Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit, dan Efisiensi Operasi terhadap Profitabilitas Bank (Studi kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,

KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN

KREDIT, DAN EFISIENSI OPERASI

TERHADAP PROFITABILITAS BANK

(Studi Kasus Pada Bank Persero Periode 2009 - 2012)

Oleh:

Ade Firmansyah

NIM: 108081000038

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,

KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN KREDIT,

DAN EFISIENSI OPERASI TERHADAP

PROFITABILITAS BANK

(Studi Kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)

Oleh:

Ade Firmansyah

NIM: 108081000038

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

ii

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN KREDIT, DAN EFISIENSI OPERASI TERHADAP

PROFITABILITAS BANK

(Studi Kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Ade Firmansyah NIM: 108081000038 Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP.19690203 200112 1 003

Pembimbing II

Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. NIP.19741003 200312 2 001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 27 Maret 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: Nama : Ade Firmansyah

NIM : 108081000038 Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi :“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit, dan Efisiensi Operasi terhadap Profitabilitas Bank (Studi kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)” Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Maret 2013

1. Utami Baroroh S.Pi., M.Si. (_________________ )

NIP. Ketua

2. Adhitya Ginanjar, SE., M.Si (_________________ )

NIP.19740810 201101 1 001 Sekretaris

3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. (_________________ )


(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa : Nama : Ade Firmansyah

NIM : 108081000038 Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi :“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit, dan Efisiensi Operasi terhadap Profitabilitas Bank (Studi kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)” Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid (_________________ )

NIP.19570617 198503 1 002 Ketua

2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. (_________________ )

NIP.19731221 200501 2 002 Sekretaris

3. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi. (_________________ )

NIP.19770122 200312 1 001 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni (_________________ )

NIP.19690203 200112 1 003 Pembimbing I

5. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. (_________________ )


(6)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Ade Firmansyah NIM : 108081000038 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan,

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain,

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya,

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data,

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,

Tangerang Selatan, 6 September 2013 Yang Menyatakan


(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ade Firmansyah

Nama Panggilan : Ade, Alenk

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 November 1990 Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat : Jl. Puspiptek raya no.16 RT 007 RW 02, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu - Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten

Agama : Islam

Status Menikah : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia Suku Bangsa : Sumatera Barat

Hobby : Komputer, Mendaki Gunung, Sepeda

e-mail : alenk_kalenk@yahoo.com

No. Telepon : 08979335966/0217562785 Riwayat Pendidikan

 Formal:

2008 – 2013 Program Sarjana (S1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

2005– 2008 SMA Negeri 1 Cisauk Jurusan IPS (sekarang SMA Negeri 2 Tangsel)

2002 – 2005 SMP Negeri 2 Cisauk (sekarang SMP Negeri 7 Tangsel) 1996 – 2002 SD Negeri Babakan III Kecamatan Setu, Tangsel

 Non Formal:

2011 Latihan Gabungan Water Rescue tingkat Kota 2009 Microsoft Office 2007 Open Certification PCPlus

2008 Program Sertifikasi Microsoft Office 2007 for student LP3I 2008 Pelatihan Wall Climbing Mapala Manunggal Bhawana ITI


(8)

vii

2007 Basic Survival Training Pecinta Alam Lingkar Selatan 2006 Land Navigation Training Pecinta Alam Lingkar Selatan 2006-2007 Kelas Ekstra Design Grafis SMA Negeri 1 Cisauk

2005 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar Pecinta Alam Organisasi Moonpala SMA Negeri 1 Cisauk

2005 Kelas Ekstra Baginer Programing SMA Negeri 1 Cisauk Pengalaman Organisasi:

2013 Dewan Pembina Pecinta Alam SMA Islam Sinar Cendikia 2012 Anggota Bidang Organisasi OKP Gema Keadilan Tangsel 2012 Direktur Utama LSO Frontline PMII Komfeis

2011 Anggota LSO Musik BEM FEB

2009 – sekarang Ketua Umum Generasi Pecinta Alam (GEMPA) Tangsel 2009 – sekarang Dewan Pembina SISPALA UTARA SMK Negeri 1 Tangsel 2011 - 2012 Pengurus Solidaritas petualang ASA Tangsel Divisi Rimba &

Gunung Hutan

2010 – 2011 Anggota Bidang Pemberdayaan Ekonomi BEM J Manajemen 2010 Ketua Solidaritas Petualang ASA Tangsel Pengurus Cabang

Kecamatan Serpong Utara

2009 – 2010 Sekretaris Umum Organisasi Himpunan Mahasiswa Enterpreneur Islam (HIMEI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008 – 2012 Anggota PMII Komfeis

2008-2009 Koordinator Dewan Perwakilan Anggota Moonpala SMA Negeri 1 Cisauk

2007 – 2008 Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Moonpala SMA Negeri 1 Cisauk

Pengalaman Bekerja

2011 – sekarang Freelance Drafter PT Hascco Rekacipta 2011 – 2012 Mysteriuos Shopper PT Mitra Konsul Prima


(9)

viii

Kepribadian : Jujur, Kreatif, Bertanggung Jawab, Dapat Berkomunikasi Dengan Baik, dan Dapat Bekerja Sama Dengan Tim Keahlian

Komputer : Microsoft Office (Word, Power Point, Excel), Desain grafis (Corel Draw, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator), AutoCAD,

Video Editing (Corel Video Studio, Adobe Premiere, Adobe After Effect), Website Design (Joomla, Drupal), Computer Troubleshooting and maintainance


(10)

ix

ABSTRACT

This research has a purposed to provide empirical evidences about the influence of DPK (Third party Fund), CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), and BOPO (Operating Expenses to Operating Income) towards profitability (ROA) on state owned bank. Time period uses in this research begin from 2009 until 2012. The analyzed method in this research uses multiple linear regressions including classical assumption such as normality test, multicolinearity test, heterocedacity test, and autocorrelation test.

The result shown that DPK,and LDR variables have positive relation and significantly influence towards ROA. Meanwhile BOPO have negative relation and significantly influence towards ROA and CAR doesn’t significantly influences towards ROA. Among all these variables, the most dominant variable influencing ROA is CAR. In this research ROA could be explained on equal to 84,4% by variables using in this research, whereas 15,6% explained by another variables which were not explained in this research.


(11)

x ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh DPK (Dana Pihak Ketiga), CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap profitabilitas (ROA) bank persero. Jangka waktu penelitian yang digunakan dari tahun 2009 – 2012. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel DPK dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank persero. Sementara BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dan CAR tidak berpengaruh. Diantara semua variabel bebas yang diteliti, DPK menjadi variabel yang paling dominan mempengaruhi ROA. Pada penelitian ini ROA mampu dijelaskan oleh variabel yang diteliti sebesar 84,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitan.


(12)

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah hirabil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Simpanan Nasabah, Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit, Dan Efisiensi Operasi Terhadap Profitabilitas Bank (Studi Kasus Pada Bank Persero Periode 2009 - 2012)”. Selain itu juga tidak lupa penulis sampaikan shalawat serta salam kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad SAW. semoga kelak kita mendapatkan sa’faatnya. Penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat utuk menyelesaikan program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan dari ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis sadar selama pembuatan skripsi ini penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan, oleh krena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. Kedua Orangtua, Ayah (Alm. Samsul Bahri) dan Mama (Sayurni) yang selalu berjuang agar anak – anaknya kelak menjadi orang besar dan bermanfaat bagi orang lain. Semoga persembahan skripsi ini bisa memberikan sedikit rasa bangga sebagai jerih perjuangan mereka. Beribu kasih dan sayang yang kalian berikan tidak akan terbalaskan kecuali kecuali hanya Allah SWT. Khusus untuk Ayahanda tercinta, mohon maaf karena tidak bisa menepati janji untuk melihat penulis wisuda sampai beliau wafat. Terima kasih karena senantiasa mengajarkan penulis untuk selalu berusaha dan tidak mudah putus asa. Semoga kita bisa berkumpul di akhirat kelak.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,


(13)

xii

3. Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan (Pudek) Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

4. Ibu Yulianti, SE., M.Si., sebagai Pembantu Dekan (Pudek) Bidang Administratif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

5. Bapak Herni Ali HT. SE., MM., sebagai Pembantu Dekan (Pudek) Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

6. Bapak Dr. Ahmad Dumiyati Bashori, MA., selaku Ketua Jurusan (Kajur) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kritikan, dan nasehat kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini,

8. Ibu Murdiyah Hayati S.Kom., MM., selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

9. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di kampus tercinta, 10. Abang dan Kakak tersayang yang sangat mengerti keadaaan penulis. Mohon

maaf tidak dapat membantu banyak dalam menjalankan kegiatan usaha keluarga RM BUNDO selama proses pembuatan skripsi ini. Semoga kebaikan kalian akan mendapatkan balasan oleh Allah SWT.,

11. Teman – teman GAMMA 08: Icham, Batak, Robby, Habibi, Jeki, Aceh, Abdi, Thoriq, Sigit, Dedy, Sadad dan GAMMA 08 lainnya tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dorongan dan sarannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi. Especially for ”The Pamulangs” penulis berharap persahabatan kita akan tetap terjaga sampai kapanpun, walaupun jarak memisahkan kita *cheers.


(14)

xiii

12. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 khususnya jurusan manajemen, thanks for sweet memories.

13. Teman – teman pecinta alam di Generasi Muda Pecinta Alam (GEMPA), MOONPALA SMA Negeri 2 Tangsel, SISPALA UTARA SMK Negeri 1 Tangsel, Sispala Sinar Cendikia dan Solidaritas Petualang (SP) ASA Tangsel terima kasih atas doa – doa kalian. Mari kita jelajahi indahnya nusantara.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Tangerang Selatan, 6 September 2013

Ade Firmansyah NIM. 108081000119


(15)

xiv DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Pengertian Bank ... 10

2. Jenis – Jenis Bank ... 17

3. Rasio – Rasio Keuangan Bank ... 19

4. Profitabilitas Bank ... 26

5. Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 28

6. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 32


(16)

xv

8. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 36

B. Penelitian Sebelumnya ... 38

C. Hubungan Antar Variabel ... 40

1. Pengaruh DPK terhadap ROA ... 40

2. Pengaruh CAR terhadap ROA ... 41

3. Pengaruh LDR terhadap ROA ... 42

4. Pengaruh BOPO terhadap ROA ... 43

D. Kerangka Pemikiran ... 44

E. Hipotesis ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 47

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47

B. Metode Penentuan Sampel ... 47

C. Metode Pengumpulan Data ... 48

1. Jenis Data ... 48

2. Sumber Data ... 48

D. Metode Analisis... 49

1. Analisis Regresi Berganda ... 49

2. Uji Asumsi Klasik ... 50

a. Uji Normalitas ... 51

b. Uji Multikolinieritas ... 53

c. Uji Heteroskedastisitas ... 54

d. Uji Autokorelasi ... 58

3. Uji Hipotesis ... 61

a. Uji F (Simultan) ... 61

b. Uji t (Parsial) ... 63

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 65

E. Operasional variabel penelitian ... 67

1. Dana Pihak Ketiga (X1) ... 68

2. Capital Adequacy Ratio (X2) ... 68


(17)

xvi

4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X4) ... 69

5. Return On Assets (Y) ... 69

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 71

1. Bank Mandiri ... 71

2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) ... 72

3. Bank Negara Indonesia (BNI) 46 ... 74

4. Bank Tabungan Negara (BTN) ... 77

B. Hasil Analisis dan Pembahasan... 76

1. Statistik Deskriptif ... 76

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 84

a. Uji Normalitas ... 84

b. Uji Multikolinieritas ... 87

c. Uji Heteroskedastisitas ... 88

d. Uji Autokorelasi ... 90

3. Analisis Model Regresi Linier Berganda ... 91

4. Pengujian Hipotesis ... 92

a. Uji F (Simultan) ... 92

b. Uji t (Parsial) ... 94

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 104

A. Kesimpulan... 104

B. Implikasi ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... xx


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Sebelumnya ... 38

3.1 Sampel Penelitian ... 48

4.1 ROA Bank Persero Periode 2009 – 2012 ... 77

4.2 DPK Bank Persero Periode 2009 – 2012 ... 79

4.3 CAR Bank Persero Periode 2009 – 2012 ... 80

4.4 LDR Bank Persero Periode 2009 – 2012 ... 82

4.5 BOPO Bank Persero Periode 2009 – 2012... 83

4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 87

4.7 Hasil Multikolinearitas Partial Correlation ... 87

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Park ... 89

4.9 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson ... 90

4.10 Hasil Analisis Model Regresi Berganda ... 91

4.11 Hasil Uji F ... 93

4.12 Hasil Uji t ... 94


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Profitabilitas Bank Persero ... 4

2.1 Kerangka Pemikiran ... 44

4.1 Grafik P-Plot ... 85

4.2 Grafik Histogram... 86


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Bank Mandiri Periode 2009 - 2012 ... xxiii

2 Data Bank Rakyat Indonesia Periode 2009 - 2012 ... xxiv

3 Data Bank Negara Indonesia 46 Periode 2009 - 2012 ... xxv

4 Data Bank Tabungan Negara Periode 2009 - 2012 ... xxvi

5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Normalitas)... xxvii

6 Hasil Uji Park (Heteroskedastisitas) ... xxviii


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana (fund user) sehingga melancarkan kegiatan perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Seperti yang diketahui, perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang ada (Sudiyanto, 2010:125).

Krisis global yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008 lalu telah mengguncang industri perbankan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Bahkan pemerintah Amerika serikat harus mengucurkan dana talangan (bailout) sebesar US$ 418 miliar untuk menyelamatkan perusahaan – perusahaan besar seperti General Motors, Citigroup Inc. dan American International Group Inc. (AIG) dari kebangkrutan. Krisis yang disebabkan kegagalan pada bisnis properti di Amerika Serikat atau lebih dikenal dengan sub-prime mortage ini bahkan secara tidak langsung masih berlanjut hingga sekarang di negara – negara Uni Eropa.

Di Indonesia sendiri dampak krisis global ikut mengguncang industri perbankan. Dampaknya nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar


(22)

2 Amerika Serikat hingga menembus angka psikologis (Rp. 10.000/US$) hingga pada November 2008 dolar meroket pada nilai Rp. 12.650/US$. Bank Indonesia mengumumkan bahwa cadangan devisa tinggal US$ 51,6 miliar periode Desember 2008. Padahal lima bulan sebelumnya (Juli 2008), masih tercatat US$ 60,6 miliar. Jadi menguap US$ 9 miliar atau mencapai sekitar 15% (BI, 2010:4).

Situasi krisis ketika itu sampai memukul bank-bank berskala besar. Pada Oktober 2008, ada tiga bank besar BUMN yakni PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank BNI Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meminta bantuan likuiditas dari Pemerintah masing-masing Rp. 5 triliun. Total dana untuk menginjeksi ketiga bank tersebut sebesar Rp. 15 triliun. Dana tersebut bersumber dari uang pemerintah yang berada di BI. Bantuan likuiditas itu dipakai untuk memperkuat cadangan modal bank atau memenuhi komitmen kredit infrastruktur tanpa harus terganggu likuiditasnya. Maksud bantuan likuiditas Pemerintah ini agar ketiga bank pelat merah tadi tidak perlu mencari pinjaman dari luar negeri (BI, 2010:8).

Situasi tersebut memaksa industri perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Oleh karena itu tak heran jika persaingan antar bank untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Karena bagi pihak bank sendiri, dana merupakan persoalan yang paling utama, di mana tanpa adanya dana maka bank tidak akan berfungsi sebagaimana layaknya (Puspitasari, 2009:2)


(23)

3 Sementara dari berbagai semua jenis bank umum, bank persero memiliki peranan penting dalam industri perbankan di Indonesia, karena menurut data yang dihimpun dari Bank Indonesia, bank persero memiliki aset yang sangat besar, yaitu 1.535.343 miliar rupiah (Desember 2012). Jumlah tersebut memang masih kalah dibanding dengan bank swasta yang memiliki aset sebesar 1.840.880 miliar rupiah (Desember 2012). Akan tetapi mengingat banyaknya jumlah bank swasta yang beroperasi, tentu angka tersebut masih kalah dibanding bank persero yang berjumlah hanya 4 buah.

Bila merujuk data statistik BI per Desember 2008, laba bank-bank umum setelah pajak diperkirakan Rp. 30,61 triliun. Jumlah ini merosot Rp 3,86 triliun bila merujuk angka perolehan laba sebulan sebelumnya (Nopember) yang membukukan sebesar Rp. 34,47 triliun. Penurunan laba ini terutama disebabkan beban biaya (cost of funds) yang semakin tinggi. Situasi perbankan ketika itu betul-betul mencekam. Betapa gentingnya situasi itu juga dapat dilihat tatkala Dewa Gubernur Bank Indonesia menyalakan mekanisme Crisis Management Protocol (CMP) pada 29 Oktober 2009 (BI, 2010:ix).

Bank Indonesia selaku pemegang otoritas kebijakan moneter Indonesia harus bertindak cepat untuk meredam efek krisis global yang berdampak tingginya inflasi sehingga melemahkan daya beli masyarakat. Melalui pengawasan yang ketat terhadap operasional bank – bank serta membuat regulasi untuk menjaga stabilitas system perbankan, Bank Indonesia berharap agar industri perbankan Indonesia tetap survive dari krisis agar dampak krisis tidak meluas keseluruh sendi perekonomian.


(24)

4 Bank didorong untuk berlomba – lomba meningkatkan kepercayaan masyarakat yang sempat anjlok karena imbas krisis global dengan cara meningkatkan suku bunga khusunya deposito dari 6% menjadi 12%. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau menyimpan dananya di bank, akan tetapi disisi lain peningkatan suku bunga akan memberatkan dunia usaha sehingga bank harus rela memangkas sebagian keuntungan karena tingginya cost of fund yang harus ditanggung oleh bank.

Hal tersebut mengakibatkan profitabilitas bank umum khususnya bank persero sempat anjlok pada tahun 2009 dan tumbuh dengan lambat pada tahun awal 2010. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, besarnya cost of fund yang harus ditanggung karena tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi membuahkan hasil yang diharapkan. Kepercayaan masyarakat terhadap bank mulai tumbuh sehingga bank dengan perlahan mulai menurunkan tingkat suku bunga simpanan.

Gambar 1.1

Perkembangan Profitabilitas Bank Persero 2009 – 2012

sumber: Bank Indonesia (data diolah) 0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50% 3.00% 3.50% 4.00% 4.50% jan ap r ju l o kt jan ap r ju l o kt jan ap r ju l o kt jan ap r ju l o kt RE T U RN ON A S S E T S


(25)

5 Alasan dipilihnya Return on Assets (ROA) sebagai ukuran kinerja profitabilitas bank adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset (Puspitasari, 2009:4)

Tingkat profitabilitas yang dicapai oleh perbankan pada umumnya bukan merupakan profitabilitas dan efisiensi yang sustainable. Hal ini disebabkan oleh lemahnya struktur aktiva produktif bank-bank. Margin yang diperoleh bank-bank semakin mengecil karena adanya kecenderungan suku bunga yang menurun. Faktor lain dari tidak sustainable-nya profitabilitas dan efisiensi adalah karena sebagian pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading yang fluktuatif serta rendahnya rasio aset per-nasabah yang membuat biaya operasional perbankan Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain. (Rizky, 2008:161).

Menurut Paul Sutaryono (mantan assisten vice president BNI) yang dikutip dari sindonews.com pada februari 2013, pencapaian tingkat efisiensi bank nasional antara lain diukur melalui rasio beban (biaya) operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan rasio Net Interest Margin (NIM) atau rasio Net Operating Margin (NOM).

BOPO diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan efektif dan efisien. BOPO merupakan perbandingan


(26)

6 antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (Budi Ponco, 2008:6)

Sementara jika melihat data dari Statistik Perbankan Indonesia dapat diketahui bahwa pasca krisis BOPO terus mengalami penurunan dan saat ini seluruh kelompok bank telah mengantongi rasio BOPO ideal 70–80%. Bank Indonesia akan terus menekan BOPO agar lebih rendah lagi menjadi 60–70%. Hal ini bertujuan untuk mendekati BOPO bank-bank Asia Tenggara yang mencapai 40–60%.

Hal tersebut yang mendasari Bank Indonesia untuk menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012 pada 27 Desember 2012, tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank. Secara garis besar, PBI tersebut mengatur mengenai pengelompokan bank berdasarkan kegiatan usaha sesuai dengan besarnya modal inti, kewajiban bank untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan produktif dan pembukaan jaringan kantor bank yang harus didukung oleh alokasi modal inti yang mencukupi.

Besarnya suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Budi Ponco, 2008:4)

Sementara dari segi penyaluran kredit, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank persero yang masih berkutat pada kisaran 65-85% dan memiliki trendline yang


(27)

7 terus meningkat hingga akhir 2012. Secara presentase angka tersebut masih tertinggal dibanding bank campuran atau bank asing yang memiliki presentase yang lebih tinggi. Tetapi bila melihat besarnya Dana Pihak Ketiga (DPK) tentu nominal kredit yang disalurkan bank persero jauh lebih besar dibanding bank campuran dan asing. Sehingga dengan mempertimbangkan segi simpanan nasbah angka tersebut sudah cukup ideal.

Jika melihat peningkatan simpanan nasabah yang meningkat dalam 4 tahun terakhir yang diikuti oleh peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR), serta peningkatan penyaluran kredit serta penekanan pada efisiensi operasional mengakibatkan peningkatan profitabilitas pada bank persero. Berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN KREDIT, DAN EFISIENSI

OPERASI TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi Kasus Pada

Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia secara simultan?


(28)

8 2. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia secara parsial?

3. Variabel bebas manakah yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas bank persero di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan perumusan masalah sebelumnya adalah:

a. Untuk menganalisa pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia secara simultan,

b. Untuk menganalisa pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia secara parsial,

c. Untuk menganalisa variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas bank persero di Indonesia.


(29)

9 2. Manfaat penelitian

Beberapa manfaat yang didaptkan dari penelitian ini antara lain:

a. Bagi penulis, menambah wawasan terhadap dunia perbankan di Indonesia khususnya pengetahuan tentang pengaruh simpanan nasabah, kecukupan modal, penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia,

b. Bagi industri perbankan, sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen agar bisa memaksimalkan profitabilitas bank yang dikelolanya,

c. Bagi lingkungan akademis, sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki objek penelitian sejenis.


(30)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank

Definisi bank menurut undang – undang no. 10 tahun 1998 tentang perbankan (yang merupakan perubahan dari undang – undang no. 7 tahun 1992) berbunyi: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai bank, namun demikian berbagai definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama. Untuk memudahkan dalam mengartikan definisi tersebut, berikut beberapa pengertian bank menurut beberapa ahli :

Kasmir (2008: 1) : “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa lainnya”.

Lukman Dendawijaya (2003:25) : ”Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,


(31)

11 bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.

Malayu S.P Hasibuan (2008:2) : ”Bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian”

Peranan utama bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary) adalah mengalihkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekuarangan dana (deficit) di samping jasa – jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan atau perantara keuangan, maka dalam hal ini faktor “kepercayaan” dari masyarakat atau nasabah merupakan factor utama dalam menjalankan bisns perbankan (Martono, 2010:19)

Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpana giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan pengertian penyaluran dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. (Kasmir 2004: 12)


(32)

12 Pada dasarnya, bank pada dasarnya merupakan perantara SSU dengan DSU. Menurut Hasibuan (2009:5) usaha pokok bank didasarkan ata empat hal pokok, yaitu:

a. Denomination divisibility

Bank menghimpun dana dari SSU yang masing – masing nilainya relatuf kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar. Dengan demikian bank dapat memenuhi permintaan DSU yang membutuhkan dana tersebut dalam bentuk kredit.

b. Maturity flexibility

Bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentuk – bentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu penarikannya seperti rekening giro, rekening Koran, deposito berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan, dan sebagainya.

Penarikan yang dilakukan SSU juga bervariasi sehingga ada dana yang mengendap. Dana yang mengendap inilah yang dipinjamkan oleh DSU dari bank yang bersangkutan. Pembayaran kredit kepada DSU harus didasarkan atas yuridis dan ekonomis.

c. Liquidty transformation

Dana yang disimpan oleh SSU kepad bank umumnya bersifat likuid. Oleh karena itu SSU dapat dengan mudah mencairkan sesuai dengan bentuk tabungannya. Untuk menjaga


(33)

13 likuiditas, bank diharuskan menjada dan mengendalikan posisi likuiditas/giro wajib minimumnya. Giro wajib minimum ini ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan memperhitungkan jumlah uang yang beredar agar seimbang dengan volume pergadangan (rumus Irving Fisher, yaitu MV=PT). dengan seimbangnnya jumlah uang beredar diharapkan nilai tukar uang relatif stabil.

d. Risk diversification

Bank dalam menyalurkan kredit kepada banyak pihak atau debitur dan sektor – sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga resiko yang dihadapi bank dengan cara penyebaran kredit semakin kecil.

Selain kedua hal tersebut (menghimpun dan menyalurkan) bank juga dimiliki jasa lainnya, seperti:

a. Jasa setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah b. Jasa pembayaran seperti gaji, pensiunan atau hadiah

c. Jasa pengiriman uang (transfer) d. Jasa penagihan (inkaso)

e. Jasa kliring (clearing)

f. Jasa penjualan mata uang asing (valas)

g. Jasa penyimpanan dokumen (safe deposit box) h. Jasa cek wisata (travelers cheque)


(34)

14 j. Jasa – jasa yang ada dipasar modal seperti penjamin emisi dan

pedagang efek

k. Jasa letter of credit (L/C)

l. Jasa bank garansi dan referensi bank

Menurut Arthesa (2006:62) terdapat beberapa sumber dana bank yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Dana yang bersumber dari dalam bank, meliputi: 1) Modal yang disetor oleh pemegang saham, 2) Cadangan – cadangan,

3) Keuntungan yang belum dibagikan ke pemegang saham, 4) Dana dari penjualan saham dari bursa, dan

5) Agio saham.

b. Dana yang bersumber dari luar bank, meliputi:

1) Dana yang bersumber dari masyarakat, antara lain: (a) Tabungan,

(b) Simpanan berjangka, (c) Rekening giro, (d) Dana transfer, (e) Setoran jaminan.

2) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan lain, antara lain:

(a) Call money,


(35)

15 (c) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI),

(d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), (e) Fasilitas diskonto Bank Indonesia.

Menurut Arthesa (2006:8) terdapat tiga fungsi bank yang akan dijelskan secara spesifik berikut ini:

a. Fungsi Pembangunan (Development)

Tugas bank sebagai penghimpun adan penyalur dana sangat menunjang pertumbuhan perekonomian Negara. Pemerintah dan masyarakat membutuhkan dana yang disediakan bank sebagai perantara untuk menggerakan sektor riil. Pembangunan Negara akan berjalan baik apabila perbankan turut terlibat dalam pembiayaan yang diperlukan.

Dengan demikian proses penyaluran pembiayaan perbankan harus dilakukan secara aktif, hati – hati, dan didasarkan pada pengetahuan informasi yang tepat mengenai sektor/industri usaha tertentu yang produktif. Pola kerja perbankan harus akomodatif terhadap kebutuhan perekonomian nasional, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

b. Fungsi Pelayanan (Services)

Perbankan adalah jenis perusahaan dengan kegiatan utama berupa pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya, baik nasabah penyimpan dana maupun nasabah peminjam dana. Pelayanan ini pada dasarnya adalah memberikan semua kegiatan


(36)

16 yang dibutuhkan nasabah guna memperoleh kebutuhan dalam melakukan kegiatan transaksi keuangannya.

Pelayanan yang prima (service excellence) adalah jenis pelayanan yang mampu memberikan harapan yang tertinggi dari nasabah terhadap pelayanan bank tertentu. Dalam persaingan bisnis perbankan yang sangat ketat pada saat ini maka service excellence harus diterapkan ke semua perbankan.

c. Fungsi Transmisi

Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang berkaitan dengan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang yang menciptakan instrument keuangan yang disebut uang giral. Semakin maju perekonomian suatu negara pada umumnya proporsi uang giral lebih besar dibandingkan dengan jenis uang lainnya. Hal tersebut karena beberapa kelebihan yang dimiliki uang giral dibandingkan uang lainnya, yaitu faktor keamanan.

Uang giral memiliki nomor seri sehingga mudah dilacak apabila hilang, dapat dipindah tangankan tanpa biaya yang tinggi, dan tidak diperlukannya uang kembali karena cek dapat ditulis sesuai dengan besarnya nilai transaksi. Selain itu uang giral dapat diciptakan melalui mekanisme pemberian kredit, dengan demikian uang giral akan dapat menambah jumlah peredaran uang di suatu negara.


(37)

17 2. Jenis – Jenis bank

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2004:21) :

a. Dilihat dari segi jenisnya

Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:

1) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya: 1) Bank Milik Pemerintah

merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.


(38)

18 2) Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam bank swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

3) Bank Milik Asing

Merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah suatu negara. 4) Bank Milik Campuran

Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

c. Dilihat dari segi statusnya: 1) Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

2) Bank Non-Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga


(39)

19 tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga 1) Bank berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang beroperasi di Indonesia berdasarkan prinsip konvensional. Ciri khas prinsip konvensional antara lain menetapkan bunga sebagai harga jual untuk produk simpanan maupun pinjaman. Selain itu bank yang berdasarkan prinsip konvensional menetapkan biaya – biaya dalam nominal atau presentase tertentu seperti biaya administrasi, sewa, atau biaya lainnya.

2) Bank berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antar bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau mencari keuntungan bagi bank berdasarkan prinsip syariah.

3. Rasio – Rasio Keuangan Bank

Menurut Lukman Dendawijaya (2003:58) Rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Rasio keuangan bank


(40)

20 menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya.

Menurut Martono (2010:81) Berikut beberapa jenis rasio yang digunakan dalam suatu bank:

a. Rasio Likuiditas

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang – hutangnya. Dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Oleh karena itu bank dikatakan likuid apabila:

1) Bank tersebut memiliki cash asset sebesar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya,

2) Bank tersebut memiliki cash asset yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya, tetapi memiliki asset atau aktiva lainnya (misalnya surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu – waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan

3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset yang baru melalui bentuk hutang.

Berikut ini adalah beberapa rasio likuiditas yang dapat diukur melalui:


(41)

21 1) Quick Ratio

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancer yang lebih likuid yang dimilikinya.

�� � � =Kas + Efe₂ + P₀utangHutang ₃ancar × %

2) Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit – kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya.

LDR =₂red₀t yang d₀sa₃ur₂andana p₀ha₂ ₂et₀ga × %

3) Loan to Assets Ratio

Rasio ini untuk ini untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan aset bak yang tersedia.


(42)

22 b. Rasio Solvabilitas (Capital)

Rasio permodalan sering juga disebut juga rasio solvabilitas dapat dihitung dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR). Analisis solvabilitas digunakan untuk:

 Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian – kerugian yang tidak dapat dihindarkan,  Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai

kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak terpakai dan lain – lain,

 Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan  Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan

manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendali oleh pemilik modal pada bank tersebut.

CAR =Moda₃ Ban₂ ₄oda₃ ₀nt₀ + ₄oda₃ pe₃eng₂apTota₃ ATMR

c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Rasio rentabilitas selain untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.


(43)

23 Berikut adalah beberapa rasio untuk menghitung profitabilitas/rentabilitas:

1) Return On Assets (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan.

ROA =₃aba tahun ber₁a₃an tota₃ aset × %

2) Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni.

GPM =Pendapatan operas₀ − beban operas₀B₀aya operas₀ × %

3) Net Profit Margin

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pandang operasinya.

� � � =₃aba bers₀h sebe₃u₄ pa₁a₂pendapatan operas₀ × %

d. Rasio Resiko Usaha Bank

Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko, begitu pula resiko yang dihadapinya. Resiko – resiko ini dapat pula diukur secara kuantitatif melalui rasio sebagai berikut:


(44)

24 1) Deposit Risk Ratio

Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan.

� � � � � =₄oda₃ ₂ese₃uruhandana p₀ha₂ ₂et₀ga × %

2) Interest Rate Risk Ratio

Rasio ini memperlihatkan resiko yang mengukur kemungkinan bunga (interest) yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank.

� � � � � =b₀aya bunga ×has₀₃ bunga %

e. Rasio Efisiensi Usaha

Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna, maka secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan juga dapat diukur melalui rasio efisiensi usaha sebagai berikut:


(45)

25 1) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap pendapatan yang diperoleh bank. Semakin kecil rasio BOPO maka semakin baik kondisi bank tersebut.

BOPO =pendapatan operas₀ona₃ ×beban operas₀ona₃ %

2) Leverage Multiplier Ratio

Rasio ini umtuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya tetap.

� � � � � =tota₃ aset₄oda₃ × %

3) Asset Utilazation Ratio

Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk memperoleh total income.

� � � ��� � � � =

pendapatan operas₀ + pendapatan non operas₀


(46)

26 4) Operating Ratio

Rasio ini untk mengukur rata – rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan.

� � � � =

b₀aya operas₀ + b₀aya non operas₀

pendapatan operas₀ × %

4. Profitabillitas Bank

Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Semakin tinggi rasio profitabilitas yang dimiliki menggambarkan bank tersebut berhasil meningkatkan pendapatan dan meminimalisir biaya operasional yang dikeluarkan. Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang notabene profit motif (Mawardi, 2004:15).

Rasio Return on Assets (ROA) memberikan informasi seberapa efisien bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ROA mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya (Siamat, 2005:102).

Return on Equity Capital, rasio untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan Net Income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut Equity Capital-nya (Donny 2007:36).


(47)

27 Keberhasilan usaha bank sangat tergantung pada pengelolaan earning dan investment. Pengelolaan tersebut berupa strategi untuk mengoperasikan secara terpadu antar rekening nerasa pada sisi asset dan liability sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang tampak pada rekening laba rugi.

Terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan oleh bank untuk mengatur kemampuan mengelola earning dan investment, misalnya dengan cara mengelola kualitas aktiva, manajemen dan administrasi, posisi likuiditas, capital adequacy, dan berbagai rasio finansial. Tujuan pengelolaan earning dan investment adalah (1) mempertahankan tingkat profitabilitas yang tinggi, (2) meningkatkan pertumbuhan aktiva, (3) menentukan komposisi neraca, dan (4) menentukan investasi dalam portofolio aktiva untuk mencapai hasil optimal melalui pemilihan kombinasi efek, obligasi dan instrumen pasar uang, sekaligus tetap melaksakan prinsip kehati – hatian/prudential (Arthesa, 2006: 192).

Menurut Bank Indonesia dalam lampiran Surat Edaran (SE) nomor 3/30/DPNP Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam satu periode. Semakin besar Return On Assets (ROA) menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai indikator pengukur profitabilitas bank.


(48)

28 Rumus ROA dapat dijabarkan sebagai berikut:

ROA =Laba Sebe₃u₄ Pa₁a₂Tota₃ Aset × %

5. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Menghimpun dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat merupakan kegiatan pokok perbankan. Pengertian menghimpun dana berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksakan oleh bank melalui berbagai strategi agar masyarakat tertarik dan mau menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan bank (Martono, 2010:24).

Menurut Arthesa (2006:63) terdapat 3 macam sumber dana langsung dari masyarakat yaitu: rekening tabungan (saving deposit), rekening simpanan berjangka (time deposit), dan rekening giro (demand deposit). Selain itu terdapat pula sumber dana lain yang bersifat tidak langsung atau berupa pengendapan dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa bank (fee based income).

a. Tabungan

Tabungan adalah jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan melalui syarat – syarat tertentu, serta dapat dilakukan setiap saat melalui kantor bank, Automatic Teller Machine (ATM), dan kartu debet.


(49)

29 b. Simpanan berjangka

Simpanan berjangka atau dikenal dengan deposito merupakan simpanan masyarakat dimana penarikan dana tersebut hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan tanggal yang telah disepakati nasabah dengan pihak bank.

Simpananan berjangka dibagi menjadi deposito berjangka dan sertifikat deposito. Deposito berjangka merupakan simpanan atas nama. Dengan demikian simpanan ini hanya dapat dicairkan oleh pemilik deposito atau yang namanya tercantum dalam deposito tersebut.

Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas unjuk dimana bukti simpanan ini dapat diperjualbelikan atau dipindah tangankan ke pihak ketiga. Selain kedua jenis simpanan tersebut, dikenal pula deposit on call (DOC) yaitu berupa simpanan yang tetap berada di bank selama nasabah tidak membutuhkannya.

c. Rekening giro

Rekening giro adalah jenis simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap sat dengan menggunakan cek untuk penarikan tunai atau bilyet untuk pemindahbukuan antar rekening.


(50)

30 Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing – masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh dapat berupa keuntungan dari bunga dan kemudahan atau keamanan uangnya (Kasmir, 2004:48).

Menurut Selamet Riyadi (2004:79) berdasarkan dari segi mata uangnya DPK dibagi menjadi:

a. Sumber dana pihak ketiga rupiah

Dana pihak ketiga rupiah adalah kewajiban – kewajiban bank yang tercatat dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk. Komponen DPK ini terdiri dari tabungan, giro, simpanan berjangka (deposito dan sertifikat deposito) dan kewajiban – kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat – surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, setoran jaminan, dan lainnya.

b. Sumber dana pihak ketiga asing

Yang dimaksud dengan dana pihak ketiga dalam valuta asing adalah kewajiban bank yang tercatat dalam valuta asing kepada dana pihak ketiga baik penduduk maupun bukan penduduk termasuk pada Bank Indonesia atau bank lain (pinjaman melalui pasar uang). DPK valuta asing terdiri atas giro, call money,


(51)

31 Deposit On Call (DOC), deposito berjangka, margin deposit, setoran jaminan, pinjaman yang diterima dan kewajiban lainnya dalam valuta asing.

Sedangkan bila ditinjau dari segi biaya yang harus dibayar oleh bank, sumber dana dapat dikelompokan menjadi sumber dana berbiaya dan sumber dana tidak berbiaya:

a. Sumber dana berbiaya

Sumber daya berbiaya pada umumnya adalah dana – dana yang berasal dari masyarakat, baik dana pihak ketiga maupun daa pihak kedua (tidak termasuk penerbit saham). Sumber dana berbiaya terdiri atas: giro, tabungan, simpanan berjangka, atau kewajiban lainnya.

b. Sumber dana tidak berbiaya

Hampir sebagian besar dana bank memiliki beban biaya yang harus ditanggung oleh bank terutama dana yang berasal dari dana pihak pertama dan dana pihak ketiga sehingga dapat dikatakan tidak ada dana tanpa biaya bagi suatu bank. Namun beberapa jenis dana ada yang tidak mengandung unsur biaya seperti: agio saham, laba tahun berjalan, laba yang ditahan, cadangan umum, dan lainnya. Semakin besar dana tidak berbiaya ini maka akan semakin mempertinggi Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) bagi suatu bank.


(52)

32 6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut utnuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Suhardjono, 2002:73).

Telah adanya peraturan dari BIS (Banking for International Settlement) yang mengatur perihal tingkat kesehatan bank dalam rangka prudential banking. Setiap bank yang beroperasi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan modal minimum bank yang lebih dikenal dengan Capital Adequacy Ratio. Sebelum masa krisis perbankan Indonesia diwajibkan memenuhi CAR 8% dan bertahap menjadi 12%. (Riyadi, 2006:5)

CAR adalah rasio modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal dimaksud terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti sendiri terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal (Rizky, 2008:233).

Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) merupakan nilai total dari masing- masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko dari masing- masing aktiva. Setiap aktiva diberikan bobot


(53)

33 risiko berdasarkan kadar risiko yang terkandung pada aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% sedangkan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%.

Berikut adalah rumus CAR:

CAR =Moda₃ ban₂ ₄oda₃ ₀nt₀ + ₄oda₃ pe₃eng₂apATMR × %

7. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) atau juga dikenal sebagai banking ratio bertujuan untuk membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2004:269).

Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2003:119).

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001 bahwa LDR bank dikatakan sehat jika memiliki LDR 85%-110%.


(54)

34 Berikut adalah rumus LDR:

LDR =Kred₀t yang D₀sa₃ur₂anDana P₀ha₂ Ket₀ga × %

Menurut Hasibuan Melayu (2009:88) tujuan dari penyaluran kredit sebagai berikut:

a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

b. Memanfaatkan dana memproduktifkan dana – dana yang ada, c. Melaksanakan kegiatan oerasional bank,

d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat, e. Memperlancar lalu lintas pembayaran,

f. Menambah modal kerja perusahaan,

g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu penyebab kegagalan usaha bank antara lain adalah penyediaan dana yang tidak didukung oleh kemampuan bank dalam mengelola konsentrasi penyediaan dana secara efektif. Untuk mengurangi potensi kegagalan usaha bank sebagai akibat dari konsentrasi penyediaan dana tersebut bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian antara lain dengan melakukan penyebaran dan diversifikasi portofolio penyediaan dana terutama melalui pembatasan penyediaan dana baik kepihak terkait maupun ke pihak bukan terkait sebesar presentase tertentu dari modal bank atau dikenal dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) (Arthesa, 2006:18)

Beberapa unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004:75)


(55)

35 a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan benar – benar diterima kembali dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan tentang nasabah (anlisis kredit).

b. Kesepakatan

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Resiko

Resiko dapat diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih.


(56)

36 e. Balas jasa

Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut dikenal dengan nama bunga bagi prinsip konvensional. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.

8. Beban Operasionan terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya (Martono, 2010:56)

Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya. BOPO merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan (Riyadi, 2006:159)

Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya


(57)

37 operasional terhadap pendapatan operasional. Bank yang sehat ketentuan dari BI harus memiliki BOPO < 93,52%. Artinya jika sebuah bank memiliki BOPO lebih dari ketentuan BI maka bank tersebut kategori tidak sehat dan tidak efisien. (Yuliani. 2007:25)

Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003:121).

Bank melakukan efisiensi operasi, yakni untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Menurut ketentuan bank indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (Mawardi, 2004:17).

Jika angka rasio menunjukan angka diatas 90% dan mendekati 100% hal tersebut berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukan tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% berarti kinerja bank yang bersangkutan menunjukan tingkat efisiensi yang tinggi (Riyadi, 2010:159).


(58)

38 Menurut Bank Indonesia dalam lampiran Surat Edaran (SE) nomor 3/30/DPNP berikut adalah rumus untuk menghitung BOPO:

BOPO =Pendapatan Operas₀ona₃ ×Beban Operas₀ona₃ %

B. Penelitian Sebelumnya

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang membahas masalah serupa sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Variabel Metode Analisis

Hasil 1 Wisnu Mawardi

(2004)

 BOPO (X1)

 NPL (X2)

 NIM (X3)

 CAR (X4)

 ROA (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel BOPO, NPL,

NIM, dan CAR

berpengaruh terhadap ROA

 Secara uji parsial variabel NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sementara variabel

BOPO, dan NPL

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA 2 Budi Ponco

(2008)

 CAR (X1)

 NPL (X2)

 NIM (X3)

 LDR (X4)

 ROA (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel CAR, NPL, NIM,

LDR berpengaruh

terhadap ROA

 Secara uji parsial variabel CAR, NIM dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sementara itu variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan


(59)

39 No. Peneliti Variabel Metode

Analisis

Hasil

terhadap ROA. Sedangkan variabel NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA

3 Diana Puspitasari (2009)

 CAR (X1)

 NPL (X2)

 PDN (X3)

 NIM (X4)

 BOPO (X5)

 LDR (X6)

 Suku Bunga SBI (X7)

 ROA (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan

Suku Bunga SBI

berpengaruh terhadap ROA

 Secara uji parsial variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sementara variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifkan terhadap ROA. Sedangkan variabel PDN dan Suku Bunga SBI tidak bengaruh signifikan terhadap ROA 4 Ahmad Buyung

(2009)

 NPL (X1)

 CAR (X2)

 LDR (X3)

 BOPO (X4)

 ROA (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel NPL, CAR, LDR dan BOPO berpengaruh terhadap ROA

 Secara uji parsial variabel

CAR dan LDR

berpengaruh dan

signifikan terhadap ROA. Sementara variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA

5 Bambang Sudiyatno (2010)

 DPK (X1)

 BOPO (X2)

 CAR (X3)

 LDR (X4)

 ROA (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel DPK, BOPO,

CAR, dan LDR

berpengaruh terhadap ROA

 Secara uji parsial variabel

DPK dan CAR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sementara variabel BOPO berepengaruh negatif


(60)

40 No. Peneliti Variabel Metode

Analisis

Hasil

Dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel LDR tidak berpengaruh terhadap ROA

6 Anjar Permata (2012)

 DPK (X1)

 Jumlah Kredit (X2)

 ROA (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel DPK dan Jumlah kredit berpengaruh terhadap ROA

 Secara uji pasrsial variabel DPK dan jumlah kredit

yang disalurkan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA 7 Masnindar

Nasution (2012)

 DPK (X1)

 NPF (X2)

 Nisbah Bagi Hasil (X3)

 Laba (Y)

Regresi Berganda

 Secara uji simultan variabel DPK, NPF, dan Nisbah bagi hasil berpengaruh terhadapa laba

 Secara uji parsial variabel DPK dan Nisbah bagi hasil positif dan signifikan terhadap laba. Sedangkan variabel NPF tidak berpengaruh terhadap laba

C. Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka diatas maka dibentuk kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

1. Pengaruh DPK terhadap ROA

Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki hubungan positif terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini disebabkan karena keuntungan utama bisnis bank berasal dari sumber – sumber dana dengan bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. Pengalokasian dana dapat dilakukan


(61)

41 untuk penyaluran kredit adan membelikan berbagai macam aset yang dianggap menguntungkan bank (Kasmir, 2004:95).

Dengan demikian lembaga keuangan (bank) sebenarnya hanyalah mengalihkan atau memindahkan kewajiban pinjaman menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan keinginan penabung (Martono, 2010:3).

2. Pengaruh CAR terhadap ROA

Rasio kecukupan modal merupakan indikator terhadap kemampuan bank dalam menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko (Dendawijaya, 2003:122).

Resiko atas kerugian yang mungkin timbul tersebut diukur dari jumlah aset yang dimiliki bank. Oleh karena itu kondisi suatu bank digolongkan parah apabila kecukupan modalnya tidak mampu lagi memikul resiko kerugian yang nyata atau disebut sangat rendah (Soehandjono, 2002:86).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan positif terhadap Return On Assets (ROA).

3. Pengaruh LDR terhadap ROA

Salah satu fungsi kredit yaitu untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dari bentuk bunga


(62)

42 yang diterima oleh bank tersebut sebagai balas jasa. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank (Kasmir, 2004:100).

Sehingga dapat disimpulkan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki hubungan positif terhadap Return On Assets (ROA).

4. Pengaruh BOPO terhadap ROA

BOPO merupakan rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan (Riyadi, 2010:159).

Inefisiensi operasional merupakan hal yang disebabkan oleh kurang berfungsinya proses pengawasan internal bank, atau akibat kesalahan eksternal. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bank baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu hal ini juga mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan karena rendahnya kemampuan dalam melakukan aktivitas yang menguntungkan bank (Arthesa, 2006:95).

Sehingga dapat diketahui disimpulkan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki hubungan negatif terhadap Return On Assets (ROA).


(63)

43 D. Kerngka Pemikiran

Berdasarkan penelitian terdahulu dan hubunga antar variabel, dibuat sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kenerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat

Bank Persero

LDR

ROA

Model Regresi Linier Berganda

CAR

DPK BOPO

Uji Asumsi Klasik: 1. Normalitas 2. Multikolinieritas 3. Heteroskedastisitas 4. Autokorelasi

Uji Hipotesis: 1. Uji F (Simultan) 2. Uji t (Parsial)

3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)


(64)

44 dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol (Abdul Hamid, 2010:16).

Berdasarkan kerangka berpikir yang dikembangkan dari latar belakang dan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis statistik atau hipotesis nol.

Hipotesis statistik atau hipotesis nol adalah hipotesis yang bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Karena hipotesis ini menggunakan alat – alat statistik maka disebut hipotesis statistik dan dalam hipotesis ini peneliti akan membuat dugaan-dugaan yang berhati-hati dimana menurut peneliti tidak terjadi hubungan atau pengaruh yang berarti dan dugaan ini akan dibuktikan atas dugaan tersebut (Abdul Hamid, 2010:16).

Beradasrkan kerangka pemikiran teoritis yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh signifikan antara jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanl (BOPO) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara simultan.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara parsial.


(65)

45 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara parsial.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan anatar Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara parsial.

5. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanl (BOPO) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara parsial.


(66)

46 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dapat mempengaruhi variabel terikat yaitu profitabilitas pada bank persero yang diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA). Jangka waktu penelitian dilakukan mulai Januari 2009 sampai dengan Desember 2012.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan – perbedaan itu disebabkan adanya nilai karakteristik yang berlainan. Populasi adalah kumpulan seluruh nilai data observasi dan kemungkinan hasil eksperimen (Sugiyono, 2009:115).

Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum di Indonesia yang yang melaporkan kinerjanya pada Bank Indonesia yang terdiri dari 120 bank. Sementara metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.

Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang satuan sampelnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk


(67)

47 memperoleh satuan sampel yang memiliki karakteristik dan kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel (Sugiyono, 2009:116).

Kriteria bank yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bank umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian.

2. Sebagian besar kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pemerintah (persero).

3. Tersedia data laporan keuangan triwulan selama periode waktu penelitian (tahun 2009 - 20012).

4. Bank yang diteliti masih beroperasi selama periode waktu penelitian (tahun 2009 - 20012).

Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 bank yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Gambar 3.1 Sampel Penelitian

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat melalui laporan keuangan triwulan yang diterbitkan bank tersebut. Data berupa laporan keuangan yang didalamnya terdapat rasio keuangan bank persero di Indonesia

No Nama Bank Kode

1 PT Bank Mandiri Tbk. BMRI

2 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI 3 PT Bank Negara Indonesia 46 Tbk. BBNI 4 PT Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN


(68)

48 seperti ROA, DPK, CAR, LDR, dan BOPO, yang mencerminkan kinerja bank persero dengan periode 2009 hingga tahun 2012.

Data laporan keuangan triwulan diterbitkan 4 kali setahun yaitu setiap bulan Maret (triwulan I), Juni (triwulan II), September (triwulan III), dan Desember (triwuan IV).

Laporan Keuangan menggambarkan kinerja keuangan suatu bank yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laba rugi, komitmen dan kontijensi, transaksi spot dan derivative, laporan rasio keuangan, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum, serta laporan arus kas.

D. Metode Analisis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis regresi linier berganda (multiple linier regression method) yang bertujuan untuk menguji pengaruh dan hubungan lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pada awalnya analisis regresi berganda dikembangkan oleh para ahli ekonometri untuk membantu meramal akibat dari aktivitas - aktivitas ekonomi pada berbagai segmen ekonomi. Fenomena ekonomi dan bisnis bersifat kompleks sehingga perubahan suatu variabel tidak hanya dapat dijelaskan hanya dengan menggunakan satu variabel bebas saja (Suliyanto, 2011:53).


(69)

49 Prinsip – prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak berbeda dengan regresi linier sederhana. Akan tetapi dalam regresi linier berganda akan dijumpai beberapa permasalahan seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Nachrowi, 2008:118).

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + X + X + X + X +℮ Keterangan:

Y = Return on Assets (persentase) β = Konstanta

β - β = koefisien regresi masing-masing variabel bebas X1 = Dana Pihak Ketiga (Nominal)

X2 = Capital Adequacy Ratio (Persentase)

X3 = Loan to Deposit Ratio (Persentase)

X4 = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Persentase)

℮ = Error Term (variabel Pengganggu)

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, sebuah model regresi harus melewati serangkaian uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik bertujuan agar hasil analisis regresi berganda memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) yaitu data terdistribusi normal, tidak terdapat gejala autokorelasi, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak


(70)

50 bersifat heteroskedastisitas. Untuk penjelasan dari masing - masing uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata - ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data tersebut jauh dari rata - rata. Dengan kata lain, data tersebut memang benar - benar berbeda dibanding yang lain (Suliyanto, 2011:69).

Untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik ataupun melakukan berdasarkan metode statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

1) Analisis grafik

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat melalui ataupun penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik P-Plot (normal probability plot) ataupun bentuk kurva lonceng pada grafik Histogram. Adapun dasar dari


(71)

51 pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal P-Plot dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika bentuk kurva pada Histogram berbentuk gambar lonceng (bell shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga dan seimbang, maka nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal

2) Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji statistik yang dipakai untuk menguji normalitas data adalah uji Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah uji statistik non-parametrik yang menggunakan fungsi distribusi kumulatif (Suliyanto, 2011:77).

Melalui pengujian ini, model regresi dapat memenuhi sumsi normalitas apabila nilai K-S > α. Sedangkan apabila nilai K-S < α maka asumsi normalitas tidak dapat terpenuhi. α yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5% (0,05). Sehingga untuk memenuhi asumsi normalitas nilai K-S harus lebih besar dari α=0,05.


(72)

52 b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier (Suliyanto, 2011:81).

Beberapa penyebab timbulnya gejala multikolinieritas pada model regresi adalah sebagai berikut:

1) Kebanyakan variabel ekonomi berubah sepanjang waktu. Besar – besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor – faktor yang sama sehingga jika suatu faktor mempengaruhi variabel terikat maka seluruh variabel cenderung berubah dalam satu arah,

2) Adanya penggunaan nilai lag (lagged value) dari variabel – variabel bebas tertentu dalam model regresi,

3) Metode pengumpulan data yang dipakai (the data collection method employed),

4) Adanya kendala dalam model atau populasi yang menjadi sampel (consrtaint on the model or in the population being sampled),

5) Adanya kesalahan spesifikasi model (specification model). Hal ini dapat terjadi karena peniliti memasukan variabel


(1)

xxviii

Lampiran 6

Hasil Uji Park

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -87.737 47.675 -1.840 .071

LN_DPK 1.964 1.242 .652 1.581 .119

LN_CAR 2.620 3.402 .122 .770 .444

LN_LDR 4.529 2.947 .358 1.537 .130

LN_BOPO 10.419 6.563 .474 1.588 .118


(2)

xxix

Lampiran 7

Hasil Uji Regresi Berganda

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT roa

/METHOD=ENTER LN_DPK LN_CAR LN_LDR LN_BOPO /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).

Regression

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1 LN_BOPO,

LN_CAR, LN_LDR, LN_DPKb

. Enter

a. Dependent Variable: roa b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .924a .854 .844 .41101 .749

a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK b. Dependent Variable: roa

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 58.336 4 14.584 86.333 .000b

Residual 9.967 59 .169

Total 68.302 63

a. Dependent Variable: roa


(3)

xxx

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.814 8.061 .845 .401

LN_DPK .987 .210 .761 4.699 .000

LN_CAR -.709 .575 -.077 -1.232 .223

LN_LDR 2.836 .498 .521 5.692 .000

LN_BOPO -4.517 1.110 -.478 -4.070 .000

Coefficientsa

Model Correlations

Zero-order Partial Part

1 (Constant)

LN_DPK .774 .522 .234

LN_CAR -.125 -.158 -.061

LN_LDR -.304 .595 .283

LN_BOPO -.866 -.468 -.202

a. Dependent Variable: roa

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 1.0955 4.7364 2.9714 .96227 64

Std. Predicted Value -1.949 1.834 .000 1.000 64

Standard Error of Predicted Value

.060 .190 .112 .026 64

Adjusted Predicted Value 1.0217 4.6971 2.9673 .96267 64

Residual -.98810 .96320 .00000 .39774 64

Std. Residual -2.404 2.344 .000 .968 64

Stud. Residual -2.472 2.398 .005 1.003 64

Deleted Residual -1.04488 1.00872 .00413 .42756 64

Stud. Deleted Residual -2.589 2.503 .005 1.021 64

Mahal. Distance .373 12.535 3.938 2.341 64

Cook's Distance .000 .105 .015 .021 64

Centered Leverage Value .006 .199 .063 .037 64


(4)

xxxi


(5)

(6)

xxxiii