Critical Review Jurnal Inovasi Pelayanan

(1)

Mata Kuliah Ekonomi Kota

Tugas I, Critical Review Jurnal

Inovasi Pelayanan

Publik UPTD Terminal

Purabaya-Bungurasih

NAMA : Eliziaria Febe Gomes

NRP : 3613100703

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2015


(2)

1.

Identitas Jurnal

Jurnal ini dimuat di buletin Kebijakan dan Manajemen Publik, Volume 1, Nomor 1 pada januari 2013. Jurnal. Dengan judul Inovasi Pelayanan Publik UPTD Terminal Purabaya- Bungurasih. Jurnal ini disusun oleh Rina Minarsari, Mahasiswa program studi ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.

2.

Deskripsi Penelitian

Dalam Jurnal ini mengkaji tentang tingkat pelayanan, kualitas pelayanan dan Inovasi dalam bidang Transportasi khusunya di Terminal Bungurasih, Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif dimana data tersebut respondenya para petugas pelayanan Terminal, Operator SmartCard dan pengguna terminal dengan menggunakan Teknik Pengumpulan data purposive Sampling dan untuk menganalisanya menggunakan Analisis Reduksi Data dan Verifikasinya. Tujuannya untuk mengetahui dan menilai tingkat kualitas pelayanan publik dan mengdeskripsikan produk inovasi Smart Card di Terminal Purabaya-Bungurasih.

3.

Penjelasan Penelitian

Pelayanan publik yang merupakan usaha dari pemerintah untuk melengkapi dan memudahkan masyarakatnya yang sebagai pengguna facilitas umum di suatu daerah atau kota. Untuk mengembangkan layanan tersebut pemerintah memiliki facilitas yakni UPTD agar dapat melayani masyarakat daerah. Masyarakat tidak hanya menjadi warga namun juga sebagai Decision maker yang artinya masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Hal pertama yang dilihat oleh penulis dalam jurnal ini adalah konsep inovasi yang belum optimal untuk sektor publik. Organisasi pemerintahan menjadi salah penggerak di bidang pelayanan publik yang dimana sebuah pelayanan negara dapat berkembang dengan baik apabila kualitas dan rencana dari birokrasinya juga berjalan dengan baik. Dapat dilihat juga dari peringkat kualitas birokrasi pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat terakhir kedua dengan skala 8,59 menurut Politycal and


(3)

Economic Consultancy dalam kompas pada tanggal 7, 2010 yang artinya Indonesia sangat lemah dalam penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakatnya.

Kota Surabaya sebagai kota Metropolis di Jawa Timur, dimana hingga sekarang Surabaya menjadi pusat kegiatan, baik dari penduduk Surabaya maupun pendatang. Hal tersebut menyebabkan banyaknya masalah terkait transportasi, salah satunya kemacetan. Masalah Kemacetan pada umumnya di Indonesia sulit untuk di selesaikan, kota Surabaya yang dengan jumlah penduduk yang begitu besar membutuhkan angkutan umum dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi sehingga dapat juga mengurangi fenomena kemacetan.

Hal yang menjadi salah satu kajian dalam penelitian ini adalah implementasi dari beberapa inovasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Sarana transportasi menjadi salah satu fasilitas terpenting untuk masyarakat dimana menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya. Transportasi juga merupakan pendukung setiap kegiatan manusia yang terkait mobilisasi barang maupun manusia dalam kehidupan. Dari berbagai kekurangan yang ada dalam tingkat pelayanan dari Dinas perhubungan kota Surabaya melalui UPTD melakukan kreasi dan implementasi yang modern terhadap terminal Bungurasih, salah satu produk yang digunakan adalah Inovasi pelayanan publik untuk membantu perubahan terutama di sektor publik khususnya dapat memudahkan masyarakat secara innovatif. Produk pelayanan atau kreasi yang dilakukan berupa pengembangan yang modern dengan bantuan inovasi teknologi dengan tujuan menggembangkan terminal dengan pelayanan yang lebih optimal, beberapa inovasi yang dilakukan sebagai berikut; (1)parkir elektrik yang fungsinya untuk mencatat semua data parkir di terminal tujuannya untuk mengdokumentasi semua data kendaraan; (2)Barcode pintu untuk mencatat transaksi bus (tarif retribusi, jumlah penumpang, dan rit bus) yang masuk dan keluar melalui pintu terminal tersebut; (3)CCTV guna untuk pengendalian keamanan di terminal; (4)Display untuk melihat jadwal keberangkatan dan (5)SmartCard yang hanya dapat dimiliki setiap bus, dimana kartu tersebut akan dibagikan bagi setiap pemilik bus sehingga dapat mudah mengkomunikasi bus antar kota.


(4)

Terdapat berbagai pengertian tentang pelayanan publik, salah satunya penulis mengutip dari Agung Kurniawan,2005:4, yang mengartikan pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Adapun beberapa peraturan yang dikutip juga dalam jurnal ini tentang pelayanan dari kepmenpan No 63/KEP/M.PAN/7/2003 yang menyebutkan bahwa publik adalah segala kegiatan upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Dari penelitian ini terdapat berbagai pengertian tentang public services, namun inti dari semua pengertian yang ada semuanya mengarah ke pemenuhan atau melayani kebutuhan masyarakat.

Aspek pendukung dalam penelitiannya; (1)Kualitas Pelayanan kriteria yang ditemukan dalam aspek ini adalah kualitas sebuah produk atau jasa, untuk kualitas pelayanannya dilihat dari kemampuan Sumber daya manusia yang sebagai pelaksananya.

Penulis juga mengutip dari teori yang dikenal sebagai segitiga pelayanan publik oleh Albrecht dan Zemke dalam kutipan jurnal Wijoyo Suprato: 2006:72, bila diartikan


(5)

skema ini, bahwa jika kemampuan SDM dalam suatu negara maka dapat menciptakan suatu strategi dan sistem yang baik, dimana tiga-tiganya saling berkesibambungan yang dimana dapat meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan para customers. (2)Atribut Kualitas Pelayanan Publik, dalam hal ini penulis mengutip dari Agus Dwiyanto 2008 : 148 melalui teori Levine yang menyebutkan bahwa sebuah negara yang dengan sistem demokrasi dalam sistem pelayanan publik paling tidak harus memenuhi tiga atribut; salah satunya (a) resposivitas adalah respon dari layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan para penggunannya. (b) Responsibilitas suatu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh proses pemberian layanan yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. (c) Akuntabilitas untuk mengetahui seberapa tinggi proses pelaksanaan dalam melayani masyarakat sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dalam aspek ini menggunakan berbagai pertimbangan tentang atribut yang perlu dilhat dan dipertimbangkan dari teori dan Kepmenpan sebagai pendukung. (3) Inovasi Pelayanan Publik, inovasi dalam penelitian ini lebih mengartikan sebagai bentuk kreasi modern dengan bantuan teknologi namun dikarenakan konteksnya lebih ke layanan publik maka dikhususkan untuk melihat hubungan antara produk inovasi dan bagian dalam suatu organisasi yang sebagai penanggun jawab inovasi tersebut. (4) Tipologi Inovasi sebagai aspek untuk mengetahui tingkat efisiensi sebuah produk yang telah dihasilkan oleh proses inovasi tersebut, dalam metode pelayanan ini inovasi merupakan bentuk perubahan yang modern terhadap sebuah produk yang akan lebih memudahkan dari produk sebelumnya atau sebuah pembaruan yang dapat berkelanjutan. Penulis melakukan kajian terhadap produk inovasi Smart Card sebagai suatu produk pengawasan berbasis teknologi modern pada setiap bus yang masuk dan keluar melalui pintu terminal Purabaya-Bungurasih Kota Surabaya. Tipologi inovasi sektor publik antara lain inovasi produk layanan, inovasi proses pelayanan inovasi sistem, inovasi kebijakan, inovasi kebijakan, inovasi metode pelayanan yang dikutip dari teori Khairul Muluk 2008:46 teoritis ini pun menjelaskan tentang level inovasi; (a) inovasi Inkremental; berarti inovasi yang terjadi membawa perubahan kecil terhadap proses atau layanan dan dapat terus menerus dalam pelayanan publik. (b) Inovasi Radikal; merupakan perubahan mendasar dalam pelayanan publik atau pengenalan atau sebuah


(6)

inovasi yang benar-benar baru yang akan diimplementasikan dalam sektor layanan publik namun memiliki resiko apabila terjadi masalah dalam kinerjanya. (c) Inovasi Transformatif; inovasi ini membutuhkan waktu yang lama namun dengan hasil yang baik dalam kinerjanya. (4) Kategori Inovasi sebagai salah satu aspek pendukung dalam penelitian, penulis mengutip dari teori Khairul Muluk,2008:48 yang bersifat Sustaining innovation dan Discontinues innovation yang mengartikan proses yang membawa perubahan terhadap inovasi yang ada. (5) Faktor Penghambat Inovasi; sebuah kreasi tidak pernah berjalan dengan lancar, maka dalam penelitian ini faktor penghambat juga sebagai aspek untuk mengukur tingkat tersebut. Berbagai hambatan yang menyebabkan kegagalan dalam penerapan inovasi antara lain disebabkan oleh ketidakmampuan menghadapi resiko dan perubahan, hambatan administratif, ketergantungan pada high performer, budaya yang berbeda dan keengganan menutup program yang gagal.

Inovasi dalam pelayanan publik bertujuan untuk memudahkan layanan di sektor publik. Penelitian ini menggunakan tahapan untuk mengetahui kualitas dan kinerja dalam melaksanakan layanan terhadap pengguna; (1) Perintisan yang terdiri atas face setting dan macthing ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada sehingga perlu adanya penetapan produk inovasi, lalu mencari organisasi yang akan menjadi pelaksananya. Kedua tahapan ini hanya lebih tepatnya mengarahkan untuk proses inovasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. (2) Pelaksanaan dimana dari tahapan sebelumnya telah mendapatkan tujuan untuk menyelasaikan masalah yang ditemukan lalu dalam tahapan adalah face untuk mengrealisasikannya. Tahapan ini terdiri dari tiga face; (a) Redefinisi, (b) Klarifikasi dan (c) Rutinisasi. Semuanya itu bertujuan untuk menjawab permasalahan yang ada, sehingga dapat melakukan inovasi yang memudahkan dan memberikan layanan yang berkualitas terhadap pengguna. Melihat dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengkaji tingkat pelayanan di Terminal dimana produk inovasi yang dikaji adalah smart card yang merupakan sebuah produk yang memiliki fungsi teroenting juga dalam bidang transportasi yang modern. Dalam kajian penelitian ini adapun beberapa penilaian tertentu dari aspek-aspek sebelumnya terhadap Smart Card yang sebagai tingkat


(7)

pengukuran untuk mengetahui kinerja produk tersebut. Sebagai berikut, (1) Tingkat Inovasi Penerapan SmartCard di UPTD Terminal Purabaya yang menilai bahwa Smart Card adalah sebuah produk komunikasi dan pengawasan yang modern. (2) Tingkat Inovasi Berdasarkan Tipologi Inovasi, Smart Card merupakan Inovasi yang tipologinya inovasi sistem pelayanan yang berada di terminal Bungurasih sejak tahun 2006 dimana produk tersebut menjawab visi dan misi, tujuan dan strategi pembangunan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dalam pelayanan perkotaan. (3) Tingkat Inovasi Berdasarkan Level Inovasi, dalam aspek telah membuktikan keberhasilan Smart Card yang telah membawa perubahan terhadap terminal Purabaya-Bungurasih yang berlangsung secara continue dan mendukung nilai keuangan setiap individu. (4) Tingkat Inovasi Berdasarkan Kategori Inovasi, dalam aspek ini menilai bahwa Smart Card meskipun adalah sebuah produk terobosan baru, namun memiliki manfaat yang sangat baik bagi terminal tersebut dikarenakan produk yang bersifat teknologi telah meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Purabaya. Adapun beberapa atribut yang sebagai alat untuk menganalisis (reability, responsiiviness, assurance, emphaty untuk mengetahui bagaimana tingkat kualitas pelayanan yang ada di terminal tersebut. Dari beberapa elemen yang menjadi alat untuk analisis menghasilkan bahwa kualitas para petugas memberikan telah pelayanan memberikan pelayanan yang sesuai prosedur pelayanan yang ada di terminal Purabaya, tingkat kepuasan masyarakat pun dinilai lumayan, perilaku kesopanan dan sikap tegas dan ramah para pekerja terminal juga sudah memenuhi dan ternilai baik sesuai dengan prosedur terminal tersebut. Kualitas Smart Card yang dikategorikan sebagai sebuah sistem pelayanan bersifat inkremental dan berbasis sustaining innovation sudah terlihat baik dan tingkat layanan dengan menggunakan produk yang berbasis teknologi ini pun sudah berjalan dengan baik dan memiliki kualitas pelayanan yang tinggi di Terminal Purabaya-Bungurasih.

4.

Critical Penelitian

Kelebihan

Kelebihan yang terdapat pada jurnal ini memiliki landasan teori yang cukup ideal, dimana teori-teori dan berbagai kutipan tersebut menjadi penguat dalam


(8)

penelitian ini. Penelitian menetapkan setiap bagian teori yang ada dalam pembahasan dan mengkaitkan dengan aspek-aspek yang mendukung untuk kajian penelitian. Adapun beberapa peraturan dari pemerintah yang disajikan juga dalam penelitian ini sebagai landasan mengenai pelayanan publik. Penulis juga mengutip beberapa referensi penambahan terkait teori pelayanan publik yang berkualitas. Beberapa teori menarik yang ada dalam penelitian ini adalah sebuah teori tentang new public services (Khairul Muluk 2003:7) dimana dalam teori tersebut menjelaskan tentang keterlibatan masyarakat sebagai pendukung untuk mendorong sebuah kualitas pelayanan publik dalam proses penyelenggaraan atau bisa disimpulkan bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan terutama dalam lingkup sektor publik dan pelayanan. Penulis juga menggunakan beberapa atribut yang menjadi alat untuk analisis tingkat pelayanan dengan penambahan berbagai inovasi yang ada khususnya Smart Card yang menjadi alat pengawasan di pintu masuk Terminal Purabaya, salah satunya tingkat inovasi berdasarkan tipologi inovasi dimana dalam aspek ini penulis menilai bahwa inovasi tersebut adalah sebuah sistem yang telah menjawab misi, visi dan tujuan strategi perkotaan yang disajikan secara deskriptif.

Kekurangan

Kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, ketika penulis mengjabarkan pada awal pendahuluan bahwa masyarakat membutuhkan sebuah pelayanan transportasi yang berkualitas untuk menjawab berbagai masalah yang ada dalam sektor publik, penulis juga menjabarkan berbagai jenis pelayanan yang ada di Terminal tersebut dan beberapa inovasi yang sudah terselenggarakan di terminal Purabaya-Bungurasih. Namun pada pembahasan penulis tidak konsisten terhadap tujuan penelitiannya, penulis lebih mengfokuskan ke inovasi Smart Card sehingga hasil dari penelitian ini tidak begitu maksimal. Teori yang sebagai landasan dalam penelitian ini hanya menjawab beberapa pelaksanaan pelayanan publiknya saja, akan tetapi tidak pada inovasi yang ada khususnya inovasi Smart Card yang menjadi fokus penulis. Sehingga menyebabkan pembaca sulit untuk mengetahui jawaban dari hasil tujuan penelitian tersebut.


(9)

Bila dilihat dari tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan yang ada seharusnya penulis memperlihatkan juga kondisi pelayanan terminal sebelum penggunaan produk layanan modern tersebut, namun penulis tidak mencakupi hal tersebut sehingga penelitian ini tidak begitu menjawab isu pokok masalah yang ada di Terminal yang menyebabkan adanya inovasi dan tidak dapat membandingkan perkembangan terhadap kualitas pelayanan dengan detail.

Penelitian ini yang menjadi tingkat utama untuk pengukuran kualitas pelayanan hanya lebih mengkaji terhadap produk inovasinya saja, akan tetapi lebih baik bila ditambahkan juga dengan kajian terhadap kinerja pemerintah daerah yang menaungi proses penyelenggara di Terminal Purabaya tersebut (Prioritas Pelayanan Publik Pemerintah Kota di Indonesia, 2014).

Untuk membantu penulis agar dapat informasi tentang pelayanan publik di bidang transportasi sebaiknya dilakukan dengan metode FGD (Focus Group Discussion), Wawancara dan pengumpulan dokumen lain yang terkait dengan tujuan penelitian guna memperoleh kajian dan mendapatkan data yang lebih dan membantu mengetahui bagaimana kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan (Bandiyah, 2012).

5.

Kesimpulan

Pelayanan Publik merupakan kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan setiap manusia sebagai penerima pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Adapun konsep layanan publik yang juga melibatkan masyarakat tidak hanya menjadi pengguna namun juga diikut sertakan dalam pengambilan keputusan agar proses pelayanan yang ada dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jurnal yang berjudul Inovasi Pelayanan Publik UPTD Terminal Purabaya-Bungurasih terhadap tingkat kualitas pelayanan yang ada di Terminal Purabaya tersebut dinilai berkualitas melalui berbagai analisis melalui beberapa aspek. Adapun alat kreasi yaitu Smart card adalah hasil dari konsep inovasi yang digunakan dengan tujuan mempermudah proses pengawasan dan pemberi informasi atau komunikasi untuk para pengguna terminal. Namun dalam


(10)

penelitian ini pembaca juga mendapatkan beberapa kekurangan dalam penelitian ini seperti yang telah dikemukakan.

6.

Lesson Learned

Terdapat banyak hal yang dipelajari pembaca dalam jurnal ini yang disusun oleh Rina Mei Minarsari adalah Masyarakat tidak hanya menjadi pengguna yang pasif tetapi dapat ikut serta dalam menetukan bagaimana proses penyelenggaraan pelayana terhadap sektor publik. Pembaca juga mempelajari bahwa dalam sebuah kegagalan layanan publik sebelumnya dapat ditingkatkan melalui inovasi sebagai alat kreasi modern berbasis teknologi dan informasi yang lebih memudahkan para pengguna dalam konteks pelayanan di sektor publik. Terdapat juga teori yang dapat menjadi landasan bagi pembaca yaitu teori dari Lenvine yang berteori bahwa dalam negara demokrasi mendapatkan kualitas pelayanan yang baik harus memenuhi tiga indikator yakni responsiveness, responsibility dan accountiility yang artinya adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan dan aspirasi maupun tuntutan pengguna dan memiliki responsibilitas dari para penyelenggara dan pengguna terhadap proses pelayanan tersebut sehingga suatu ukuran dalam proses penyelenggaraan tersebut dapat dihitung sehingga mudah untuk mengetahui kesesuaian dalam pelayanan terhadap para stakeholders yang terlibat dalam proses tersebut.

Dalam Penelitian ini membantu pembaca memahami bahwa deskripsi tingkat kualitas pelayanan publik mempunyai kompetisi tersendiri yang menjadi pendorong para pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan di daerahnya masing-masing bahwa pelayanan mempunyai kategori dan kriteria yang ditetapkan dalam Surat Edaran Nomor 15 tahun 2013 oleh Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia (Pedoman Teknis kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2014).


(11)

7.

Daftar Pustaka

Bandiyah. (2012). Kegagalan Penyediaan Pelayanan Transportasi Publik di Terminal Baru Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Jurnal Administrasi Negara (JAN), 10-22.

Heru Purboyo H.P, E. A. (2014). Prioritas Pelayanan Publik Pemerintah Kota di Indonesia. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,ITB, 32-47.

Indonesia, K. P. (2013). Pedoman Teknis kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2014. Republik Indonesia: Pedoman Teknis kompetisi inovasi pelayanan publik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. (2009). Republik Indonesia.


(12)

(1)

pengukuran untuk mengetahui kinerja produk tersebut. Sebagai berikut, (1) Tingkat Inovasi Penerapan SmartCard di UPTD Terminal Purabaya yang menilai bahwa Smart Card adalah sebuah produk komunikasi dan pengawasan yang modern. (2) Tingkat Inovasi Berdasarkan Tipologi Inovasi, Smart Card merupakan Inovasi yang tipologinya inovasi sistem pelayanan yang berada di terminal Bungurasih sejak tahun 2006 dimana produk tersebut menjawab visi dan misi, tujuan dan strategi pembangunan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dalam pelayanan perkotaan. (3) Tingkat Inovasi Berdasarkan Level Inovasi, dalam aspek telah membuktikan keberhasilan Smart Card yang telah membawa perubahan terhadap terminal Purabaya-Bungurasih yang berlangsung secara continue dan mendukung nilai keuangan setiap individu. (4) Tingkat Inovasi Berdasarkan Kategori Inovasi, dalam aspek ini menilai bahwa Smart Card meskipun adalah sebuah produk terobosan baru, namun memiliki manfaat yang sangat baik bagi terminal tersebut dikarenakan produk yang bersifat teknologi telah meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Purabaya. Adapun beberapa atribut yang sebagai alat untuk menganalisis (reability, responsiiviness, assurance, emphaty untuk mengetahui bagaimana tingkat kualitas pelayanan yang ada di terminal tersebut. Dari beberapa elemen yang menjadi alat untuk analisis menghasilkan bahwa kualitas para petugas memberikan telah pelayanan memberikan pelayanan yang sesuai prosedur pelayanan yang ada di terminal Purabaya, tingkat kepuasan masyarakat pun dinilai lumayan, perilaku kesopanan dan sikap tegas dan ramah para pekerja terminal juga sudah memenuhi dan ternilai baik sesuai dengan prosedur terminal tersebut. Kualitas Smart Card yang dikategorikan sebagai sebuah sistem pelayanan bersifat inkremental dan berbasis sustaining innovation sudah terlihat baik dan tingkat layanan dengan menggunakan produk yang berbasis teknologi ini pun sudah berjalan dengan baik dan memiliki kualitas pelayanan yang tinggi di Terminal Purabaya-Bungurasih.

4.

Critical Penelitian

Kelebihan


(2)

penelitian ini. Penelitian menetapkan setiap bagian teori yang ada dalam pembahasan dan mengkaitkan dengan aspek-aspek yang mendukung untuk kajian penelitian. Adapun beberapa peraturan dari pemerintah yang disajikan juga dalam penelitian ini sebagai landasan mengenai pelayanan publik. Penulis juga mengutip beberapa referensi penambahan terkait teori pelayanan publik yang berkualitas. Beberapa teori menarik yang ada dalam penelitian ini adalah sebuah teori tentang new public services (Khairul Muluk 2003:7) dimana dalam teori tersebut menjelaskan tentang keterlibatan masyarakat sebagai pendukung untuk mendorong sebuah kualitas pelayanan publik dalam proses penyelenggaraan atau bisa disimpulkan bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan terutama dalam lingkup sektor publik dan pelayanan. Penulis juga menggunakan beberapa atribut yang menjadi alat untuk analisis tingkat pelayanan dengan penambahan berbagai inovasi yang ada khususnya Smart Card yang menjadi alat pengawasan di pintu masuk Terminal Purabaya, salah satunya tingkat inovasi berdasarkan tipologi inovasi dimana dalam aspek ini penulis menilai bahwa inovasi tersebut adalah sebuah sistem yang telah menjawab misi, visi dan tujuan strategi perkotaan yang disajikan secara deskriptif.

Kekurangan

Kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, ketika penulis mengjabarkan pada awal pendahuluan bahwa masyarakat membutuhkan sebuah pelayanan transportasi yang berkualitas untuk menjawab berbagai masalah yang ada dalam sektor publik, penulis juga menjabarkan berbagai jenis pelayanan yang ada di Terminal tersebut dan beberapa inovasi yang sudah terselenggarakan di terminal Purabaya-Bungurasih. Namun pada pembahasan penulis tidak konsisten terhadap tujuan penelitiannya, penulis lebih mengfokuskan ke inovasi Smart Card sehingga hasil dari penelitian ini tidak begitu maksimal. Teori yang sebagai landasan dalam penelitian ini hanya menjawab beberapa pelaksanaan pelayanan publiknya saja, akan tetapi tidak pada inovasi yang ada khususnya inovasi Smart Card yang menjadi fokus penulis. Sehingga menyebabkan pembaca sulit untuk mengetahui jawaban dari hasil tujuan penelitian tersebut.


(3)

Bila dilihat dari tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan yang ada seharusnya penulis memperlihatkan juga kondisi pelayanan terminal sebelum penggunaan produk layanan modern tersebut, namun penulis tidak mencakupi hal tersebut sehingga penelitian ini tidak begitu menjawab isu pokok masalah yang ada di Terminal yang menyebabkan adanya inovasi dan tidak dapat membandingkan perkembangan terhadap kualitas pelayanan dengan detail.

Penelitian ini yang menjadi tingkat utama untuk pengukuran kualitas pelayanan hanya lebih mengkaji terhadap produk inovasinya saja, akan tetapi lebih baik bila ditambahkan juga dengan kajian terhadap kinerja pemerintah daerah yang menaungi proses penyelenggara di Terminal Purabaya tersebut (Prioritas Pelayanan Publik Pemerintah Kota di Indonesia, 2014).

Untuk membantu penulis agar dapat informasi tentang pelayanan publik di bidang transportasi sebaiknya dilakukan dengan metode FGD (Focus Group Discussion), Wawancara dan pengumpulan dokumen lain yang terkait dengan tujuan penelitian guna memperoleh kajian dan mendapatkan data yang lebih dan membantu mengetahui bagaimana kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan (Bandiyah, 2012).

5.

Kesimpulan

Pelayanan Publik merupakan kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan setiap manusia sebagai penerima pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Adapun konsep layanan publik yang juga melibatkan masyarakat tidak hanya menjadi pengguna namun juga diikut sertakan dalam pengambilan keputusan agar proses pelayanan yang ada dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jurnal yang berjudul Inovasi Pelayanan Publik UPTD Terminal Purabaya-Bungurasih terhadap tingkat kualitas pelayanan yang ada di Terminal Purabaya tersebut dinilai berkualitas melalui berbagai analisis melalui beberapa aspek. Adapun alat kreasi yaitu Smart card adalah hasil dari konsep inovasi yang digunakan dengan tujuan mempermudah proses pengawasan dan pemberi informasi atau komunikasi untuk para pengguna terminal. Namun dalam


(4)

penelitian ini pembaca juga mendapatkan beberapa kekurangan dalam penelitian ini seperti yang telah dikemukakan.

6.

Lesson Learned

Terdapat banyak hal yang dipelajari pembaca dalam jurnal ini yang disusun oleh Rina Mei Minarsari adalah Masyarakat tidak hanya menjadi pengguna yang pasif tetapi dapat ikut serta dalam menetukan bagaimana proses penyelenggaraan pelayana terhadap sektor publik. Pembaca juga mempelajari bahwa dalam sebuah kegagalan layanan publik sebelumnya dapat ditingkatkan melalui inovasi sebagai alat kreasi modern berbasis teknologi dan informasi yang lebih memudahkan para pengguna dalam konteks pelayanan di sektor publik. Terdapat juga teori yang dapat menjadi landasan bagi pembaca yaitu teori dari Lenvine yang berteori bahwa dalam negara demokrasi mendapatkan kualitas pelayanan yang baik harus memenuhi tiga indikator yakni responsiveness, responsibility dan accountiility yang artinya adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan dan aspirasi maupun tuntutan pengguna dan memiliki responsibilitas dari para penyelenggara dan pengguna terhadap proses pelayanan tersebut sehingga suatu ukuran dalam proses penyelenggaraan tersebut dapat dihitung sehingga mudah untuk mengetahui kesesuaian dalam pelayanan terhadap para stakeholders yang terlibat dalam proses tersebut.

Dalam Penelitian ini membantu pembaca memahami bahwa deskripsi tingkat kualitas pelayanan publik mempunyai kompetisi tersendiri yang menjadi pendorong para pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan di daerahnya masing-masing bahwa pelayanan mempunyai kategori dan kriteria yang ditetapkan dalam Surat Edaran Nomor 15 tahun 2013 oleh Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia (Pedoman Teknis kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2014).


(5)

7.

Daftar Pustaka

Bandiyah. (2012). Kegagalan Penyediaan Pelayanan Transportasi Publik di Terminal Baru Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Jurnal Administrasi Negara (JAN), 10-22.

Heru Purboyo H.P, E. A. (2014). Prioritas Pelayanan Publik Pemerintah Kota di Indonesia. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,ITB, 32-47.

Indonesia, K. P. (2013). Pedoman Teknis kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2014. Republik Indonesia: Pedoman Teknis kompetisi inovasi pelayanan publik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. (2009). Republik Indonesia.


(6)