b. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga
perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan teknologi yang menyebabkan
suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai.
4. Pola Pemakaian
Pola pemakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.
Diperlukan suatu metode untuk mengitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aset tetap. Tiga metode penyusutan yang paling
umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun berganda.
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus straight the method menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode ini menghasilkan
jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Beban penyusutan menurut metode ini
dihitung sebagai berikut :
Keterangan : D = Beban Penyusutan Depresiasi
C = Harga Pokok Aset cost S = Salvage Value nilai residu
N = Useful Life umur teknis
� = � �
�
Contoh : Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp. 20.000.000 nilai residu
ditaksir Rp 2.000.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:
��. 20.000.000 − ��. 2.000.000 5
= Rp 3.600.000
Tabel. III.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus
Akhir Tahun
Harga Pokok Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Tercatat Rp. 20.000.000
- -
Rp. 20.000.000 1
Rp. 20.000.000 Rp. 3.600.000
Rp. 3.600.000 Rp. 16.400.000
2 Rp. 20.000.000
Rp. 3.600.000 Rp. 7.200.000
Rp. 12.800.000 3
Rp. 20.000.000 Rp. 3.600.000
Rp. 10.800.000 Rp. 9.200.000
4 Rp. 20.000.000
Rp. 3.600.000 Rp. 14.400.000
Rp. 5.600.000 5
Rp. 20.000.000 Rp. 3.600.000
Rp. 18.000.000 Rp. 2.000.000
Rp. 18.000.000 Sumber : Data diolah 2012
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodic
jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.
2. Metode Unit Produksi
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis
lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait. Metode unit
produksi Unit-of-Production Method menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban
penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang
dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut:
Contoh: Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya jam kerja aset tetap
dimisalkan 75.000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut:
��. 20.000.000 − ��. 2.000.000 ��. 75.000
= ��. 240 per jam
Dengan mengasumsikan bahwa aset tetap dioperasikan 15.000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 15.000
x 240 = Rp. 3.600.000.
Tabel. III.2 Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi
No Jam
Kerja Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Tercatat Rp. 20.000.000
1 15.000
15.000 x Rp. 240 = Rp.3.600.000 Rp. 3.600.000
Rp. 16.400.000 2
13.000 13.000 x Rp. 240 = Rp 3.120.000
Rp. 6.720.000 Rp. 13.280.000
3 10.000
10.000 x Rp. 240 = Rp. 2.400.000 Rp. 9.120.000
Rp. 10.880.000 4
17.000 17.000 x Rp. 240 = Rp.4.080.000
Rp. 13.200.000 Rp. 6.800.000
5 20.000
20.000 x Rp. 240 = Rp. 4.800.000 Rp. 18.000.000
Rp. 2.000.000 75.000
75.000 x Rp. 240 = Rp. 18.000.000 Sumber : Data diolah 2012
3. Metode Saldo Menurun Berganda