32
Gambar 3.5 Beberapa Konfigurasi Saluran Pencatu Antena Mikrostrip
Array Elemen 2x2
3.3.1 Perancangan Konfigurasi-1
Proses perancangan ini menggunakan data-data yang sudah ditentukan pada sub bab sebelumnya. Adapun bentuk Konfigurasi-1 saluran pencatu yang
akan dirancang seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Konfigurasi-1 Saluran Pencatu Mikrostrip yang Akan Dirancang
Universitas Sumatera Utara
33
Saluran pencatu yang digunakan dalam perancangan mempunyai impedansi masukan sebesar 50Ω . Lebar saluran pencatu ini sama seperti yang
diperoleh pada bagian 3.2.3 yaitu sebesar 3 mm. Sedangkan untuk panjangnya dapat berubah – ubah sesuai dengan jarak antar elemen patch yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pada perancangan ini setelah mendapatkan impedansi masukan sebesar
50Ω digunakan T-junction yang memiliki impedensi sebesar 70.7Ω . Hal ini disebabkan terdapat 2 titik percabangan impedansi. Hal ini sesuai dengan metode
Wilkinson pada sub bab 2.9 dimana nilai impedensi Z dapat diperoleh dari Persamaan 2.14.
Z = Zo = 50
2
= 70.7 Ω Lebar saluran pencatu mikrostrip
70.7Ω dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 2.15 dan 2.16.
B
=
=
. .
.
= 3.99 Ω
Universitas Sumatera Utara
34
1 2
1 + 1 + 0.39
.
. .
3.99 1
ln2 3.99 1 +
. .
3.99 1 + 0.39
. .
{2.99 ln6.98 + 0.386[ln2.99 + 0.39
0.14]} [2.99
1.94 + 0.3861.345]
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 3.8 T-Junction yang Memiliki Impedansi Sebesar 70.7Ω
Untuk saluran pencatu mikrostrip 50 Ω yang lain, lebar saluran pencatu
tersebut memiliki lebar yang sama seperti yang diperoleh pada bagian 3.2.3 yaitu sebesar 3 mm. Sedangkan panjang salurannya dapat berubah-ubah sesuai dengan
jarak antar elemen patch yang dirancang.
3.3.2 Perancangan Konfigurasi-2
Pada proses perancangan Konfigurasi-2 saluran pencatu ini, data-data yang digunakan telah diperoleh pada sub bab sebelumnya. Adapun bentuk
Konfigurasi-2 saluran pencatu yang akan dirancang seperti yang tampak pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Konfigurasi-2 Saluran Pencatu yang Akan Dirancang
Universitas Sumatera Utara
36
Proses perancangan Konfigurasi-2 ini menggunakan impedansi masukkan sebesar 50Ω . Lebar saluran pencatunya sama dengan yang diperoleh pada bagian
3.2.3 yaitu sebesar 3 mm dan panjang saluran pencatunya dapat berubah-ubah sesuai dengan jarak antar elemen patch yang dirancang.
Pada perancangan ini setelah mendapat impedansi masukan sebesar 50Ω terdapat 2 T-Junction yang digunakan. Sesuai dengan metoda Wilkinson pada
bagian 2.9, oleh karena terdapat 3 titik percabangan impedansi maka T-Junction I pertama dapat diperoleh nilai impedansinya sesuai dengan Persamaan 2.14.
Z = Z
o
= 50 3
= 86.60 Ω Lebar saluran impedansi 86.60 Ω dapat diperoleh dengan menggunakan
Persamaan 2.15 dan 2.17.
B
=
=
. .
.
= 3.26 Ω
Universitas Sumatera Utara
37
W = 1
2 1 +
1 + 0.39
.
=
. .
3.26 1
ln2 3.26 1 +
. .
3.26 1 + 0.39
. .
= 1.02 { 2.66
ln5.52 + 0.386[ln2.26 + 0.39 0.14]}
= 1.02 2.66
1.71 + 0.41 = 0.979 mm
= 1 mm Untuk mendapatkan panjang saluran impedansi 86.6 Ω dapat menggunakan
TXLine 2003 seperti pada Gambar 3.8. Dengan memasukkan data-data yang
sudah ditentukan maka diperoleh panjang saluran impedansi 86.6 Ω sebesar 17mm.
Gambar 3.10
T-Junction impedansi 86.60 Ω
Universitas Sumatera Utara
38
Untuk T-Junction II kedua karena terdapat dua titik percabangan maka nilai impedansi Z yang diperoleh adalah 70.7 Ω . Panjang dan lebar impedansi ini
sama seperti yang diperoleh pada bagian 3.3.1 yaitu masing-masing sebesar 17 dan 1.6 mm. Untuk saluran impedansi 50 Ω mempunyai lebar sebesar 3 mm
sedangkan panjang saluran dapat berubah-ubah sesuai dengan jarak elemen patch yang dirancang.
3.3.3 Perancangan Konfigurasi-3