38
BAB 3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian, penting untuk menentukan metode yang tepat untuk menentukan dan menjelaskan generalisasi fenomena yang meliputi masalah
penelitian. Roebandi 2008:50 mengemukakan bahwa metode penelitian adalah metode yang akan digunakan untuk memahami, mempelajari dan merencanakan
secara sistematik mengenai cara yang tepat untuk menggambarkan materi yang akan diteliti.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi Sugiyono, 2012:1. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2007:4 penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari kata-kata orang dan perilaku orang yang dapat diamati. Sedangkan menurut Patton dalam Wirawan, 2011:154
data kualitatif terdiri dari deskripsi rinci mengenai situasi, kejadian-kejadian, interaksi-interaksi, dan perilaku-perilaku terobservasi; kutipan-kutipan langsung
mengenai pengalaman mereka, sikap, kepercayaan, dan pikiran; kutipan atau keseluruhan dari dokumen-dokumen, koresponden, rekaman, rekaman dan kasus-
kasus sejarah. Dengan informasi dari informanlah inilah yang kemudian diamati, ditafsirkan dan dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran secara detail
tentang pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin Raskin di Desa Sruni tahun 2014.
8
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluatif. Menurut Patton 2002:215-220, jenis penelitian ada empat yaitu Basic Research, Applied
Research, Evaluation Research and Action-Oriented, Problem-Solving Reearch. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Evaluation Research
dimana menurut Patton, Evaluation research can be conducted on virtually any explicit attempt to solve problems or bring about planned
” penelitian evaluasi dapat dilakukan pada hampir setiap upaya eksplisit dalam memecahkan masalah
atau mengarahkan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi tidak hanya memerlukan data atau informasi mengenai hasil akhir
program, tetapi proses dari implementasi program serta kerta kejadian-kejadian dan penyebab kejadian tersebut. Menurut Wirawan 2009:139, evaluasi adalah
proses mengumpulkan informasi mengenai objek evaluasi dan menilai objek evaluasi dengan membandingkannya pada standar evaluasi. Hasilnya berupa
informasi mengenai objek evaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut digunakan untuk menilai apakah program, proyek atau kebijakan yang disusun telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan atau tidak, kemudian akan ditetapkan apakah program, proyek atau kebijakan akan
diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan. Sedangkan menurut Patton 2002:147 Program evaluation was originally focus on measuring attainment of goals and
objective, that is, finding out if a program “work”, that is, if it’s effective”. Evaluasi program pada dasarnya fokus pada pengukuran pencapaian dari tujuan
dan sasaran program, yaitu dengan mencari tahu jika program bekerjaberhasil itu artinta program tersebut efektif. Penelitian evaluatif tentang pelaksanaan program
Raskin 2014 di Desa Sruni dilakukn dengan cara mengumpulkan objek evaluasi kemuadian membandingkannya dengan standar evaluasi.
Jenis evaluasi dalam penelitian ini merupakan jenis evaluasi formatif. The Program Evaluation Standards Dalam Wirawan 2011:86 mendefiniskan
evaluasi formatif sebagai evaluasi yang didesain dan dipakai untuk memperbaiki suatu objek, terutama ketika objek tersebut sedang dikembangkan. Sedangkan
menurut Royse dan Thyer dalam Lewis, Lewis, Packard, Souflee, 2001:246
8
mendefiniskan evaluasi formatif sebagai “a type of process evaluation intended to adjust and enhance interventions...to provide feedback and onfluence a
program’s ongoing development” sebuah tipe evaluasi proses yang dimaksudkan untuk menyesuaikan dan memperbaiki intervensi...untuk menyediakan umpan
balik dan pengaruh terhadap perkembangan sebuah program yang sedang berjalan.
Menurut Wirawan 2011:87-89 evaluasi formatif dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengukur hasil pelaksanaan program secara periodik, evaluasi
mengukur target tersebut telah dicapai sesuai waktu yang telah ditetapkan atau tidak, jika target waktu gagal maka akan menghambat pelaksanaan
pekerjaan termin berikutnya. b.
Untuk mengukur apakah klienpartisipan bergerak kearah tujuan yang direncanakan, program atau proyek memeberikan layanan kepada klien
atau pemangku kepentingan. Layanan tersebut perlu dikukur kuantitas dan kualitasnya pada waktu tertentu secara periodik. Jika kuantitas dan
kualitasnya tidak memenuhi target, perlu diketahui hambatan apa yang dihadapi untuk mencapai target dan koreksi apa yang harus dilakukan.
c. Untuk mengukur apakah sumber-sumber telah digunakan sesuai rencana;
d. Untuk menentukan koreksi apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi
penyimpangan, evaluasi formatif harus menentukan berapa besar penyimpangan terjadi;
e. Untuk menentukan koreksi apa yang harus dilakukan ketika terjadi
penyimpangan, yaitu penyimpangan positif ataukah penyimpangan negatif. Penyimpangan positif terjadi jika target terlampaui artinya target
program dilaksanakan lebih cepat dari yang direncanakan akan tetapi kualitasnya memenuhi standar dan target sumber-sumber lebih kecil
daripada yang
ditentukan. Sedangkan
penyimpangan negatif
mengharuskan adanya koreksi misalnya dilakukan audit kegiatan dan penggunaan anggaran.
8
f. Memberikan balikan, evaluasi formatif merupakan bagian integral dari
proses pengembangan pelaksanaan prgram. Evaluasi ini memberikan balikan secara terus-menerus untuk memperbaiki perencanaan, standar
prosedur operasi, penggunaan sumber-sumber, dan perkembangan pelaksanaan program.
3.3 Model Evaluasi