sedapat mungkin. Kontribusi terbesar konseling behavioral adalah bagaimana memodifikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga terjadi proses
belajar untuk perubahan perilaku.
b Teknik Teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah konseli ada beberapa,
diantaranya : a. Mengonfrontasikan konseli
b. Memberikan pilihan – pilihan .
c. Operan condition.
c Langkah-langkah Konseling yang Ditempuh
a. Konselor bersama dengan konseli mengidentifikasi pikiran negatif yang ada pada diri konseli.
b. Konselor menegaskan tentang akibat dari pikiran negatifnya tersebut terhadap afektif dan perilakunya.
c. Konselor membantu konseli untuk mencoba agar adapat membuka pemikiran konseli ke arah yang lebih positif.
d. Konselor memberikan pilihan-pilihan terhadap konseli.
8. Hasil Layanan yang Dicapai
Hasil layanan yang dicapai dalam proses konseling ini adalah:
a Konseli merasa beban masalahnya telah terkurangi dengan menceritakan masalah beratnya pada orang lain.
b Konseli memiliki kesadaran penuh pada dirinya, bahwa masalahnya hanya dapat diseleseaikan oleh dirinya sendiri, sehingga hanya dirinya yang dapat
merubah dan menemukan jalan keluarnya sendiri terhadap permasalahan yang dihadapinya.
c Konseli memiliki kesadaran bahwa masalah tersebut jika dibiarkan akan menjadi masalah yang serius yang akan berdampak pada proses belajar di
sekolah, sehingga konseli ingin mencoba untuk bisa bersosialisasi dengan teman
– temannya.
9. Rencana Tindak Lanjut
Pada pertemuan konseling selanjutnya, konselor mencoba menanyakan sejauh mana konseli melakukan perubahan atas dirinya, dan langkah-langkah apa saja
yang telah dibuat oleh konseli, sehingga konselor dapat terus memantau dan mendampingi setiap keputusan konseli.
YOGYAKARTA, 22 Agustus 2015
LAPORAN PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL 1.
Identitas Konseli
Nama : Bimo Widiatmoko
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat asal : Yogyakarta
SekolahPendidikan : Kelas VII D SMP Negeri 1 Ngemplak
2. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan
Konseli adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Ngemplak. BW mengalami kesulitan ketika diminta untuk maju di depan kelas ketika
menyiapkan teman – temannya untuk pulang sekolah. Awalnya BW hanya
menunduk tidak berani melihat teman – temannya di kelas, tidak lama setelah
itu BW menangis sesenggukan. BW mengaku jika kejadian tersebut sering terjadi, BW merasa gugup ketika maju di depan kelas. Keajadian ini berawal
ketika kelas 1 SD, saat itu BW bukan orang yang gugup untuk tampil di depan kelas. Suatu hari ketika pelajaran Bahasa Indonesia, guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia menawarkan pada murid – murid di kelas untuk maju ke
depan kelas membacakan salah satu kalimat dalam sebuah paragraf, BW memberanikan diri untuk maju ke depan kelas, namun ternyata BW
membacakan kalimat yang salah menyebabkan teman – teman di kelasnnya
mentertawakan BW. Ketika itu BW langsung menangis dan semenjak itu teman
– teman sekelas BW selalu mengejek dan mentertawakan BW ketika maju di depan kelas. Hal tersebut yang menyebabkan BW selalu gugup
bahkan sampai menangis ketika diminat untuk maju ke depan kelas, terlebih lagi salah satu teman ketika SD yang suka mengejek BW berasa di kelas yang
sama dengan BW. BW ingin seperti teman – temannya yang bisa dengan
mudah maju ke depan kelas tanpa merasakan gugup atau bahkan menangis. Namun ingatan ketika dulu masih SD selalu membayangi BW, saat tidak
berada di depan kelas ketika BW teringat kejadian ketika SD tersebut selalu
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 NGEMPLAK
Alamat: Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, DIY 0274 4461001
membuat BW menangis. BW masih menyimpan rasa sakit yang dihadirkan oleh teman
– teman konseli.
3. Kerangka Kerja Teoritik