3. Adanya perhatian
Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam suatu persepsi. Tanpa adanya perhatian tidak akan terbentuk persepsi.
2.2 PENGERTIAN IBU WANITA
Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga. Sosok ibu bertanggungjawab menjaga dan
memperhatikan kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan keadaan ekonomi dan makanan anak-anaknya, memberi teladan
akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian sang anak Tarbiyah, 2009.
2.3 KONSEP KELUARGA 2.3.1 Defenisi Keluarga
Menurut Friedman 1998 dalam Setiadi, 2008 keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama, dengan keterikatan
aturan dan emosional dari individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
2.3.2 Karakteristik Keluarga
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
Universitas Sumatera Utara
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peran-peran sosial keluarga seperti suami-isteri, ayah dan ibu, anak laki- laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2.3.3 Tipe Keluarga
Menurut Setiadi 2008 tipe keluarga yaitu : 1. Secara Tradisionil keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Keluarga inti nuclear family adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar extended family adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah kakek-nenek, paman-bibi.
2. Secara Modern, berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga adalah :
a. Tradisional Nuclear, keluarga inti ayah, ibu dan anak tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
Universitas Sumatera Utara
b. Reconstituted Nuclear, pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami-isteri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaaan dari perkawinan lama
maupun dari perkawinan baru, satukeduanya dapat bekerja diluar rumah.
c. Niddle Age Aging Couple, suami pencari uang isteri dirumah kedua-
duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolahperkawinanmeniti karier.
d. Dyadic Nuclear, suami isteri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah. e.
Single Parent, satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangan dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
f. Dual Carrier, yaitu suami isteri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak. g.
Commuter Married, suami isteri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu. h.
Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah. j.
Institusional, yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
Universitas Sumatera Utara
k. Communal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried parent and child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anak-anaknya diadopsi. n.
Cohibing Coiple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan
yang berjenis kelamin sama.
2.3.4 Struktur Keluarga
Menurut Setiadi 2008, struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga
terdiri dari bermacam-macam : a.
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah. b.
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
Universitas Sumatera Utara
c. Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga
sedarah isteri. d.
Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau isteri.
2.3.5 Fungsi Pokok Keluarga
1. Friedman 1998 fungsi keluarga yaitu : a.
Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. b.
Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meniggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah. c.
Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk mamenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
e. Fungsi perawatanpemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
2. UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 fungsi keluarga adalah : a.
Fungsi keagamaan -
Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga.
- Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada
seluruh anggota keluarga. -
Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan dari ajaran agama.
- Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat. -
Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi budaya
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.
- Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Fungsi cinta kasih
- Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus-menerus.
- Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif. -
Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
- Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
d. Fungsi perlindungan
- Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
Universitas Sumatera Utara
- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. -
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. Fungsi reproduksi
- Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya. -
Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
- Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.
- Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. f.
Fungsi sosialisasi -
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat. -
Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan fisik dan
Universitas Sumatera Utara
mental, yang tidak, kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.
- Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. g.
Fungsi ekonomi -
Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga. -
Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
- Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.
- Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. h.
Fungsi pelestarian lingkungan -
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga.
- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan ekstern
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang
serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
2.4 Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang syah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak. Bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
Mungit, 1996 dalam Setiadi, 2008. Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan
aktualisasinya dimasyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju Negara Industri, maka Negara Indonesia menginginkan
terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu :
1. Keluarga Pra Sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal kebutuhan dasar belum seluruhya terpenuhi yaitu :
a. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih.
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk
aktivitas dirumah, bekerja, sekolah dan bepergian. d.
Lantai rumah terluas bukan lantai tanah. e.
Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sarana kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar 1 sampai dengan 5 telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi
yaitu : a.
Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. b.
Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan dagingikantelur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru pertahun. d.
Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni rumah.
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghasilan
tetap.
Universitas Sumatera Utara
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10 – 60 tahun bisa baca tulis
huruf latin. h.
Seluruh anak berusia 5 – 15 tahun bersekolah pada saat ini. i.
Bila anak hidup dua atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi kecuali sedang hamil
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembanganya, seperti untuk kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada
keluarga sejahtera II, kebutuhan fisik dan sosial psikologisnya telah terpenuhi 1-14 terpenuhi, namun kebutuhan pengembangan belum
sepenuhnya terpenuhi antara lain : a.
Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama. b.
Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. c.
Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang satu kali
per enam bulan. f.
Dapat memperoleh berita dari surat kabar radio TV majalah. g.
Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transprotasi sesuai kondisi daerah.
Universitas Sumatera Utara
4. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologisnya dan pengembangan keluarganya, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga
sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi 1-21 terpenuhi, namun keperdulian sosial belum terpenuhi,
yaitu : a.
Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulanyayasaninstitusi masyarakat. 5.
Keluarga Sejahtera III Plus Keluarga sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi 1-23
terpenuhi.
2.5 Ibu Dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga Berdasarkan Fungsi Keluarga