Analisa Minyak Atsiri Daun legundi dengan GC-MS

yaitu : 7-okten-4-ol, trans sabinen hidrat, beta kariofilen, androsta-4,16-dien-3- one, trans kariofilen, isokariofilen, 1-alfa-terpineol, terpinen-4-ol. Perbedaan hasil GC-MS kedua minyak atsiri daun legundi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : factor geografis tempat tumbuhnya, proses pengeringan, dan suhu Hussain et al, 2008.

4.2.2. Analisa Minyak Atsiri Daun legundi dengan GC-MS

1. Puncak dengan RT 4,975 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 18 O . Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 154 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 140, 139, 125, 108, 84, 81, 69 dan 43. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library wiley 229, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan monoterpen yaitu 1,8 sineol sebanyak 24,35 dengan spektrum 4.3 a. b. Gambar 4.3. Spektrum massa senyawa 1,8 sineol dengan RT 4,975 Keterangan : a : Senyawa 1,8 sineol dari sampel b : Standart Library Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa 1,8 sineol tersebut secara hipotesis pada gambar 4.4 O CH 3 CH 3 CH 3 e 2e O CH 3 CH 3 CH 3 C 10 H 18 O me = 154 CH 3 O CH 3 CH 3 C 9 H 15 O me = 139 CH 3 COCH 3 C 6 H 9 me = 81 C 3 H 2 CH 3 CH 2 CH 2 C 3 H 7 me = 43 C 10 H 18 O 15 58 38 Gambar 4.4. Pola Fragmentasi senyawa 1,8 sineol Universitas Sumatera Utara 2. Puncak dengan RT 4,033 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 16. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 136 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 121, 107, 93. Dengan membandingkan data spectrum yang diperoleh dengan data spektrum library wiley 229, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan monoterpen yaitu sabinen sebanyak 19,10 dengan spektrum 4.5 a. b. Gambar 4.5 Spektrum massa senyawa sabinen dengan RT 4,033 Keterangan a: Senyawa sabinen dari sampel b: Standart Library Willey Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi pada senyawa sabinen tersebut secara hipotesis seperti gambar 4.6 H 3 C CH 3 CH 2 + e 2e CH 3 H 3 C CH 2 CH 3 CH 2 C 10 H 16 C 9 H 13 me = 121 C 2 H 4 CH 2 C 7 H 9 me = 93 CH 4 C 6 H 5 me = 77 CH 3 C 10 H 16 me = 136 15 28 16 Gambar 4.6. Pola Fragmentasi senyawa sabinen Universitas Sumatera Utara 3. Puncak dengan RT 15,450 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 15 H 24. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 204 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 189, 175, 161, 147, 133, 120, 105, 93, 79, 69, 55, 43. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library wiley 229, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan seskuiterpen yaitu beta-kariofilen sebanyak 17,49 dengan spektrum 4.7 a. b. Gambar 4.7 Spektrum massa senyawa beta-kariofilen dengan RT 15,450 Keterangan a: Senyawa beta-kariofilen dari sampel b: standart Library Willey Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa beta-kariofilen tersebut secara hipotesis seperti gambar 4.8 CH 3 CH 2 H 3 C H 3 C e 2e CH 3 CH 2 H 3 C H 3 C me = 204 C 15 H 24 CH 3 CH 2 H 3 C H 3 C me = 189 C 14 H 21 CH 2 =CH 2 CH 2 H 3 C H 3 C me = 161 C 12 H 17 CH 2 =CH 2 CH 2 H 3 C me = 133 C 10 H 13 CH CH H 2 C H 3 C C 3 H 2 CH 3 -CH=CH me = 41 me = 79 C 6 H 7 CH 2 =CH 2 CH 2 H 3 C me = 105 C 8 H 9 28 28 28 26 38 15 Gambar 4.8. Pola Fragmentasi senyawa beta-kariofilen Universitas Sumatera Utara 4. Puncak dengan RT 3,583 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 16. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 136 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 121, 105, 93. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library wiley 229, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan monoterpen yaitu alfa-pinen sebanyak 10,06 dengan spektrum 4.9 a. b. Gambar 4.9 Spektrum massa senyawa alfa-pinen dengan RT 3,583 Keterangan a: Senyawa alfa-pinen dari sampel b: Standart Library Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa alfa-pinen tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.10 H 3 C H 3 C CH 3 e 2e H 3 C H 3 C CH 3 C 10 H 16 me = 136 H 3 C H 3 C C 9 H 13 me = 121 CH 4 CH 3 H 3 C C 8 H 9 me =105 C 2 H 4 C 6 H 5 me = 77 C 10 H 16 15 16 28 Gambar 4.10. Pola Fragmentasi senyawa alfa-pinen Universitas Sumatera Utara 5. Puncak dengan RT 4,125 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 16. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 136 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 121, 107, 93. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library wiley 229, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan monoterpen yaitu Beta-pinen sebanyak 4,07 dengan spektrum 4.11 a. a: Senyawa Beta-pinen dari sampel b. B: Standart Library Gambar 4.11 Spektrum massa senyawa beta-pinen dengan RT 4,125 Keterangan a: Senyawa beta-pinen dari sampel b: Standart Library Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa Beta-pinen tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.12 H 3 C H 3 C CH 2 e 2e H 3 C H 3 C CH 2 C 10 H 16 me = 136 H 3 C C 9 H 13 me = 121 C 2 H 4 CH 3 C 7 H 9 me =93 CH 4 C 6 H 5 me = 77 CH 2 CH 2 C 10 H 16 15 28 16 Gambar 4.12. Pola Fragmentasi senyawa Beta-pinen Universitas Sumatera Utara 6. Puncak dengan RT 3,942 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 8 H 16 O . Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 128 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 99, 85, 72, 57. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library NIST 62, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan hemiterpen yaitu 7-okten-4-ol sebanyak 2,99 dengan spektrum 4.13 a: Senyawa 7-okten-4-ol dari senyawa a. b: Standart Library b. Gambar 4.13 Spektrum massa senyawa 7-okten-4-ol dengan RT 3,942 Keterangan a: Senyawa 7-okten-4-ol dari sampel b: Standart Library Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi dari 7-okten-4-ol tersebut secara hipotesis pada gambar 4.14 OH e 2e OH me = 128 C 8 H 16 O CH 2 =C=O C 2 H 5 me = 99 C 6 H 11 O OH me = 57 C 4 H 9 C 8 H 16 O 29 42 Gambar 4.14. Pola Fragmentasi senyawa 7-okten-4-ol Universitas Sumatera Utara 7. Puncak dengan RT 8,725 menit merupakan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 18 O . Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 154 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 136, 121, 107, 93, 81, 59. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library Wiley 229, yang lebih mendekati adalah senyawa golongan monoterpen yaitu alfa-terpineol sebanyak 4,07 dengan spektrum 4.15 a. b. Gambar 4.15 Spektrum massa senyawa alfa-terpineol dengan RT 8,725 Keterangan a: Senyawa alfa-terpineol dari sampel b: Standart Library Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa alfa-terpineol tersebut secara hipotesis seperti gambar 4.16 H 3 C HO CH 3 CH 3 e 2e H 3 C HO CH 3 CH 3 me = 154 C 10 H 18 O H 2 O H 3 C me = 136 C 10 H 16 CH 3 CH 2 CH 3 H 3 C me = 121 C 9 H 13 CH 2 C 2 H 4 H 3 C me = 93 C 7 H 9 CH 4 me = 77 C 6 H 5 18 15 28 16 Gambar 4.16.Pola Fragmentasi senyawa alfa-terpineol Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Uji Antibakteri Minyak Atsiri Daun legundi

Dokumen yang terkait

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Bali Merah (Citrus Maxima (Burm.) Merr) Secara Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gc-Ms)

2 98 70

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Daun Sirih Hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav) Yang Segar Dan Simplisia Secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry

6 80 106

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Buah Kecombrang (Etlingera elatior) dan Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri dan Ekstrak Air dengan Metode DPPH

7 80 90

Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) secara Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (GC-MS)

19 169 58

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Buah Kecombrang (Etlingera Elatior) Dan Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Serta Ekstrak Air Dan Ekstrak Etanol Dengan Metode DPPH

1 28 71

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jinten (Coleus Aromatikus Benth) Dengan GC – MS Dan Uji Anti Bakteri

9 52 104

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Kemukus (Cubebae fructus) dari Wonosobo dan Padang Sidempuan Secara GC-MS

2 78 87

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Bunga Kemangi (Ocimum basilicum L) Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri

13 98 105

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Komponen Kimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Legundi (Vitex trifolia L)

0 2 20