Memberikan beasiswa bagi warga binaan yang berprestasi. Menyelenggarakan percetakan dan penjilitan buku-buku braille serta kaset
rekaman ilmu pengetahuan.
IV. 5 Sekolah Ktrampilan Khusus Vocational School Centre
Pada tahun 2006 Yapentra mendirikan 1 unit sekolah yaitu sekolah khusus ketrampilan atau vocational school centre VSC bagi anak tunanetra,
dimana tujuannya untuk memberdayakan bakat ataupun kemampuan yan dimiliki dalam bidang ketrampilan. Adanya kebutuhan akan unit khusus untuk
menyelenggarakan sekolah katrampilan, terpisah dari sekolah reguler, dengan harapan agar lebih fokus, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan menjadi
alasan kenapa didirikan sekolah ketrampilan khusus VSC Sebenarnya, selama ini Yapentra telah menyelenggarakan pendidikan
ketrampilan bagi tunanetra tetapi masih sebagai ekstra kurikuler. Dengan berdirinnya unit sekolah khusus ketrampilan beroperasi sejak Juli 2006 dan
diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2006m sekolah ketrampilan khusus ini didirikan dengan harapan para tunanetra mendapat proses pendidikan dalam
ketrampilan sebagai modal untuk hidup mandiri di tengah masyarakat dengan pemikiran bahwa tidak semua alumni Yapentra dapat bekerja sebagai karyawan di
perusahaan maupun menjadi pengawai negeri sipil. Sekolah ini khusus menangani berbagai jenis ketrampilan yaqng dapat
di pilih warga binaan melalui kegiatan pelatihan yang sudah ditetapkan yayasan. Warga binaan diarahkan memiliki jenis ketrampilan yang cocok baginnya, skill
yang nantinya menjadi pengangan bila kelak ia kembali ke masyarakat sehingga
anak tunanetra dapar berproduktif tanpa menjadi beban bagi orang-orang di sekitarnya.
Dalam sekolah ini adapun yang menjadi kegiatan pemberdayaan dalam pendidikan ketrampilan di sekolah khusus di bentuk dalam beberapa tahap
pelatihan, adapun proses pelatihan di bagi atas tiga bagian yaitu : 1.
panduan bakat selama 6 bulan 2.
pendidikan intensif selama 18 bulan. 3.
pra mandiri selama 6 bulan.
IV.6 Struktur Organisasi
Adapun organisasi dari Yapentra adalah sebagai berikut.
IV.7 Pembagian Tugas Job Deskription
Badan Pendiri Tugas-tugas badan pendiri
a. Mengangkat calon direktur yayasan yang akan memimpin
yayasan untuk disahkan pimpinan GKPI b.
Memantau keputusan yang ditetapkan oleh badan pengurus c.
Mengangkat dan memberhentikan badan pengurus Badan pengurus
Tugas-tugas badan pengurus a.
Memantau keputusan yang telah ditetapkan oleh direktur yayasan
b. Mensahkan laporan kegiatan yang dibuat oleh direktur yayasan
c. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada badan pendiri
Pimpinan yayasan Tugas-tugas direktur
a. Melaksanakan tugas-tugas harian yayasan dan melaksanakan
keputusan-keputusan rapat badan pengurus. b.
Mengusulkan pengangkatan, pemberhentian kepala sekolah, kepala asrama, gurupengawai lainnya kepada badan pengurus.
c. Mengusulkan kenaikan pangkatgolongan, gaji dan tunjangan
bagi kepala sekolah, kepala asrama, gurupegawai lainnya kepada badan pengurus.
d. Mengawasi dan membina pelaksanaan pada semua unit
dilingkungan yayasan sesuai dengan job description masing- masing.
e. Membuat rapat pelaporan bersama gurupengawai lainnya untuk
menyusun program dan pelaporan jangka pendek dan jangka panjang untuk diajukan dan disahkan oleh badan pengurus.
f. Bersama-sama badan pengurus membina hubungan dengan
instansi pemerintah. g.
Bersama-sama badan pengurus membina hubungan dengan lembaga swasta maupun perorangan, di dalam maupun di luar
negeri. h.
Membuat laporan pertanggung jawaban kepada badan pengurus i.
bersama-sama badan pengurus mengusahakan pemasukan uang, penerimaan sumbangan baik dari perorangan, masyarakat, gereja
badan-badan swasta maupun pemerintah. Bagian pendidikan
7. 4.1 tugas –tugas kepala sekolah a.
Membimbing semua guru dan tenaga pengajar dalam pimpinannya kearah kesempurnaan pelaksanaan tugas dan
bertingkah laku panutan didalam maupun diluar sekolah. b.
Membimbing semua siswa yang ada dalam asuhan sekolah. c.
Memimpin dan bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya dan staf sekolah dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
d. Mengawasi pelaksanaan kurikulum secara efektif dan efisien.
e. Memimpin pelaksanaan administrasi sekolah secara kedinasan.
f. Menyusun rencana tahunan dan program pengembangan SLB–
A, kelas-kelas ketrampilan serta kelas-kelas keterampilan serta kelas-kelas baru yang dianggap perlu.
g. Menciptakan kondisi yang memungkinkan instruktur
melaksanakan usaha yang bersifat kreatif-inovatif terkait usaha ekonomi produktif yang digalakkan oleh yayasan di shelter
workshop sekolah. h.
Membimbing siswa untuk memiliki jiwa kekaryaan sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing untuk dapat hidup
mandiri ditengah-tengah masyarakat. i.
Membuat laporan pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan persemester dan pertahun kepada direktur untuk diteruskan
kepada badan pengurus. j.
Membuat laporan penjualan usaha ekonomi produktif hasil keterampilan yang dibuat di shelter worksop.
7. 4.2 Tugas-tugas Guru a.
Menyusun program pengajaran tahun dan semester secara berkelanjutan.
b. Membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar
mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitan dengan kelas tertentu.
c. Menyiapkan alat-alat peraga yang dapat membantu
terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan kelas tertentu.
d. Merencanakan dan menyiapkan bahan evaluasi belajar
mengajar. e.
Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah, misalnya kurikuler dan lainnya.
f. Membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan program
pengajaran bidang studi yang diajarkan setiap semester. 7. 4.3 Tugas-tugas kepala asrama
a. Mengawasi anak-anak tunanetra yang tinggal di asrama
b. Memimpin dan bertanggung jawab hasil atas kegiatan
pengolahan tenaga, sarana dan prasarana serta dana diasrama yang mencakup pembantu kepala asrama, juru masak, juru cuci
dan petugas kesehatan. c.
Menciptakan suasana kekeluargaan yang harmonis di lingkungan sekolah.
d. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan orang tua
anak untuk perkembangan kehidupan pendidikan anak. e.
Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan dinas sosial dalam hal pembinaan panti.
f. Mendorong anak-anak memelihara keamanan, ketertiban,
kebersihan, keindahan, dan kesejukan 5K yayasan. g.
Mengatur tempat tinggal anak-anak sesuai dengan kemampuan, kondisi, fisik, usia, dan jenis kelamin serta menata ruang asrama.
h. Membuat laporan kondute kerja pengawai di lingkungan asrama
sebagai bahan perimbangan pengangkatan kenaikan golongan petugas.
7. 4.4 Tugas-tugas pengasuh a.
Mengasuh dan memimpin anak-anak yang tinggal di asrama agar hidup bersih dan sehat.
b. Mengatur kelengkapan anak-anak untuk pendidikan maupun
keperluan sehari-hari. c.
Memimpin kehidupan anak-anak di jalur jam sekolah. d.
Membimbing dan memotifasi anak-anak untuk belajar di luar jam sekolah.
e. Membuat laporan perkembangan anak setiap semester dan akhir
tahun. f.
Memotivasi anak-anak untuk dapat mengurus diri sendiri setiap hari.
Administrasi Tugas-tugas kepala tata usaha
a. Menerima dan mengeluarkan surat-surat.
b. Menerima sumbangan-sumbangan yang datang.
c. Menyambut tamu yayasan.
d. Mengurus laporan-laporan administrasi yayasan
Siswa a.
Mengikuti program pengajaran yang baik pendidikan formal maupun ketrampilan yang diberikan oleh yayasan.
b. Melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang sudah di susun
oleh kepala asrama. c.
Mengikuti kegiatan belajar di luar jam sekolah berdasarkan instruksi kepala asrama.
d. Mengikuti undangan dan tamu yayasan.
IV.8 Keadaan Guru dan Pengawai Keadaan Sarana dan Prasarana
a. Jumlah guru dan pengawai
: 43 orang Laki-laki
: 21 orang Perempuan
: 22 orang b.
Jenis pendidikan Sarjana Pendidikan
: 3 orang Sarjanan Non Pendidikan
: 5 orang Sarjana Theologia
: 5 orang PGAKP
: 1 orang Program Diploma13
: 4 orang Akademi Kebidanan
: 1 orang Sekolah Guru Pendidikan Luarbiasa SGPLB
: 7 orang Sekolah Menengah Umum
: 5 orang Sekolah Menegah Ekonomi Akuntansi
: 3 orang Sekolah Tekhnik Menengah
: 1 orang Sekolah Menengah Pertama
: 1 orang Sekolah Dasar
: 5 orang
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dilihat bahwa guru yang berlatar belakang sekolah pendidikan guru luar biasa SPGLB di YAPENTRA,
hanya ada sebanyak 7 orang, sedangkan orang yang bergerak dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial sama sekali tidak ada. Pada hal kedua bidang tersebutlah
yang utama untuk sebuah organisasi sosial terutama yang bergerak di bidang penyandang cacat. Hal ini terjadi karena YAPENTRA menerima tidak
berdasarkan kebutuhan warga binaan dan yayasan yang sebenarnya.
IV.9 Sumber Dana Organisasi.
Manusia sebagai makhluk tuhan yang paling mulia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan materi berupa uang. Hal ini tidak lepas dari
posisi manusia sebagai makhluk economicus. Oleh karena itu YAPENTRA juga membutuhkan sumber-sumber dana dalam melaksanakan progran dan dan
mensejahterakan warga binaannya. Dimana tersebut ditujukan bukan hanya untuk warga binaan saja tapi juga digunakan untuk bagi para staf dan tenaga pengajar,
dan juga untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Adapun sumber dana YAPENTRA diperoleh dari :
2. uang yang dipisahkan oleh para pendiri sejumlah Rp. 50.000,-
3. sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat, baik dari
pemerintah maupun swasta. 4.
hibah-hibah wasiat dan hibah biasa. 5.
HBM Jerman. 6.
LCA Australia
7. Hasil penjualan usaha-usaha ataupun kegiatan amal yang
dilakukan atau diikuti yayasan. 8.
Donasi-donasi dari masyarakat. 9.
Gereja. Dalam menunjang penyediaan dana, salah satu yang dilakukan oleh
YAPENTRA adalah mengadakan usaha-usaha ekonomi produktif. Oleh sebab itu YAPENTRA memiliki beberapa faktor pendukung usaha ekonomi produktif yang
telah terlaksana pada tahun 2004-2007, antara lain : 1.
Mempersiapkan Instruktur masing-masing jenis pelatihan memiliki instruktur yang ahli di tiap-tiap bidang usaha yang terdapat di
YAPENTRA, seperti musik, anyaman, kerajinan tangan, pertanian, dan lain-lain.
2. Anak asuh memiliki minat dan kemampuan untuk mengolah
ketrampilan dari bahan baku menjadi bahan jadi ataupun yang lainnya seperti, membuat pupuk kompos yang dapat digunakan pada
bidang pertanian yayasan. 3.
Dana pendukung antara lain dapat di peroleh dari : a.
Pemerintah melalui Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara yang menjadi pendukung utama dalam hal memberi gagasan dan
rangsangan dana untuk usaha ekonomi produktif. Salah satu bantuan yang telah diberikan adalah pengadaan alat dan bahan
serta seng untuk membangun shelter workshop Yapentra seluas 8 x 15 m2.
b. Yayasan menjalin kemitraan dengan Rotary Club yang ada di
Malaysia Rotary International District 3300, Rotary Medan, Lions Club dan vihara-vihara serta pabrik-pabrik yang ada di
sekitar Tanjung Morawa. 4.
Dukungan Pers a.
Pemimpin umum harian SIB Indonesia, DR.GM Panggabean yang memberi perhatian cukup besar kepada YAPENTRA
sehingga telah memilki 10 cucu asuh di Yayasan. b.
Penerbitan berita-berita mengenai YAPENTRA oleh surat kabar SIB dan Analisa.
c. Peliputan media oleh Metro TV, LATIVI, dan deli TV
IV.10 Propil Lembaga
Nama : Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera Yapetra
Alamat : Jl. Medan Km. 21,5 Tanjung Morawa
Sumatera Utara 20362 Telepon
: 061-7940467 Fax
: 061-7944550 E-mail
: Daftar inventaris
Yapentraindo.net.id
d. tanah :
1. Tanah komplek Yapentra terlampir
2. Tanah Vocational School Center terlampir
3. Tanah Punden Reja terlampir
4. Tanah jaharun B terlampir
5. Kendaraan
6. Mobil kijang kapsul BK 1890 HI dalam keadaan baik
7. Mobil Colt Diesel BK 8578 MW dalam keadaan baik
8. Honda Supra Fit BK 6385 UH dalam keadaan baik
9. Bangunan
1. Rumah: 4 unit di punden Rejo dihuni pegawai
2. Asrama tempat tinggal anak-anak dan pegawai.
3. Hall ukuran 15 x 35 m
4. Ruang makan dan dapur
5. Gedung SDLB
6. Gedung SMPLB
7. Kantor
8. Workshop ukuran 8 x 15 m
9. Chappel
10. Perpustakaan.
11. Ruang latihan.
12. Lapangan Sepak bola Bola Volly Meja
13. Wisma tamu Guesthouse
14. Taman.
15. perkebunan.
16. Alat-alat olahraga.
17. Sound sistem lengkap.
e. inventaris
1. 7 Pc komputer
2. Komputer bicara
3. 6 pc di yayasan
4. 1 pc + scanner di STT Abdi Sabda
5. 1 PC + scanner di Arjuna Parangin-angin mahasiswa
Unika 6.
1 unit powe display Screen Reader 3.
Mesin cetak brailo 4.
Mesin tik perkins 5.
Mesin tik biasa 6.
5 tongkat 7.
1 unit mesin cuci 8.
14 buah abacus 9.
12 buah kalkulator 10.
99 buah right 4 garis 11.
97 buah tongkat lipat 12.
57 buah tongkat purih
IV.11 Program Kerja Dan Program Pengasuhan Pada Warga Binaan di
Asrama.
Sejak Yapentra berdiri mulai dari tahun 1977, Yapentra bukan hanya memberikan program pendidikan, pelatihan dan penyadiaan fasilitas kesehatan
tapi Yapentra juga menyediakan sarana tempat tinggal bagi bagi warga binaan dan
juga bagi pengawai dan staf yayasan. Dimana konsep yangdiberikan kepada anak binaan bukan lah seperti pelayanan di panti asuhan seutuhnya, namun lebih pada
konsep asrama dengan sistem pengasuhan. Pada tahun 2004, yayasan telah berhasil memperbaiki sistem dan
mekanisme pelaksanaan pengasuhan dan tempat tinggal warga binaaan. Dimana pengasuh yang ditempatkan ditiap-tiap asrama berperan mengantikan orang tua,
yakni sebagai pelindung, pengasuh dan sahabat sehingga warga binaan dapat merasa memperoleh kasih sayang seperti di rumah sendiri.
Adapun sistem pengasuhan yan diberikan kepada warga binaan adalah individual service pelayanan perseorangan. Hal ini dilakukan agar tiap-tiap
pengasuh dapat fokus mengkoordinir dan mengasuh warga binaan yang menjadi anggotannya. Oleh karena itu untuk anak kecil yang berjumlah 20 orang diberikan
3 orang pengasuh wanita sedangkan untuk 16 orang laki-laki remaja dan 14 orng putri yang sudah dewasa diberikan masing-masing 2 pengasuh wanita.
Asrama yang diberikan oleh yayasan kepada warga binaan berbentuk rumah di mana pengelolaanya diberikan sepenuhnya kepada anak-anak yang ada
di dalamnya yang di dampingi oleh pengasuh. Adapun jadwal kegiatan yang ada di asrama diatur dan ditetapkan oleh yayasan.
Adapun jadwal kegiatan yang ada di Yapentra adalah sebagai berikut : 1.
Belajar di sekolah bagi anak-anak yang masih dalam usia sekolah, belajr ekstrakurikuler bagi anak-anak remaja, dan belajar malam
bagi seluruh anak usia sekolah. 2.
Beribadahkebaktian. 3.
Membersihkan asrama masing-masing.
4. Membersihkan ruang makan dan peralatan apur umum.
5. Menata lingkungan unit asrama masing-masing.
6. Merapikan tempat tidur, menata barang-barang perlengkapan
pribadi, serta barabg-barang inventaris yayasan dalam unit asrama masing masing.
7. Memenuhi undangan atas persetujuan direktur yayasan.
8. Berbelanja sesuai jadwal dengan didampingi pengasuh asrama.
9. Menerima kunjungan pribadi pada saat-saat senggang.
10. Mencuci dan menyetrika pakaian sendiri.
11. Menyambut tamu yayasan.
12. Makan 3 kali sehari.
13. Mengikuti senam pagi.
Jadwal kegiatan setiap hari yang harus dilakukan oleh warga binaan adalah :
1. Bangun Pagi
Pkl. 05.00 2.
Doa Pribadi Pkl. 05.00-05.05
3. Senam Pagi
Pkl. 05.05-05.20 4.
Kebersihan Unit Asrama Pkl. 05.20-05.50
5. Mandi Pagi
Pkl. 05.30-06.05 6.
SerapanMakan Pagi Pkl.06.05-06.15
7. Renungan Pagi
Pkl. 06.15-06.30 8.
Waktu Jam Belajar di Sekolah Pkl. 06.30-14.00
9. Makan SiangIstirahat
Pkl. 14.00-15.00 10.
Belajar Ekstra Kurikuler Pkl. 15.00-17.00
11. Kebersihan Unit Asrama
Pkl. 17.00-17.30 12.
Kebersihan diri sendiri. Pkl. 17.30-18.00
13. Mandi Sore
Pkl. 18.00-18.15 14.
Makan Malam Pkl. 18.15- 18.30
15. Membersihkan Perabot Dapur
Pkl. 18.30-18.45 16.
Acara Ulang Tahun Dan Bimbingan Pkl. 18.45-19.00
17. Belajar Malam
Pkl. 19.00-21.00 18.
Mendegar Radio, Tape dan TV Pkl. 21.00-21.30
19. Renungan Malam di Gereja
Pkl. 21.30-22.00 20.
Istirahat Pkl 22.00-05.00
BAB V ANALISIS DATA
Data primer yang diperoleh dari penelitian ini adalah dari penyebaran kuesioner untuk 15 orang, yaitu yang di bagi dalam 3 bagian yaitu siswa 5 orang,
staf 5 orang dan orang tua dari anak asuh sebanyak 5 orang yang berdasarkan studi kepustakaan dan observasi. Wawancara tersebut bertujuan untuk
memperoleh data dalam penelitian dalam mengamati strategi yang dilakukan oleh Yapentra dalam memenuhi kebutuhan anak asuh serta untuk mengetahui upaya-
upaya yang dilakukan oleh Yapentra dalam usaha-usaha memandirikan anak asuh. Serta pelayanan yang didapatkan anak asuh berupa pendidikan formal,
keterampilan dan kebutuhan lainnya secara langsung. Sedangkan studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan
penelitian ini, yang dapat dijadikan sumber data bagi peneliti sehingga dapat mendukung terlaksanannya penelitian ini dengan baik yang dilakukan melalui
penyebaran kuesioner responden yang memberikan jawaban sesuai dengan keadaan mereka yang sebenarnya. Dengan pola ini diharapkan didapat jawaban
yang objektif. Adapun pengunaan data dan pengumpulan data melalui kuesioner ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Yayasan Pendidikan Tunanetra
Sumatera YAPENTRA mampu memberdayakan anak tunanetra dan sejauh mana Yapentra mampu membuat anak tunanetra menjadi mandiri. Dalam
penyebaran kuesioner ini peneliti membacakan langsung pertanyaan yang ditujukan kepada responden sehingga responden tidak merasa kesulitan dalam
menjawab pertanyaan yang ditujukan.
4.1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu digambarkan secara umum identitas keseluruhan responden yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin
Frekuensi Persentase
1 2
Laki-Laki Perempuan
8 7
53.33 46.67
Jumlah 15
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan jawaban dari responden pada tabel 1 di atas, dapat dapat
diketahui bahwa keseluruhan responden berjumlah 15 orang. 8 responden 53,33 berjenis kelamin sedangkan 7 responden 46,67 berjenis kelamin
perempuan hal ini terbekti bahwa responden laki-laki dan perempuan hampir berimbang dimana hanya selisih 1 orang.
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal
No Daerah asal
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 Bandar kalipa
Rantau prapat Tapanuli selatan
Kisaran Medan
1 1
1 1
11 6,70
6,70 6,70
6,70
73,20
Jumlah 15
100
Sumber : data primer, April 2008
Berdasarkan distibusi jawaban responden pada tabel 2 diatas, Dapat diketahui bahwa , responden yang terbanyak berasal dari medan yaitu 11 orang
73,20 kemudian disusul dari Bandar kalipa, Rantau prapat, Tapanuli selatan, Kisaran masing-masing 1 orang 6,70 .
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku
No Suku
Frekuensi Persentase
1 2
Batak toba Batak karo
13 orang 2 orang
86,70 13,30
Jumlah 15
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 3 diatas, dapat
diketahui bahwa dari Total responden kebanyakan responden bersuku Batak toba
13 orang 86,70 , suku Batak karo 2 orang 13,30 , dari tabel diatas menunjukkan bahwa kebanyakan responden adalah batak toba.
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
No Daerah asal
Frekuensi Persentase
1 Kristen protestan
15 100
Jumlah 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 4. Dapat
diketahui bahwa dari 15 responden semuanya beragama kristen protestan 100 hal ini didasarkan pada tujuan Yapentra yang pada awalnya berlatar belakang
agama kristen.
4.2. ANALISI DATA
Data yang akan di analisis adalah data hasil penyebaran kuesioner yang telah diisi dengan baik, maka hasil-hasil dari penelitian tersebut akan di analisis
untuk lebih lanjut dapat menjawab tujuan dari penelitian. Serrta dalam analisi data berikut responden dibagi dalam 3 kategori yaitu :
a. Anak asuh
b. Staf yayasan
c. Orang tua wali dari siswa
a. Anak Asuh
Adapun analisis data yang diperoleh dari anak asuh dapat dianalisis di bawah ini.
4.3.1 Program-Program Yapentra Dalam Usaha Pemenuhan Hidup Sehari-hari
4.3.1.1 Metode Pelayanan Pangan Yang di konsumsi Setiap Hari Tabel 5
Distribusi Jawaban Responden Tentang persentase makan anak asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Lebih dari 3 kali
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 berdasarkan data yang disajikan pada tabel 7 di atas, menunjukkan
bahwa jawaban. 5 responden 100 menyatakan menu makanan yang mereka peroleh adalah 3 x sehari, dan tidak ada responden yang menjawab 1 x sehari, 2 x
sehari maupun yang menjawab lebih dari 3 x sehari. Pihak yayasan selalu berupaya memenuhi jadwal makan sesuai dengan anjuran kesehatan yaitu makan
3 x sehari, karena menurut kesehatan bahwa seseorang yang makan 3 x dalam sehari sudah dapat menunjang kegiatan manusia dalam berkativitas, demikian
juga yang terjadi di Yapentra dimana anak asuh yang makan 3 x sehari sudah dapat beraktivitas dengan baik dan untuk menghindari rasa lapar anak asuh
diwaktu istirahat anak asuh diberikan makan makanan ringan berupa roti.
4.3.1.2 Kualitas Makanan Yang Dikomsumsi Oleh Anak Asuh Tabel 6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Menu Makanan
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Menu berganti setiap hari
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 5 diatas, tentang
menu makanan yang dikomsumsi oleh anak asuh, 5 responden 100 menyatakan bahwa menu makanan yang ada di Yapentra berganti setiap harinnya,
dimana hal ini dilakukan oleh pihak yayasan supaya anak asuh tidak bosan dengan menu yanghanya satu jenis selain ini hal ini dilakukan untuk menambah nilai gizi
yang dibutuhkan oleh anak asuh dalam beraktivitas. Maka pihak yayasan setiap hari selalu menganti menu makanan yang akan dikomsumsi oleh anak asuh.
Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Makanan Tambahan
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Ada menu tambahan setiap minggu
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 7 diatas, tentang
makanan tambahan yang diberikan oleh pihak yayasan kepada anak asuh. 5 responden 100 menyatakan bahwa menu gizi tambahan diberikan oleh
Yapentra setiap minggunya kepada anak asuh, misalnya pemberian makan bubur kacang hijau 2 x dalam seminggu dan juga memberikan susu kepada anak asuh.
Hal ini dilakukan oleh pihak yayasan untuk menambah kadar gizi yang dibutuhkan oleh anak asuh setiap harinnya dalam melakukan segala aktivitasnya
dan juga mendorong supaya anak asuh semakin sehat.
Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Makanan Penutup
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Buah-buahan
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan jawaban responden dari tabel 8 diatas, tentang makanan
penutup yang diberikan oleh pihak yayasan kepada anak asuh. 5 responden 100 menyatakan bahwa Yapentra selalu memberikan makanan penutup
kepada anak asuh, makanan penutup yang diberikan oleh lembaga kepada anak asuh adalah makan buah-buahan, seperti pisang dan jeruk, Appel, dan lain
sebagainnya. Adapun tujuan dilakukannya pemberian makanan penutup ini adalah serbagai makanan pelengkap atau pencuci mulut bagi anak asuh. Selain itu hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak asuh.
4.3.1.3 Sandang Yang Diterima Anak Asuh Tabel 9
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebutuhan Sandang
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Kaos
Celana Rok
Sepatu Kaos kaki
Sandal Kemeja
Seragam sekolah 5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan jawaban responden dari tabel 9 diatas, tentang sandang yang
diberikan oleh Yapentra kepada anak asuh. 5 responden 100 menyatakan bahwa segala kebutuhan sandang yang dibutuhkan oleh anak asuh semuannya
diberikan oleh pihak yayasan mulai dari kaos, celana, sepatu, kaus kaki, rok, sandal, kemeja, hingga tas sekolah. dalam hal ini pihak yayasan menyediakan
semua perlengkapan yang dibutuhkan oleh anak asuh baik itu kebutuhan didalam asrama maupun kebutuhan diluar asrama seperti kebutuhan anak asuh yang
melaksanakan pendidikan disekolah inklusi atau sekolah umum.
Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Jumlah Pakaian Yang Diterima
Anak Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Lebih dari 3 potong
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 10 diatas, tentang jumlah
pakaian yang diterima oleh anak asuh setiap tahunnya. 5 responden 100 menyatakan bahwa anak asuh menerima pakaian lebih dari 2 pasang dalam satu
tahun. Dimana dalam hal ini pihak yayasan selalu memberikan pakaian kepada anak asuh misalnya, setaip awal semester anak asuh mendapat pakaian sekolah
baik itu yang baru maupun yang sudah bekas, selain pakaian sekolah anak asuh juga menerima pakaian sehari-hari, selain pakaian diatas anak asuh juga menerima
pakaian untuk menghadiri undangan yang didapat dan juga pakaian untuk dipakai dalam mengikuti kebaktian setiap minggunnya.
4.3.1.4 Kebutuhan Anak Asuh di Dalam Asrama Tabel 11
Distribusi Jawaban Responden Tentang fasilitas Kamar Asrama
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Tempat tidur
Lemari Selimut dan bantal
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 12 diatas, tentang
fasilitas kamar asrama yang disediakan oleh Yapentra. 5 responden menyatakan bahwa fasilitas kamar asrama yang ada di Yapentra semuanya disediakan oleh
yayasan, adapun fasilitas yang disediakan oleh yayasan antara lain. tempat tidur, lemari, selimut dan bantal. Selain itu pihak yaysan juga menyediakan satu orang
staf atau pengawa yang menemani anak tunanetra sewaktu tidur dimalam hari hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila anak asuh membutuhakan bantuan dari
pengawai pada malam harinnya.
Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden Jumlah Anak Asuh Dalam Satu Asrama
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 6 – 8 orang
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Dari distribusi jawaban responden pada tabel 12 diatas, tentang
fasilitas asrama dan jumlah anak asuh dalam satu asrama yang ditempati oleh anak asuh. 5 responden 100 menyatakan, bahwa asrama yang mereka tempati
untuk tempat tinggal telah tersedia kamar lengkap dengan fasilitas-fasilitas seperti, tempat tidur, kamar mandi, selimut, lemari, dan anak asuh yang tinggal
dalam saatu asrama itu berjumlah 6-8 orang dalam 1 asrama. Dan tempat tidur yang mereka gunakan adalah model tingkat serta 1 orang untuk satu tempat tidur.
4.3.1.5 Sarana Informasi Dan Media Hiburan Yang Ada di Yapentra Tabel 13
Distribusi Jawaban Responden Tentang sarana informasi dan media hiburan
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Tape recorder
Televisi Radio
Jam bicara 5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi responden pada tabel 13 diatas, Tentang sarana
informasi dan media hiburan yang ada di Yapentra.5 responden 100 menyatakan bahwa sarana pendukung informasi dan media hiburan telah
disediakan oleh pihak lembaga, dalam hal ini setiap asrama yang ditempati oleh anak asuh telah disediakan sarana informasi berupa radio, televisi bagi low vision,
jam bicara dan perlengkapan asrama lainnya mulai dari cangkir sampai dengan piring. Dalam hal ini pihak lembaga selalu berusaha memenuhi sarana dan
prasarana sarana termasuk sarana informasi, hal ini dilakukan oleh pihak lembaga karena manusia itu adala makluk sosial dan ekonomi dimana manusia itu
membutuhkan sarana hiburan dan informasi.
4.3.1.6 Sarana Perlengkapan Mandi Yang Disediakan Oleh Pihak Lembaga Tabel 14
Distribusi Jawaban Responden Tentang fasilitas kamar mandi
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Air bersih, gayung, sabun
mandi, obat sikat odol, sikat gigi, dan lain sebagainnya
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 14 diatas,
tentang tersedianya fasilitas kamar mandi yang digunakan oleh anak asuh, 5 responden 100 responden menyatakan bahwa perlengkapan mandi yang ada
di yayasan sudah disediakan oleh pihak yayasan baik itu dari hal terkecil sampai dengan hal terbesar yaitu mulai dari pemenuhan alat-alat perlengkapan mandi
sampai dengan penyediaan kebutuhan anak dikamar mandi, dalam hal ini pihak yayasan selalu memperhatikan kebutuhan anak asuh yang mana hal ini dilakukan
untuk menjaga kesehtan anak asuh yang ada di Yapentra.
4.3.1.7 Keadaan Kamar Mandi Yang Digunakan Oleh Anak Tunanetra Tabel 15
Distribusi Jawaban Responden Tentang Keadaan Kamar Mandi
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Debit air yang cukup, lampu kamar
mandi, westafel model duduk, Gayung, dll
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden dari tabel 15 diatas, tentang
kondisi kamar mandi yang digunakan oleh anak asuh. 5 responden 100 responden menyatakan bahwa kamar mandi yang mereka gunakan telah memadai
dimana pihak yayasan selalu memperhatikan keadaan kamar mandi yang ada di di Yapentra seperti waktu air yang ada di dalam bak untuk diganti, hal ini dilakukan
untuk mencegah bahwa kamar mandi menjadi tempat bagi nyamuk nyamuk sebagai tempat untuk berkembang biak, selain itu pihak yayasan juga
memperhatikan kenyamanan anak asuh beraktivitas di dalam kamar mandi seperti, buang air besar, buang air kecil serta untuk keperluan mandi yang dilakukan oleh
anak tunanetra. Penyediaan westafel model duduk juga disesuaikan dengan keadaan anak asuh yang mempunyai kekurangan-kekurangan yang secara lahiriah
tidak normal.
4.3.1.8 Keadaan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Yang Ada di Yapentra Tabel 16
Distribusi Jawaban Responden Tentang Sarana Kesehatan Yang Ada Di Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Poliklinik
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 16 diatas,
tentang sarana kesehatan yang disediakan oleh pihak lembaga. 5 responden 100 menjawab bahwa sarana kesehatan telah disediakan oleh Yapentra berupa
poliklinik telah disediakan oleh pijak lembaga, dimana poliklinik ini berdiri tepat didalam asrama dan adapun yang merupakan fungsi poliklinik ini telah
difungsikan dengan baik, dimana poliklinik dipergunakan oleh anak asuh yang sedang diserang penyakit tertentu atau sebagai tempat anak untuk melakukan
memeriksa keadaan mata mereka, disamping itu para guru dan pengawai yang disanapun dapat mengunakan poliklinik ini untuk berobat.
Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tenaga Kesehatan
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Tenaga kesehatan
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 17 diatas,
tentang tenaga kesehatan yang disediakan oleh Yapentra, 5 responden 100 menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang ada dilembaga mampu mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak asuh, dimana dalam hal ini tenaga kesehatan yang ada di yayasan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi
oleh anak asuh dan bila tenaga kesehatan tidak mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh anak asuh maka anak asuh yang menderita suatu penyakit
dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat dan seluruh biaya pengobatan dibiayai oleh pihak lembaga.
Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sarana Yang Disediakan di
Poliklinik
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Obat-obatan
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 18 diatas,
tentang sarana obat-obatan yang disediakan oleh pihak lembaga, Yapentra yang merupakan pihak yang bertanggung jawabg kepada keadaan anak asuh
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kondisi kesehatan anak asuh, dalam hal ini pihak Yapentra menyediakan obat-obatan untuk anak asuh yang sedang
diserang oleh suatu penyakit tertentu dengan kategori jenis penyakit yang tidak parah, atau sering digolongkan pada jenis penyakit yang sering menyerang
manusia dan jenis penyakit yang sering muncul secara musiman, seperti contoh batuk, flu, sakit perut dan lain sebagainnya.
4.3.1.9 Jam Istirahat Yang Ada di Yapentra Tabel 19
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Waktu Yang Diberikan Oleh Yapentra Kepada Anak Asuh Untuk Beristirahat
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Tidur siang yang cukup, tidur
malam yang cukup 5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 19 diatas, tentang waktu tidur
siang yang disediakan oleh pihak lembaga kepada anak asuh. 5 responden 100 anak asuh menjawab bahwa waktu tidur yang disediakan oleh pihak lembaga
cukup yakni, 2 jam sehari dan waktu tidur siang dilaksanakan setelah selesai makan siang yakni antara jam 14.00 siang sampai dengan pukul 16.00 sore,
dimana waktu ini sudah cukup untuk istirahat siang dimana setelah anak asuh selesai istirahat disiang hari anak asuh melanjutkan kegiatan ekstrakurikuler
sampai dengan pukul 18.00 sore. Sedangkan untuk malam harinya anak asuh diberikan waktu istirahat mulai jam 23.00 malam sampai dengan pukul 05.00 pagi
harinnya.
4.3.2 Program-Program Pemberdayaan Dan Kemandirian Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Dalam Usaha-Usaha Memandirikan Anak
4.3.2.1 Program-Program Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Dan Yang Telah Diikuti Oleh Anak Asuh
Tabel 20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Program-Program Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 Rehabilitasi
Pendidikan : 5.
SD LB 6.
SLTP LB 7.
SLTP Inklusi 8.
SMU Inklusi VSC Vocational School
Centre: a
Pertanian b
Seni Musik c
Peternakan d
Kerajinan Tangan e
Pijat Refleksi
5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 20 diatas,
tentang program-program yang ada di Yapentra. 5 responden 100 menyatakan program-program pemberdayaan kemandirian anak asuh baik itu formal maupun
informal semuanya disediakan oleh pihak yayasan serta pihak Yapentra selalu berusaha untuk membuka program-program baru yang sesuai dengan minat dan
bakat serta sesuai dengan visi dan misi yayasan. Dalam hal ini pihak adapaun program –program yang diberikna oleh Yapentra kepada anak asuh adalah,
rehabilitasi, adapun pada tahap ini yaitu tahap pembinaan dan pengenalan lingkungan kepada anak tunanetra yang baru di sekitar yayasan, pendidikan
formal, adapun pendidikan formal yang diberikan oleh Yapentra kepada anak asuh anatara lain: SD LB, SLTP LB, SLTP Inklusi, SMU Inklusi, serta pihak Yapentra
juga memberikan program pendidikan informal yaitu VSC Vocational School Centre atau pusat pendidikan ketrampilan yang khusus diberikan kepada anak
yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke tingkat Universitas.
4.3.2. 1 Program-Program Yang Telah Diikuti Oleh Anak Asuh Tabel 21
Distribusi Jawaban Responden Tentang Program Rehabilitasi
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Rehabilitasi
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan jawaban responden pada tabel 21 diatas, tentang
program-program yang sudah diikuti. 5 responden 100 responden menyatakan bahwa, mereka telah mengikuti program rehabilitasi, dimana program ini
dilakukan untuk melatih anak tunanetra dalam berinteaksi dengan lingkungan yang baru, pada saat anak tunanetra berada di lingkungan yang asing, mereka
berprasangka yang buruk terhadap orang-orang yang ada disampingnya maka sebelum anak tunantra dapat bergabung dengan anak tunanetra yang lain maka
mereka mendapatkan program rehabilitasi selama sebulan penuh bahkan lebih
Tabel 22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Program Yang Diikuti Oleh Anak
Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Pendidikan non formal atau
Vocationsl Shool Centre VSC
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban reaponden pada tabel 22 diatas, tentang
pendidikan non formal yang diikuti oleh anak asuh, 5 responden atau 100 menyatakan bahwa anak asuh yang tinggal di Yapentra secara keseluruhan telah
mengikuti pendidikan non formal yang dilaksanakan oleh yayasan, hal ini dilakukan oleh Yapentra untuk menunjang anak asuh setelah keluar dari Yapentra,
dimana keahlian yang telah mereka kuasai akan dijadika anak asuh sebagai modal mereka untuk bertahan hidup setelah keluar dari yayasan, dimana keahlian yang
mereka miliki akan mereka gunakan untuk memulai usaha baru seperti, beternak ikan, bertani tanaman palawija dan holtikultura untuk anak penderita low vision,
pijat refleksi, bermain musik dan melakukan pekerjaan tangan seperti, anyaman, membuat sapu, dan lain sebagainnya.
4.3.2.2 Metode Metode Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Tabel 23
Distribusi Jawaban Responden Tentang Metode–Metode Pelatihan Dan Pendidikan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Metode pengajaran
Penyediaan alat dan bahan ketrampilan
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 23 diatas, tentang metode
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Yapentra dalam meningkatkan anak asuh dalam berinovasi. 5 responden 100 menyatakan bahwa Yapentra
mendukung anak asuh dalam berinovasi ini terbukti bahwa anak asuh yang dibina Yapentra masih mampu menciptakan ide-ide baru dalam menciptakan suatu karya
baru. Dalam hal ii pihak yayasan juga berusaha membuka jenis-jenis keahlian baru yang sesuai dengan minat dan bakat anak asuh. Dan Yapentra juga berusaha
memenuhi prasarana yang mendukung anak asuh untuk dapat berinovasi.
4.3.2.3 Sarana Dan Prasarana Yang Disediakan Oleh Yapentra Dalam Menunjang Kemandirian Anak
Tabel 24 Distribusi Jawaban Responden Sarana Dan Prasarana Yang Disediakan
Oleh Yapentra Untuk Mendukung Kemandirian Anak Tunanetra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Ruang latihan yang cukup
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 24 diatas, tentang
ruang latihan yang disediakan oleh Yapentra 5 responden 100 menyatakan bahwa ruang latihan yang disediakan oleh Yapentra cukup memadai , dimana
pihak Yapentra mampu memenuhi tempat bagi anak asuh untuk melakukan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak asuh untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang mendukung kemandirian anak asuh, adapun ruangan yang disediakan oleh Yapentra antara lain : ruangan belajar musik tradisional, ruang
belajar musik nasional drum, gitar, piano, biola, ruang pijat refleksi.
Tabel 25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ruang Latihan Yang Disediakan
Oleh Yayasan
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Shelter workshop
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 25 diatas, 5
responden 100 menyatakan bahwa pihak Yapentra menyediakan shelter workshop, dimana tempat ibni berfungsi untuk melatih anak dalam dunia uasaha
kecil. Dimana anak asuh disini dilatih untuk melakukan transaksi jual-beli terhadap pembeli yang datang untuk membeli bahan-bahan anyaman yang
dihasilkan oleh anak asuh seperti, asbak dari bambu, kotak pensil, kursi, sapulidi dan sapu ijuk, dan lain sebagainnya, shelter workshop ini juga berfungsi sebagai
tempat bagi anak asuh untuk melakukan kegiatan anyaman.
Tabel 26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Lahan Yang Disediakan Oleh Anak
Yayasan
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Lahan untuk bercocok tanam
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distibusi jawaban respinden pada tabel 26 diatas, tentang lahan yang
disediakan oleh pihak yayasan sebagai tempat bagi anak asuh untuk melatih dalam bercocok tanam. 5 responden 100, menyatakan bahwa lahan yang disediakan
oleh yaysan sangat mencukupi bagi anak asuh untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, adapun ketrampilan yang dilaksanakan oleh anak asuh adalah
kegiatan tanam-menanam tumbuhan dan sayuran, adapun tanaman yang dilaksanakan oleh anak asuh adalah menanam sayur-sayuran, kacang-kacangan
dan lain sebagainnya. Dalam hal kegiatan bercocok tanam pihak yayasan menyediakan pupuk dan bibit bagi anak asuh.
Tabel 27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bahan-Bahan Anyaman Yang
Dibutuhkan Oleh Anak Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Bahan untuk anyaman
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 27 diatas, tentang sarana dan
prasarana yang disediakan oleh pihak yayasan untuk mendukung kemandirian anak tunanetra. 5 responden 100 menyatakan bahwa seluruh sarana yang
dibutuhkan oleh anak asuh untuk keperluan keahlian dan kemandirian mereka terpenuhi dengan baik, sedangkan untuk prasarana termasuk didalamnya juga
terpenuhi tetapi kadang-kadang bahan baku untuk anyaman telat datang, maka untuk mengatasi hal ini anak asuh mengambil aktivitas lain. dalam hal ini
Yapentra selalu berusaha memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh anak asuh yaitu penyediaan bahan baku untuk keterampilan dan juga penyediaan
lahan untuk bertani dan beternak, seperti penyediaan bahan-bahan untuk pembuatan meja dan juga kursi, sereta penyediaan prasarana seperti shelter tempat
anak asuh dalam melakukan latihan keterampilan, juga penyediaan ruangan untuk belajar musik, dan tempat untuk praktek message.
4.3.2.4 Rutinitas Anak Asuh Dalam Mengunakan Fasilitas Yang Mendukung Kemandirian Mereka
Tabel 28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Rutinitas Anak Asuh Dalam
Mengunakan Fasilitas Pendukung Kemampuan Anak Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Lebih dari 3 kali
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 28 diatas, tentang rutinitas
anak asuh dalam mengunakan fasilitas pendukung keterampilan. 5 orang responden 100 menjawab bahwa mereka mengunakan fasilitas pendukung
keterampilan lebih dari 3 kali dalam seminggu ini berarti bahwa phak lembaga tidak pernah melarang anak asuh dalam mengunakan fasilitas yang ada di
Yapentra selain daripada jadwal yang telah disediakan oleh pihak lembaga ini dapat kita lihat ketika jam –jam kosong banyak anak asuh yang lebih mengambil
kegiatan ynag bermanfaat seperti belajar musik, belajar bertani, dan lain sebagainnya. Sedangkan untuk bidang keahlian yang telah ditetapkan Yapentra itu
sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh pihal lembaga. Dan walaupun i luar jadwal tersebut banyak anak asuh yang mengunakan alat-alat yang tersedia untuk
mendukung kemapanan mereka.
4.3.2.5 Kemampuan Anak Asuh Dalam Menerima Pendidikan Diberikan Oleh Instruktur
Tabel 29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keterampilan Yang Dipelajari Anak
Asuh Mampu Menunjang Kehidupam Anak Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Pijat refleksi
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 29 diatas,
tentang apakah keterampilan yang telah dipelajari di Yapentra mampu menjamin kehidupan mereka kearah yang lebih baik setelah anak asuh keluar dari yayasan. 5
responden 100 menjawab bahwa keterampilan yang mereka pelajari dapat mereka jadikan sebagai jaminan untuk menunjang kehidupan mereka kearah yang
lebih baik, dalam hal ini Yapentra melakukan program-program pelatihan bagi anak asuh yang lebih mudah, simpel dan juga efisien sehingga kelak setelah anak
asuh keluar anak asuh dapat membuka lapangan kerja bagi diri sendiri dan anak asuh dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri, tanpa merugikan orang lain,
contoh anak asuh dapat membuka praktek message pijat repleksi, anak asuh juga mampu membuat anyaman dari bambu seperti kursi, meja, kotak pinsil, sapu lidi,
sapu ijuk dan lain sebagainnya.
4.3.2.6 Kemampuan Khusus Yang Dimiliki Anak Asuh Selama Berada Di Yayasan
Tabel 30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keahlian Yang Dikuasai Oleh Anak
Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Anyaman dan
Bercocok tanam 4
80
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 30 diatas, tentang
keahlian yang dimiliki oleh anak asuh 5 responden 100 menyatakan bahwa keahlian yang mereka kuasai begitu beragam dimana anak asuh bukan hanya
menguasai satu keahlian saja tapi anak asuh yang dididik oleh Yapentra memiliki keahlian lebih dari dua, dimana hal ini dilakukan supaya anak asuh mampu
bersaing dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhab hidupnya sehari-hari.
b. Staf Yayasan
Adapun analisis data dari jawaban staf yang ada di yayasan tentang keadaan anak asuh yang dibina oleh Yapentra dapat di analisis di bawah ini
Koresponden untuk staf di lembaga.
4.4.4.1 Syarat Khusus Yang Dibutuhkan Agar Bisa Menjadi Anak Asuh Di Yapentra
Tabel 31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Syarat-Syarat Khusus Yang
Dibutuhkan Agar Seorang Dapat Tinggal Di Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Anak tersebut lahir secara lahiriah
mempunyai kekurangan dalam penglihtan
Anak tersebut mempunyai masalah- masalah dalam penglihatan
Anak tersebut menderita suatu penyakit tertentu yang
menyebabkan ganguan dalam penglihatan
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distibusi jawanban responden pada tabel 31 diatas,
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi agar anak tersebut diterima sebagai anak asuh di Yapentra khusus diperlukan agar seseorang itu dapat tinggal di
lembaga. 5 responden 100 menjawab bahwa ada syarat syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dia dapat menjadi anak asuh di Yapentra yaitu anak
tersebut harus menderita sesuatu penyakit yang berhubungan dengan mata baik itu yang yang masih kategori rendah maupun kategori parah, selain syarat-syarat di
atas anak yang memiliki kecacatan ganda juga dapat diterima menjadi anak asuh tetapi anak tersebut harus memiliki sesuatu yang berkaitan dengan mata
mengalami gangguan dalam penglihatan.
4.4.4.2 Apakah Kebutuhan Hidup Anak Asuh Selama Berada Di Yapentra Dipenuhi Oleh Pihak Yayasan Atau Tidak
Tabel 32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebutuhan Hidup Anak Asuh Yang
Dipenuhi Oleh Pihak Lembaga Selama Berada Di Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Kebutuhan pangan
Kebutuhan sandang Kebutuhan papan
Kebutuhan pendidikan dan kesehatan 5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 32 diatas,
tentang pemenuhan hidup anak asuh yang dilakukan oleh Yapentra. 5 responden 100 menyatakan seluruh kebutuhan hidup anak asuh yang ada di yayasan
semuanya dibiayai oleh pihak lembaga mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan kebutuhan lainnya., dan untuk menumbuhkan iman anak asuh Yapentra juga
mengadakan bimbingan rohani setiap malam, serta menyediakan sebuah gereja di dalam lingkungan yayasan dan untuk menghilangkan kepenatan anak asuh pihak
lembaga juga mengadakan acara rekreasi setiap akhir semester kedua.. Dan bagi anak tunanetra yang melakukan pendidikan di sekolah inklusi umum dan juga
yang sedang melanjutkan pendidikan ditingkat Universitas seluruh biaya hidup dan kebutuhan lainnya dibiayai oleh pihak lembaga.
4.4.4.5 Usaha-Usaha Yang Dilakukan Oleh Yapentra Dalam Memandirikan Anak Asuh
Tabel 33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Usaha-Usaha Yang Dilakukan Oleh
Yapentra Dalam Memandirikan Anak Asuh
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Memberikan program-program
pendidikan ketrampilan 5
100
Total
5 100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 33 diatas, mengenai
program-program pendidikan ketrampilan yang diberikan oleh yayasaan 5 responden 100 menyatakan bahwa Yapentra memberikan pendidikan pelatihan
kepada anak asuh sejak anak asuh berada di yayasan, dalam hal ini pihak lembaga memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kemampuan anak asuh, bakat
serta minat anak asuh.
Tabel 34 Distribusi Jawaban Responden Tentang Program Pelayanan Sosial Yang
Diberikan Oleh Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Memberikan program pelayanan
sosial 5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distibuasi jawaban responden ada tabel 34 diatas,
mengenai program-program sosial yang diberikan oleh Yapentra 5 respomnden 100 menyatakan bahwa anak asuh mendapatkan program-program pelayanan
sosial adapun program-program sosial yang diterima oleh anak asuh adalah antara lain, mendapatkan pelayanan tempat tinggal, mendapatkan pelayanan materi dan
bahan pendidikan, mendapatkan kebutuhan-kebutuhan hidup yang mendasar seperti, makan, minum, sandang dan lain sebagainnya.
Tabel 35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan-Pelayanan Sosial Yang
Diberikan Oleh Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Memberikan pelayanan bimbingan
sosial perorangan dan kelompok 5
100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 35 diatas,
tentang tentang pelayanan-pelayanan sosial yang diberikan olewh pihak yayasan kepada anak asuh. 5 responden 100 menyatakan bahwa pihak Yapentra
memberikan pelayanan-pelayanan sosial kepada anak, adapun pelayanan sosial yang diberikan kepada anak asuh adalah, bimbingan sosial perorangan dan
bimbiugan sosial kelompok adapun bombingan sosial ini diberikan kepada pihak yaysan sekali dalam seminggu. Dimana hal ini dilakukan agar aanak tunanetra
memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak merasa rendah bila bertemu dengan orang lain.
4.4.4.2 Kemampuan Anak Asuh Dalam Menerima Ketrampilan Tabel 36
Distribusi Jawaban Responden Tentang Sistem Pendidikan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Dapat Diterima Oleh Siswa Sesuai Dengan
Kemampuan Siswa
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Sesuai Tidak Sesuai
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 36 diatas,
tentang sistem pandidikan yang dilaksanakan oleh Yapentra dapat disesuaikan dengan kemampuan anak asuh. 5 responden 100 menjawab bahwa sistem
pendidikan yang ada di Yapentra itu disesuaikan dengan kemampuan anak asuh. Dalam hal ini pihak Yapentra selalu berusaha mengkondisikan keadaan anak asuh
dengan sitem pendidikan yang ada, anak asuh juga tidak terlalu diberikan dipaksa untuk menguasai ilmu yang dipelajari di sekolah dan bila anak asuh ada yang
tidak menguasai suatu bidang studi maka malam harinya anak tersebut akan mendapat pengulangan pelajaran lagi pada jam malam, demikinan juga ketika
mereka disuruh mengerjakan tugas pada dasrnya kapan pun tugas itu dikumpul tidak terlalu dipermasalahkan oleh guru bidang studi bahkan guru bidang studi
selalu berusaha membantu anak asuh agar tugas tersebut dapat cepat selesai.
4.4.4.7 Sistem Pendidikan Yang Ada Di Yapentra Itu Disesuaikan Dengan Standart Nasional
Tabel 37 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sistem Pendidikan Yang Ada Di
Yapentra Itu Disesuaikan Dengan Standart Nasional
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Kurikulum KTSP Kurikulum 1994
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 37 diatas,
tentang sistem pendidikan yang ada di Yapentra telah disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional. 5 responden 100 menyatakan bahwa sistem pendidikan
yang ada di Yapentra telah disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional. Dimana sistem pendidikan yang dilaksanakan di Yapentra disesuaikan dengan
kurikulm yang berlaku pada saat ini, seperti yang dulunya Yapentra mengunakan kurikulum 1994 sekarang telah berubah menjadi kurikulum KTSP sesuai dengan
katetapan menteri pendidikan, dan sistem pengajaran dan jam belajar telah disesuaikan dimana saat ini Yapentra juga elah melaksanakan 5 hari belajar,
dimana pada hari sabtu Yapentra melaksanakan pendidikan ketrampilan bagi anak asuh yang sedang melaksanakan pendidikan formal.
4.4.4.8 Hambatan Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Pendidikan Sistem Pendidikan Di Yapentra
Tabel 38 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hal-Hal Yang Menghambat
Terlaksananya Sistem Pendidikan Di Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Anak memiliki keterbatasan
dalam mengidentifikasi suatu benda
Masih kurangnya sekolah umum yang mau menerima anak
tunanetra sekolah di sekolah umum
Rendahnya tingkat kemauan anak dalam belajar
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 38 diatas, tentang ada
tidaknya hal-hal yang menghambat terlaksanannya sistem pendidikan yang dilaksanakan di Yapentra. 5 responden 100 menyatakan bahwa ada hal-hal
yang menghambat terlaksanannya sistem yang dilaksanakan di yayasan, adapun hal-hal yang menghambat terlaksanannya sistem pendidikan yang dilaksanakan
oleh Yapentra terletak pada anak asuh dimana anak asuh memiliki keterbatasan- keterbatan dalam penglihatan sehingga ini merupakan salah satu faktor yang
menghambat terlaksananya sistem pendidikan dan juga masih banyaknya sekolah- sekolah inklusi umum yang tidak dapat menerima anak tunanetra untuk
melanjutkan pendidikan di sekolah umum tersebut. Selain itu anak asuh yang mau melanjutkan pendidikannya pun ketingkat yang lebih tinggi masih banyak
juga universitas yang tidak menerima anak cacat sebagai mahasiswa di lembaga pendidikan tersebut.
4.4.4.10 Pendidikan Dan Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Mampu Meningkatkan Kemampuan Anak Asuh Dalam Bersaing Dan
Memenuhi Kebutuhan Hidupnya Tabel 39
Distribusi Jawaban Responden Tentang Program Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Mampu Meningkatkan Kemampuan Anak
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Mampu Tidak mampu
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 39 tentang
mampu tuidaknya program pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kemampuan anak asuh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya 5 responden 100
menyatakan bahwa anak tunanetra yang menjadi anak asuh Yapentra mampu kelak memnuhi kebutuhan hidupnya hal ini dapat diyakini dari program-program
yang telah diberikan oleh yayasan dalam menunjang keterampilan anak, anak tunanetra juga telah diyakini mampu menguasai program-program yang telah
diberikan oleh Yapentra sehinga anak tunanetra mampu bersaing dengan manusia yang lahir secara jasmani sehat. Hal ini dapat dilihat dimana sudah banyaknya ank
tunanetra walaupun mereka masih menjadi anak asuh Yapentra tetapi mereka telah mampu menjual jasa mereka kepada orang lain, adapun jasa pada umumnya
yang iberikan kepada orang lain adalah pijat repleksi atau message, disamping itu anak tunanetra juga sudah mampu menjual hasil kerajinan tangan mereka seperti,
meja dan kursi dari bambu, dan berbagai jenis anyaman lain seperti kotak pensil, asbak rokok, tampi, sapu, kain pel dan lain sebagainnya.
4.4.4.11 Program Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Mampu Meningkatklan Kemampuan Siswa Kemampuan Anak Asuh Untuk
Berinteraksi Dengan Masyarakat Luas Tabel 40
Distribusi Jawaban Responden Tentang Program Pendidikan Dan Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Mampu Meningkatklan
Kemampuan Siswa Kemampuan Anak Asuh Untuk Berinteraksi Dengan Masyarakat Luas
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Mampu Tidak mampu
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 40 tentang
program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Yapentra mampu meningkatklan kemampuan siswa kemampuan anak asuh untuk berinteraksi
dengan masyarakat luas 5 responden 100 menyatakan bahwa anak anak tunanetra mampu bersaing dan berinteraksi dengan masyarakat luas hal ini dapat
dilihat dari bahwa anak tunanetra yang ada di Yapentra pada umunya tidak pernah merasa minder apabila berhubungan dengan masyarakat luas, anak tunanetra juga
tidak pernah merasa canggung apabila berhubungan dengan masyarakat awam justru mereka berusaha untuk mendekati orang tersebut dan berusaha supaya
mereka kompak, hal ini dapat dilihat dari pola prilaku anak tunanetra sehai-hari diman mereka tidak pernah merasa malu apabila bertemu dengan orang lain yang
sedang berkunjung ke yayasan, dah anak tunanetra juga selalu napak senang bergabung dengan anak lain yang secara jasmani lahir dengan baik.
4.4.4.12 Kemampuan Ana Tunanetra dalam Beraktivitas Setelah Keluar Dari Yapentra
Tabel 41 Distribusi Jawaban Responden Tentang Anak Tunanetra Yang bina Oleh
Yapentra Mampu Bekerja Dan Beraktivitas Setelah Keluar Dari Yapentra
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Mampu Tidak mampu
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Distribusi jawaban responden pada tabel 41 tentang mampu tidaknya anak
tunanetra yang dibina oleh Yapentra mampu bekerja setelah keluar dari Yapentra 5 responden 100 menyatakan bahwa anak tunanetra yang mereka asuh selama
ini mampu bekerja setelah keluar dari Yapentra, dalam hal ini pihak yayasan yakin karena menurut pendapat mereka bahwa selama menjadi anak asuh saja
sudah banyak anak tunanetra yang sudah dapat mencari uang saku mereka apalagi setelah mereka kelak keluar dari Yapentra, mereka juga yakin karena setiap anak
asuh yang berada di Yapentra telah menguasai minimal 1 atau 2 keahlian khusus. Dan keahlian inilah yang akan mereka jadikan sebagai modal untuk bekerja dan
beraktifitas setelah keluar dari yayasan.
C. Orang Tua Anak Asuh
Adapun analisis data dari jawaban orang tua dari anak asuh yang ada di Yapentra tentang keadaan anak mereka yang dibina oleh Yapentra dapat di
analisis di bawah ini.
4.4.5.1 Sebab-Sebab Terjadinya Kebutaan Pada Anak Mereka Tabel 42
Distribusi Jawaban Responden Tentang Sebab-Sebab Terjadinya Kebutaan Pada Anak Mereka
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Bawaan lahir Pengaruh genetika
3 2
60 40
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 42 diatas,
tentang penyebab terjadinya kebutaan pada anak mereka. 3 responden 60 menyatakan bahwa kebutaan yang dialami anak mereka adalah disebabkan
genetikar, sedangkan 2 responden 40 menyatakan bahwa anak mereka sejak lahir sudah merupakaan bawaan lahir. Berdasarkan jawaban diatas bahwa anak
yang mengalami kebutaan yang disebabkan oleh pengaruh genetika lebih banyak dari pada yang yang lahir mengalami kebutaan merupakan bawaan lahir, hal ini
dapat dilihat bahwa di Yapentra banyak anak yang bersaudara dekat mengalami kebutaan bahkan ada yang 2 sampai 3 orang dalam keluarga semuannya
mengalami kebutaan, tetapi anak yang menderita kebutaan ini pada umunya tiodak mengalami buta total melainkan mereka hanya mengalami buta ringan atau
low vision tetapi penyakit ini sudah tidak dapat lagi disembuhkan.
4.4.5.2 Anak Yang Menderita Tunanetra Dibawa Berobat Tabel 43
Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Tidaknya Anak Mereka Di Bawa Berobat
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Pernah Tidak pernah
5 100
Total 5
100
Sumber : data primer, April 2008 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel 43 diatas,
tentang pernah tidaknya orang tua mereka membawa mereka berobat. 5 responden 100 menyatakan bahwa anak mereka pernah dibawa berobat, ketika orang tua
mngetahui bahwa nak mereka mengalami kebutaan mereka berusaha membawa anak mereka berobat ke rumah sakit yang menyediakan dokter spesialis mata,
seperti pengakuan salah satu orang tua dari siswa “ bahwa mereka telah membawa anak mereka berobat kerumah sakit-rumah sakit terkenal
bahkan mereka telah membawa anak mereka berobat sampai ke luar negeritetapi hasilnya tetap sia-sia”.