22
reaksi.
28
Teori S-O-R singkatan dari stimulus: Pesan, organism: Komunikator, Response: efek, yang semula berasal dari psikologi. Yang kemudian teori
tersebut dipakai pula oleh ilmu komunikasi, yang mana sama-sama berhubungan karena keduanya mempelajari jiwa dan manusia yang memiliki
sikap, opini kognitif, afektif dan konatif.
29
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus atau rangsangan khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
meperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi seorang komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. S stimulus pesan : disini bagaimana suatu pesan yang terkandung
b. O organism komunikator : yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator.
c. R respons mampu memberikan efek.
Dengan demikian dalam teori S-O-R disini yaitu sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mampu menimbulkan efek.
30
B. Ruang Lingkup Film
1. Pengertian film Secara harafiah film sinema adalah Cinemathographie yang berasal
dari Cinema + tho = phytos cahaya + graphie = grhap tulisan = gambar =
28
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, h.119.
29
Sarlito Wirawan Sarlono, Teori-Teori Psikologi Sosial Jakarta: Rajawali Pers, 2006, h. 89.
30
Onong Ucjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 2003, h. 256.
23
citra, jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus,
yang biasa kita sebut dengan kamera.
31
Definisi Film Menurut Effendy dalam buku komunikasi massa karya Elvinaro Ardianto , adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa yang dipandang dan didengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada
pita seluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses lainnya, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem secara mekanik dan eletronik.
32
Menurut Oxford Advanced English Dictionary of Current English karya Hornby, kata, film
didefinisikan sebagai “a story, etc recorded as a set of moving pictures to be
shown on television or at the cinema”. Artinya, film diartikan sebagai sebuah cerita yang direkam sedemikian rupa dalam bentuk kumpulan gambar-gambar
bergerak yang akan ditayangkan di layar lebar dengan kombinasi dari drama serta panduan musik dan suara serta drama dengan paduan tingkah laku dan
emosi, dapat dinikmati benar-benar oleh penontonya.
33
Film merupakan media komunikasi massa, komunikasi massa media film ialah proses
komunikasi antara komunikator dengan komunikan massa melalui sebuah sarana yaitu film. Film dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya
31
Apriyanto, “Film dan Asalnya.”, h.45.
32
Elvinaro, Komunikasi Massa, h. 143.
33
Hornby, Oxford Advanced English Dictionary of Current English Jakarta: Gramedia, 2009, h.45.
24
tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis.
2. Fungsi Film Seperti halnya televisi yang berfungsi sebagai media siaran,film juga
memiliki tujuan bagi khalayak yang menonton film adalah ingin memperoleh hiburan, bagian dari komoditas ekonomi
bagi yang memproduksinya, akan tetapi dalam hal ini film dapat terkandung didalamnya haruslah memiliki
fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.
34
Bahwa selain sebagai media hiburan, dan komoditas ekonomi film dapat digunakan sebagai media
edukasi, untuk pembinaan generasi muda dalam rangka membangun bangsa yang memiliki karakter, karena biasanya karakter bangsa tercermin dari film
yang dibuat.
35
Fungsi edukasi dalam film dapat tercapai apabila isi dalam film yang disuguhkan memiliki pesan dan alur cerita yang berbobot dan dapat sebagai
media pembelajaran bagi yang menyaksikanya, karena fungsi film itu sendiri bukanlah sebagai media hiburan dan komuditas ekonomi semata saja, akan
tetapi sebagai media komunikasi massa yang sifatnya bisa mengibur, dan menjadi nilai tambah apabila film yang diangkat dan disuguhkan ke penonton
disajikan secara berimbang dan mendidik.
36
34
Wiryanti, Teori Komunikasi Massa Jakarta: PT Grasindo, 2000, h.87
35
Elvinaro, Komunikasi Massa,, h.145.
36
Elvinaro, Komunikasi Massa, h.145.
25
3. Karakteristik film Faktor-faktor yang dapat menujukan karakteristik film adalah:
a. Layar yang LuasLebar Film dan televisi sama-sama media audio visual yang menggunakan
layar, namun kelebihan dari media film adalah layarnya yang berukuran luas dan suara audio yang seolah-olah penonton melihat
kejadian nyata dan tidak berjarak. b. Pengambilan Gambar
Dalam hal ini, pengambilan gambar pada film haruslah dari jarak jauh dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan secara
menyeluruh, pengambilan gambar secara menyeluruh digunakan untuk mendapatkan hasil yang artistik dan suasana yang sesungguhnya,
sehingga film menjadi lebih menarik pada saat disaksikan. Sebagai contoh pada saat menyaksikan film dengan suasana bencana alam
maka film tersebut diambil secara panoramic shot, sehingga penonton larut dalam suasana bencana alam yang ada difilm tersebut akibat dari
efek film tersebut. c. Konsentrasi Penuh
Berbeda dengan televisi yang mana pada saat kita sedang menyaksikan televisi kita bisa dengan leluasanya bergerak dan melakukan aktivitas
dengan bebas, akan tetapi berbeda halnya pada saat kita menyaksikan film pasti kita haruslah tertuju pada film tersebut dan terbebas dari
suara hiruk pikuk diluar karena biasanya ruanganya kedap udara,
26
semua mata tertuju pada film yang sedang ada didepan mata para penonton.
d. Identifikasi Psikologi Jika kita berada didalam gedung dengan suasana gedung bioskop yang
telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan, karena disini pengahayatan kita sangat mendalam dan sering
sekali kita tidak sadar dan akan hanyut kedalam suasana dan merasa kita berada didalam cerita tersebut, jika kita menyaksikan film komedi
maka kita akan terbawa suasana riang, serta jika kita menyaksikan film sedih kita akan terhanyut dan perasaan kita akan sedih jika kita
menyaksikanya, dan film yang memiliki isi cerita yang dapat membangkitkan motivasi maka penonton yang menyaksikan pastinya
akan termotivasi dan melakukan hal yang dicontoh dalam film tersebut, gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut identifikasi
psokologis.
37
4. Jenis-Jenis Film a. Film Cerita
Film cerita adalah jenis film yang menggunakan suatu cerita yang lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dan dengan bintang
film yang tenar dan cerita yang diangkat dalam film yang berjenis film cerita yakni berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi atau biasanya
37
Elvinaro, Komunikasi Massa, h.145.
27
fiktif sehingga ada unsur menarik baik dari segi jalan ceritanya maupun gambarnya.
b. Film Berita Film berita adalah film mengenai fakta, pristiwa yang benar-benar
terjadi, karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung unsur berita, kriteria film berita haruslah menarik
dan penting, serta terekam secara utuh dan mempunyai nilai berita untuk dihadirkan ke penonton apa adanya dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. c. Film Dokumenter
Berbeda dengan film berita yang mana film berita yang merupakan rekaman kenyataan, dan film dokumenter haruslah dilakukan dengan
pemikiran dan perencanaan yang matang dan seringkali film dokumenter bercerita mengenai alam dan manusia, dan tidak memiliki
alur cerita seperti film cerita.
38
5. Ciri Khas Film Sebuah film yang baik memenuhi delapan ciri khas sebagai berikut:
a. Film itu menarik minat b. Film itu harus benar atau autentik
c. Up to-date mengikuti perkembangan zaman dalam setiting, pakaian dan lingkungan
d. Sesuai dengan tingkat kematangan.
38
Elvinaro, Komunikasi Massa, h.148
28
e. Tata bahasa yang benar f. Merupakan kesatuan atau alurnya teratur
g. Mendorong aktivitas h. Memenuhi dan memuaskan dari segi teknis.
39
6. Arti Film Secara Garis Besar a. Melengkapi semua batas-batas waktu
b. Dapat diulang-ulang c. Dapat dibagi-bagi
d. Lebih realitas e. Mendorong motivasi
f. Mempengaruhi sikap g. Bebas dan pembatasan pengelihatan mata
h. Menunjukan hubungan sebab-akibat.
40
39
Oemar Hamalik, Media Pendidikan Bandung: PT Citra Aditiya Bakti, 1994, cet-7. h.86.
40
Hamalik, Media Pendidikan, h.91.
29
BAB III GAMBARAN UMUM