %

16 7 7 0 %

44 2 3 -10 %

31 3 3 0 %

45 0 0 0 %

Tabel 13. SKOR PENILAIAN SENSITIVITAS DENGAN RANGSANGAN TAKTIL SETELAH 2 MINGGU


(42)

Pemicu Gigi yang diperiksa

Skala Pengukuran Sensitivitas

Pengurangan Sensitivitas Sebelum Setelah

Rangsangan Taktil

31 10 3 70 %

34 8 10 -20 %

14 2 5 -30 %

46 4 8 -40 %

44 3 1 20 %

45 2 0 20 %

16 5 4 10 %

44 0 0 0 %

31 0 0 0 %

45 0 0 0 %

Berdasarkan hasil Tabel 12 dan Tabel 13, terlihat hasil negatif pada kolom pengurangan sensitivitas. Hal itu berarti sensitivitas terhadap rangsangan bertambah ketika dilakukan evaluasi dua minggu kemudian. Dari 10 regio gigi yang diperiksa, terlihat ada dua buah gigi yang tidak mengalami penurunan sensitivitas baik ketika dirangsang dengan rangsangan udara maupun dengan rangsangan taktil, yaitu gigi 34 (-80% dan -20%) dan 46 (-60% dan -40%). Secara keseluruhan rata-rata pengurangan sensitivitas untuk rangsangan udara adalah -12 % dan untuk rangsangan taktil adalah 3 %.

Meskipun adanya peningkatan sensitivitas seperti yang terlihat pada Tabel 12 dan Tabel 13, tetapi dengan beberapa hasil-hasil penelitian yang juga telah dipaparkan di atas telah membuktikan bahwa kombinasi arginin dan kalsium karbonat mampu mengurangi nyeri hipersensitif dentin secara signifikan dan tahan lama.

BAB 5


(43)

5.1 Diskusi

Riwayat sakit gigi sering dialami setiap orang dan merupakan alasan utama pasien untuk mengunjungi dokter gigi. Hipersensitif dentin merupakan nyeri akut yang singkat dan tajam, terjadi ketika dentin terpapar dan terkena rangsangan dari luar. Meskipun berlangsung singkat, tetapi rasa nyeri yang disebabkannya menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien yang bisa berakibat terganggunya fungsi rongga mulut secara normal, seperti makan, minum, penyikatan gigi, dan bernapas.

Resesi gingiva merupakan penyebab hipersensitif dentin yang paling sering terjadi. Resesi gingiva adalah terpaparnya permukaan akar gigi oleh karena hilangnya jaringan gingiva. Terpaparnya dentin juga bisa terjadi akibat hilangnya enamel akibat kerusakan gigi non-karies seperti proses abrasi, abfraksi, atrisi dan erosi. Dokter gigi itu sendiri bisa pula menyebabkan terpaparnya dentin akibat instrumentasi yang kurang tepat pada permukaan akar selama perawatan periodontal seperti skeling dan penyerutan akar.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, hipersensitif dentin terjadi ketika dentin yang terpapar terkena rangsangan dari luar. Rangsangan yang memicu timbulnya rasa nyeri dapat berupa rangsangan panas atau dingin, kimiawi, taktil atau sentuhan, serta rangsangan udara atau uap. Masing-masing individu mempunyai persepsi rasa sakit yang berbeda-beda ketika mendapatkan rangsangan tersebut. Untuk sebagian orang, ketidaknyamanan akibat hipersensitif dentin mungkin tidak berimbas banyak pada kehidupannya sehari-hari, tetapi bagi sebagian orang lainnya, hal tersebut bisa sangat


(44)

menganggu yang memicu rasa tidak nyaman yang kronik dan mempengaruhi kondisi emosionalnya.

Untuk itulah para ahli terus berupaya mencari perawatan hipersensitif dentin yang adekuat dan dapat diterima secara universal. Pada dasarnya, rata-rata kasus hipersensitif dentin bersifat reversible dan dapat ditangani dengan perawatan non-invasif yang sederhana. Saat ini telah dikembangkan bahan desensitisasi terbaru, berbahan dasar utama arginin dan kalsium karbonat yang disebut Pro-Argin. Kombinasi arginin dan kalsium karbonat telah terbukti secara klinis mampu mempercepat penutupan tubulus dentin yang terbuka dan mengurangi nyeri akibat hipersensitif dentin. Mekanisme kerjanya adalah ketika pasta Pro-Argin ini diaplikasikan pada dentin yang terpapar, tubulus dentin yang terbuka akan tertutupi bahan arginin, kalsium fosfat, dan kalsium karbonat. Penutupan tubulus ini resisten terhadap tekanan normal pulpa dan rangsangan asam, efektif untuk mengurangi pergerakan cairan tubulus dentin, dan demikian dapat mengurangi nyeri hipersensitif dentin.

Penelitian yang dilakukan oleh Schiff,dkk di California, Yingying Fu,dkk dan Kehua Que,dkk di China telah membuktikan bahwa aplikasi pasta desensitisasi arginin-kalsium karbonat selama prosedur profilaksis maupun penggunaan sehari-hari di rumah dapat menghilangkan nyeri hipersensitif dentin. Hal itu dibuktikan dari data-data statistik yang menunjukkan signifikansi pengurangan hipersensitif dentin setelah pengaplikasian pasta Pro-Argin dan dilakukan kontrol dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Sebagai tambahan, penelitian juga dilakukan di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU, Medan. Dari 10 gigi yang diperiksa, pengurangan hipersensitivitas terjadi dengan cepat setelah satu kali pengaplikasian pasta Pro-Argin.


(45)

Hasil negatif yang diperoleh pada waktu kontrol dua minggu kemudian menunjukkan terjadinya peningkatan sensitivitas ketika pasien dirangsang kembali dengan rangsangan udara dan rangsangan taktil. Hal tersebut bisa disebabkan oleh subjektivitas pasien dalam menentukan skala sensitivitas serta tidak adanya perawatan lanjutan untuk mengatasi hipersensitif dentin dengan cara pemakaian pasta gigi khusus gigi sensitif yang digunakan pasien sehari-hari di rumah.

Sebagai catatan adalah pasta Pro-Argin diformulasikan hanya untuk mengatasi hipersensitif dentin. Hal itu berarti bahwa pasta tersebut tidak bekerja untuk menghilangkan nyeri akibat kondisi gigi lainnya, seperti fraktur, karies, atau trauma karena oklusi. Kondisi gigi tersebut harus didiagnosa lebih lanjut dan dirawat dengan jenis perawatan yang lain.

Perlu juga diingat bahwa perawatan non-invasif dengan Pro-Argin hanya merupakan salah satu cara mengatasi hipersensitif dentin. Kontrol plak yang efektif, modifikasi pola diet juga bisa menjadi cara lainnya untuk membantu mengatasi hipersensitif dentin tersebut. Dokter gigi yang mampu mengatasi hipersensitif dentin secara efektif akan meningkatkan hubungan yang baik dengan pasiennya dan menimbulkan kepuasan bagi pasien maupun dokter gigi yang menanganinya.

5.2 Kesimpulan

Menurut definisinya, hipersensitif dentin digambarkan sebagai rasa nyeri yang berlangsung singkat dan tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar terkena rangsangan seperti panas, dingin, uap, sentuhan, atau kimiawi, yang tidak dapat dianggap berasal dari kerusakan gigi atau keadaan patologis gigi lainnya. Meskipun ada


(46)

beberapa hipotesa yag telah dipaparkan untuk menjelaskan mekanisme terjadinya hipersensitif dentin, namun teori hidrodinamik yang disampaikan Brännström dan Astron pada tahun 1964 merupakan teori yang paling sering dipakai dan dapat diterima secara universal.

Perawatan hipersensitif dentin bisa bersifat invasif dan non-invasif. Tetapi rata-rata kasus hipersensitif dentin bisa ditangani dengan perawatan non-invasif sederhana.

Pro-Argin, sebagai teknologi terbaru meniru proses alami saliva dalam hal penutupan

tubulus dentin yang terbuka telah terbukti secara klinis maupun penelitian secara statistik oleh beberapa ahli mampu mengatasi hipersensitif dentin secara efektif dan tahan lama.

---0000000000---


(47)

1. Addy M. Dentine hypersensitivity: new perspectives on an old problem. Int Dent J 2002; 52 : 367-75.

2. Porto I, Andrade A, Montes M. Diagnosis and treatment of dentinal

hypersensitivity. J Oral Sci 2009; 51(3) : 323-32.

3. Chu C,Lo EC.Dentin hypersensitivity:a review. HongKong Dent J 2010;7:15-22. 4. Kielbassa AM. Dentine hypersensitivity: Simple steps for everyday diagnosis

and management. Int Dent J 2002; 52 : 394-6.

5. Chu C. Management of dentine hypersensitivity. Dental Bulletin Maret 2010; 15(3): 21-3.

6. Addy M. Tooth brushing, tooth wear and dentine hypersensitivity – are they

associated?. Int Dent J 2005; 55 : 261-7.

7. Strassler HE. In-office management of dentin hypersensitivity.

(3 Oktober 2010).

8. Panagakos F, Schiff T, Guignon A. Dentin hypersensitivity: Effective treatment

with an in-office desensitizing paste containing 8% arginine and calcium carbonate. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A): 3A-7A.

9. Schiff T, Delgado E, Zhang YP, Cummins D, Devizio W, Mateo LR. Clinical

evaluation of the efficacy of an in-office desensitizing paste containing 8% arginine and calcium carbonate in providing instant and lasting relief of dentin hypersensitivity. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A): 8A-15A.


(48)

10.Pradeep AR, Sharma A. Comparison of clinical efficacy of a dentrifice

containing calcium sodium phosphosilicate to a dentrifice containing potassium nitrate and to a placebo on dentinal hypersensitivity: A randomized clinical trial. J Periodontol 2010; 81 : 1167-73.

11.Pillon FL, Romani IG, Schmidt ER. Effect of a 3% pottasium oxalate topical

application on dentinal hypersensitivity after subgingival scaling and root planning. J Periodontol 2004; 75 : 1461-64.

12.Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the dental hygienist. 3rd ed. Missouri : Saunders Elsevier, 2001 : 184-7, 270-2.

13.Anonymous. Pro-ArginTM technology mode of action.

14.Wikipedia, the free encyclopedia. Dentine hypersensitivity.

15.Wikipedia, the free encyclopedia. Receding gums.

16.Drisko CH. Dentine hypersensitivity – dental hygiene and periodontal

consideration. Int Dent J 2002; 52 : 385-93.

17.Ciaramicoli MT, Carvalho R, Eduardo CP. Treatment of cervical dentin

hypersensitivity using neodymium: yttrium – aluminium – garnet laser. Clinical evaluation. Lasers Surg Med 2003; 33 : 358-62.

18.Hamlin D, Williams KP, Delgado E, Zhang YP, Devizio W, Mateo LR. Clinical


(49)

calcium carbonate for the in-office relief of dentin hypersensitivity associated with dental prophylaxis. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A): 16A-20A.

19.Petrou I, Heu R, Stranick M, Lavender S, Zaidel L, Cummins D, et.al. A

breakthrough therapy for dentin hypersensitivity: How dental products containing 8% arginine and calcium carbonate work to deliver effective relief of sensitive teeth. J Clin Dent 2009; 20 (Spec Iss): 23-31.

20.Wikipedia, the free encyclopedia. Arginine

21.Wikipedia, the free encyclopedia. Calcium carbonate. <http://en.wikipedia.org/ wiki/Calcium_carbonate

22.Lavender SA, Petrou I, Heu R, Stranick MA, Cummins D, Kilpatrick-Liverman L, et.al. Mode of action studies on a new desensitizing dentifrice containing

8.0% arginine, a high cleaning calcium carbonate system and 1450 ppm fluoride. Am J Dent 2010; 23 (Sp Is A): 14A-9A.

> (28 September 2010).

23.Fu Y, Li X, Que K, Wang M, Hu D, Mateo LR, et al. Instant dentin

hypersensitivity relief of a new desensitizing dentrifice containing 8.0% arginine, a high cleaning calcium carbonate system and 1450 ppm fluoride: a 3-day clinical study in Chengdu, China. Am J Dent 2010; 23 (Sp Is A): 20A-7A.

24.Que K, Fu Y, Lin L, Hu D, Zhang YP, Panagakos FS, et al. Dentin

hypersensitivity reduction of a new toothpaste containing 8.0% arginine and 1450 ppm fluoride: an 8-week clinical study on Chinese adults. Am J Dent 2010;


(1)

menganggu yang memicu rasa tidak nyaman yang kronik dan mempengaruhi kondisi emosionalnya.

Untuk itulah para ahli terus berupaya mencari perawatan hipersensitif dentin yang adekuat dan dapat diterima secara universal. Pada dasarnya, rata-rata kasus hipersensitif dentin bersifat reversible dan dapat ditangani dengan perawatan non-invasif yang sederhana. Saat ini telah dikembangkan bahan desensitisasi terbaru, berbahan dasar utama arginin dan kalsium karbonat yang disebut Pro-Argin. Kombinasi arginin dan kalsium karbonat telah terbukti secara klinis mampu mempercepat penutupan tubulus dentin yang terbuka dan mengurangi nyeri akibat hipersensitif dentin. Mekanisme kerjanya adalah ketika pasta Pro-Argin ini diaplikasikan pada dentin yang terpapar, tubulus dentin yang terbuka akan tertutupi bahan arginin, kalsium fosfat, dan kalsium karbonat. Penutupan tubulus ini resisten terhadap tekanan normal pulpa dan rangsangan asam, efektif untuk mengurangi pergerakan cairan tubulus dentin, dan demikian dapat mengurangi nyeri hipersensitif dentin.

Penelitian yang dilakukan oleh Schiff,dkk di California, Yingying Fu,dkk dan Kehua Que,dkk di China telah membuktikan bahwa aplikasi pasta desensitisasi arginin-kalsium karbonat selama prosedur profilaksis maupun penggunaan sehari-hari di rumah dapat menghilangkan nyeri hipersensitif dentin. Hal itu dibuktikan dari data-data statistik yang menunjukkan signifikansi pengurangan hipersensitif dentin setelah pengaplikasian pasta Pro-Argin dan dilakukan kontrol dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Sebagai tambahan, penelitian juga dilakukan di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU, Medan. Dari 10 gigi yang diperiksa, pengurangan hipersensitivitas terjadi dengan cepat setelah satu kali pengaplikasian pasta Pro-Argin.


(2)

Hasil negatif yang diperoleh pada waktu kontrol dua minggu kemudian menunjukkan terjadinya peningkatan sensitivitas ketika pasien dirangsang kembali dengan rangsangan udara dan rangsangan taktil. Hal tersebut bisa disebabkan oleh subjektivitas pasien dalam menentukan skala sensitivitas serta tidak adanya perawatan lanjutan untuk mengatasi hipersensitif dentin dengan cara pemakaian pasta gigi khusus gigi sensitif yang digunakan pasien sehari-hari di rumah.

Sebagai catatan adalah pasta Pro-Argin diformulasikan hanya untuk mengatasi hipersensitif dentin. Hal itu berarti bahwa pasta tersebut tidak bekerja untuk menghilangkan nyeri akibat kondisi gigi lainnya, seperti fraktur, karies, atau trauma karena oklusi. Kondisi gigi tersebut harus didiagnosa lebih lanjut dan dirawat dengan jenis perawatan yang lain.

Perlu juga diingat bahwa perawatan non-invasif dengan Pro-Argin hanya merupakan salah satu cara mengatasi hipersensitif dentin. Kontrol plak yang efektif, modifikasi pola diet juga bisa menjadi cara lainnya untuk membantu mengatasi hipersensitif dentin tersebut. Dokter gigi yang mampu mengatasi hipersensitif dentin secara efektif akan meningkatkan hubungan yang baik dengan pasiennya dan menimbulkan kepuasan bagi pasien maupun dokter gigi yang menanganinya.

5.2 Kesimpulan

Menurut definisinya, hipersensitif dentin digambarkan sebagai rasa nyeri yang berlangsung singkat dan tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar terkena rangsangan seperti panas, dingin, uap, sentuhan, atau kimiawi, yang tidak dapat dianggap berasal dari kerusakan gigi atau keadaan patologis gigi lainnya. Meskipun ada


(3)

beberapa hipotesa yag telah dipaparkan untuk menjelaskan mekanisme terjadinya hipersensitif dentin, namun teori hidrodinamik yang disampaikan Brännström dan Astron pada tahun 1964 merupakan teori yang paling sering dipakai dan dapat diterima secara universal.

Perawatan hipersensitif dentin bisa bersifat invasif dan non-invasif. Tetapi rata-rata kasus hipersensitif dentin bisa ditangani dengan perawatan non-invasif sederhana. Pro-Argin, sebagai teknologi terbaru meniru proses alami saliva dalam hal penutupan tubulus dentin yang terbuka telah terbukti secara klinis maupun penelitian secara statistik oleh beberapa ahli mampu mengatasi hipersensitif dentin secara efektif dan tahan lama.

---0000000000---


(4)

1. Addy M. Dentine hypersensitivity: new perspectives on an old problem. Int Dent J 2002; 52 : 367-75.

2. Porto I, Andrade A, Montes M. Diagnosis and treatment of dentinal hypersensitivity. J Oral Sci 2009; 51(3) : 323-32.

3. Chu C,Lo EC.Dentin hypersensitivity:a review. HongKong Dent J 2010;7:15-22. 4. Kielbassa AM. Dentine hypersensitivity: Simple steps for everyday diagnosis

and management. Int Dent J 2002; 52 : 394-6.

5. Chu C. Management of dentine hypersensitivity. Dental Bulletin Maret 2010; 15(3): 21-3.

6. Addy M. Tooth brushing, tooth wear and dentine hypersensitivity – are they associated?. Int Dent J 2005; 55 : 261-7.

7. Strassler HE. In-office management of dentin hypersensitivity. (3 Oktober 2010).

8. Panagakos F, Schiff T, Guignon A. Dentin hypersensitivity: Effective treatment with an in-office desensitizing paste containing 8% arginine and calcium carbonate. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A): 3A-7A.

9. Schiff T, Delgado E, Zhang YP, Cummins D, Devizio W, Mateo LR. Clinical evaluation of the efficacy of an in-office desensitizing paste containing 8% arginine and calcium carbonate in providing instant and lasting relief of dentin hypersensitivity. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A): 8A-15A.


(5)

10.Pradeep AR, Sharma A. Comparison of clinical efficacy of a dentrifice containing calcium sodium phosphosilicate to a dentrifice containing potassium nitrate and to a placebo on dentinal hypersensitivity: A randomized clinical trial. J Periodontol 2010; 81 : 1167-73.

11.Pillon FL, Romani IG, Schmidt ER. Effect of a 3% pottasium oxalate topical application on dentinal hypersensitivity after subgingival scaling and root planning. J Periodontol 2004; 75 : 1461-64.

12.Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for the dental hygienist. 3rd ed. Missouri : Saunders Elsevier, 2001 : 184-7, 270-2.

13.Anonymous. Pro-ArginTM technology mode of action.

14.Wikipedia, the free encyclopedia. Dentine hypersensitivity. 15.Wikipedia, the free encyclopedia. Receding gums.

16.Drisko CH. Dentine hypersensitivity – dental hygiene and periodontal consideration. Int Dent J 2002; 52 : 385-93.

17.Ciaramicoli MT, Carvalho R, Eduardo CP. Treatment of cervical dentin hypersensitivity using neodymium: yttrium – aluminium – garnet laser. Clinical evaluation. Lasers Surg Med 2003; 33 : 358-62.

18.Hamlin D, Williams KP, Delgado E, Zhang YP, Devizio W, Mateo LR. Clinical evaluation of the efficacy of a desensitizing paste containing 8% arginine and


(6)

calcium carbonate for the in-office relief of dentin hypersensitivity associated with dental prophylaxis. Am J Dent 2009; 22 (Sp Is A): 16A-20A.

19.Petrou I, Heu R, Stranick M, Lavender S, Zaidel L, Cummins D, et.al. A breakthrough therapy for dentin hypersensitivity: How dental products containing 8% arginine and calcium carbonate work to deliver effective relief of sensitive teeth. J Clin Dent 2009; 20 (Spec Iss): 23-31.

20.Wikipedia, the free encyclopedia. Arginine

21.Wikipedia, the free encyclopedia. Calcium carbonate. <http://en.wikipedia.org/ wiki/Calcium_carbonate

22.Lavender SA, Petrou I, Heu R, Stranick MA, Cummins D, Kilpatrick-Liverman L, et.al. Mode of action studies on a new desensitizing dentifrice containing 8.0% arginine, a high cleaning calcium carbonate system and 1450 ppm fluoride. Am J Dent 2010; 23 (Sp Is A): 14A-9A.

> (28 September 2010).

23.Fu Y, Li X, Que K, Wang M, Hu D, Mateo LR, et al. Instant dentin hypersensitivity relief of a new desensitizing dentrifice containing 8.0% arginine, a high cleaning calcium carbonate system and 1450 ppm fluoride: a 3-day clinical study in Chengdu, China. Am J Dent 2010; 23 (Sp Is A): 20A-7A. 24.Que K, Fu Y, Lin L, Hu D, Zhang YP, Panagakos FS, et al. Dentin

hypersensitivity reduction of a new toothpaste containing 8.0% arginine and 1450 ppm fluoride: an 8-week clinical study on Chinese adults. Am J Dent 2010; 23 (Sp Is A): 28A-35A.