ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR TERHADAP ROA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK PADA TAHUN 2012

(1)

ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR TERHADAP ROA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK

PADA TAHUN 2012 ABSTRAK

Oleh : DESNATARI

0741011112

Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamanya adalah perusahaan – perusahaan pada sektor perbankan. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank Manditi Tbk sebagai salah satu bank BUMN yang menjual sahamnya di pasar modal perlu dilihat kinerja keuangannya agar dapat dinilai oleh Investor.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah CAR, BOPO, NPM, NIM dan LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangna Bank Mandiri tahun 2012. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah CAR, BOPO, NPM, NIM dan LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank mandiri tahun 2012.

Setelah dilakukan penelitian dengan membandingkan rasio-rasio CAR, BOPO, NPM, NIM, dan LDR Bank Mandiri dengan bangk swasta yang juga menjual sahamnya di pasar modal didapat hasil sebagai berikut : Rata – rata CAR Bank Mandiri periode 2010 – 2012 yaitu 18.84% dan rata – rata CAR BCA yaitu 13,60%. Rata – rata NPL Bank Mandiri Periode 2010 – 2012 yaitu 4,99% dan rata – rata NPL BCA yaitu 3.22%. rata - rata rasio BOPO BCA yaitu 82.98%. rata – rata rasio ROA Bank Mandiri periode 2010 – 2012 yaitu 1,56% dan rata – rata ROA BCA yaitu 1.23%. rata – rata rasio LDR Bank Mandiri Periode 2010 - 2012 Yaitu 91.72% dan rata – rata LDR BCA yaitu 97.63%.

Berdasarkan hasil penelitian, disampaikan saran sebagai berikut : Bank Mandiri mampu mempertahankan meningkarkan kinerja keuangannya agar dapat menambah nilai bank itu sendiri. Bagi Bank Mandiri diharapkan mampu mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas bank agar dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.


(2)

ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR TERHADAP ROA PT. BANK MANDIRI ( PERSERO ) TBK

PADA TAHUN 2012

Oleh DESNATARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung tanggal 15 Desember 1985 anak kedua dari tiga bersaudara Fajar Noviandi, SE. Dan Muhammad Riski Kurniawan, SE. Anak Kandung dari Muhammad Kohar, SE dan Juwita Pastiana.

Jenjang pendidikan yang pernah di tempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Raya Bandar Lampung yang di selesaikan pada tahun 1997, Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Lampung yang di selesaikan pada tahun 2003. Penulis Melanjutkan kejenjang perguruan tinggi pada program Diploma Tiga dijurusan Manajemen Program Studi Diploma Tiga Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen ( Non Reguler ) di Universitas Lampung.


(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

Ayah dan Ibu Tercinta

Terima kasih Ayah atas perjuanganmu untukku dapat

melanjutkan pendidikan sampai jenjang ini. Dan terima kasih ibu yang tak

henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta

do’a kepada anakmu ini.

Kakak dan adikku tersayang, yang senantiasa memberikan doa dan semangat

untuk mencapai keberhasilanku.


(8)

MOTO

Sungguh bersama kesukaran dan keringanan, karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain ). Dan kepada Tuhan, berharaplah.

(Q.S AL- Insyirah 6-8 )

Dan aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari Tuhan dan aku percaya dia akan selalu memmberi yang terbaik untukku yang telah ia tetapkan.


(9)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘‘Analisis Likuiditas

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia ( BEI) Tahun 2012’’.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Satria Bangsawan,SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

2. .Bapak Moneyzar Usman,SE., M.Si. selaku pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Habibullah Dzimat, SE., M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Muhidin Sirat, SE., M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

5. Bapak M Syatibi, Ch, SE selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan perhatiannya dalam proses menyusun skripsi ini. 6. Bapak Renaldi Bursan, SE. M.M selaku Dosen Pembimbing, terima kasih

atas waktu dan bimbingannya.

7. Seluruh staff/TU Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang banyak memberikan bantuan .

8. Kedua orang tuaku tersayang, untuk ibuku Juwita pastiana terima kasih atas segala doa dan ridhonya, dan untuk ayahku M Khohar, SE. Terimakasin atas dukungan dan motinasinya.

9. Suamiku tercinta Rudi Ruskandi, ST. Terima kasih atas dukungan , dorongan serta segala motivasi yang telah diberikan untuk saya.


(10)

10.Anak- anakku tercinta Aqila Khairunnisa Ruskandi dan Alliqa Khairanni Ruskandi karena telah menjadi penyemangat dalam hidup bunda.

11.Saudara- saudaraku Fajar Noviandi,SE dan M Riski Kurniawan,SE yang banyak memberikan dukungannya.

12.Ayah mertuaku Alm. Suwarto B,Sc atas tuntutannya, dan ibu mertuaku Rosdiana untuk segala doa dan dukungannya.

13.Saudara iparku Tri Joko Sasongko dan Kartika Dewi,SE atas dukungannya dalam proses penyelesaian studi ini .

14.Pimpinan sekolah Pelita Bangsa, kepada Bu Yanti Sutanto,M.Pd. ibu Sinta Damayanti,S.Sos atas segala dorongannya.

15.Andriana Susmayanti,M.Pd , Shinta Widia,M.Pd dan Lili Lidiasari yang selalu setia membantu.

16.Rekan- rekan mahasiswa / mahasiswi manajemen non reguler, teruntuk Dian Purnamasari sahabatku terimakasih atas kerja sama dan motivasinya, Reny Herawati, Abdul Maji, dan rekan – rekan yang tidak dapat disebut satu persatu terima kasih atas segala kerja keras dan kerja sama yang telah kita bangun selama ini. Keep up the work guys.

17.Terimakasih untuk diri sendiri selalu mampu menjaga kekuatan fikiran dan jasmani dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi peneliti selanjutnya.

Bandar Lampung, September 2014 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 9

1.4. Kerangka Pemikiran ... 10

1.4.1. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 10

1.4.2. Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 12

1.4.3. Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 13

1.4.4. Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)... 15

1.4.5. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 17


(12)

1.5. Hipotesis ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return On Asset... 20

2.1.1. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 23

2.1.2. Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 25

2.1.3. Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 26

2.1.4. Net Interest Margin (NIM) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 28

2.1.5. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.1.1 Jenis Data ... 32

3.1.2 Sumber Data ... 32

3.2. Populasi dan Sampel ... 33

3.2.1 Populasi ... 33

3.2.2 Sampel ... 33

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 33


(13)

3.4.1 Return On Asset (ROA)... 34

3.4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 34

3.4.3 Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)... 35

3.4.4 Non Performing Loan (NPL) ... 35

3.4.5 Net Interest Margin (NIM) ... 36

35.6 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 36

3.5 Teknik Analisis Data ... 37

3.5.1 Analisis Kinerja Perbankan ... 37

3.5.2 Analisis Regresi Berganda ... 37

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 38

3.5.3.1 Uji t ... 38

3.5.3.2 Uji F ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perbandingan Nilai CAR ...43

4.2 Analisis Perbandingan Non Performing Loan (NPL)...46

4.3 Analisis Likuiditas ...49

4.3.1 Analisis Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional...40

4.3.2 Analisis Perbandingan Return on Asset (ROA)...43

4.4 Analisis Perbandingan Loan to Deposit Ratio (LDR)...46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 53


(14)

5.2 Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Rata-Rata Nilai CAR Bank Mandiri dengan BCA ... 41

4.2 Hasil Uji CAR BankMandiri dengan Bank Swasta ... 42

4.3 Rata-Rata Nilai NPL BankMandiri dengan BCA ... 44

4.4 Hasil Uji NPL Bank Mandiri dengan BCA ... 45

4.5 Perbandingan Rasio BOPO... 46

4.6 Hasil Uji BOPO BankMandiri dengan BCA ... 47

4.7 Perbandingan Rasio ROA ... 48

4.8 Hasil Uji ROA BankMandiri dengan Bank Swasta ... 49

4.9 Data Loan to Deposit Ratio ... 50


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lampiran Data Rasio Keuangan 2. Lampiran Hasil Uji Beda


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi

pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Ali (2006), bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usaha untuk

beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang

dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek. Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua orang yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya seharihari, sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak dari

kemampuan para pemilik usaha tersebut (Jaya, 1998).

Terjadinya krisis moneter di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membawa dampak pada sektor perbankan. Krisis moneter mengakibatkan banyaknya bank


(19)

2

yang mengalami kredit macet. Hal tersebut mempengaruhi iklim investasi pasar modal dibidang perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Pohan (2002), krisis moneter di Indonesia secara umum dapat dikatakan

merupakan imbas dari lemahnya kualitas system perbankan. Liberalisasi sektor perbankan sejak tahun 1988 lebih banyakberimplikasi pada peningkatan kuantitas daripada kualitas lembaga perbankan, sehingga efisiensi dan stabilitas perbankan masih jauh dari yang diharapkan.

Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan, lemahnya manajemen bank, moral hazard yang timbul akibat mekanisme exit yang belum tegas serta belum efektifnya pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia. Sedangkan menurut Ali, (2006), penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia bukan lemahnya fundamental ekonomi, tetapi karena merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Kondisi perbankan ini mendorong pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk melakukan penilaian atas kesehatan bank. Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari sebuah bank adalah investor sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar. Dengan menggunakan rasio keuangan, investor dapat mengetahui kinerja suatu bank. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muljono (1999) bahwa perbandingan dalam bentuk rasio menghasilkan angka yang lebih obyektif, karena pengukuran kinerja tersebut lebih dapat dibandingkan dengan bank-bank yang lain ataupun dengan periode sebelumnya.


(20)

3

Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui berbagai macam variable atau indikator. Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalahlaporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuahperusahaan publik meningkat, nilai keusahaannya akan semakin tinggi.Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1995), kinerja perusahaan dapatdiukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasiposisi dan kinerja keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasaruntuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa depan dan hal-hal lainyang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran deviden, upah,pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhikomitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harusdicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminandari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengalokasikan sumberdayanya.

Menurut Sofyan (2003), kinerja perbankan dapat diukur denganmenggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bungasimpanan, dan

profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannyamenyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yanglemah dan menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitiannya diisimpulkanbahwa profitabilitas

merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukurkinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of returnequity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA)pada industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuanperusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkanReturn on Equity (ROE) hanya


(21)

4

mengukur return yang diperoleh dari investasipemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Sehingga dalampenelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan.

Alasan dipilihnya Return on Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalahkarena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalammenghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakinbesar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkatkembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berartiprofitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalahpeningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan,1998).

Beberapa faktor yang bepengaruh terhadap kinerja bank adalah CAR,BOPO, NPL, NIM, dan LDR. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasiokeuangan yang berkaitan dengan permodalan perbankan dimana besarnyamodal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu banksecara efisien menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh banktersebut mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehinggakekayaan bank (kekayaan pemegang saham) diharapkan akan semakinmeningkat demikian juga sebaliknya (Muljono, 1999). Dengan demikianCapital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh terhadap kinerja bank.


(22)

5

Menurut ketentuan Bank Indonesia, BOPO merupakan perbandingan antaratotal biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Efisiensi operasi dilakukanoleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya

yangberhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuaidengan harapan pihak manajemen dan pemegang saham) serta

digunakanuntuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua factor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, 2005).

Dengandemikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan dengan rasio BOPOakan mempengaruhi kinerja bank tersebut.

Bank dalam menjalankan operasinya tentunya tak lepas dari berbagaimacam risiko. Risiko usaha bank merupakan tingkat ketidak pastian mengenaisuatu hasil yang diperkirakan atau diharapkan akan diterima (Permono, 2000).Non

Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang bekaitan denganrisiko kredit. Menurut Ali (2006), risiko kredit adalah risiko dari kemungkinanterjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredityang diberikan bank kepada debitur. Non Performing Loan adalahperbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang di berikankepada debitur. Bank dikatakan mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknyakredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikankepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akanmemperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biayalainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebutakan mengganggu kinerja bank tersebut.


(23)

6

Kemudian Net Interest Margin (NIM)mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabelpasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank. Berdasarkan peraturan BankIndonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukurdari selisih antar suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjamanyang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara totalbiaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalamistilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005). Dengandemikian besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang padaakhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut. Sementara Loan to DepositRatio (LDR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank

untukmemenihi kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga semakin tinggi LDR makalaba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut

mampumenyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, makakinerja bank juga meningkat. Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR suatubank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatdisimpulkan

terjadinya suatu kesenjangan (gap) antara teori yang selama inidianggap benar dan selalu diterapkan pada industri perbankan dengan kondisiempiris bisnis

perbankan.Hal tersebut diperkuat dengan adanya beberapa riset gap antarapeneliti satu dengan peneliti yang lain, perbedaan pendapat antar penelitisecara garis besar dapat dipaparkan seperti keterangan dibawah ini.


(24)

7

Menurut Mawardi (2005), dalam penelitiannya tentang analisis factor-faktoryang mempengaruhi kinerja bank umum di Indonesia dimana CAR danNIM

berpengaruh positif terhadap ROA, sementara BOPO dan NPLberpengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan olehWerdaningtyas (2002), tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas BankTake Over pramerger di Indonesia menunjukkan bahwa CAR berpengaruhpositif terhadap ROA, LDR berpengaruh negatif terhadap ROA, dan PangsaPasar tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Sementara Usman (2003),dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif terhadapROA dikarenakan ROA dipengaruhi oleh laba, kemudian LDR berpengaruhsignifikan terhadap laba bank sehingga diprediksikan LDR juga mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap ROA, serta NPL tidak berpengaruhsignifikan terhadap perubahan laba. Sarifudin (2005), dalam penelitiannyamenyatakan bahwa diantara variable CAR, BOPO, NPM, NIM, DER danLDR, hanya variable BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap Laba.Sample yang digunakan adalah perbankan yang tercatat di BEJ periode 2000-2002 sebanyak 19 bank. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Suyono(2005), diketahui bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ROAadalah CAR, BOPO, dan LDR. Untuk variable NIM, NPL, pertumbuhan labadan pertumbuhan kredit tidak menunjukkan hasil yang signifikan

terhadapROA.

Paparan diatas memperkuat alasan perlunya diadakan penelitian ini,yaitu analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadapkinerja keuangan


(25)

8

perbankan yang tercatat di BEJ. Sehubungan dengan haltersebut diatas, maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh dari Capital Adequacy Ratio (CAR)terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset(ROA)?

2. Apakah terdapat pengaruh dari BOPO terhadap kinerja perbankanyang diukur dengan Return on Asset (ROA)?

3. Apakah terdapat pengaruh dari Non Performing Loan (NPL)terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset(ROA)?

4. Apakah terdapat pengaruh dari Net Interest Margin (NIM) terhadapkinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)?

5. Apakah terdapat pengaruh dari Loan Deposit Ratio (LDR) terhadapkinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadapkinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA).

2. Menganalisis pengaruh (BOPO) terhadap kinerja perbankan yangdiukur dengan Return on Asset (ROA).

3. Menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadapkinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA).


(26)

9

4. Menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerjaperbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA). 5. Menganalisis pengaruh Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap

kinerjaperbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA).

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka kegunaan yangdiperoleh dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satudasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidangkeuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerjaperusahaan dan

pemegang saham, sehingga saham perusahaannyadapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar.

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumberinformasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusaninvestasi saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensiuntuk penelitian selanjutnya.


(27)

10

1.4 Kerangka Pemikiran

1.4.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA).

Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untuk peningkatan modal (SE. Intern BI, 2004). Secara teknis, analisis tentang permodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas, atau juga disebut capital adequacy analysis, yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien, apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, dan apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) akan semakin besar atau semakin kecil (Muljono, 1999).

Lebih lanjut lagi menurut Muljono, untuk mengukur kemampuan permodalan tersebut digunakan : primary ratio, capital ratio dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Kemudian Hempel, (1986) menyatakan bahwa ada tiga bentuk dasar dari modal bank, yaitu pinjaman subordinasi, saham preferen, dan common equity. Yang termasuk pinjaman subordinasi adalah segala bentuk kewajiban yang mengandung bunga, untuk dibayar dalam jumlah yang tetap diwaktu yang akan datang. Saham preferen adalah saham yangdeviden dan asset klaimnya dapat di subordinasikan kepada deposan dan seluruh kreditur bank umum. Sementara common equity adalah total dari saham biasa, laba ditahan, dan saham cadangan.


(28)

11

Jumlah kebutuhan modal suatu bank meningkat dari waktu kewaktu tergantung dari tiga pertimbangan, yaitu tingkat pertumbuhan asset dan simpanan,

persyaratan kecukupan modal dari pihak yang berwenang, dan ketersediaan serta biaya modal bank (Hempel, 1986). Menurut Muljono (1999), Capital Adequacy Ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya.

Sementara menurut Peraturan Bank Indonesia, CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 8%, jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8% berarti bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha bank, kemudian jika rasio CAR diatas 8% menunjukkan bahwa bank tersebut semakin solvable. Dengan semakin meningkatnya tingkat

solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada

meningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki bank tersebut.


(29)

12

1.4.2 Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA).

Peter Drucker, dalam Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan menggunakan sumber daya yang tidak perlu. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005).

Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.

Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya(SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk


(30)

13

rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka banktersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Pada penelitian ini variabel BOPO diambil sebagai salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank, karena bagaimanapun juga jika kita berbicara mengenai kinerja suatu perusahaan pastilah juga berhubungan dengan efisiensi operasi perusahaan tersebut.

1.4.3 Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA)

Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Risiko akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor situasi lingkungan eksternal dan internal perkembangan kegiatan usaha perbankan yang semakin pesat. Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

counterparty memenuhi kewajiban. Sementara menurut Susilo, et al. (1999), risiko

kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai hal, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain.

Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan.


(31)

14

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang operasinya memberikan kredit, karena makin besar piutang akan semakin besar resikonya (Riyanto, 1997). Oleh karena itu perlu diantisipasi kemungkinan risiko yang mungkin timbul dalam rangka menjalankan usaha. Sehingga manajemen perlu meminimalisir risiko yang mungkin terjadi alam pengelolaan faktor produksi, sumber dana dan sumber daya yang lain. Pengukuran risiko sangat berhubungan dengan pengukuran return, hal ini disebabkan karena bank menghadapi risiko yang mungkin timbul dalam rangka mendapatkan suatu return tertentu.

Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar (dalam hal ini kredit bermasalah) menjadi kecil.aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antaralain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untukkebutuhan likuiditas harian, rasio


(32)

15

konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif kurang stabil, dan

penyebaran sumber dana pihak ketigayang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan.

1.4.4 Net Interest Margin (NIM) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).

Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasardari portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut bias mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dannilai tukar. Secara umum kinerja bank diukur dengan menggunakanvariable pertumbuhan pangsa pasar, variable profitabilitas dan variablerate on return (Tainio, 2000). Kinerja bank menurun atau meningkatditentukan oleh kombinasi faktor lingkungan, strategi dan struktur. Menurut Tainio, (2000), Lenz mengidentifikasikan ada enam faktor

yangmenentukan kinerja organisasi, yaitu : 1). Properties of the environment(yang meliputi struktur pasar, dan posisi persaingan dari unit bisnis); 2).Environment, organization, structure; 3). Organization structure;4)Strategy; 5). Market conditions; 6). Quality of management.

Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satuproksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasardapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding)dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentukabsolute, yang merupakan selisih antara total biaya


(33)

16

bunga pendanaandengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakanNet Interest Margin (NIM).

Rasio ini digunakan untuk mengukurkemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untukmenghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersihdiperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio inimenunjukkan kemampuan bank dalam memperolah

pendapatanoperasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman(kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalampenempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.

Standar yang ditetapkanBank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakin besar rasioini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yangdikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisibermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakinbesar net interest margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin besarpula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti

kinerjakeuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengansebaliknya, jika net interest margin (NIM) semakin kecil, return on assetjuga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.


(34)

17

1.4.5Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).

Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masayang akan datang, merupakan pemahaman konsep likuiditas dalamindikator ini. Menurut Ali, (2006), pengaturan likuiditas terutamadimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajibannyayang harus segera dibayar. Likuiditas dinilai denganmengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antaralain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untukkebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak ketigayang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan.

Menurut BankIndonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi

kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yanglain. Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelolasecara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaanlikuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnyasecara cepat dengan kerugian yang minimal (SE. Intern BI, 2004).

Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80% hingga 110%. Jika angkarasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80%


(35)

18

(misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkansebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsiutama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yangkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasioLDR 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkankepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa banktersebut tidak

menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasioLDR bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikanbank tersebut melebihi dana yang dihimpun.

Semakin tinggi LDR menunjukkan semakinriskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDRmenunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Jikarasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (denganasumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan

efektif).Dengan meningkatnya laba, maka return on asset (ROA) juga akanmeningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk return onasset (ROA).


(36)

19

Berdasarkan kerangka pemikiran maka model penelitian sebagai berikut:

1.5 Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuanpenelitian serta telaah pustaka seperti yang telah diuraikan tersebut di atas,maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1 : CAR berpengaruh positif terhadap ROA. 2. H2 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. 3. H3 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. 4. H4 : NIM berpengaruh positif terhadap ROA. 5. H5 : LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

CAR

ROA BOPO

NIM NPL


(37)

20

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Return On Asset

Tujuan dasar dari manajemen suatu unit usaha bisnis adalah

untukmemaksimalkan nilai dari investasi yang ditanamkan oleh pemilik modalterhadap unit usaha bisnis tersebut dalam hal ini adalah perusahaan yangdibangun oleh pemilik modal. Kemudian saat perusahaan

tersebutberkembang semakin besar dan lebih jauh lagi perusahaan tersebut

sudah“go public” di pasar modal yang efisien, tujuan perusahaan tersebutberubah

menjadi bagaimana perusahaan tersebut memaksimalkan “earningper share”-nya.

Untuk mengukur keberhasilan suatu manajemen dalammeraih tujuan perusahaan, return dan risk dapat digunakan sebagai ukurankeberhasilan suatu perusahaan, yaitu dengan menganalisis laporankeuangan perusahaan tersebut. Hal diatas juga berlaku untuk perusahaanyang bergerak dibidang perbankan (Mawardi, 2005).

Menurut Hempel (1986), return diukur dengan menggunakanprofitability

analysis, sedangkan risk diukur dengan menggunakanvariabilitas sales, cost, dan difersifikasi portofolio. Pengukuran return danrisk tersebut dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan yangsejenis. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa return yang tinggidapat dicapai dengan menanggung resiko yang tinggi


(38)

21

pula. Sehinggadalam rangka memaksimalkan nilai investasi dari pemilik, keseimbangantrade off antara return dan risk perlu selalu dijaga. Dengan manajemenyang efektif dan efisien, kita bisa mengetahui risiko-risiko yang dihadapisaat kita menginginkan tingkat return tertentu. Dalam perbankan, besarkecilnya return dan risk yang melekat dalam perusahaan tersebut,tercermin dalam laporan keuangannya. Dengan membaca laporankeuangan suatu

perusahaan kita dapat mengetahui bagaimana kinerjakeuangan perusahaan tersebut (dalam hal ini perusahaan perbankan),sehingga keputusan-keputusan manajemen yang diambil tidak akanmembawa perusahaan kepada kebangkrutan.

Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan,analis keuangan membutuhkan suatu ukuran. Ukuran yang seringdipergunakan dalam hal ini adalah rasio atau index yang menghubungkanantara dua data keuangan. Salah satu bentuk penggunaan rasio keuanganadalah analysis trend. Menurut Horne (1995), analisis trend dari rasiokeuangan mempunyai dua tipe

perbandingan salah satunya adalah rasiokeuangan dituangkan dalam spreadsheet untuk periode beberapa tahun,sehingga dapat mempelajari komposisi dan faktor-faktor yangmenyebabkan perusahaan tersebut berkembang atau bahkan menurun.

Informasi tentang kinerja keuangan pada lembaga keuangan (dalamhal ini perbankan) dalam periode tertentu, dapat diketahui denganmenganalisis rasio-rasio keuangan. Menurut Seiford (1999), menyatakanbahwa profitabilitas

merupakan kemampuan bank untuk mendapatkanrevenue atau profit pada jangka waktu tertentu dengan menggunakantenaga kerja, asset dan modal. Kemudian


(39)

22

Muljono (1999) berpendapatbahwa profitabilitas atau rentabilitas dapat dukur dengan gross profitmargin, net profit margin, return on equity capital, return on asset, danreturn on specific asset. Profitabilitas juga dapat diukur

denganmenggunakan interest margin, net margin, asset utilization, return onasset , leverage multiplier, dan return on capital (Hempel, 1986). Rasioprofitabilitas dimaksudkan untuk mengukur profitabilitas pengguna aktivaperusahaan (Husnan, 1998).

Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatuperusahaan yang dalam hal ini pasti berorientasi pada profit motif ataukeuntungan yang diraih oleh perusahaan tersebut. Menurut Shapiro (1992),Profitability analysis yang diimplementasikan dengan profitability ratio,disebut juga operating ratio. Dalam operating ratio tersebut, terdapat duatipe rasio yaitu margin on sale dan return on asset. Profit margin,digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mengendalikanpengeluaran yang berhubungan dengan penjualan, yaitu meliputi grossprofit margin, operating profit margin, dan net profit margin.

Hubunganantara return on asset dan share holder equity ada dua ukuran, yakniReturn On Asset (ROA) yang biasanya juga disebut Return On

Investment(ROI) dan Return On Equity (ROE). Return On Asset (ROA) dalam hal inilebih memfokuskan kemampuan perusahaan dalam memperoleh earningdalam operasi perusahaan, sementara Return On Equity (ROE) hanyamengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalambisnis tersebut (Mawardi, 2005).


(40)

23

2.1.1Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).

Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untukkepentingan ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerapkerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuanKewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untukpeningkatan modal (SE. Intern BI, 2004). Secara teknis, analisis tentangpermodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas, atau juga disebutcapital adequacy analysis, yang mempunyai tujuan untuk mengetahuiapakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukungkegiatan bank yang dilakukan secara efisien, apakah permodalan banktersebut akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapatdihindarkan, dan apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) akansemakin besar atau semakin kecil (Muljono, 1999).

Lebih lanjut lagimenurut Muljono, untuk mengukur kemampuan permodalan tersebutdigunakan : primary ratio, capital ratio dan Capital Adequacy

Ratio(CAR). Kemudian Hempel, (1986) menyatakan bahwa ada tiga bentukdasar dari modal bank, yaitu pinjaman subordinasi, saham preferen, dancommon equity. Yang termasuk pinjaman subordinasi adalah segala bentukkewajiban yang

mengandung bunga, untuk dibayar dalam jumlah yangtetap diwaktu yang akan datang. Saham preferen adalah saham yangdeviden dan asset klaimnya dapat di subordinasikan kepada deposan danseluruh kreditur bank umum. Sementara common equity adalah total dari


(41)

24

Jumlah kebutuhan modal suatu bank meningkat dari waktu kewaktutergantung dari tiga pertimbangan, yaitu tingkat pertumbuhan asset dansimpanan, persyaratan kecukupan modal dari pihak yang berwenang, danketersediaan serta biaya modal bank (Hempel, 1986). Menurut Muljono(1999), Capital Adequacy Ratio adalah suatu rasio yang menunjukkansampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk mampumenyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi

sehingga semakintinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin sehatbegitu juga dengan sebaliknya. Sementara menurut Peraturan BankIndonesia, CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio

yangmemperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yangmengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada banklain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-danadari sumber-sumber diluar bank.

Angka rasio CAR yang ditetapkan olehBank Indonesia adalah minimal 8%, jika rasio CAR sebuah bank beradadibawah 8% berarti bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yangmungkin timbul dari kegiatan usaha bank, kemudian jika rasio CAR diatas8% menunjukkan bahwa bank tersebut semakin solvable.

Dengan semakinmeningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akanberpengaruh pada meningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugiann yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki banktersebut.


(42)

25

2.1.2 Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA).

Peter Drucker, dalam Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan menggunakan sumber daya yang tidak perlu. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005).

Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.

Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya(SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga


(43)

26

mendekati angka 100% maka banktersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Pada penelitian ini variabel BOPO diambil sebagai salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank, karena bagaimanapun juga jika kita berbicara mengenai kinerja suatu perusahaan pastilah juga berhubungan dengan efisiensi operasi perusahaan tersebut.

2.1.3 Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA)

Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Risiko akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor situasi lingkungan eksternal dan internal perkembangan kegiatan usaha perbankan yang semakin pesat. Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

counterparty memenuhi kewajiban. Sementara menurut Susilo, et al. (1999), risiko

kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai hal, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain.

Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan.


(44)

27

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang operasinya

memberikan kredit, karena makin besar piutang akan semakin besar resikonya (Riyanto, 1997). Oleh karena itu perlu diantisipasi kemungkinan risiko yang mungkin timbul dalam rangka menjalankan usaha. Sehingga manajemen perlu meminimalisir risiko yang mungkin terjadi alam pengelolaan faktor produksi, sumber dana dan sumber daya yang lain. Pengukuran risiko sangat berhubungan dengan pengukuran return, hal ini disebabkan karena bank menghadapi risiko yang mungkin timbul dalam rangka mendapatkan suatu return tertentu.

Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non

lancar (dalam hal ini kredit bermasalah) menjadi kecil.aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antaralain dari besarnya cadangan sekunder (secondary


(45)

28

reserve) untukkebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak

ketigayang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan.

2.1.4 Net Interest Margin (NIM) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).

Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasardari portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut bias mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dannilai tukar. Secara umum kinerja bank diukur dengan menggunakanvariable pertumbuhan pangsa pasar, variable profitabilitas dan variablerate on return (Tainio, 2000). Kinerja bank menurun atau meningkatditentukan oleh kombinasi faktor lingkungan, strategi dan struktur.

Menurut Tainio, (2000), Lenz mengidentifikasikan ada enam faktor

yangmenentukan kinerja organisasi, yaitu : 1). Properties of the environment(yang meliputi struktur pasar, dan posisi persaingan dari unit bisnis); 2).Environment, organization, structure; 3). Organization structure;4)Strategy; 5). Market conditions; 6). Quality of management.

Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satuproksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasardapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding)dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentukabsolute, yang merupakan selisih antara total biaya


(46)

29

bunga pendanaandengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakanNet Interest Margin (NIM).

Rasio ini digunakan untuk mengukurkemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untukmenghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersihdiperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio inimenunjukkan kemampuan bank dalam memperolah

pendapatanoperasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman(kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalampenempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.

Standar yang ditetapkanBank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakin besar rasioini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yangdikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisibermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakinbesar net interest margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin besarpula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti

kinerjakeuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengansebaliknya, jika net interest margin (NIM) semakin kecil, return on assetjuga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.


(47)

30

2.1.5Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).

Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masayang akan datang, merupakan pemahaman konsep likuiditas dalamindikator ini. Menurut Ali, (2006), pengaturan likuiditas terutamadimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajibannyayang harus segera dibayar. Likuiditas dinilai denganmengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antaralain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untukkebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak ketigayang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan.

Menurut BankIndonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi

kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yanglain. Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelolasecara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaanlikuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnyasecara cepat dengan kerugian yang minimal (SE. Intern BI, 2004).

Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80% hingga 110%. Jika angkarasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat


(48)

31

menyalurkansebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsiutama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yangkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasioLDR 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkankepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa banktersebut tidak

menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasioLDR bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikanbank tersebut melebihi dana yang dihimpun.

Semakin tinggi LDR menunjukkan semakinriskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDRmenunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Jikarasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (denganasumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan

efektif).Dengan meningkatnya laba, maka return on asset (ROA) juga akanmeningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk return onasset (ROA).


(49)

32

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

3.1.1 Jenis Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan adalahdata sekunder yang berupa laporan historis rasio-rasio keuangan masingmasingperusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)serta laporan keuangan yang berupa laporan keuangan triwulananperusahaan perbankan yang telah tercatat di BEI yang telah dipublikasikanpada periode penelitian.

3.1.2 Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunderhistoris, dimana diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi yangditerbitkan oleh Bank Indonesia dalam Direktori Perbankan Indonesia.Periodesasi data menggunakan data Laporan Keuangan PublikasiTriwulanan periode Juni 2007 hingga Juni 2012. Jangka waktu tersebutdipandang cukup untuk mengikuti perkembangan Kinerja Bank karenadigunakan data time series serta mencakup periode terbaru


(50)

33

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktupenelitian. Jumlah bank yang go public sampai dengan tahun 2013 sebanyak 25 bank.

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, dimanasampel digunakan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan perbankan yang telah go public di Bursa Efek Jakarta(BEJ) pada kurun waktu penelitian 2007-2012.

b. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian c. Bank yang diteliti masih beroperasi pada periode waktu penelitian

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekundersehingga metode pengumpulan data menggunakan cara non participantobservation. Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah denganmencatat seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai mana yangtercantum di Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dalam DirektoriPerbankan Indonesia dari Bank Indonesia.


(51)

34

3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Return On Asset (ROA)

Dalam penelitian ini Return on Asset (ROA) digunakan sebagaiproksi dari kinerja perbankan yang tercatat di BEJ. Return on Assetmerupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukurefektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan denganmemanfaatkan total asset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antaralaba sebelum pajak terhadap total asset bank

tersebut. Semakin besar nilaiROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yangdidapat perusahaan semakin besar.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24 Desember 2004):

Laba sebelum Pajak

ROA = --- Total Aser

3.4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlahseluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, suratberharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiridisamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber diluar bank.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNm DPNP tgl 24 Desember 2004):

Modal Bank

CAR = --- Total ATMR


(52)

35

3.4.3 Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untukmengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biayaoperasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio iniberarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yangbersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisibermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkanpenjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya.Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bungadan total pendapatan operasional lainnya.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24 Desember 2004):

Total Beban Operasional BOPO = ---

Total Pendapatan Operasional

3.4.4 Non Performing Loan (NPL)

Rasio Kredit diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL), yangmerupakan perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap totalkredit yang diberikan. Credit Risk adalah risiko yang dihadapi bank karenamenyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat(Masyud Ali, 2006). Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja menjaditidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokokpinjaman, pembayaran bunga dll.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24 Desember 2004):


(53)

36

Total Kredit Bermasalah

NPL = --- Total Kredit

3.4.5 Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) digunakan sebagai proksi dari RasioPasar. Net Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antarapendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24 Desember 2004):

Pendapatan Bunga Bersih

NIM = --- Rata-Rata Aktiva Produktif

3.4.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio likuiditas diproksikan dengan LDR, yang merupakan rasiokredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Giro,Tabungan,Sertifikat Deposito, dan Deposito). LDR ini dimaksudkan untukmengukur kemampuan bank dalam memenuhi pembayaran kembalideposito yang telah jatuh tempo kepada

deposannya serta dapat memenuhipermohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.


(54)

37

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tgl 14Desember 2001):

Total Kredit

LDR = --- Total Dana Pihak Ketiga

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Kinerja Perbankan

Analisis kinerja perbankan dilakukan dengan menghitung rasio-rasiokeuangan, yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), Biaya Operasionalterhadap Pendapatan Operasional (BOPO), NPL (Non Performing Loan),NIM (Net Interest Margin), dan LDR (Loan to Deposit Ratio), yangkemudian masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnya terhadap rasioROA (Return on Asset).

3.5.2 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier bergandayang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +b5X5 + e…...….... (8) dimana:

Y = Return on Asset (ROA) perbankan di BEJ a = konstanta

X1 = Capital AdequacyRatio (CAR)

X2 = Biaya Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO) X3 = Non Performing Loan (NPL)


(55)

38

X5 = Loan to Deposit Ratio (LDR)

b1, …, bn = Koefisien regresi

e = error term

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasaranalisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal iniberarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadipengaruh searah antara variabel

independen dengan variabel dependen,setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikanvariabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai bbernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimanakenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilaivariabel dependen.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapatdiukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapatdiukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan nilai koefisiendeterminansi (R2). Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik,apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Hoditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknyaberada dalam daerah dimana Ho diterima.

3.5.3.1 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh rasiokeuangan perbankan terhadap kinerja perbankan di Bursa Efek Jakarta.Oleh karena itu uji t ini


(56)

39

digunakan untuk menguji hipotesis Ha1, Ha2,Ha3, Ha4, Ha5. Langkah–langkah pengujian yang dilakukan adalahsebagai berikut (Gujarati, 1995):

a. Merumuskan hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antaravariabel independen terhadap variabel dependen (kinerjaperbankan) secara parsial.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

c. Membandingkan thitung dengan ttabel,. Jika thitung lebih besar dari t table maka Ha diterima.

3.5.3.2 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh CAR(Capital Adequacy Ratio), Biaya Operasi/Pendapatan Operasi(BOPO), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin),dan LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap Return on Asset (ROA)secara simultan. Langkah–langkah yang dilakukan adalah (Gujarati,1995):

a. Merumuskan Hipotesis (Ha)Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antaravariabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05)


(57)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perkembangan kinerja keuangan BankMandiri dan Bank Swasta selama periode 2010 – 2012 sebagai berikut:

a. Captal Adequacy Ratio

Rata-rata rasio CAR BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 18.84% dan rata-rata CAR BCA yaitu 13,60%. Kinerja keuangan BankMandiri dari segi CAR lebih baik jika dibandingkan dengan BCA .

b. Non Performing Loan

Rata-rata rasio NPL BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 4.99% dan rata-rata NPL BCA yaitu 3.22%. Kinerja keuangan keuangan BCA dari segi NPL lebih baik jika dibandingkan dengan BankMandiri .

c. BOPO

Rata-rata rasio BOPO BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 65.28% dan rata-rata BOPO BCA yaitu 82.98%. Kinerja keuangan keuangan BankMandiri dari segi BOPO lebih baik jika


(58)

54

d. Return on Assets

Rata-rata rasio ROA BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 1.56% dan rata-rata ROA BCA yaitu 1.23%. Kinerja keuangan keuangan BankMandiri dari segi ROA lebih baik jika

dibandingkan dengan BCA . e. Loan to Deposit Ratio

Rata-rata rasio LDR BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 91.72% dan rata-rata LDR BCA yaitu 97.63%. Kinerja keuangan keuangan BankMandiri dari segi LDR lebih baik jika

dibandingkan dengan BCA .

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi BankMandiri dihaharapkan bank mampu mempertahankan

meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat menambah nilai bank itu sendiri. Bagi BankMandiri diharapkan mampu mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas bank agar dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.

2. Bagi BCA harus mampu meningkatkan kinerjanya sebaik kinerja yang telah dicapai oleh bankMandiri , sehingga bank swastapun dapat dijaldikan pilihan investasi bagi para investor.

3. Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya menambah periode penelitian, atau mengganti periode penelitian dengan periode triwulan atau per-semester karena periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(59)

55

periode per-tahun, sehingga bisa dijadikan perbandingan antara penelitian dengan periode per-bulan, triwulan, dan semester.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi-Bello, Tope, ”The Performance Implications for retail banks ofmatching

Organization Strategies with Structure and Competition”,International

Journal of Management, 2000, vol.17, pp.443.

Achmad, Tarmizi & Willyanto K. Kusumo, 2003, “Analisis Rasio -RasioKeuangan sebaai Indikator dalam Memprediksi Potensi

KebangkrutanPerbankan di Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis,

Vol.XV, No.1,Juni, pp.54-75.

Ali, Masyhud, 2004, Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasardan Risiko Operasional, PT.Gramedia Jakarta.

___________, 2006, Manajemen Risiko : Strategi Perbankan dan Duniam Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, Rajawali Pers,Jakarta.

Bank Indonesia, 2012, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, www.bi.go.id Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS,Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar N., 1995, Basic Econometrics, Edisi 3, Mc-Grawhill, NewYork.

Hanafi, Mamduh M., Manajemen, 1999, YKPN, Yogyakarta

Haryati, Sri, 2001, ”Analisis Kebangkrutan Bank”, Jurnal Ekonomi dan

BisnisIndonesia, Vol.16, No.4, pp.336-345.

__________, & Djoko Budi Santoso, 2001, ”Kinerja Keuangan Bank-Bank

BekuOperasi, Rekapitalisasi, dan Sehat Tahun 1992-1998”, Ventura, Vol.4,No.2, September, pp.97-107.

Hempel, George H., Alan B. Coleman, Donald G. Simonson, 1986, BankManagement Text And Cases, John Wilry and Sons.

Horne, James C. Van, 1995, Fundamental of Financial Management, 9thEdition, United Stated of America, Prentice-Hall International Inc.


(61)

Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2,BPFE Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1995, Standar Akuntansi Keuangan, SalembaEmpat, Jakarta.

Infobank, 2013, ”Ditengah Perang Dana, Kemana Kredit Mengalir?”, No.322, Januari, pp.12-16.

Januarti, Indira, 2002, ”Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik BankLainnyauntuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia”,

Junal BisnisStrategi, Vol.10, Desember, pp.1-10.

Jaya, Wihana K. & Nur Wanto C.N., 1998, “Analisis Struktur dan Kinerja Industri

BCA di Indonesia tahun 1996”, Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia, Vol.13, No.1, pp.42-52.

Mawardi, Wisnu, 2005, ”Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi

KinerjaKeuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum, dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun)”, Jurnal Bisnis Strategi,Vol.14, No.1, Juli, pp.83-94.

Muljono, Teguh Pudjo, 1999, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam PraktikPerbankan, Edisi 3, , BPFE Yogyakarta.Peraturan Bank Indonesia No.5 / 8 / PBI / 2003, Penerapan Manajemen Risikobagi Bank Umum.

Permono, Iswandoro S., 2000, ”Analisis Efisiensi Industri Perbankan di

Indonesia(Studi Kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun

1991-1996)”, JurnalEkonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15, No.1, pp.1-13.

Pohan, Aulia, 2002, ”Arah dan Perkembangan Kebijakan Perbankan

Nasional”,Ventura, Vol.5, No.1, April, pp.1-13.

Riahi-Belkaoui, Ahmed., Picur, Ronald D, 1998, ”Multinationality andProfitability : The Contingency of the Investment Opprtunity

Set”,Journal of Management Finance, Vol.24, pp.3-14.

Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan keIII,1997, BPFE Yogyakarta, p.85-86.

Siamat, Dahlan, 2002, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 2, LembagaPenerbitan FEUI, Jakarta.

Sugianto, FX., Prasetiono, & Teddy Haryanto, 2002, ” Manfaat IndikatorindikatorKeuangan dalam Pembentukan Model Prediksi

KondisiKesehatan Bank”, Jurnal Bisnis Strategi, Vol.10, Desember,


(62)

Susilo, Sri, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, 1999, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Syofyan, Sofriza, 2002, “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan

diIndonesia“, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol.2, No3,

Desember,pp.194-219.

Usman, Bahtiar, 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi

PerubahanLaba pada Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset & Manajemen, Vol.3,No.1, pp.59-74.

Werdaningtyas, Hesti, 2002, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas BankTake

Over Pramerger di Indonesia”, Jurnal Manajemen Indonesia,Vol.1,


(1)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perkembangan kinerja keuangan BankMandiri dan Bank Swasta selama periode 2010 – 2012 sebagai berikut:

a. Captal Adequacy Ratio

Rata-rata rasio CAR BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 18.84% dan rata-rata CAR BCA yaitu 13,60%. Kinerja keuangan BankMandiri dari segi CAR lebih baik jika dibandingkan dengan BCA .

b. Non Performing Loan

Rata-rata rasio NPL BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 4.99% dan rata-rata NPL BCA yaitu 3.22%. Kinerja keuangan keuangan BCA dari segi NPL lebih baik jika dibandingkan dengan BankMandiri .

c. BOPO

Rata-rata rasio BOPO BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 65.28% dan rata-rata BOPO BCA yaitu 82.98%. Kinerja keuangan keuangan BankMandiri dari segi BOPO lebih baik jika


(2)

54

d. Return on Assets

Rata-rata rasio ROA BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 1.56% dan rata-rata ROA BCA yaitu 1.23%. Kinerja keuangan keuangan BankMandiri dari segi ROA lebih baik jika

dibandingkan dengan BCA . e. Loan to Deposit Ratio

Rata-rata rasio LDR BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu 91.72% dan rata-rata LDR BCA yaitu 97.63%. Kinerja keuangan keuangan BankMandiri dari segi LDR lebih baik jika

dibandingkan dengan BCA .

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi BankMandiri dihaharapkan bank mampu mempertahankan

meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat menambah nilai bank itu sendiri. Bagi BankMandiri diharapkan mampu mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas bank agar dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.

2. Bagi BCA harus mampu meningkatkan kinerjanya sebaik kinerja yang telah dicapai oleh bankMandiri , sehingga bank swastapun dapat dijaldikan pilihan investasi bagi para investor.

3. Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya menambah periode penelitian, atau mengganti periode penelitian dengan periode triwulan atau per-semester karena periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(3)

55

periode per-tahun, sehingga bisa dijadikan perbandingan antara penelitian dengan periode per-bulan, triwulan, dan semester.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi-Bello, Tope, ”The Performance Implications for retail banks ofmatching Organization Strategies with Structure and Competition”,International Journal of Management, 2000, vol.17, pp.443.

Achmad, Tarmizi & Willyanto K. Kusumo, 2003, “Analisis Rasio -RasioKeuangan sebaai Indikator dalam Memprediksi Potensi KebangkrutanPerbankan di Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis, Vol.XV, No.1,Juni, pp.54-75.

Ali, Masyhud, 2004, Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasardan Risiko Operasional, PT.Gramedia Jakarta.

___________, 2006, Manajemen Risiko : Strategi Perbankan dan Duniam Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, Rajawali Pers,Jakarta.

Bank Indonesia, 2012, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, www.bi.go.id Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS,Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar N., 1995, Basic Econometrics, Edisi 3, Mc-Grawhill, NewYork.

Hanafi, Mamduh M., Manajemen, 1999, YKPN, Yogyakarta

Haryati, Sri, 2001, ”Analisis Kebangkrutan Bank”, Jurnal Ekonomi dan BisnisIndonesia, Vol.16, No.4, pp.336-345.

__________, & Djoko Budi Santoso, 2001, ”Kinerja Keuangan Bank-Bank BekuOperasi, Rekapitalisasi, dan Sehat Tahun 1992-1998”, Ventura, Vol.4,No.2, September, pp.97-107.

Hempel, George H., Alan B. Coleman, Donald G. Simonson, 1986, BankManagement Text And Cases, John Wilry and Sons.

Horne, James C. Van, 1995, Fundamental of Financial Management, 9thEdition, United Stated of America, Prentice-Hall International Inc.


(5)

Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2,BPFE Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1995, Standar Akuntansi Keuangan, SalembaEmpat, Jakarta.

Infobank, 2013, ”Ditengah Perang Dana, Kemana Kredit Mengalir?”, No.322, Januari, pp.12-16.

Januarti, Indira, 2002, ”Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik BankLainnyauntuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia”, Junal BisnisStrategi, Vol.10, Desember, pp.1-10.

Jaya, Wihana K. & Nur Wanto C.N., 1998, “Analisis Struktur dan Kinerja Industri BCA di Indonesia tahun 1996”, Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia, Vol.13,

No.1, pp.42-52.

Mawardi, Wisnu, 2005, ”Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi KinerjaKeuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum, dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun)”, Jurnal Bisnis Strategi,Vol.14, No.1, Juli, pp.83-94.

Muljono, Teguh Pudjo, 1999, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam PraktikPerbankan, Edisi 3, , BPFE Yogyakarta.Peraturan Bank Indonesia No.5 / 8 / PBI / 2003, Penerapan Manajemen Risikobagi Bank Umum.

Permono, Iswandoro S., 2000, ”Analisis Efisiensi Industri Perbankan di Indonesia(Studi Kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996)”, JurnalEkonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15, No.1, pp.1-13. Pohan, Aulia, 2002, ”Arah dan Perkembangan Kebijakan Perbankan

Nasional”,Ventura, Vol.5, No.1, April, pp.1-13.

Riahi-Belkaoui, Ahmed., Picur, Ronald D, 1998, ”Multinationality andProfitability : The Contingency of the Investment Opprtunity Set”,Journal of Management Finance, Vol.24, pp.3-14.

Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan keIII,1997, BPFE Yogyakarta, p.85-86.

Siamat, Dahlan, 2002, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 2, LembagaPenerbitan FEUI, Jakarta.

Sugianto, FX., Prasetiono, & Teddy Haryanto, 2002, ” Manfaat IndikatorindikatorKeuangan dalam Pembentukan Model Prediksi KondisiKesehatan Bank”, Jurnal Bisnis Strategi, Vol.10, Desember, pp.11-26.


(6)

Susilo, Sri, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, 1999, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Syofyan, Sofriza, 2002, “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan diIndonesia“, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol.2, No3, Desember,pp.194-219.

Usman, Bahtiar, 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi PerubahanLaba pada Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset & Manajemen, Vol.3,No.1, pp.59-74.

Werdaningtyas, Hesti, 2002, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas BankTake Over Pramerger di Indonesia”, Jurnal Manajemen Indonesia,Vol.1, No.2, pp.24-39.