4. Agama : Islam
5. Kelas : IX B
Konseli VI
1. Nama Lengkap : Muhammad Gayuh Presetia
2. Nama Inisial : MG
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Agama : Islam
5. Kelas : IX B
B. Deskripsikan Masalah
Proses konseling diawali dari laporan salah satu siswa yang melaporkan kepada Guru BK bahwa seluruh konseli merokok elekrik di kelas, sebelum proses
konseling berlangsung rokok yang digunakan mereka untuk merokok di kelas sudah terlebih dahulu disita oleh salah satu guru yang mengetahui kejadian
tersebut. Kejadian konseli merokok elektrik tersebut berlangsung pada hari Sabtu
tanggal 15 Agustus 2015 di ruang kelas IX B. Seluruh konseli mengaku jika mereka merokok elektrik di dalam kelas ketika jam istirahat dan teman
– teman tidak yang lain tidak berada di kelas. Konseli menceritakan bahwa perbuatan
tersebut pertama kali di lakukan di sekolah maupun di rumah, sebelumnya konseli tidak pernah mencoba merokok. Pemilik rokok elektrik adalah konseli RF dan
MG, RF mendapatkan rokok elektrik dengan cara membeli online. RF mengakui jika membeli rokok tersebut untuk tidak digunakan sendiri melainkan dijual ke
teman – teman yang lain. Dalam proses jual beli rokok tersebut RF membeli 2
rokok elektrik dari online shop namun baru satu yang terjual,satu lagi belum terjual dan dibawa ke sekolah. Berbeda dengan MG pemiliki rokok elektrik yang
lain, MG mengaku membeli rokok tersebut di pedagang kaki lima tanpa ditanyai oleh pedagang tersebut rokok dibeli untuk siapa. MG dan RF sama
– sama membawa rokok eletrik tersebut ke sekolah sehingga memicu teman
– teman yang lain untuk mencoba rokok elektrik. Di percobaan pertama tersebut seluruh
konseli mengaku kalau terbatuk – batuk saat mencoba dan rasanya pun tidak
enak.
C. Kerangka Kerja Teoritik
Pendekatan yang dipilih menggunakan Person Centered. Pendekatan ini dikembangkan oleh Carl Rogers sebagai bentuk reaksi atas beberapa kekurangan
dalam teknik psikoanalisa. Pendekatan ini difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan konseli untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara
lebih penuh. Konseli sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas dari dirinya.
Rogers memandang bahwa konseli memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk berlaku sehat dan jauh dari perilaku menyimpang. Pendekatan ini
memandang bahwa manusia tidak perlu dilakukan pengubahan perilaku untuk mencapai bentuk perilaku yang diharapkan. Konselor dalam melalui pendekatan
ini memandang konseli mampu melakukan pilihan-pilihan yang berakar pada kesanggupan pribadi, kesadaran, dan tanggung jawab.
D. Diagnosis