Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

(1)

PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TERHADAP

INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

DEVICA KESUMA ULUNG

NIM : 1110104000016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M


(2)

LEMBAR PERI\IYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salatr satu persyaratan memperoleh gelar Strata

I

Keperawatan di Fakuttas Kedokleran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

OnD

Syarif Hidayatullah Jal€rta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedolteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (Ub{) Syarif Hidayatullatr Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti batrwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiptakan dari hasil karya omng lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIIID Syarif Hidayatullah Jakarta

t.

2.

J.


(3)

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2014

Devica Kesuma, NIM: 1110104000016

Students’s Perception for Interprofessional Education at The Faculty of

Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

xvii + 84 pages + 20 tables + 2 schemes + 7 attachments ABSTRACT

Concept of Collaboration has been expressed as an effort to solve educational problem. The Integrated education initiated as media of collaboration according to The World Health Organization (WHO) is interprofessional education (IPE). Positive perception to accept IPE are supposed to become a consideration for an institution to develop the concept of IPE at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. This study to get a overview on students’ perception for IPE at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The study was quantitative with descriptive analyze and cross sectional design. Samples consisted of 143 undergraduated students of medical education, public health, pharmacy, and nursing taken with disproporsional stratified random sampling

method. Quantitative data were obtained through questionnaire of

Interprofessional Education Perception Scale with modification. Perception about IPE mainly belonged to good (97,21%.). The questionnaire had 18 items with measure of sampling adequacy (MSA) 0,866. Female students had good perception compared to male students about subscale perception of actual operation (SS.1), competency and autonomy (SS.2), and perceived need for co-operation (SS.4). Public health had good perception on SS.1 and SS.2 compared other profession, and Medical education had good perception on understanding of others’ values (SS.3) and SS.4. Perception for IPE of undergraduate students at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta mainly belonged to good category.

Keyword: Perception, Student’s Perception, Interprofessional Education, undergraduate student, Interprofessional Education Perception Scale


(4)

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014

Devica Kesuma, NIM: 1110104000016

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

xvii + 84 halaman+ 20 tabel + 2 bagan + 7 lampiran ABSTRAK

Konsep kolaborasi sudah lama dicetuskan sebagai salah satu usaha untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Pendidikan terintegrasi yang dicetuskan sebagai media kolaborasi menurut WHO adalah Interprofessional Education (IPE). Persepsi yang positif terhadap penerimaan IPE diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi institusi terhadap pengembangan konsep IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 143 mahasiswa yang aktif kuliah program studi pendidikan dokter, kesehatan masyarakat, farmasi, dan ilmu keperawatan dengan metode disproporsional stratified random sampling. Pengambilan data kuantitatif dengan

kuesioner IEPS (Interprofessional Education Perception Scale) yang

dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap IPE mayoritas baik 97,21%. Kuesioner yang digunakan memiliki 18 item dengan measure of sampling adequacy (MSA) 0,866. Responden perempuan memilki persepsi yang lebih baik dari pada laki-laki pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya (K.1), kompetensi dan otonomi (K.2), serta kebutuhan untuk bekerjasama (K.4). Program studi kesehatan masyarakat memiliki persepsi yang baik pada K.1 dan K.2 dibanding dengan program studi lain, dan pendidikan dokter memilki memiliki persepsi yang baik pada komponen pemahaman terhadap profesi lain (K.3) dan K.4. Persepsi pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE sebagian besar dalam kategori baik.

Kata kunci: Persepsi, Interprofessional Education, Mahasiswa, Interprofessional Education Perception Scale


(5)

PER}TYATAAII PERSETUJUAI\I

Skripsi denganjudul

PERSEPSI

MAHASISWA FAKT]LTAS KEDOKTERAN

DAN

ILMU

KESEHATAN UIN SYARIT

HIDAYATULLAH

JAKARTA TERHADAP /NTERPR OTESSI

ONAL E D

UCATION

Telah disetujui dan diperiksa oJeb peanbimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif llidayatullah Jakarta

Disusun Oleh: I)evica Kesuma

I\IM:

1110104000016

Pembimbing I Pembimbing

II

9-r

/6

Ratna Pelawati. M.Fiomed IirP. r978021s 200901 2 00s

Maftuhah. S.Kn.. M.Ken." Ph.D NrP. 19680808 2006042 001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT FAKULTAS KEDOIffERAN DAI\[ ILMU KESEHATAIY

UIN SYARIF HIDAYATTJLLAII JAKARTA


(6)

LEMBAR PENGESAHAN Slaipsi dengan judul

PERSEPSI

MAIIASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

DAI\I

ILMU

KESETIATAI\I

T'IN SYARIF

IIIDAYATULLAH

JAKARTA TERI{ADAP

INTERPRO FE

SSIONAL E

DUCATION

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh: Deviea Kesuma

ltitM: 1110104000016

Pembimbing

I

Pembimbing II

w.

Ratna Pelawati. M.Biomed I\IIP. 19780215 200901 2 005

Penguji

I

Ita Yuanita. S.Kp. M.Kep IrIP. 19700122 200801 2 005

I{IP. 19680808 200604 2 001

Penguji

II

I[IP:

19680808 200604 2 001

&.'yd

q0*O

Penguji

III

trtu

Ratna Pelawati M.Biomed I[IP. 19780215 200901 2 005


(7)

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi denganjudul

PERSEPSI

MAHASISWA

TAKI]LTAS

KEDOKTERAN

DAIY

ILMU

KESEHATAI\T

T]IN SYARIT

HIDAYATT]LLAH

JAKARTA

TERHAD

AP

INTERPROFESSIONAL

EDUCATION

Telah disusun dan dipertahankan di hadapan penguji oleh: I)evica Kesuma

MM:

1110104000016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Dekan Fakultas Kedokleran dan Itmu Kesehatan


(8)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DEVICA KESUMA ULUNG

Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Abrati No. 123 Rt.01/01 Kotabumi

Lampung Utara

HP : +6281310963058 dan +6281298190410

E-mail : kdevica@yahoo.co.id

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Islam Taman Sakti 1996-1998

2. Sekolah Dasar Negeri 05 Bambu Apus 1998-2004

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 81 Jakarta 2004-2007

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 48 Jakarta 2007-2010

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang

ORGANISASI

1. OSIS SMA 2008-2009

2. BEM FKIK 2012-2013


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu „alaihi wasalam.

Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat

menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education”.

Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tuaku, Ibu Sri Darwati dan Bapak Kamrus Ibrahim yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku, Dea Milano, Mayola Mayang Segara, dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

2. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed. dan Ibu Maftuhah, Ph.D selaku Dosen

Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.


(10)

x

3. Ibu Uswatun Khasanah, MNS. selaku Dosen Pembimbing Akademik,

terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.

4. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi dan Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Teman-teman FKIK 2009-2012, PSIK 2010, BEM FKIK 2013, Cherry,

Aisya, Fardina, teman-teman kostan yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan terkhusus untuk Ivo yang telah banyak memberikan referensi dan membantu mengoreksi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.

10. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Ciputat, Juli 2014


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ... Pernyataan Keaslian Karya ... Abstract ... Abstrak ... Pernyataan Persetujuan ... Lembar Pengesahan ... Daftar Riwayat Hidup ... Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Singkatan ... Daftar Bagan ... Daftar Tabel ... Daftar Lampiran ...

i ii iii iv v vi viii ix xi xiv xv xvi xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessionalisme ... 10

1. Interprofessional Collaboration (IPC) ... 10

2. Interprofessional Education (IPE) ... 13

a) Pengertian ... 13


(12)

xii

c) Manfaat IPE ... 17

d) Kompetensi IPE ... 20

e) Gambaran Pelaksanaan IPE ... 22

f) Pendekatan Pembelajaran IPE ... 23

g) Hambatan IPE ... 26

B. Persepsi Mengenai IPE ... 27

1. Pengertian Persepsi ... 27

2. Komponen Persepsi ... 27

C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 32

1. Mahasiswa ... 32

2. FKIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah ... 32

D. Penelitian Terkait ... 33

E. Kerangka Teori ... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 40

B. Definisi Operasional ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Instrumen Penelitian ... 47

E. Validitas dan Reabilitas ... 50

1. Validitas ... 50

2. Reabilitas ... 52

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 54

G. Pengolahan Data ... 55

1. Editing ... 55

2. Coding ... 56


(13)

xiii

H. Analisa Data ... 56

1. Analisa Univariat ... 56

2. Uji Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ... 57

3. Uji Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ... 57

I. Etika Penelitian ... 58

J. Penyajian Data ... 58

BAB V HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden ... 59

B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ... 62

C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ... 65

D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ... 67

BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 69

B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ... 72

C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ... 77

D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ... 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

UIN : Universitas Islam Negeri

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

MKDKI : Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

IHI : Institute for Healthcare Improvement

ADEs : Adverse Drug Events

WHO : World Health Organization

IPE : Interprofessional Education

IPC : Interprofessional Collaboration

HPEQ : Health Professional Education Quality

ACCP : American College of Clinical Pharmacy

CIHC : Canadian Interprofessional Health Collaborative

CAIPE : Centre for the Advancement of Interprofessional Education

ILC : Interprofessional Learning Clinic

SPC : Stimulated Practice Centre

IEPS : Interprofessional Education Perception Scale

MSA : Measure of Sampling Adequacy

TTUHSC : Texas Tech University Health Sciences Center

FGD : Focused Group Discussion

RIPLS : Readiness Interprofessional Learning Scale

ITPS : Interprofessional Teamwork Perceptions Scale

PSKM : Program Studi Kesehatan Masyarakat

PSF : Program Studi Farmasi

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

PSPD : Program Studi Pendidikan Dokter


(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori 39


(16)

xvi DAFTAR TABEL Halaman 2.1 2.2 2.3 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12

Kompetensi untuk IPE American College of Clinical Pharmacy, 2009)

Original IEPS by Luecht et. al., (1990)

Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara Luecht et. al. (1990) dan McFadyen (2007)

Definisi Operasional

Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014

Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18)

Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen, 2007)

Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE

Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen Hasil Uji Beda Mean

Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi

21 29 30 41 45 47 49 53 59 60 61 61 62 63 64 64 65 65 66 67


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Izin Pengambilan Data dan Penelitian Lampiran 2. Izin Penggunaan Kuesioner

Lampiran 3. Kuesioner McFadyen dan Luecht Lampiran 4. Kuesioner Hasil Terjemah Pusat Bahasa Lampiran 5. Kuesioner Penelitian

Lampiran 6. Hasil Olah SPSS


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya, atau antar petugas kesehatan sendiri yang tidak efektif menimbulkan masalah tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Basuki, 2008). Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) melampirkan data jumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan malpraktik kedokteran sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 mencapai 182 kasus. Dari 182 kasus malpraktik di seluruh Indonesia itu, sebanyak 60 kasus dilakukan dokter umum, 49 kasus dilakukan dokter bedah, 33 kasus dilakukan dokter kandungan, dan 16 kasus dilakukan dokter spesialis anak. Sisanya di bawah 10 macam-macam kasus yang dilaporkan (Tempo, 2013).

Contoh kasus tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diduga malpraktik adalah kasus yang dialami oleh Ny. Prita Mulyasari pada tahun 2008. Ny. Prita menulis dalam surat elektronik yang berisi keluhan atas pelayanan diberikan pihak Rumah Sakit Omni Internasional terhadap dirinya. Ny. Prita mengeluhkan kinerja perawat dan dokter yang ia nilai tidak professional dalam menyampaikan informasi kepada pasien, serta kurangnya informed consent terhadap tindakan medis yang ia terima (Kompasiana, 2009). Kasus malpraktik lain yang terjadi dialami oleh Arizal Fahri (29 tahun) seorang warga Jemur Handayani,


(19)

2

Surabaya, yang dalam tubuhnya terdapat kain kassa tertinggal pascaoperasi cangkok otot pada September 2011 (Republika, 2013).

Kasus-kasus malpraktik yang terjadi dalam dunia kesehatan semakin meningkat disebabkan kelalaian yang seharusnya dapat berjalan dengan baik jika kolaborasi antar petugas kesehatan berjalan efektif (Sukardi, dkk, 2007). Kolaborasi atau kerjasama antarpetugas kesehatan diperlukan untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks dan untuk menyukseskan suatu pelayanan kesehatan (Basuki, 2008). Institute for Healthcare Improvement (IHI) Amerika Serikat melaporkan hasil pelaksanaan kolaborasi antarprofessional kesehatan di unit perawatan intensif neonatal dapat menurunkan kejadian infeksi dari 22% menjadi 5% dalam 2 tahun. Laporan pelaksanaan lain dari IHI adalah 20% rumah sakit di Amerika Serikat berhasil

menerapkan kolaborasi tenaga kesehatan dalam program Adverse Drug

Events (ADEs). Selain itu dapat mengurangi kesalahan sebesar 50% dalam managemen pengobatan (Øvretveit, 2002 dalam A’la, 2010).

Kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangatlah penting. Sehingga diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang terintegrasi antar profesi kesehatan. World Helath Organization (WHO) menawarkan

metode Interprofessional Education (IPE) demi mendukung kolaborasi

sehingga tercipta kerja tim yang baik (WHO, 2010). Interprofessional Education (IPE) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu sama lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan pelayanan


(20)

3

yang berkualitas (Royal College of Nursing, 2006). IPE adalah langkah yang diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi masalah kesehatan. (WHO, 2010).

Penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa dan pembimbing klinik untuk mengevaluasi penerapan IPE di tatanan pendidikan klinik yang dilakukan di Winchester District Memorial Hospital menyebutkan bahwa ada antusiasme yang tinggi dari responden terhadap penerapan IPE. Kemudian para peserta juga mengungkapkan persepsi yang positif mengenai pelaksanaan IPE. Para peserta memberikan beberapa rekomendasi untuk IPE di tatanan pendidikan klinik selanjutnya (Jelley et al., 2006).

Bagi seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah tentang kesehatan, maka sejak awal mereka harus mampu memahami konsep IPE. Coster, et. al., (2008) menjelaskan bahwa IPE merupakan hal yang penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antarprofessional yang ada dengan mempromosikan sikap dan tingkah laku yang positif antarprofesi yang terlibat di dalamnya. Perlu digaris bawahi bahwa IPE perlu dikembangkan sejak profesional kesehatan masih dalam studi akademik untuk mencapai tujuan tersebut.

Mahasiswa yang sudah mampu bekerjasama secara interprofessional, diharapkan ketika lulus siap memasuki dunia kerja dan bergabung dalam tim collaborative practice. Dalam tim collaborative practice akan terjadi komunikasi, tukar menukar pemikiran, proses belajar, sampai kemudian


(21)

4

menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (HPEQ Project, 2011).

Mahasiswa sudah memiliki persepsi dan kesiapan yang positif terhadap IPE. Penelitian IPE pada mahasiswa di institusi pendidikan kesehatan di Indonesia sudah mulai dilakukan. Salah satu hasil penelitian nasional terbaru mengenai persepsi dan kesiapan mahasiswa kesehatan terhadap IPE telah dilakukan oleh Sedyowinarso dkk., (2011) menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebanyak 73,62% dan mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE sebanyak 79,90%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi stake holder untuk mengembangkan IPE dalam sistem pendidikan ilmu kesehatan di Indonesia (Sedyowinarso dkk., 2011).

Konsep IPE belum banyak diketahui di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal ini dibuktikan dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Desember 2013 kepada 12 orang mahasiswa yang terdiri dari empat Program Studi, yaitu Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran dan Ilmu Keperawatan. Sebagian besar mahasiswa mengatakan belum mengenal konsep IPE dan merasa bahwa mereka memerlukan pembelajaran terintegrasi. Peneliti juga tidak menemukan penelitian sejenis yang menjadikan, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai subjek penelitiannya.


(22)

5

Penelitian mengenai persepsi IPE pada mahasiswa merupakan bentuk kajian awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE karena mahasiswa merupakan pemangku kepentingan utama dalam upaya pengembangan dan penerapan IPE mulai dari tingkat institusi. Persepsi mereka terhadap metode pembelejaran IPE dapat menjadi modal utama untuk pengembangan IPE (Sedyowinarso dkk., 2011).

Berawal dari beberapa fenomena dan fakta dari uraian di atas membuat peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE. Sehingga penelitian tentang persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE diharapkan dapat menjadi acuan bagi stake holder FKIK untuk mengembangkan IPE dalam sistem

pendidikan ilmu kesehatan di FKIK, untuk menciptakan outcome mahasiswa

FKIK yang lebih baik dalam berkolaborasi antar tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

B. Perumusan Masalah

MKDKI melampirkan data jumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan malpraktik kedokteran sejak tahun 2006-2012 mencapai 182 kasus. Metode pembelajaran IPE adalah langkah yang diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi masalah kesehatan. IPE merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu sama lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan


(23)

6

pelayanan yang berkualitas. Diharapkan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan profesi kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah kesehatan, maka sejak awal harus mampu memahami konsep IPE. Indonesia adalah negara yang mulai mengembangkan metode IPE.

Penelitian nasional Sedyowinarso (2011) tentang persepsi terhadap IPE menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia telah memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebanyak 73,62%. Di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum pernah dilakukan penelitian tentang persepsi terhadap IPE. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE karena bentuk riset awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan khusus (Hidayat, 2008).

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah mengidentifikasi persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

Interprofessional Education.

2. Tujuan Khusus


(24)

7

a) Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi program studi, jenis kelamin, angkatan, pendidikan akhir, dan umur.

b) Mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap IPE.

c) Mengidentifikasi apakah ada perbedaan mean persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan jenis kelamin terhadap komponen persepsi IPE.

d) Mengidentifikasi apakah ada perbedaan mean persepsi

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antar program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi peneliti, institusi pendidikan, pemerintah dan rumah sakit:

a. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh tambahan ilmu mengenai persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode pembelajaran IPE yang dapat digunakan sebagai dasar untuk berkontribusi dalam pengembangan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti turut serta dalam proses sosialisasi dan memberikan usulan-usulan metode penerapan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Institusi pendidikan

Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan pertimbangan bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk


(25)

8

membuat kebijakan lebih lanjut terhadap pengembangan metode pembelajaran IPE.

c. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung penyelenggaraan IPE di institusi pendidikan secara efektif dan efisien, seperti masuknya IPE sebagai salah satu indikator dalam penilaian akreditasi institusi pendidikan kesehatan.

d. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi rumah sakit untuk mendukung pembelajaran IPE di klinik. e. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitan selanjutnya, pada penelitian selanjutnya diharapkan fokus untuk mengendalikan variabel pengganggu sehingga hasilnya lebih sempurna.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode


(26)

9

pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner yang diadaptasi dari Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen et al (2007) dan ditambah kuesioner asli IEPS milik Luecht et al (1990) yang kemudian peneliti modifikasi kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014. Subjek yang diteliti adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan Kedokteran.


(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Interprofessionalisme

1. Interprofessional Collaboration (IPC)

Kolaborasi memiliki definisi yang beragam. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, definisi kolaborasi mengacu pada kerja sama, proses interaksi, hubungan timbal balik, dan proses penggabungan pemikiran diantara beberapa orang yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Lindeke dan Sieckert (2005), kolaborasi merupakan proses kompleks yang

membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan atau yang

disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien, dan terkadang itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan.

Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan fisioterapi dapat saling berkolaborasi secara efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara praktisi kesehatan tersebut melahirkan suatu istilah yang disebut

dengan Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ, 2010). Ada

beberapa deskripsi yang dapat menjelaskan Interprofessional

Collaboration dalam penyediaan layanan kesehatan. Menurut College of Nurses of Ontario (2008), Interprofessional Collaboration adalah kerja sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan


(28)

11

umum dimana masing-masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai dengan batasannya masing-masing.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teresa Broers (2009) Interprofessional Collaboration didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/ klien dengan saling mengerti batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional Collaboration adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien / klien / keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan (CIHC, 2010).

Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dicapai dengan praktik kolaborasi. Canadian Interprofessional Health Collaborative (2009) memaparkan bahwa kolaborasi terjadi ketika pemberi pelayanan kesehatan bekerja bersama dengan rekan seprofesi, dengan rekan selain profesinya, dan dengan pasien dan keluarganya. Penggunaan bahasa yang tepat ketika berbicara dengan profesi kesehatan lain atau pasien serta keluarganya

perupakan salah satu keuntungan praktek kolaborasi. Berbagi

tanggungjawab antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain atas penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan untuk merumuskan dan menyediakan rencana perawatan pasien dalam kolaborasi meningkatkan kesadaran akan keilmuan dan keterampilan sesama anggota tim sehingga peningkatan keterampilan pengambilan keputusan dapat berlanjut


(29)

12

(O’Daniel & Rosenstein, 2007).

Dokter, perawat, dan ahli gizi merupakan tenaga kesehatan ang sering berinteraksi dengan pasien dalam melakukan tindakan perawatan kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan keadaan di lapangan, perawat dan dokter mempunyai waktu lebih banyak dalam memberikan tindakan kepada pasien. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang lebih mengerti perkembangan kesehatan pasien. Sebagai tenaga kesehatan yang terlibat dalam tatanan klinik, perawat dan dokter mempunyai seperti keterampilan berkomunikasi, bekerja dalam lingkungan tim yang multidisiplin, mempelajari etikat profesional, dan mempraktikan keterampilan psikomotor sesuai profesi (Williams et. al., 2009).

National Interprofessional Competency Framework memberikan pendekatan integratif untuk menggambarkan kompetensi yang dibutuhkan untuk menghasilkan kolaborasi yang efektif dalam Interprofessional Collaboration. Kompetensi tersebut adalah:

a. Komunikasi antar profesi

b. Perawatan dengan pasien / klien / keluarga / masyarakat sebagai pusatnya

c. Klarifikasi peran masing-masing

d. Kerja sama tim

e. Kepemimpinan kolaborasi

f. Penyelesaian konflik antar profesi (CIHC, 2010)


(30)

13

efektif dibutuhkan suatu media pembelajaran interprofessional dalam bentuk interprofessional education bagi para pelajar dan praktisi kesehatan untuk dapat mempelajari kompetensi-kompetensi tersebut sehingga dapat diterapkan dalam praktek kerja yang sebenarnya (CIHC, 2010).

2. Interprofessional Education (IPE)

a) Pengertian Interprofessional Education (IPE)

Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Royal College of Nursing, 2006). IPE dapat terjadi ketika dua atau lebih mahasiswa dari program studi kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatan (CAIPE, 2002). IPE merupakan pendidikan interdisiplin dimana profesional kesehatan belajar mengenai kolaborasi dalam lintas disiplin ilmu dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai dalam bekerja bersama profesi kesehatan lainnya (CIHC, 2008).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam dunia kesehatan, IPE dapat terwujud apabila para mahasiswa dari berbagai program studi di bidang kesehatan serta disiplin ilmu terkait berdiskusi bersama mengenai konsep pelayanan kesehatan dan


(31)

14

bagaimana kualitasnya dapat ditingkatkan demi kepentingan masyarakat luas. Secara spesifik, IPE dapat dimanfaatkan untuk membahas isu-isu kesehatan maupun kasus tertentu yang terjadi di masyarakat supaya melalui diskusi interprofesional tersebut ditemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara efektif dan efisien. Penerapan IPE diharapkan dapat membuka mata masing-masing profesi, untuk menyadari bahwa dalam proses pelayanan kesehatan, seorang pasien menjadi sehat bukan karena 14 jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan konstribusi dari tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan (HPEQ Project, 2011).

World Health Organization (WHO) tahun 2010 menyatakan bahwa banyak sistem kesehatan di negara-negara di dunia yang sangat terfragmentasi pada akhirnya tidak mampu menyelesaikan masalah kesehatan di negara itu sendiri. Hal ini kemudian disadari karena permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan, dan untuk dapat memecahkan satu persatu permasalahan tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusi berbagi disiplin ilmu ternyata memberi dampak positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan.

Pengembangan model IPE yang ideal harus dimulai dengan persamaan paradigma bahwa IPE hanyalah langkah awal dari tujuan


(32)

15

utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien. Pendekatan interprofesional akan memfasilitasi dengan lebih baik mahasiswa dari satu disiplin ilmu untuk belajar dari disiplin ilmu lainnya. Pembelajaran bersama antardisiplin ilmu dapat meningkatkan keterampilan baru mahasiswa yang akan memperkaya keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing disiplin dan mampu bekerja sama lebih baik dalam lingkungan tim yang terintegrasi. Selama ini penerapan IPE masih tidak konsisten, untuk itu harus dibuat sebuah komitmen sehingga pembelajaran interprofesional dapat diterapkan di institusi pendidikan dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan di semua program pelayanan kesehatan untuk memastikan keberadaan jangka panjang IPE yang berkelanjutan (ACCP, 2009).

b) Karakteristik Model IPE yang Ideal

Penyamaan paradigma merupakan hal yang penting dalam membangun konsep IPE. Kolaborasi akan tercipta apabila paradigma antar tenaga kesehatan dapat berjalan selaras yaitu fokus terhadap kesejahteraan pasien. Pengembagan IPE yang ideal harus dimulai dengan menyamakan paradigma, keefektifan IPE dapat terlihat apabila pendekatan penyelesaian masalah melibatkan lebih dari satu profesi kesehatan (Lee, 2009).

Pelaksanaan terintegrasi dalam pembelajaran perlu diperhatikan sebagai salah satu karakteristik IPE yang ideal. Pelaksanaan


(33)

16

terintegrasi dapat dilaksanakan dalam bentuk kemampuan

keterampilan bekerja dalam tim meliputi kemampuan penyelesaian masalah dan penyelesaian konflik antar tim (Begley, 2009 dalam A’la, 2010). Terintegrasi ini melibatkan semua profesi kesehatan, meliputi kedokteran, keperawatan, apoteker, kesehatan masyarakat, pekerja sosial, dan ahli gizi.

Pelaksanaan pendidikan yang terintegrasi dalam penerapan IPE membutuhkan lingkungan yang mampu mendukung berlangsungnya

proses pendidikan. Real world experience merupakan model

lingkungan pendidikan yang sangat relevan dalam menunjang pelaksanaan IPE. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa lingkungan yang mendukung terjadinya diskusi antar profesi kesehatan dalam menyelesaikan masalah dan sebagai media bekerja dalam tim, seperti ruang diskusi maupun mini hospital (Lee, 2009).

Persamaan paradigma, pelaksanaan yang terintegrasi maupun lingkungan yang memadai tidak akan bisa berjalan dan membentuk

IPE yang ideal tanpa role model pendidikan yang mampu

berkomitmen dalam menuntun pelaksanaan IPE. Role model

pendidikan disini dapat diartikan sebagai dosen. Dosen dalam pelaksanaan IPE berperan sebagai fasilitator. Ketika dosen mampu berperan dengan baik sebagai fasilitator, akan menumbuhkan sikap saling menghormati antar profesi (Lee, 2009).


(34)

17

c) Manfaat IPE

Terkait dengan manfaat perkembangan personal dan

profesionalisme semua kelompok yang ikut dalam IPE, melaporkan bahwa mereka telah mengalami banyak perkembangan pada diri mereka dalam melakukan tindakan dan lebih profesional, misalnya memberikan mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman seperti dalam kehidupan kerja yang nyata. Selain itu, para mahasiswa dapat berinteraksi lebih luas dalam lingkungan fakultas sebagai suatu lingkungan kerja, bukan hanya dalam hal akademik saja, sehingga para mahasiswa dapat belajar untuk menghargai profesi lainnya. Salah satu hasil yang signifikan dilaporkan oleh pelajar di area perkembangan profesional. Mahasiswa melaporkan bahwa mereka menjadi lebih jelas mengenai peran mereka masing-masing dan profesi lain. Selain itu mereka merasa lebih efektif dalam melakukan tindakan. Mereka dapat menilai masalah dari wilayah disiplin mereka sendiri dan disesuaikan dari segi kolaborasi sehingga mereka mampu memperluas pandangan mereka dari profesi lainnya. (Illingworth & Sonya, 2007).

Manfaat yang penting adalah mahasiswa dapat belajar bagaimana untuk bekerja dalam lingkungan kelompok. Mereka belajar bagaimana manajemen konflik dan belajar saling melengkapi sebagai sebuah tim sehingga menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien. Mahasiswa yang telah mengikuti program IPE melaporkan


(35)

18

peningkatan keterampilan pribadi, mereka belajar lebih hormat, sabar, dan fleksibel. Mereka juga melaporkan bahwa para mahasiswa dapat menjadi pendengar yang lebih baik dan lebih mampu untuk berkomunikasi dalam kelompok. Mereka belajar bagaimana menangani perbedaan yang timbul antara orang-orang karena budaya atau kepribadian (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007).

Melalui program IPE mahasiswa dapat belajar untuk bekerja di berbagai kelompok budaya dan langsung terlibat dalam berbagai kelompok. Belajar untuk menghormati dan memahami profesi lain dalam menentukan intervensi. Kelompok yang terdiri dari berbagai budaya melatih mahasiswa untuk menghargai budaya lain, misalnya dalam hal mengemukakan pendapat saat berdiskusi tanpa melibatkan rasisme, masalah budaya, kepercayaan dan etnis (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007).

Mahasiswa yang mengikuti program IPE dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal karena dilakukan secara kolaboratif dengan profesi lain. Para mahasiswa menjadi lebih memahami akan pentingnya kolaborasi dan memahami perannya masing-masing sebagai sebuah tim yang berorientasi pada pasien. Laporan dari mahasiswa yang mengikuti program IPE bahwa mereka merasa lebih mampu melayani klien sebagai hasil dari pengalaman mereka saat mengikuti IPE. Para mahasiswa dapat menambah


(36)

19

pengalaman mereka dalam menangani masalah kompleks

mengahadapi klien (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007).

WHO (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang dampak dari penerapan collaborative practice dalam dunia kesehatan. Hasil dari penelitian ternyata sangat menjanjikan bukan hanya bagi negara terkait, namun juga apabila digunakan di negara-negara lain.

Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa collaborative practice dapat meningkatkan:

1. Keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan, 2. Penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, 3. Outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan

4. Pelayanan serta keselamatan pasien.

WHO (2010) juga menjelaskan collaborative practice dapat menurunkan:

1. Total komplikasi yang dialami pasien, 2. Jangka waktu rawat inap,

3. Ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers), 4. Biaya rumah sakit,

5. Rata-rata clinical error, dan 6. Rata-rata jumlah kematian pasien

Mahasiswa harus mampu memahami konsep IPE sedini mungkin untuk dapat bersama-sama memecahkan masalah kesehatan


(37)

20

di kemudian hari. Mahasiswa yang sejak awal mampu bekerja secara interprofesi diharapkan sudah siap untuk memasuki dunia kerja dan masuk ke dalam tim collaborative practice. Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite & Monica, 2010).

d) Kompetensi Interprofessional Education

Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dengan metode pembelajaran IPE adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk berkolaborasi. Dalam buku HPEQ Project (2011) dijelaskan kompetensi kolaborasi yaitu yaitu:

1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas,

2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan perawatan dan pengobatan pasien,

3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan pasien,

4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain,


(38)

21

6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.

American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan tim (Tabel 2.1):

Tabel 2.1.

Kompetensi untuk IPE (ACCP, 2009) No Kompetensi utama

IPE Komponen kompetensi IPE

1 Kompetensi

pengetahuan

Strategi koordinasi

Model berbagi tugas/ pengkajian situasi Kebiasaan karakter bekerja dalam tim Pengetahuan terhadap tujuan tim Tanggung jawab tugas spesifik

2 Kompetensi

keterampilan

Pemantauan kinerja secara bersamasama Fleksibilitas/ penyesuaian

Dukungan/ perilaku saling mendukung Kepemimpinan tim

Pemecahan konflik Umpan balik

Komunikasi/ pertukaran informasi

3. Kompetensi sikap

Orientasi tim (moral)

Kemajuan bersama

Berbagi pandangan/ tujuan

4. Kompetensi

kemampuan tim

Kepaduan tim Saling percaya Orientasi bersama Kepentingan bekerja tim


(39)

22

e) Gambaran Pelaksanaan IPE

Sejak WHO (2010) mengidentifikasi IPE sebagai komponen penting dari perawatan kesehatan primer pada tahun 1978, berbagai universitas di dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum mereka. Salah satu universitas yang relah menerapkan IPE adalah Universitas Australia. Pada tahun 2009 telah dibentuk sebuah komite yang terdiri dari perwakilan seluruh program profesi kesehatan di Universitas Australia yang bertugas membahas pelaksanaan IPE dan

mengidentifikasi berbagai hambatan yang ada. Mahasiswa

keperawatan, patologi, pendidikan dokter, kesehatan masyarakat desa, gizi kesehatan, kesehatan masyarakat, psikologi dan psikiatri di Universitas Australia belajar bersama dan berkolaborasi dalam sebuah pendidikan interprofessional. Program pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lain.

Universitas di Eropa dan Amerika juga telah mengaplikasikan IPE dalam kurikulum pendidikan mereka. Terdapat departemen khusus di bagian pendidikan fakultas yang mengelola IPE secara tersendiri yang mengelola dan melakukan managemen terhadap pelaksanaan IPE. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah dengan ceramah dan diskusi di kelas, fieldtrip untuk memperdalam pengetahuan mereka dan melakukan diskusi kelompok dengan topil-topik pembelajaran tertentu (The University of Queensland, 2005).


(40)

23

Pada pelaksanaan program IPE terdapat pengelompokan program dan pengembangan governance model dalam kurikulum IPE. Metode Interprofessional Learning Clinic (ILC) dan Stimulated Practice Centre (SPC) mempermudah integrasi pelaksanaan IPE. Para mahasiswa menjadi mampu mengaitkan antara teori dengan praktek secara teamwork yang dapat meningkatkan outcome pasien (Wolfson, 2007)

f) Pendekatan Pembelajaran IPE

Tidak ada satu pun metode penerapan IPE yang menjadi pilihan utama, metode pembelajaran IPE dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan bagaimana cara dosen untuk menjaga perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Metode-metode balajar yang ada dapat saling memperkuat, tidak berdiri sendiri. Pendekatan belajar mengajar yang dapat diterapkan dalam IPE yaitu exchange-based learning, action-based learning, practice-based learning, simulation-based learning, observation-based learning, dan e-based learning (Sedyowinarso, dkk., 2011).

i. Exchanged-based learning merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memungkinkan para peserta mengungkapkan perasaan, membandingkan pandangan pertukaran pengalaman. Debat tentang masalah etika dapat mengekspos nilai yang mendasari perbedaan antara profesi. Permainan yang memainkan hubungan kerja antara profesi dan antara organisasi dapat


(41)

24

meringankan belajar tetapi tetap berisi konten serius. Studi kasus dapat meningkatkan peran aktif peserta dari profesi yang berbeda

untuk memperkenalkan pemahaman yang berbeda dan

menyarankan intervensi berbeda sebagai kelompok kerja terhadap respon kolaboratif.

ii. Action-based learning, atau problem-based learning (PBL), atau enquiry-based learning (EBL), sejak tahun 1970 telah menjadi rekomendasi WHO sebagai metode pembelajaran untuk interprofesional. Sistem pembelajaran ini tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah saat ini. Bukti menunjukkan bahwa PBL mendorong kebebasan, kerja tim, ilmu pengetahuan yang lebih terintegrasi, dan pembelajaran mendalam (Bligh, 1995 dalam Freeth, 2005). Hughes dan Lucas, 1997 dalam Freeth, 2005, menemukan bahwa PBL efektif dalam mencapai tujuan IPE seperti belajar tentang peran dan meningkatkan keterampilan komunikasi interprofesional.

iii. Interprofessional practice-based learning mengambil beberapa bentuk penugasan luar dalam lingkungan kerja profesi lain, pemebelajaran terkait untuk peserta didik secara bersamaan pada penempatan di tempat kerja yang berdekatan, penempatan bersama di pengaturan yang sama dan tujuan yang dirancang untuk lingkungan belajar seperti pelatihan bangsal


(42)

25

iv. Simulated-based learning dapat menggunakan permainan peran yang diadaptasi untuk memaparkan hubungan kerja antar profesi, peserta berperan sebagai klien, pemberi pelayanan atau praktisi dari diri mereka sendiri atau perspektif profesi lain. Keterampilan laboratorium dikenalkan dalam pendidikan professional, misalnya pada kedokteran dan keperawatan, dalam kondisi ini bias dikembangkan penyertaan dua profesi atau lebih dan perspektif interprofessional dalam diagnosis dan pengobatan. Kehidupan kerja bisa disimulasikan di dalam lingkungan belajar di mana hubungan tiap-tiap orang, tiap-tiap kelompok, dan tiap-tiap organisasi bisa ditunjukkan keluar.

v. Observation-based learning, pelajar secara sederhana diminta

untuk mengamati pertemuan tim multidisiplin dengan

menggunakan metode studi observasional yang lebih canggih. vi. E-based learning timbul karena adanya peningkatan pengenalan

dunia elektronik, ditambah dengan pembelajaran kesehatan dan profesi kesehatan sehingga dapat memperbesar peluang penerapan IPE. Penerapan teknologi ini dalam IPE digunakan untuk melengkapi dan memperkuat pembelajaran tatap muka atau sebagai penggantinya (Freeth, 2005).

g) Hambatan IPE

Berbagai penelitian mengenai hambatan IPE sudah banyak dilakukan. Hambatan ini terdapat dalam berbagai tingkatan dan


(43)

26

terdapat pada pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya ataupun sikap. Sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan ini sebagai persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi praktik kolaborasi hingga perubahan sistem pelayanan kesehatan (Sedyowinarso, dkk., 2012).

Hambatan-hambatan yang mungkin muncul adalah penanggalan akademik, peraturan akademik, struktur penghargaan akademik, lahan praktek klinik, masalah komunikasi, bagian kedisiplinan, bagian profesional, evaluasi, pengembangan pengajar, sumber keuangan, jarak geografis, kekurangan pengajar interdisipliner, kepemimpinan dan dukungan administrasi, tingkat persiapan peserta didik, logistik, kekuatan pengaturan, promosi, perhatian dan penghargaan, resistensi perubahan, beasiswa, sistem penggajian, dan komitmen terhadap waktu (ACCP, 2009).


(44)

27

B. Persepsi Mengenai IPE 1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera dengan didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang di amati, baik yang ada diluar maupun didalam diri individu (Sunaryo, 2004). Sedangkan dalam buku HPEQ-Project Dikti tahun 2012, persepsi adalah suatu proses mengorganisasi dan menginterpretasi informasi yang diterima oleh panca indra sensori, tidak hanya melihat dan mendengar secara fisik saja namun juga terhadap maksud dari pola sebuah informasi yang didapatkan.

Persepsi meliputi kegiatan penerimaan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus (HPEQ-Project Dikti, 2012). Persepsi mengenai IPE adalah segala asumsi yang dimiliki seseorang terhadap IPE, yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terhadap IPE. Asumsi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.

2. Komponen Persepsi Mengenai IPE

Luecht, et al. (1990) adalah pemilik asli kuesioner Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS). Kuesioner tersebut berisi 18 pernyataan yang dapat menilai persepsi seseorang terhadap IPE (TTUHSC, 2011). Luecht, et al. (1990) dan Lee (2009) juga menerangkan dalam penelitian tentang skala IEPS, terdapat empat komponen persepsi tentang IPE terdiri dari kompetensi dan otonomi, persepsi kebutuhan untuk bekerja sama, bukti kerjasama pada saat ini, dan pemahaman terhadap


(45)

28

profesi lain. Hal ini sejalan dengan Barr (2005) mengenai IPE yaitu kolaborasi, persamaan kompetensi, bekerja dalam tim, pengalaman dan merupakan ilmu terapan.

Perspektif dari mahasiswa merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian IPE kedepan (Lee, 2009). Menurut Barnsteiner et. al. (2007) dalam A’la (2010), perkembangan IPE sangat membutuhkan sikap dan keinginan dari peserta didik untuk bekerja sama. Penelitian Ker et. al., (2003) menyebutkan bahwa penerimaan mahasiswa tentang pemahaman tentang profesi lain merupakan suau pendektakan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan kurikulum IPE.

Item pernyataan pada penelitian Luecht et. al. (1990) terdiri dari 18 item, 18 item tersebut tersebar pada empat komponen persepsi terhadap IPE, yaitu:

(1) K.1 - Kompetensi dan otonomi (8 item)

(2) K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)

(3) K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)

(4) K.4 – Pemahaman terhadap profesi lain (3 item)

Luecht et. al. (1990) menjelaskan nilai alpha untuk masing-masing komponen adalah 0.823, 0.563, 0.543, dan 0.518 secara berurutan dan nilai alpha secara keseluruhan item adalah 0.872 dengan jumlah responden sebanyak 143 orang. Tabel 2.2 menjelaskan item-item pernyataan pada penelitian Luecht et. al. (McFadyen, 2007).


(46)

29

Tabel 2.2

Original IEPS by Luecht et. al. (1990)

1. Individuals in my profession are well-trained 6 5 4 3 2 1 2. Individuals in my profession are able to work

closely with individuals in other professions 6 5 4 3 2 1 3. Individuals in my profession demonstrate a great

deal of autonomy 6 5 4 3 2 1

4. Individuals in other professions respect the work

done by my profession 6 5 4 3 2 1

5. Individuals in my profession are very positive

about their goals and objectives 6 5 4 3 2 1 6. Individuals in my profession need to cooperate

with other professions 6 5 4 3 2 1 7. Individuals in my profession are very positive

about their contributions and accomplishments 6 5 4 3 2 1 8. Individuals in my profession must depend upon

the work of people in other professions 6 5 4 3 2 1 9. Individuals in other professions think highly of

my profession 6 5 4 3 2 1

10. Individuals in my profession trust each other's

professional judgment 6 5 4 3 2 1

11. Individuals in my profession have a higher

status than individuals in other professions 6 5 4 3 2 1 12. Individuals in my profession make every effort

to understand the capabilities and contributions of other professions

6 5 4 3 2 1 13. Individuals in my profession are extremely

competent 6 5 4 3 2 1

14. Individuals in my profession are willing to share information and resources with other

professionals

6 5 4 3 2 1 15. Individuals in my profession have good relations

with people in other professions 6 5 4 3 2 1 16. Individuals in my profession think highly of

other related professions 6 5 4 3 2 1 17. Individuals in my profession work well with

each other 6 5 4 3 2 1

18. Individuals in other professions often seek the

advice of people in my profession 6 5 4 3 2 1 The scale is as follows: 6 = strongly agree, 5 = agree, 4 = somewhat agree, 3 = somewhat disagree, 2 = disagree, 1 = strongly disagree

McFadyen, MaClaren, & Webster (2007) memaparkan sebuah alternatif model komponen untuk kuesioner IEPS. Hasil revisi kuesionernya berisi 12 pertanyaan asli dari pernyataan asli kuesioner IEPS


(47)

30

milik Luecht et al.. Dua belas pertanyaan tersebut disusun ke dalam 3 komponen yaitu:

(1) K.1 - Kompetensi dan otonomi (5 item)

(2) K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)

(3) K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)

McFadyen (2007) memaparkan nilai alpha untuk setiap komponen adalah 0.79, 0.40, dan 0.83 secara berurutan, dan untuk nilai alpha secara keseluruhan adalah 0.86 dengan jumlah responden sebanyak 308 orang dari berbagai disiplin ilmu. Kuesioner IEPS yang telah direvisi oleh McFadyen et al. menunjukkan kestabilan dan handalnya sebuah instrumen (McFadyen et al., 2007).

Perbandingan lokasi item pada komponen persepsi terhadap IPE antara Luecht et. al. dan McFadyen adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara Luecht

et. al. (1990) dan McFadyen (2007) No.

Komponen Komponen

Luecht et. al. (1990) (n=143)

McFadyen (2007) (n=308) K.1 Kompetensi dan otonomi 1,3,4,5,7,9,10,13 1,5,7,10,13 K.2 Kebutuhan untuk

bekerjasama 6,8 6,8

K.3 Persepsi tentang bekerja

sama yang sesungguhnya 2,14,15,16,17 2,14,15,16,17 K.4 Pemahaman terhadap

profesi lain 11,12,18 dihapus

Tiga dari komponen persepsi terhadap IPE milik Luecht et. al. menunjukkan nilai dibawah 0.60 dan beberapa penelitian menjelaskan bahwa nilai alpha dibawah 0.60 tidak disarankan untuk dipakai.


(48)

31

McFadyen dalam penelitiannya melaporkan nilai alpha yang lebih baik pada 2 komponen persepsi terhadap IPE (McFadyen, 2007).

Kompetensi dan otonomi menjelaskan tentang “kompetensi dan otonomi individu dalam profesi mereka sendiri dan sikap menghormati yang ditunjukan oleh profesi lain kepada profesi mereka” (Goelen et al., 2006 dalam TTUHSC, 2011). Kebutuhan untuk bekerjasama menjelaskan tentang “sikap memahami antar profesi dalam kerjasama antar disiplin ilmu karena dapat mempengaruhi profesi mereka sendiri”. Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya menjelaskan tentang “persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya antara profesi individu dan profesi lainnya (Luecht et al. 1990 dalam TTUHSC, 2011).

Hasil analis faktor yang dilakukan McFadyen menunjukkan bahwa item nomor 3, 4, dan 9 memiliki nilai korelasi dibawah 0.40, berdasarkan hasil tersebut McFadyen mengeluarkan item nomor 3, 4, dan 9. Kurangnya kemampuan sebuah item pengukuran untuk menilai komponen „pemahaman terhadap profesi lain’ mengubah suatu instrumen. Tiga item

pernyataan (Item 11, 12, dan 18) pada komponen-4 „pemahaman terhadap

profesi lain’ tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen „pemahaman terhadap profesi lain’ seharusnya digunakan untuk mahasiswa tingkat akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam lingkungan klinik, dan mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman klinik atau para praktisi itu


(49)

32

sendiri. Jika komponen tersebut tetap diukur kepada mahasiswa yang belum memiliki pengalaman klinik penelitian harus dilakukan lebih mendalam. Seharusnya hal ini menjadi catatan bahwa walaupun dilakukan pengukuran terhadap tenaga profesional yang berpengalaman didapatkan pengukuran dengan konsistensi yang rendah yaitu sebesar 0.586 & 0.487

Hayward et. al., (1996) dan mungkin komponen tersebut sesuatu

pengukuran yang tidak mudah untuk diukur (McFadyen, 2007)

C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Mahasiswa

Mahasiswa mengacu pada buku Pedoman Akademik Program Strata 1 Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2011 adalah peserta didik yang mengikut program pendidikan sarjana. Dalam aplikasinya, setiap program studi mempunyai jenjang yang berbeda dalam menempuh tahap akademik ini (UIN, 2010).

2. FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Pada tanggal 30 Desember 2002, Senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan pembahasan dalam suatu sidang tentang pentingnya pembukaan program studi baru dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Forum tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Pendirian FKIK dimaksudkan untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan konsep Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan pemerintah yang membutuhkan lebih banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan


(50)

33

visi UIN “menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan (UIN, 2010).

Di samping itu, pendirian FKIK adalah untuk menampung para lulusan Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren yang berada dalam rural area yang selalu termarginalisasikan karena kalah bersaing, baik secara ekonomi maupun prestasi, untuk memasuki program studi umum pada Universitas Negeri/Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan keputusan Senat tersebut, penyusunan proposal empat Program Studi yang bernaung di bawah FKIK mulai dirintis, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan. FKIK terbagi menjadi empat program studi, yakni: Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM), Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) dan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) (UIN, 2010).

D. Penelitian Terkait

1. Analisis persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap profesi terhadap IPE Fauziah (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Profesi Fakultas Kedokteran UGM terhadap Interprofessional Education di tatanan klinik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan rancangan cross sectional dan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Studi kuantitatif


(51)

34

dilakukan terhadap 133 mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu keperawatan tahap pendidikan profesi. Hasilnya 117 (87.97%) mahasiswa memiliki persepsi baik terhadap IPE dan 111 (83.46%) mahasiswa menunjukkan kesiapan yang baik terhadap IPE.

Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sama-sama meneliti variabel persepsi, namun peneliti tidak mengukur variabel kesiapan. Tetapi, pada penelitian kali ini pendekatan yang dilakukan hanya kuantitatif. Sampel penelitian juga memiliki perbedaan, dalam penelitian Fauziah sampel yang diambil adalah Mahasiswa FK UGM tahap profesi program studi pendidikan dokter dan keperawatan, sedangkan pada penelitian ini sampelnya lebih umum yaitu Mahasiswa FKIK yang terdiri dari empat program studi dan tidak hanya yang sedang tahap profesi saja. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian Fauziah menggunakan IEPS milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi, sedangkan penelitian ini menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007. Penelitian Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM, sedangkan penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(52)

35

2. Gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap akademik terhadap IPE

A’la (2010) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik terhadap Interprofessional Education di Fakultas Kedokteran UGM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan rancangan cross sectional dan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan focus group discussion (FGD). Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa tahap akademik dari pendidikan dokter, ilmu keperawatan, dan gizi kesehatan. Hasilnya, 86.8% mahasiswa memiliki persepsi yang baik dan 92.8% mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE.

Penelitian ini meneliti variabel persepsi dan kesiapan, dan menggunakan kuesioner yang sama, sedangkan penelitian yang dilakukan tidak meneliti tentang kesiapan. Perbedaan juga terletak terletak pada sampel, sampel penelitian A’la (2010) adalah mahasiswa pendidikan dokter, ilmu keperawatan dan gizi kesehatan tahap akademik, sedangkan penelitian yang dilakukan sampelnya adalah mahasiswa pendidikan dokter, ilmu keperawatan, kesehatan masyarakat, dan farmasi. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian A’la menggunakan IEPS milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi, sedangkan penelitian ini menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007. Penelitian


(53)

36

Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM, sedangkan penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen pendidik terhadap model pembelajaran IPE

Sedyowinarso dkk., (2011) melakukan penelitian yang berjudul Persepsi mahasiswa dan Dosen Pendidik terhadap Model Pembelajaran Interprofessional Education (IPE). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Focused Group Discussion (FGD) pada mahasiswa pendidikan tinggi ilmu kesehatan Indonesia dari pendidikan dokter, pendidikan dokter gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi, ilmu gizi, dan kesehatan masyarakat dari institusi pendidikan tinggi ilmu kesehatan yang sekurang-kurangnya memiliki 2 bidang keilmuan kesehatan di Indonesia dan kepada 47 dosen di Surabaya. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti tidak meneliti variabel kesiapan, dan pendekatan penelitian Sedyowinarso dengan kualitatif yaitu Focused Group Discussion (FGD) sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang instrumennya berupa kuesioner. Sedyowinarso, dkk. (2011) melakukan penelitian pada tujuh profesi ilmu kesehatan, yaitu kedokteran, kedokteran gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi, ilmu gizi, kesehatan masyarakat yang tersebar di berbagai Universitas di Indonesia, diantaranya: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlam, Fakultas Kesehatan


(54)

37

Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin, Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia Timur, Makasar. Terlihat ndari daftar universitas yang ikut serta dalam penelitian tersebut UIN Syarif Hidayatullah tidak ada didalamnya, dan kali ini peneliti menggunakan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai subjek penelitian.

4. Persepsi Interprofessional Teamwork: ITPS & IEPS

Texas Tech University Health Sciences Center (TTUHSC) pada tahun 2011 melakukan penelitian tentang persepsi terhadap kerjasama

interprofesional dengan menggunakan Interprofessional Teamwork

Perceptions Scale (ITPS) dan Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS). Penelitian dilakukan di semua fakultas TTUHSC dan menggunakan alumni yang yang sudah lulus satu, tiga, dan lima tahun yang lalu. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kuesioner IEPS memiliki validitas dan reabilitas yang baik untuk mengukur persepsi kerjasama interprofessional.

Persamaan penelitian TTUHSC dengan penelitian ini adalah terletak dari instrumen yang digunakan, sama-sama menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007, namun penelitian ini tidak


(55)

38

menggunakan ITPS sebagai intrumen yang lain. Selain itu, penelitian TTUHSC menggunakan mahasiswa dan alumni sebagai sampelnya, sedangkan penelitian itu tidak menggunakan alumni sebagai sampelnya. TTUHSC melakukan penelitian di Texas, Amerika sedangkan penelitian ini dilakukan di Indonesia.


(1)

Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner Persepsi terhadap IPE

Kode

Res. Umur Jen.

Kel Prog.

Stud. Angk. Pend.

Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.

1 18 2 2 1 1 5 6 5 6 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 31 14 14 89 2 19 1 2 1 1 5 5 5 5 4 4 5 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 31 31 12 13 87 3 21 1 2 1 1 5 5 6 6 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 31 30 12 13 86 4 19 1 2 1 1 5 5 4 5 6 2 6 5 6 5 5 5 5 5 4 2 6 5 4 30 32 10 13 85 5 20 1 2 1 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108 6 19 1 2 1 1 4 5 5 5 5 2 5 6 6 5 5 5 5 4 6 4 5 5 4 30 31 14 12 87 7 19 2 2 1 1 4 5 5 6 5 4 4 4 5 4 5 5 6 5 5 4 4 5 4 29 28 13 15 85 8 18 1 2 1 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 12 86 9 19 1 2 1 1 5 5 5 6 5 5 5 5 5 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 32 30 16 16 94 10 19 2 2 1 1 6 5 6 5 6 5 5 6 6 5 6 6 5 5 6 5 6 6 5 34 33 16 16 99 11 18 1 2 1 1 5 6 5 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 6 4 5 5 4 29 30 14 16 89 12 18 2 2 1 1 5 5 5 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 6 33 35 17 17 102 13 21 1 2 3 1 5 4 5 6 6 5 3 5 4 4 4 3 3 1 3 2 3 5 5 21 23 10 17 71 14 22 2 2 4 4 4 4 5 6 6 4 5 4 6 5 5 4 5 3 5 2 5 5 5 28 28 12 16 84 15 22 2 2 4 1 5 5 6 6 6 6 5 4 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 32 29 14 18 93 16 21 2 2 4 4 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 31 30 13 16 90 17 21 2 2 4 3 5 5 6 6 6 4 5 6 5 6 6 6 6 6 6 5 5 5 4 35 32 15 16 98 18 21 2 2 4 4 5 3 5 6 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 28 28 10 13 79 19 21 2 2 4 1 4 4 4 6 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 29 28 16 15 88 20 21 2 2 4 1 4 3 5 5 6 6 4 4 5 5 5 5 5 6 3 2 5 5 5 31 26 10 17 84 21 22 2 2 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 30 30 14 14 88 22 21 2 2 3 3 6 6 6 6 6 5 5 6 6 5 5 5 5 6 3 4 5 6 5 33 33 12 17 95 23 21 1 2 3 1 5 5 4 6 5 4 5 5 6 6 5 5 5 4 5 3 5 5 5 30 30 13 15 88 24 21 1 2 3 1 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 31 31 15 16 93


(2)

Res. Kel Stud. Akhir

25 20 2 2 3 1 5 5 5 6 5 4 5 6 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 5 33 32 15 15 95 26 20 1 2 3 1 5 6 6 6 5 5 5 6 6 6 5 5 6 5 4 4 6 5 4 33 34 12 16 95 27 21 2 2 3 1 5 6 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 6 30 33 17 17 97 28 19 2 2 3 1 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 30 30 13 17 90 29 19 2 2 3 1 3 5 4 6 4 3 4 4 6 5 4 4 6 4 6 5 4 5 3 27 28 14 13 82 30 19 1 2 2 1 4 5 4 6 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 6 3 28 29 12 14 83 31 19 2 2 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90 32 19 2 2 2 1 6 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 6 34 31 16 18 99 33 19 2 2 2 2 5 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 5 6 6 5 36 34 14 18 102 34 19 2 2 2 1 5 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 36 33 15 18 102 35 20 2 2 2 1 6 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 30 28 15 14 87 36 15 1 2 2 4 6 5 4 4 5 2 6 5 3 2 1 2 5 4 4 2 6 5 5 16 32 11 11 70 37 19 2 2 2 1 5 5 3 6 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 6 5 28 31 11 13 83 38 18 1 1 1 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 5 6 34 32 17 15 98 39 18 1 1 1 3 5 5 6 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 6 5 31 30 11 14 86 40 18 1 1 1 1 5 6 5 6 5 4 4 5 6 5 4 6 5 4 4 5 5 5 3 30 30 12 15 87 41 18 2 1 1 1 5 5 6 5 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 4 3 4 5 4 33 30 11 15 89 42 19 2 1 1 1 5 6 6 6 5 1 5 6 6 4 6 6 5 5 2 5 5 6 5 33 33 12 12 90 43 19 1 1 1 4 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 6 6 5 31 32 12 16 91 44 19 1 1 1 1 6 5 6 5 6 3 5 6 5 5 5 5 6 5 6 6 5 6 6 31 33 18 14 96 45 19 2 1 1 3 5 5 5 6 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 6 5 5 5 3 27 27 14 15 83 46 18 2 1 1 3 5 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 35 35 18 18 106 47 19 1 1 2 2 6 5 5 6 5 3 5 5 6 5 5 5 5 6 6 4 4 5 5 32 29 15 14 90 48 19 2 1 2 1 5 6 5 6 5 3 5 5 5 6 5 6 5 5 4 5 5 5 5 32 31 14 14 91 49 20 2 1 2 3 5 5 6 5 5 1 5 6 5 6 6 6 6 6 6 2 5 5 5 35 32 13 11 91 50 19 2 1 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 5 35 36 16 18 105


(3)

Res. Kel Stud. Akhir

51 19 2 1 2 1 5 5 6 6 6 5 4 4 5 5 5 6 6 5 4 4 5 5 5 32 29 13 17 91 52 19 2 1 2 1 5 5 5 6 6 1 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 5 5 6 34 33 17 13 97 53 20 2 1 2 1 5 5 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 31 15 17 93 54 19 2 1 2 1 5 6 5 6 5 5 5 6 6 5 6 6 5 5 5 2 5 5 4 33 32 11 16 92 55 19 1 1 2 3 5 5 4 6 5 6 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 27 29 13 17 86 56 20 1 1 3 3 5 5 5 6 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 29 30 15 14 88 57 20 1 1 3 1 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 29 27 13 14 83 58 21 2 1 3 1 5 6 6 6 6 4 5 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 5 3 35 33 15 16 99 59 20 2 1 3 1 6 6 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 30 32 10 15 87 60 21 2 1 3 1 6 6 5 5 5 3 5 5 5 6 6 6 6 5 2 4 5 5 3 33 32 9 13 87 61 21 2 1 3 1 6 5 6 6 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 31 31 13 17 92 62 20 2 1 3 1 6 5 5 5 6 5 5 6 6 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 31 31 12 16 90 63 20 2 1 3 1 6 6 6 6 6 6 5 5 6 5 6 5 5 5 4 3 5 5 3 33 31 10 18 92 64 20 2 1 3 1 6 6 6 6 5 3 5 5 6 5 5 5 6 5 5 3 4 5 5 32 31 13 14 90 65 20 2 1 3 1 5 6 5 6 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 29 31 10 14 84 66 21 2 1 4 3 5 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 4 4 5 5 6 6 33 34 15 18 100 67 22 1 1 4 1 5 4 5 5 5 2 6 4 6 5 5 5 5 4 5 6 4 4 4 30 27 15 12 84 68 21 2 1 4 1 5 5 5 5 6 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 30 31 15 14 90 69 21 2 1 4 1 4 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 36 34 17 18 105 70 22 2 1 4 1 5 5 6 6 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 4 4 5 5 5 33 30 13 16 92 71 22 2 1 4 1 5 5 4 6 5 3 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 29 32 14 14 89 72 22 1 1 4 3 4 6 6 6 6 6 5 5 5 3 6 5 6 5 4 5 5 5 4 30 32 13 18 93 73 21 2 1 4 1 5 5 5 6 5 3 5 5 6 5 6 6 6 4 3 3 5 5 4 32 31 10 14 87 74 21 2 1 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 30 30 14 15 89 75 19 2 4 1 4 5 5 4 6 5 3 5 5 5 6 5 4 5 4 5 4 4 5 5 28 29 14 14 85 76 18 2 4 1 4 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 36 34 15 17 102


(4)

Res. Kel Stud. Akhir

77 17 2 4 1 1 5 6 5 6 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 6 3 28 30 12 15 85 78 19 2 4 1 1 6 5 5 5 5 2 3 5 6 5 5 5 6 5 4 5 6 5 4 31 30 13 12 86 79 18 2 4 1 1 5 5 6 6 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 31 29 14 15 89 80 18 2 4 1 1 5 6 4 5 5 4 5 6 6 6 4 5 6 4 5 3 5 5 5 29 33 13 14 89 81 18 2 4 1 4 5 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 30 15 16 92 82 18 1 4 1 3 5 6 6 6 6 1 5 6 5 5 6 5 4 6 6 1 5 5 4 33 31 11 13 88 83 20 1 4 1 4 5 5 4 6 4 2 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 5 6 2 27 29 8 12 76 84 19 2 4 2 1 5 5 4 6 6 4 5 5 4 4 5 5 6 6 4 5 6 5 4 28 32 13 16 89 85 20 2 4 2 3 5 5 6 6 6 2 5 5 5 5 6 5 6 5 4 5 6 6 4 32 33 13 14 92 86 19 2 4 2 1 5 5 5 6 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 2 2 6 5 2 29 31 6 12 78 87 19 2 4 2 3 6 4 6 6 6 4 4 6 5 3 6 5 6 6 3 5 5 5 3 31 30 11 16 88 88 19 2 4 2 1 5 5 5 6 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 4 3 5 5 5 32 31 12 16 91 89 20 2 4 2 4 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 3 36 36 14 16 102 90 19 2 4 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 6 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 30 30 14 15 89 91 19 2 4 2 1 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90 92 21 1 4 3 1 5 5 3 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 25 28 13 13 79 93 21 2 4 3 4 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 5 6 6 5 32 32 15 16 95 94 20 1 4 3 1 5 5 5 6 5 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 31 15 17 94 95 20 1 4 3 1 5 3 6 6 5 2 5 5 5 6 5 4 3 4 2 5 5 4 4 30 25 11 13 79 96 19 2 4 3 1 6 6 4 6 5 3 5 6 6 5 5 5 5 5 4 5 6 5 4 30 33 13 14 90 97 20 2 4 3 1 5 6 5 6 5 2 3 2 6 6 6 5 4 6 2 2 5 5 2 34 25 6 13 78 98 21 1 4 3 1 5 5 6 6 5 2 2 5 5 5 5 5 6 6 4 3 5 5 5 32 28 12 13 85 99 19 2 4 3 3 5 5 6 6 6 2 2 6 6 6 6 5 5 5 4 3 5 5 1 34 28 8 14 84 100 21 2 4 3 1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 32 30 15 15 92 101 21 1 4 4 4 5 5 4 6 6 6 5 5 4 4 4 5 6 4 3 6 5 5 3 25 31 12 18 86 102 21 1 4 4 4 5 5 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 31 32 15 18 96


(5)

Res. Kel Stud. Akhir

103 22 1 4 4 3 5 4 6 6 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 28 28 14 13 83 104 21 1 4 4 1 5 5 4 6 5 4 5 6 5 6 5 5 5 4 4 5 5 6 5 29 32 14 15 90 105 22 2 4 4 1 5 5 5 6 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 26 27 14 15 82 106 21 2 4 4 1 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 30 31 15 16 92 107 22 2 4 4 1 5 5 5 6 5 4 4 5 5 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 31 29 14 15 89 108 21 2 4 4 1 5 5 6 5 4 4 4 4 5 6 5 5 5 5 4 5 4 5 4 32 27 13 13 85 109 21 2 4 4 1 6 6 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 3 27 30 9 16 82 110 18 2 3 1 1 6 5 5 6 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 30 31 14 18 93 111 18 2 3 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 31 31 14 15 91 112 18 2 3 1 4 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 35 34 18 18 105 113 18 2 3 1 1 5 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 35 34 15 17 101 114 18 2 3 1 4 5 5 5 5 5 3 5 6 5 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 31 30 15 13 89 115 19 1 3 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 6 5 4 4 5 5 5 28 31 13 15 87 116 19 1 3 1 1 5 4 6 6 5 5 5 4 4 5 4 5 6 5 6 5 5 5 6 29 29 17 16 91 117 17 1 3 1 3 6 5 5 6 5 5 5 4 6 5 5 5 5 4 5 4 5 6 4 30 30 13 16 89 118 18 1 3 1 1 6 4 5 6 5 3 6 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 27 27 15 14 83 119 19 1 3 2 1 5 5 4 6 6 6 5 5 6 4 6 5 6 6 6 6 6 6 6 31 33 18 18 100 120 20 1 3 2 4 5 5 5 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 32 32 17 17 98 121 19 1 3 2 1 6 6 5 5 5 5 4 6 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 28 30 14 15 87 122 20 1 3 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 5 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 31 31 15 15 92 123 19 1 3 2 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 29 29 13 14 85 124 19 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 21 22 11 10 64 125 18 2 3 2 1 5 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 29 30 12 11 82 126 20 2 3 2 1 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 25 28 14 14 81 127 19 2 3 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 30 30 13 15 88 128 20 1 3 3 1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90


(6)

Res. Kel Stud. Akhir

129 20 1 3 3 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108 130 20 2 3 3 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 28 15 15 87 131 20 2 3 3 3 5 5 6 6 5 5 5 5 6 4 5 5 5 5 4 3 6 5 5 31 31 12 16 90 132 20 2 3 3 3 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 35 18 18 107 133 20 2 3 3 1 4 6 5 6 5 5 6 5 6 6 6 5 6 5 5 3 6 6 6 33 35 14 16 98 134 20 2 3 3 3 6 6 6 6 6 4 3 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 36 32 17 16 101 135 21 2 3 3 1 5 5 6 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 6 6 5 6 6 6 33 32 17 16 98 136 20 2 3 3 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108 137 20 2 3 3 1 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 30 15 16 92 138 22 1 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 13 87 139 22 2 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90 140 23 1 3 4 4 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 14 88 141 22 1 3 4 4 6 6 5 6 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 31 33 15 16 95 142 21 2 3 4 1 6 5 5 5 5 3 5 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 34 31 15 13 93 143 21 2 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90