9
5. Dapat dengan mudah diintegrasikan dengan microwave integrated circuits MICs
6. Kemampuan dalam dual frequency dan triple frequency. 7. Tidak memerlukan catuan tambahan.
Namun, antena mikrostrip juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu : 1. Bandwidth yang sempit
2. Efisiensi yang rendah 3. Penguatan yang rendah
4. Memiliki rugi-rugi hambatan ohmic loss pada pencatuan antena array 5. Memiliki daya power yang rendah
6. Timbulnya gelombang permukaan surface wave
2.5 Parameter Umum Antena Mikrostrip
Unjuk kerja performance dari suatu antena mikrostrip dapat diamati dari parameternya. Beberapa parameter utama dari sebuah antena mikrostrip akan
dijelaskan sebagai berikut :
2.5.1 Dimensi Antena
Untuk mencari dimensi antena mikrostrip W dan L, harus diketahui dahulu parameter bahan yang digunakan yaitu tebal dielektrik h, konstanta
dielektrik
ɛ
r
, tebal konduktor t, dan rugi-rugi bahan. Panjang antena mikrostrip harus disesuaikan, karena apabila terlalu pendek maka bandwith akan
sempit sedangkan apabila terlalu panjang bandwith akan menjadi lebih lebar
Universitas Sumatera Utara
10
tetapi efisiensi radiasi akan menjadi kecil. Dengan mengatur lebar dari antena mikrostrip impedansi input akan juga berbeda. Pendekatan yang digunakan untuk
mencari panjang dan lebar antena mikrostrip dapat menggunakan persamaan [5][6] :
W = 2.1
Dimana : W = lebar konduktor
ɛ
r
= konstanta dielektrik c = kecepatan cahaya di ruang bebas 3x10
8
ms fr = frekuensi kerja antena
Sedangkan untuk menentukan panjang patch L diperlukan parameter Δ L yang merupakan pertambahan panjang dari L akibat adanya fringing effect.
Pertambahan panjang dari L Δ L tersebut dirumuskan :
Δ L = 0.412h
. .
. .
2.2
Dimana h merupakan tinggi subsrat atau tebal substra, dan
reff
adalah konstanta dielektrik relative yang dirumuskan sebagai berikut :
reff
= +
2.3
Universitas Sumatera Utara
11
Dan panjang patch L dirumuskan oleh : L = L
eff
- 2 Δ L 2.4
Dimana L
eff
merupakan panjang patch efektif yang dapat dirumuskan dengan :
L
eff
= 2.5
2.5.2 Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi kerja dari suatu antena. Nilai bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan
frekuensi atas dari suatu antena telah diketahui. Frekuensi bawah adalah nilai frekuensi awal dari frekuensi kerja antena, sedangkan frekuensi atas merupakan
nilai nilai frekuensi akhir dari frekuensi kerja antena. Bandwidth dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini [2]:
BW = x 100
2.6
dimana : f
2
= frekuensi atas Hz f
1
= frekuensi bawah Hz f
c
= frekuensi tengah Hz Ada beberapa jenis bandwith diantaranya [7] :
a. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana patch antena berada pada keadaan matching dengan saluran pencatu. hal ini terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
12
impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari nilai frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR. Nilai
return loss dan VSWR yang masih dianggap baik adalah kurang dari -9,54 dB dan 2, secara berurutan.
b. Pattern bandwidth, yaitu rentang frekuensi dimana beamwidth, sidebole atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai tersebut
harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai bandwidth dapat dicari.
c. Polarization atau axial ratio adalah rentang frekuensi dimana polarisasi linier atau melingkar masih terjadi. Nilai axial ratio untuk polarisasi melingkar
adalah kurang dari 3 dB.
2.5.3 VSWR Voltage Standing Wave Ratio