39
yang tinggi maka remaja melakukan hubungan seksual pranikah pada saat berpacaran. Dari sini juga terjadi pergeseran nilai dan norma. Nilai merupakan
sesuatu yang dianggap benar, nilai yang dimaksud adalah seks itu adalah kebutuhan jasmani suami istri. Norma merupakan aturan untuk bertindak Tri,
2000. Menurut jenis norma maka termasuk norma tata kelakuan mores. Norma yang dimaksud adalah hubungan seks itu harusnya dilakukan setelah melakukan
pernikahan, akan tetapi nilai itu berubah seks dilakukan pada saat berpacaran.
5.2 Perilaku
Seks Pranikah
Dalam Berpacaran
dan Penyimpangan Sosial
Penyimpangan adalah hasil belajar norma dan nilai penyimpangan khususnya yang dipelajari dalam kerangka kerja subkebudayaan dan antara
anggota kelompok, Siahaan, Sosiologi Perilaku Menyimpang. Teori belajarsosialisasi yang paling terkenal adalah teori Asosiasi yang berbeda-beda
Differential Association Theory oleh Edwin E. Sutherland. Pendekatan yang digunakan adalah psikologi social tentang penyimpangan pada timngkat individu
dalam pertentangan antara penyimpangan dan hubungan asosiasi non-penyimpang dengan norma-norma penyimpang. Penyimpangan sosial yaitu situasi dimana
masyarakat menganggap orang serta perilaku tertentu dianggap melanggar aturan atau konvensi yang ada Siahaan, 2002. Penyimpangan sosial melihat perilaku
dan mereka yang dianggap sebagai pelanggar aturan. Pada kenyataannya penyimpangan sosial terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penyimpangan ini dapat
kita lihat melalui media massa seperti surat kabar, media elektronik seperti televisi, maupun media yang lain. Contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam
kehidupan sehari-sehari adalah homoseksual, lesbian, prostitusi, pornografi, pornoaksi dan seks pranikah.
Menurut Sarwono, seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan remaja tanpa adanya ikatan pernikahan. Remaja melakukan berbagai macam
perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau
40
meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama sexual intercourse, perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan
berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri. Serta perilaku seks pranikah adalah aktivitas fisik, yang menggunakan tubuh untuk mengeksprsikan perasaan
erotis atau perasaan afeksi kepada, lawan jenisnya diluar ikatan pernikahan. Perilaku seks pranikah dapat dikategorikan dalam perilaku menyimpang itu
karena perilaku tersebut dipelajari. Penyimpangan tidak diwariskan, juga bukan hasil dari kerusakan otak dan lainnya. Perilaku seks pranikah itu dipelajari melalui
interkasi dengan orang lain dalam kasus ini orang lain tersebut adalah dalam proses komunikasi. Dalam kasus ini perilaku seks pranikah terjadi karena
keintensitasnya remaja berpacaran ini dalam bertemu dan melihat gaya berpacaran orang lain, dari situ mereka melihat dan mempelajarinya. Bagian penting dalam
proses belajar perilaku menyimpang terjadi dalam hubungan yang intim. Hubungan intim yang dimaksudkan adalah intensitas bertemu remaja dalam
berpacaran. Di dalam sub bab sebelumnya sudah dijelaskan perilaku berpacaran para remaja yang akhirnya mereka sampai melakukan hubungan seks pranikah
pada saat berpacaran. Berikut hasil temuan peneliti dengan narasumber yang telah melakukan hubungan seks pranikah ketika berpacaran :
“Saya pertama kali melakukan seks waktu SMP tapi itu dipaksa sama pacar saya yang pertama itu yang 1,5
tahun. Saya melakukan free seks dengan tiga orang pacar saya, yang pertama itu yang SMP yang kedua itu
waktu SMA temen sekolah saya dan yang ketiga itu yang sekarang menjadi pacar saya”
12
“kita udah melakukan free sex mbak itu terjadi sekitar 3 bulan setelah kejadian dan itu terjadi pada saat saya
kelas 2 SMA, Sempet ya mbak dia maksa saya untuk free sex awalnya saya menolak karena saya mau
menjaga keperawanan saya tapi akhirnya kebobolan juga deh mbak. Awalnya memang paksaan tapi lama-
lama saya juga menikmatinya mbak.”
13
12
Transkrip w aw ancara dengan B, t anggal 26 Februar i 2014
13
Transkrip w aw ancara dengan P, t anggal 2 M ar et 2014.
41
“Dengan yang Jakarta ini saya bisa bertahan lama karena saya pertama kali melakukan seks. Selama jadi
selingkuhan saya melakukan sex, mungkin karena saya cinta. Dengan si B saya melakukan seks. Saya mulai
melakukan seks itu umur 18 tahun awal kuliah. Saya melakukan seks dengan 3 orang. Sama yang LDR, B
dan T ”
14
Dari petikan wawancara diatas terlihat bahwa remaja melakukan seks pranikah pada saat berpacaran karena paksaan dari pasangannya yaitu laki-laki.
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa laki-laki lebih dominan daripada perempuan. Adanya dominasi ini maka perempuan akhirnya mengikuti keinginan pasangannya
yaitu melakukan hubungan seks pranikah pada saat berpacaran. Akibat dari melakukan seks pranikah pada saat berpacaran maka remaja juga melakukan
hubungan tersebut dengan pacar berikutnya. Hal ini merupakan penyimpangan yang berkelanjutan. Penyimpangan ini dipelajari, apabila penyimpangan ini
dirasakan lebih menguntungkan maka akan menjadikan penyimpangan berkelanjutan seperti yang dilakukan gaya berpacaran remaja saat ini. Ketika
dengan pacarnya yang dulu telah melakukan hubungan seks pranikah maka dengan pacarnya yang baru juga melakukan hubungan seks pranikah.
Yang termasuk dipelajari dalam proses menyimpang seks pranikah adalah teknik penyimpangan dan motif dari penyimpangan tersebut. Motif dipelajari dari
mendefiniskan norma yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Individu akan mempelajari alasan baik untuk menganut atau melanggar peran yang
diberikan. Seperti sepasang remaja yang sedang berpacaran. Mereka mempunyai status sebagai pacar orang akan tetapi peran sebagai seorang pacar itu belum jelas
definisinya. Sehingga para remaja ini mendefinisikan peran pacar itu seperti peran suami istri dan akhirnya perilaku yang dilakukan oleh suami istri juga dilakukan
oleh remaja yang sedang berada pada masa berpacaran yaitu melakukan hubungan suami istri atau seks pranikah. Individu menjadi menyimpang karena
pertimbangan yang lebih menguntungkan jika melanggar norma dibandingkan dengan tidak melanggar norma. Remaja melakukan seks pranikah karena lebih
14
Transkrip w aw ancara dengan N, t anggal 26 M aret 2014.
42
menguntungkan bisa merasakan hubungan suami istri tanpa harus menikah. Perilaku individu dipengaruhi pengalaman belajar yang saling bertentangan, jika
penyimpangan dianggap lebih menguntungkan ia akan melakukan penyimpangan. Berikut temuan peneliti dari wawancara dengan beberapa narasumber :
“Saya melakukan free sex itu karena bagi saya untuk memenuhi hasrat saya bahkan kadang saya yang minta
itu sama pacar saya. Ga ada paksaan dari pacar saya. Saya pernah pake pengaman mbak waktu melakukan
hubungan intim, rasanya sih sama aja ya mbak tapi kalo pake pengaman itu lebih aman aja, biar saya ga hamil.
Kalau sampai hamil dengan pacar yang sekarang sih sepakat menggurkan, karena kita mikirnya kondisi
masih ikut orang tua, masih kuliah itu beban banget. ”
15
“Saya mulai melakukan seks itu umur 18 tahun awal kuliah. Saya melakukan seks dengan 3 orang. Sama
yang LDR, B dan T. Saya melakukan seks itu di hotel dan di kos, saya nggak pernah menggunakan pengaman.
Karena rasanya itu ga enak. Sebenarnya saya sudah janji tidak akan melakukan seks, tapi kondisi pertama
kali seks itu karena sedikit dipaksa. Jadi gini mbak ketika sudah melakukan seks tiba-tiba nggak melakukan
seks pasti ada gejala-gejala fisik kurang enak lah, lemes lah tapi saya bukan hypersex lho mbak.”
16
“Waktu itu saya melakukan seks karena suka sama suka. Saya waktu itu ga tau kalau saya hamil, tapi kok
udah 3 bulan ga mens terus badan saya sering pusing muntah-muntah. Akhirnya kakak saya tanya dan desak
buat ke dokter dari situ saya baru tahu saya hamil. Keluargaku ga marah-marah mbak sama saya, mungkin
mereka takut kalau aku dimarahin saku bakalan nekat. Saya ditanya siapa yang bapaknya, terus saya jawab
Wahyu. Sebelumnya itu Wahyu tiba-tiba ngilang mbak, dan waktu didatengin kakak-kakak saya Wahyu itu
seminggu lagi udah mau nikah dong mbak. Perasaan saya kalut, bingung ga tau harus giman. Tapi akhirnya
kami dinikahkan tapi secara “siri” dan si Wahyu sudah dibilangin bahwa dia ga boleh dateng lagi ke rumahku.
15
Trasnkrip w aw ancara dengan B, t anggal 26 Februar i 2014.
16
Transkrip w aw ancara dengan N, t anggal 26 M ar et 2014.
43
Pernikahan siri itu saya yang mau mbak, karena saya ga kuat dimadu.”
17
. Perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja pada saat berpacaran
tentu membahayakan pelakunya, diantaranya dapat menyebabkan kehamilan dan penyakit. Perilaku seksual pranikah sudah jelas tidak mengindahkan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat. Di Indonesia, hubungan suami istri dan segala hal yang boleh dilakukannya diatur melalui lembaga agama dan negara serta
disahkan menurut peraturan agama dalam bentuk institusi pernikahan. Akan tetapi remaja sekarang dalam berpacaran saja sudah melakukan hubungan seks pranikah,
dan tidak hanya dilakukan sekali tetapi berulang kali dan tidak menggunakan pengaman kondom. Kondom digunakan untuk mencegah kehamilan. Karena
tidak menggunakan pengaman maka terjadilah kehamilan. Akhirnya ada narasumber yang hamil dan melakukan pernikah siri. Pernikahan sirih merupakan
pernikahan yang sah secara agama namun tidak sah menurut negara. Dari sini terlihat bahwa ketika seseorang melakukan pernikahan sirih maka pihak
perempuanlah yang selalu dirugikan. Selain tidak sah secara hukum, anak tersebut nantinya akan kehilangan hubungan hukum terhadap ayah. Sehingga tidak jarang
perempuan dan anak kehilangan hak mereka seperti hak nafkah, warisan jika si ayah meninggal, serta isteri yang tidak akan mendapatkan harta gono-gini ketika
bercerai. Dalam hal ini fungsi dan tujuan dari lembaga-lembaga keluarga, agama
dan kesehatan tidak berhasil menerapkan nilai dan norma yang seharusnya dijadikan pedoman dan pegangan masyarakat dalam berperilaku. Adanya
pertentangan antara nilai dan norma yang tertulis dengan realita yang terjadi.
17
Transkrip w aw ancara dengan X, t anggal 12 M ei 2014.
44
5.3 Faktor – Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Di Kalangan Remaja