lebih  penuh.  Konseli  sebagai  orang  yang  paling  mengetahui  dirinya  sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas dari dirinya.
Rogers  memandang  bahwa  konseli  memiliki  kemampuan  dan  kesanggupan untuk  berlaku  sehat  dan  jauh  dari  perilaku  menyimpang.  Pendekatan  ini
memandang  bahwa  manusia  tidak  perlu  dilakukan  pengubahan  perilaku  untuk mencapai bentuk perilaku yang diharapkan. Konselor dalam melalui pendekatan
ini  memandang  konseli  mampu  melakukan  pilihan-pilihan  yang  berakar  pada kesanggupan pribadi, kesadaran, dan tanggung jawab.
D. Diagnosis
Masalah  yang  sebenarnya  sedang  dihadapi  oleh  beberapa  siswa  tersebut adalah  pengaruh  dari  lingkungan  untuk  mencoba  hal
–  hal  baru  yang  mereka
anggap menyenangkan dan keren. E.
Prognosis
Permasalahan    enam  konseli  tersebut  dapat  diselesaikan  dengan  cara membantu  konseli  untuk  mendapatkan  kesadarannya  sendiri  atas  segala  bentuk
perilaku  dan  pemikirannya  sendiri.  Sehingga  apapun  yang  diperbuat  konseli merupakan  hal  yang  menurutnya  benar  dan  pantas  untuk  didapatkan  dan  ia
lakukan. Dalam hal ini melalui pendekatan Person Centered, semua konseli diajak untuk  merefleksi  dirinya  apakah  tingkah  lakunya  maupun  perilakunya  saat  ini
sudah  merupakan  hal  yang  memang  selayaknya  ia  lakukan.  Selain  itu  Konseli juga diajak untuk dapat mengintrospeksi diri kaitannya dengan pilihannya dalam
memprioritaskan kepentingan seperti belajar dan bermain.
F. Tujuan Konseling
Secara  ideal  tujuan  konseling  berpusat  pada  person  tidak  terbatas  oleh tercapainya  pribadi  yang  kongruensi  saja.  Bagi  Rogers  tujuan  konseling  pada
dasarnya sama dengan tujuan kehidupan ini, yaitu apa  yang disebut dengan  fully functioning  person,  yaitu  pribadi  yang  berfungsi  sepenuhnya.  Rogers
beranggapan  bahwa  fully  functioning  person  merupakan  hasil  dari  proses  dan karena  itu  lebih  bersifat  becoming,  sedangkan  aktualisasi  diri  sebagaimana  yang
dikemukakan  Maslow  merupakan  keadaan  akhir  dari  kematangan  mental  dan emosional, karena itu lebih merupakan self-being Cottone, 1991.
Tujuan  Konseling  dengan  pendekatan  Person  Centered  pada  konseling kelompok  tersebut  yaitu,  ke-6  siswa  tersebut  dapat  mengembangkan  segala
kemampuan  dirinya  dalam  rangka  menemukan  jati  dirinya  dan    untuk  melawan segala  hal  pengaruh  dari  lingkungan  yang  membuatnya  terganggu  hingga  dapat
mewujudkan  kesempurnaan  hidupnya  dan  dapat  membuat  dirinya  lebih bermakna.
G. Layanan Konseling