4. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologisnya dan pengembangan keluarganya, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga
sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi 1-21 terpenuhi, namun keperdulian sosial belum terpenuhi,
yaitu : a.
Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulanyayasaninstitusi masyarakat. 5.
Keluarga Sejahtera III Plus Keluarga sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi 1-23
terpenuhi.
2.5 Ibu Dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga Berdasarkan Fungsi Keluarga
Dalam Wiwik 2007 mengatakan bahwa ibu dalam menciptakan ketahanan keluarga berdasarkan fungsi keluarga yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Fungsi keagamaan, ibu adalah contoh panutan bagi anak-anaknya.
Ketekunan ibu dalam beribadah, membawa pengaruh sangat besar bagi anak-anaknya termasuk sikap dan perilaku sehari-hari yang sesuai
dengan norma agama. 2.
Fungsi budaya, ibu adalah contoh ideal perilaku sosial budaya yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Cara bertutur kata, bersikap, berpakaian dan
bertindak yang sesuai budaya timur menjadi sesuai yang wajib dimiliki oleh seorang ibu, agar anak-anaknya juga bisa melestarikan dan
mengembangkan budaya bangsa dengan penuh rasa bangga. 3.
Fungsi cinta kasih, ibu adalah pelopor utama dalam keluarga yang memberikan kasih sayang yang ikhlas pada anak-anak dan suami. Ibu
selalu memberi nasehat yang baik dalam hubungan anak dengan anak, anak dengan orang tua, serta hubungan dengan tetangga dan kerabat,
sehingga keluarga menjadi wadah utama berseminya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.
4. Fungsi melindungi, ibu selalu berusaha menumbuhkan rasa aman dan
kehangatan bagi seluruh anak-anaknya, sehingga anak merasa nyaman dan betah tinggal dirumah.
5. Fungsi reproduksi, ibu menjadi penopang utama dalam pengaturan
jumlah anak dan jarak kelahiran. Sebagian besar ibu ikhlas menggunakan alat kontrasepsi, agar kelahirannya dapat dikendalikan
sehingga tidak memiliki terlalu banyak anak. Ibu juga selalu memberi nasehat putra-putrinya pandai-pandai dalam bergaul dan menjaga
Universitas Sumatera Utara
kesehatan reproduksi remajanya sehingga tidak terjadi kehamilan remaja atau kehamilan sebelum menikah.
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, ibu menjadi kunci utama dalam
mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Ibu pula yang membina anak- anaknya agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, baik dalam pergaulan dan
pandai dalam menempatkan diri dalam lingkungan sosialnya. Sehingga anak-anaknya mampu berinteraksi secara baik dengan teman, tetangga
atau masyarakat sekitar. 7.
Fungsi ekonomi, banyak ibu sekarang ini menjadi penyangga kedua ekonomi keluarga. Tidak sedikit pula ibu yang memiliki penghasilan
lebih besar dari suami, terlebih bila ibu seorang wanita karier yang sukses.
8. Fungsi pembinaan lingkungan, ibu selalu mengajarkan anak untuk
mampu menciptakan lingkungan yang sejuk dan penuh dengan kenyamanan. Ia selalu mendorong anak-anaknya untuk selalu menjaga
kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, memelihara tanaman hias, atau memanfaatkan kebun dan pekarangan untuk ditanami sayur
mayur, tanaman obat dan sebagainya.
2.6 Modernisasi Bagi Kehidupan Wanita Ibu