99
Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
232
Th dari fly ash dan bottom ash di air laut di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan dari hasil pencacahan anak luruhnya yang memancarkan radiasi-
γ
228
Ac pada puncak energi 911,16 keV danatau 968,97 keV.
Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
226
Ra dari fly ash dan bottom ash di air laut di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan dari hasil pencacahan anak luruhnya yang memancarkan radiasi-
γ
214
Bi pada puncak energi 609,318 keV danatau
214
Pb pada puncak energi 351,925 keV. Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan
Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
40
K dari fly ash dan bottom ash di air laut di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan secara langsung dari hasil pencacahan
40
K pada puncak energi 1.460,83 keV.
3.8.2. Uji Hipotesis Kedua Uji Hipotesis Kedua: “Terdapat pelindian radionuklida alam
238
U,
232
Th,
226
Ra,
40
K dari fly ash dan bottom ash di sedimen di perairan
pesisir Semenanjung Muria” dilakukan dengan cara sebagai berikut.
100
Setelah sampel sedimen dari perairan pesisir Semenanjung Muria dicuplik, dipreparasi, dicacah dan dianalisis secara spektrometri-
γ, maka dilakukan proses identifikasi radionuklida dalam sampel sedimen
yang dilakukan menggunakan sinar- γ karakteristik yang dipancarkan oleh
radionuklida atau anak luruhnya Erdtmann dan Soyka, 1979. Identifikasi radionuklida dilakukan melalui tahapan “kalibrasi
energi” spektrometer-γ: pengukuran sampel dilakukan pada kondisi alat yang tepat sama dengan kondisi kalibrasi. Puncak-puncak dalam
spektrum- γ sampel dicatat nomor salurnya X. Dengan menggunakan
persamaan garis kalibrasi: Y = aX + b, akan diperoleh nilai energi Y puncak-
γ yang bersesuaian. Setelah diperoleh nilai energi Y, dengan merujuk Erdtmann dan Soyka 1979 dapat dilakukan identifikasi jenis
radionuklida yang terkandung dalam sampel sedimen. Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan
Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
238
U dari fly ash dan bottom ash di sedimen di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan dari hasil pencacahan anak luruhnya yang memancarkan radiasi-
γ
234m
Pa pada puncak energi 1001 keV. Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan
Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
232
Th dari fly ash dan bottom ash di sedimen di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan dari hasil pencacahan anak luruhnya
101
yang memancarkan radiasi- γ
228
Ac pada puncak energi 911,16 keV danatau 968,97 keV.
Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji
hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
226
Ra dari fly ash dan bottom ash di sedimen di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan dari hasil pencacahan anak luruhnya yang memancarkan radiasi-
γ
214
Bi pada puncak energi 609,318 keV danatau
214
Pb pada puncak energi 351,925 keV. Berdasarkan Deret Peluruhan Radionuklida Alam Uranium dan
Thorium lihat IAEA, 1990 dan Cember, 1996 dalam Mellawati, 2004;
serta Wahyudi, 2011a, uji hipotesis “terdapatnya pelindian radionuklida alam
40
K dari fly ash dan bottom ash di sedimen di perairan pesisir
Semenanjung Muria” ditentukan secara langsung dari hasil pencacahan
40
K pada puncak energi 1.460,83 keV.
3.8.3. Uji Hipotesis Ketiga