digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
permukaan, namun di bawah permukaan tersebut terjadi pertarungan memperebutkan kekuasaan.
99
Dari uraian mengenai konflik yang terjadi didalam skripsi dapat diketahui bahwa proses terjadinya konflik dan perubahan-perubahan yang terjadi
di lingkungan Masjid Besar Kanjeng Sepuh. Selain itu konflik yang terjadi dapat memberi keuntungan pada masyarakat yang terlibat. Konflik tersebut justru
membuka peluang integrasi antar kelompok, dimana pasca konflik tersebut masing-masing kelompok mengalami perubahan positif yang cukup signifikan.
99
James M. Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Edisi 6. Jilid 1 Jakarta: Erlangga, 2007, 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah meneliti, mengamati dan mempelajari sekaligus mengalisa dengan seksama akan eksistensi Masjid Besar Kanjeng Sepuh di tengah perbedaan
berbagai macam aliran Islam di Sidayu penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi sosial keagamaan masyarakat Sidayu sampai saat ini masih terdapat
sedikit-sedikit pengaruh agama Hindu dan Budha meskipun mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Bukti bahwa hal tersebut masih melekat
yakni masih banyaknya masyarakat yang percaya dengan hal-hal mistis, tahayyul dan kejawen. Selain itu masih rutin dilaksanakannya kegiatan seperti
selametan, tingkepan, keduren dan sebagainya, akan tetapi pada saat ini hal tersebut sudah senantiasa dilandasi dengan tuntunan agama Islam. Dalam
perkembangan agama Islam di Sidayu terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Salafi. Ketiganya berkembang pesat
di Sidayu. 2.
Masjid Besar Kanjeng Sepuh didirikan oleh bupati pertama Sidayu yang bernama Raden Kromowijoyo, bertempat di Desa Kauman pada tahun 1758
M. Dalam perkembangannya Masjid Besar Kanjeng Sepuh mengalami beberapa kali renovasi, diantaranya;
- Pada tahun 1814 M. oleh Kanjeng Kudus Bupati keenam Sidayu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
- Pada tahun 1819 M. oleh Kanjeng Sepuh Bupati kedelapan Sidayu
- Pada tahun 1856 M. oleh Kanjeng Pangeran Bupati kesembilan Sidayu
- Pada tahun 1920 M. oleh H. M. Thahir Surakama Dermawan Sidayu
Sejak awal didirikan Masjid Besar Kanjeng Sepuh sebelumnya bernama Masjid Jami’ Sidayu, akan tetapi kurang lebih pada tahun 1983 berganti nama
menjadi Masjid Besar Kanjeng Sepuh. Dalam perkembangannya Masjid Besar Kanjeng Sepuh menaungi berbagai macam aliran keagamaan di Sidayu.
Adapun beberapa aliran keagamaan Islam di Sidayu antara lain Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan Salafi. Tidak dapat dipungkiri
perbedaan diantara ketiganya seringkali mengundang beberapa kejadian- kejadian yang sifatnya memicu konflik. Akan tetapi sebagai poros peradaban
Islam di Sidayu, Masjid Besar Kanjeng Sepuh di bawah pengelolaan ulama dan salafus sholih Sidayu senantiasa menjadi sebuah jawaban dari setiap
pertanyaan-pertanyaan yang besebrangan. 3.
Beberapa konflik antar kelompok yang pernah terjadi di Masjid Besar Kanjeng Sepuh diantaranya peristiwa perusakan komplek pemakaman Bupati
Sidayu tahun 1990, konflik NU dan Muhammadiyah Sidayu pada tahun 1983. Apabila dianalisis konflik tersebut tidak serta-merta terjadi tanpa adanya
faktor, adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi konflik tersebut antara lain;
- Faktor Politik, dimana masing-masing organisasi masyarakat islam di
Sidayu berusaha memprofokasi masyarakat umum untuk mengajak masyarakat mengikuti aqidah yang dimilikinya dan selalu melakukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pertentangan apabila ada dari salah satu pihak yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Upaya ini dilakukan guna mengembangkan masing-
masing aliran yang diikutinya. -
Faktor Agama, dimana salah satu aliran dengan terang-terangan menyatakan bahwa tidak menyukai keberadaan makam yang berada di
halaman Masjid Besar Kanjeng Sepuh tersebut karena bid’ah dan dalam
Al Quran dan Hadits tidak diajarkan hal seperti itu. -
Faktor Sosial, Penyebab konflik selanjutnya dipandang dari segi Sosial, surutnya proses interaksi sosial antar generasi muda dari berbagai aliran
pasca wafatnya para alim ulama dan salafussholih di Sidayu. Para alim ulama Sidayu terdahulu dari berbagai aliran selalu melakukan interaksi
sosial dengan membangun silaturrahmi yang menghasilkan sebuah perjanjian-perjanjian mulia demi kemaslahatan dan perdamaian antar
umatnya.
B. Saran
Selesainya penulisan skripsi ini menjadikan penulis mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu daerah dalam bidang sosial keagamaan. Untuk itu penulis
memberikan saran kepada seluruh masyarakat Sidayu yang masih menganggap Masjid Besar Kanjeng Sepuh sebagai salah satu sarana pemersatu umat.
Pertama, agar senantiasa merawat, menjaga dan mengkontrol kestabilan aktifitas Masjid Besar Kanjeng Sepuh, karena aktifitas yang stabil akan
menciptakan suasana yang stabil pula. Disamping itu selalu berusaha teliti dalam memilah dan memilih seorang yang akan ditokohkan dikemudian sebagai panutan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam bidang teologis, bagaimana sekiranya yang ditokohkan benar-benar murni ingin menaungi umat tanpa ada embel-embel kedaulatan pribadi.
Kedua, kepada masyarakat sidayu pada umumnya dan khususnya pemerintah MUSPIKA agar senantiasa menjaga dan merawat situs-situs peninggalan yang
ada di Sidayu, karena situs tersebut sebagai penanda jejak peradaban dimasa lampau dan menjadikan Sidayu layak menyandang sebutan kota bersejarah.
Ketiga, apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai kekurangan itu adalah ketidakmampuan penulis baik dalam bidang intelektual maupun penulisan
karya tulis ilmiah. Untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diperlukan oleh penulis guna perbaikan dipenulisan selanjutnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.
Ahmad Sarwono, Masjid Jantung Masyarakat. Yogyakarta: Izan pustaka, 2003. Arifianto. Statistik Daerah Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik 2015. BPS
Kabupaten Gresik: 2015. Arsip Masjid, Profil Masjid Besar Kanjeng Sepuh. Sidayu: Pengurus Takmir
Masjid:2016. Arsip Muhammadiyah. Panduan Musycab Ke-11. Sidayu: Pimpinan Cabang
Muhammadiyah, 2011. Arsip. LPJ MWC NU. Sidayu: Pengurus MWC, 2013.
Ayub, Moh. E. Manajemen Masjid. Jakarta: Gema Insani Press, 1966. Badriyah, Siti. Masjid Pusat Ibadat Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka
Antara 1971. De Graff, HJ. Kerajaan Islam Pertama Di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Belajar,
1985. De Graff, HJ. Puncak Kekuasaan Mataram. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2002.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Yogyakarta: LP3ES, 1996. G.J., Renier. Metode Dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1997. Gottschalk, Loi. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986.
Habib Mustafa, Mohammad. Kebudayaan Islam di Jawa Timur. Yogyakarta:
Jendela Grafika, 2001. Hudan, Mochammad. Gressee Tempoe Doloe. Gresik : Pemerintah Kabupaten
Gresik, 1994. Imam Widodo, Dukut. Grisse Tempo Doloe. Gresik: Pemerintah Kabupaten
Gresik, 2004.