8
1. Program Penanggulangan Kemiskinan Bersasaran Rumah Tangga atau
Keluarga Klaster I yang didalamnya mencakup program-program seperti Program Beras untuk Keluarga Miskin Raskin, Program Keluarga
Harapan PKH- conditional cash transfer, bantuan Siswa Miskin BSM, Bantuan operasional Sekolah BOS dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jamkesmas 2.
Program penanggulangan kemiskinan bersasaran Komunitas Klaster II Program ini dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip pemberdayaan
masyarakat comunity driven Development. contohnya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri.
3. Program penanggulagan kemiskinan bersasaran Usaha Mikro dan Kecil
Klaster III, tujuan program ini adalah memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.
4. Peningkatan dan Perluasan Program Pro Rakyat Klaster IV, yaitu
kelompok program penanggulangan kemiskinan yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap ketersediaan pelayanan dasar dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin. Sasaran program pro rakyat adalah masyarakat dengan golongan pendapatan menegah ke
bawah. Sehingga rakyat mengeluarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dengan harga yang terjangkau, dengan sebagian biaya
ditanggung pemerintah berikut upaya-upaya menjaga ketersediaan melalui regulasi dan program pemerintah. program yang termasuk dalam Klaster
IV ini antara lain Program Rumah Sangat Murah, Program Kendaraan Angkutan Umum Murah, Program Air Bersih untuk Rakyat, Program
Listrik Murah dan Hemat.
2.2 Kebijakan Sosial
Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan- pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian
sumberdaya alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat, atau warga negara Suharto, 2011:3. Menurut
8
Bessant, Watts, Dalton dan Smith Dalam Suharto, 2011:11 secara singkat kebijakan sosial menunjuk pada yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan, dan program-program tunjangan sosial lainnya.
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk kebijakan publik, kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang
bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak Suharto, 2011:10. Kebijakan sosial adalah segala bentuk
kebijakan dan intervensi publik yang dilakukan untuk merespon beragam resiko, kerentanan dan kesensaraan, baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial,
terutama yang dialami oleh mereka yang hidup adalam kemiskinan. Karakter atau nuansa publik dalam definisi ini menunjukkan pada tindakan kolektif, yakni
menghimpunan dan pengelolaan sumberdaya berdasarkan prinsip gotong royong dan kebersamaan, yang dilakukan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah, non
pemerintah, maupun kombinasi dari kedua sektor tersebut Suharto, 2009: 42. Freeman dan Sherrwood dalam Suharto 2008:78 mengembangkan proses
pengembangan kebijakan sosial social-policy development process model yang mengkesmas proses pembuatan kebijakan dalam tiga tahap. Yaitu Identifikasi,
Implementasi dan Evaluasi. Tahap identifikasi terdiri dari beberapa langkah- langkah di dalalamya sepeti identifikasi masalah dan kebutuhan, analisis masalah
dan kebutuhan, penginformasian rencana kebijakan, perumusan tujuan kebijakan, pemilihan model kebijakan, penentuan indikator sosial, membangun dukungan
dan legitimasi publik. Implementasi yaitu mengoperasionalkan kebijakan kedalam usulan program untuk dilaksanakan kepada sasaran program, sedangkan tahap
evaluasi terdapat dua proses yaitu evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil implementasi kebijakan. penilaian terhadap
proses kebijakan difokuskan pada tahapan perumusan kebijakan, terutama untuk melihat keterpaduan antar tahapan, serta sejauh mana program sosial mengikuti
garis kebijakan yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap hasil dilakukan untuk melihat pengaruh atau dampak kebijakan, sejauh mana kebijakan mampu
mengurangi atau mengatasi masalah. Berdasarkan evaluasi ini dirumuskan
8
kelebihan dan kekurangan kebijakan yang akan dijadikan masukan bagi penyempurnaan kebijakan berikutnya dan perumusan kebijakan baru.
Gambar 2.1 Model Segitiga Perumusan Kebijakan
Sumber: Suharto 2008:78
Berdasarkan penjelasan tersebut, Evaluasi dilakukan baik terhadap proses pelaksanaan maupun hasil implementasi kebijakan. namun evaluasi Raskin ini
hanya difokuskan pada proses pelaksanaan kebijakanprogram saja dan sejauh mana program Raskin mengikuti garis atau aturan yang telah ditetapkan dalam
best practice standarts program. Kebijakan publik mempunyai elemen penting dalam memerangi
kemiskinan dan mengurangi penderitaan multidimensional, yaitu berupa perlindungan sosial. Perlindungan sosial merupakan model kebijakan sosial yang
menunjuk pada berbagai pelayanan atau program yang dikembangkan oleh pemerintah untuk melindungi warganya dari berbagai macam resiko. Seperti yang
dijelaskan Suharto 2009 Perlindungan Sosial dapat didefinisikan sebagai segala bentuk kebijakan dan intervensi publik yang dilakukan untuk merespon beragam
resiko, kerentanan dan kesensaraan, baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial, terutama yang dialami oleh mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Tiga tujuan utama perlindungan sosial menurut Suharto, 2009:42 adalah untuk, mencegah dan mengurangi resiko yang dialami manusia sehingga terhindar
dari kesengsaraan yang parah dan berkepanjangan, meningkatkan kemampuan kelompok-kelompok rentan dalam menghadapi dan keluar dari kemiskinan,
kesensaraan dan ketidakamanan sosial-ekonomi, memungkinkan kelompok- kelompok miskin untuk memiliki standart hidup yang bermartabat sehingga
kemiskinan tidak diwariskan dari generasi ke generasi. IDENTIFIKASI
EVALUASI
IMPLEMENTASI
8
2.3 Konsep Implementasi kebijakan