4. Bangunan rumah
5. Bangunan perusahaan
6. Mesin dan instalasi
7. Jalan jembatan dan saluran air
8. Alat pengangkutan
9. Alat pertanian dan inventaris kecil
10. Aset tetap lain-lain
11. Instalasi persemaian dan pembibitan
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait dengan cirri-ciri aset tetap, maka seluruh kategori
yang ada pada PT. Perkebunan Nusantara IV telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aset tetap yang ada memiiki ciri-ciri
sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali.
C. Cara Perolehan Aset Tetap
Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk
memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aset tersebut ditambah biaya yang
dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
16 2009 : 23 berpendapat bahwa: Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri
dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi non refundable, dan setiap biaya yang dapat diretribusikan
secara langsung dalam membawa aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari
harga pembelian.
Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu: 1.
Pembelian tunai Aset yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan
untuk pembelian itu ditambah dengan biaya – biaya sehubungan dengan pembelian aset itu, dikurangi potongan harga yang diberikan
baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.
2. Pembelian secara kredit jangka panjang
Apabila aset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga perolehan tidak boleh termasuk bunga, dalam kontrak
pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga.
Pembayaran bunga atas kredit ada dua kemungkinan : a
Secara flat adalah biaya bunga sama untuk pembayaran angsuran semester,
b Berdasarkan sisa hutang adalah biaya bunga dihitung.
3. Aset tetap yang diperoleh secara pertukaran.
Aset tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aset tetap yang kita miliki dengan aset tetap lainnya yang dimiliki pihak
lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan-tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya,
misalnya kas. 4.
Pembelian dengan surat berharga Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham obligasi
perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi yag digunakan sebagai penukar apabila harga pasar saham atau
obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aset tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut. Harga pasar surat berharga dan aset
tetap yang ditukar tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.
5. Aset tetap yang diperoleh dari hadiah donasi
Jika aset tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut nonreciprocal transfer transfer yang tidak memerlukan
umpan baik. Aset ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan
penilai yang independen. 6.
Aset tetap yang dibangun sendiri Dalam pembuatan aset, semua biaya yang langsung biaya variable,
yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.
Setelah memperoleh aset tetap, perusahaan juga harus menyediakan pengeluaran yang signifikan untuk aset tetap tersebut yang dapat
dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu: 1.
Pemeliharaan dan reparasi biasa rutin Pengeluaran pemeliharaan meliputi lubrikasi, kebersihan,
penyesuaian, dan pengecatan yang berlangsung secara terus-menerus untuk memelihara aset tetap agar selalu berada dalam kondisi siap
pakai. Biaya reparasi biasa seperti pengeluaran untuk suku cadang, tenaga kerja, dan perlengkapan yang berhubungan sangat dibutuhkan
untuk menjaga aset tetap tersebut dalam kondisi operasi tetap, secara material tidak menambah nilai kegunaan dan juga tidak
memperpanjang umur manfaat aset tetap tersebut secara signifikan. Reparasi rutin biasanya hanya melibatkan pengeluaran dalam jumlah
yang kecil. Ada 2 pendekatan yang digunakan untuk menghitung pengeluaran pemeliharaan dan reparasi biasa rutin:
a. Pendekatan atas dasar terjadinya Incurred Approach
Pendekatan ini mencatat pengeluaran pemeliharaan dan reparasi aktual sebagai beban pada saat terjadinya dan menganggap bahwa
pengeluaran itu didistribusikan sepanjang waktu. b.
Pendekatan alokasi Allocation Approach Pendekatan ini didasarkan pada estimasi jumlah reparasi dan
pemeliharaan. Hal ini khususnya berguna ketika reparasi tersebut bersifat musiman dan jumlahnya material. Total biaya reparasi dan
pemeliharaan yang diharapkan diestimasi dan dialokasikan atas dasar waktu atau produksi, tergantung situasinya.
2. Peningkatan perbaikan, penggantian, dan reparasi tidak biasa non
rutin Suatu peningkatan perbaikan merupakan penggantian komponen
utama aset tetap dengan komponen lainnya yang mampu memberikan kinerja yang lebih signifikan. Contohnya mencakup penggantian atap
sirap yang sudah tua dengan atap genteng yang modern, instalasi pemasangan mesin kapal yang lebih bertenaga, dan peningkatan
yang signifikan atas sistem listrik gedung. Penggantian adalah substitusi komponen utama aset tetap dengan komponen lainnya yang
kualitasnya sama. Penggantian mesin truk dengan mesin yang sama merupakan salah satu contoh penggantian. Ada 3 pendekatan yang
berbeda telah dikembangkan untuk menghitung pengeluaran ini, ketiganya mengakibatkan naiknya nilai buku awal aset tetap.
a. Substitusi
Pendekatan ini menghilangkan biaya komponen lama dan akumulasi penyusutan yang berkaitan, mengakui kerugian yang
sama dengan nilai buku tersisa dan menaikkan akun awal aset tetap sebesar jumlah pengeluaran. Pendekatan ini tidak cocok
digunakan untuk reparasi tidak biasa, karena reparasi tersebut tidak melibatkan penggantian komponen.
b. Meningkatkan akun aset
Pendekatan ini digunakan pada saat biaya dan jumlah penyusutan komponen lama tidak diketahui dan apabila pengaruh utamanya
adalah untuk meningkatkan efisiensi daripada umur ekonomis aset tetap dasar. Salah satu hasil perlakuan ini adalah penilaian
yang terlalu tinggi terhadap nilai buku aset dan penyusutan selanjutnya, walaupun nilai ini biasanya relatif kecil pada saat
penggantian. Pendekatan ini cocok untuk reparasi tidak biasa. c.
Mengurangi akumulasi penyusutan Ini merupakan pendekatan tradisional yang digunakan apabila
pengaruh utamanya adalah untuk memperpanjang umur aset tetap yang masih tersisa. Pengeluaran itu didebet ke akun akumulasi
penyusutan yang relevan, dengan alas an bahwa umur manfaat aset tetap yang sudah berkurang dipulihkan kembali. Biaya atas
unit yang diganti tidak dihapusdikeluarkan dari akun. Seringkali tingkat penyusutan depreciation rate harus direvisi.
3. Penambahan
Penambahan merupakan perluasan, pelebaran, atau ekspansi dari aset tetap yang ada. Sisa bangunan ekstra atau ruangan yang ditambahkan
pada gedung adalah salah satu contohnya. Penambahan mempresentasikan pengeluaran modal dan dicatat dalam akun aset
tetap pada biaya perolehannya. Pekerjaan yang berhubungan dengan struktur yang telah ada, seperti memperkuat pondasi atau jalan pintas
yang harus dibuat melewati tembok yang sudah berdiri, adalah bagian dari biaya penambahan dan harus dikapitalisasikan. Jika penambahan
merupakan biaya integral dari aset tetap lama, maka biayanya dikurangi estimasi nilai residu, biasanya disusutkan sepanjang umur
pelayanan atau umur yang tersisa dari aset tetap awal, mana yang lebih pendek. Jika penambahan bukan merupakan bagian integral dari aset
tetap lama, maka penambahan itu disusutkan sepanjang umur manfaat itu.
4. Pengaturan kembali atau penyesuaian lainnya
Biaya pemasangan kembali, melakukan rute ulang, atau pengaturan kembali mesin-mesin pabrik untuk meningkatkan efisiensi merupakan
pengeluaran modal jika manfaat yang diberikan melampaui periode akuntansi berjalan. Biaya-biaya seperti ini dikapitalisasikan sebagai
aset tetap lainnya, beban yang ditangguhkan, atau aset tetap spesifik dan diamortisasikan sepanjang periode di mana pengaturan kembali itu
memberikan manfaatnya.
D. Penyusutan Aset Tetap