WILAYAH PESISIR MODEL PERSEBARAN RADIONUKLIDA ALAM 238U,232Th,226Ra,40K DI PERAIRAN PESISIR SEMENANJUNG MURIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) 01 Bab1 Bab2 Bab3

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. WILAYAH PESISIR

Hingga saat ini, konsep dan definisi wilayah pesisir sangat beragam karena definisi yang dipakai para pakar kelautan, ekonomi, politik, militer dan pelayaran ternyata berbeda-beda. Salah satu definisi wilayah pesisir yang sering dipakai adalah definisi yang dirumuskan oleh LON LIPI 1976, yakni “... daerah pertemuan antara darat dan laut dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut dan batas ke arah laut mencakup bagian atau batasan terluar dari daerah paparan benua yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat …”. Definisi tentang “wilayah pesisir” menurut Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau Kecil UU 27, 2007, pada Pasal 1 angka 2, disebutkan bahwa: “Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut ”. Sementara definisi tentang “perairan pesisir” ada pada Pasal 1 angka 7: “Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 dua belas mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna ”. 19 Ditinjau dari berbagai macam peruntukannya, wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat produktif Supriharyono, 2000. Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara ekosistem daratan dan lautan, yang saling berinteraksi dan membentuk suatu kondisi lingkungan ekologis yang unik Dahuri et al., 1996. Menurut Dahuri et al. 1996, wilayah pesisir sampai sekarang belum memiliki definisi baku. Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan, batas ke arah darat adalah jarak secara arbitrer dari rata-rata pasang tinggi mean high tide dan batas ke arah laut adalah batas yurisdiksi wilayah. Meskipun per definisi rumusannya berbeda-beda tetapi secara konseptual pengertian mengenai wilayah pesisir adalah sama, yakni mencakup proses interaksi antar-komponen daratan, lautan dan atmosfer, yang proses interaksinya sudah berlangsung sejak bumi terbentuk dan kenampakan wilayah pesisir saat ini merupakan hasil keseimbangan dinamik proses-proses penghancuran dan pembentukan dari ketiga unsur tersebut Sutikno, 1991. Menurut Pariwono 1992, wilayah pesisir sebagai tempat peralihan daratan dan lautan ditandai oleh gradien perubahan ekosistem yang tajam. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang dinamik, selalu berubah-ubah utamanya disebabkan oleh proses pengendapan, abrasi, dan transportasi sedimen. Karakteristik fisik wilayah pesisir dibentuk oleh parameter gelombang, pasut, arus, angin, salinitas, suhu dan perubahan permukaan air laut. 20 Menurut Riley dan Skirrow 1975, secara kimia wilayah pesisir dicirikan oleh kandungan banyak unsur kimia seperti gas-gas terlarut, garam dan berbagai partikel tersuspensi yang mempengaruhi komposisi kimia air laut. Proses oseanografi kimia yang terjadi antara lain adalah daur kimia, transfer udara-air, daur nutrien, proses anorganik, oksigenasi, karbonasi dan trace element. Menurut Knox dan Miyabara 1984, wilayah pesisir dicirikan oleh produktivitas hayati yang tinggi karena masuknya air sungai ke wilayah pesisir membawa pasokan nutrien dari daratan. Produktivitas perairan wilayah pesisir ini terkait dengan proses fotosintesis yang baik dan ketersediaan nutrisi dan CO 2 yang melimpah. Menurut Watson 1992, wilayah pesisir sebagai zona penyangga antara daratan dan lautan memiliki tingkat keanekaragaman hayati lebih tinggi dibandingkan daratan. Berbagai satwa migrasi banyak terdapat di wilayah pesisir.

2.2. MODEL HIDRODINAMIKA