Warna gelap warna coklat Warna kuning Oksidasi hidrogenasi

a. Warna gelap

disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol vitamin E. Jika minyak bersumber dari tanaman hijau , maka zat klorofil berwarana hijau turut terekstraksi bersama minyak dan klorofil tersebut sulit dipisahkan dari minyak.

b. warna coklat

coklat biasanya hanya terdapat pada minyak atau lemak yang berasal dari bahan yang telah busuk atau memar

c. Warna kuning

Hubungan yang erat antara proses absorbsi dan timbulnya warna kuning dalam minyak terutama terjadi dalam minyak atau lemak tidak jenuh. Warna ini timbul selama penyimpanan dan intensitas warna bervariasi dari kuning sampai ungu kemerah-merahan.

d. Kelarutan

Suatu zat dapat larut dalam pelarut jika mempunyai nilai polaritas yang sama,yaitu zat polar larut dalam pelarut bersifat polar dan tidak larut dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak tidak larut dalam air.Minyak dan lemak hanya sedikit larut dalam alkohol, tetapi tidak akan melarut sempurna dalam pelarut etil eter, karbon disulfide dan pelarut – pelarut halogen.ketiga jenis pelarut ini memiliki sifat non polar sebagaimana halnya minyak dan lemak netral. Kelarutan minyak dan lemak Universitas Sumatera Utara ini digunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak.

2.5.2 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak a. Hidrolisa

Dalam reaksi hidrolisa,minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak.

c. Oksidasi

proses oksidasi dapat terjadi apabila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadi reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan ketengikan pada minyak dan lemak.Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.

d. hidrogenasi

Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industry bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan Universitas Sumatera Utara dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhanya.

E. Esterifikasi

Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikasi atau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip transesterifikasi friedel-craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini,hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti asam butirat dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak dapat ditukar dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap. Ketaren,1996 2.6. PENENTUAN MUTU MIYAK SECARA UMUM Peningkatan mutu minyak adalah suatu daya pasar untuk melancarkan suatu produk. Untuk itu pemerintah selalu menganjurkan supaya perusahan-perusahan melakukan gugus kendali mutu. Standarisasi mutu minyak ditentukan antara lain:

1. Bilangan asam

Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas FFA dari satu garm minyak atau lemak. Universitas Sumatera Utara

2. Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram alkali yang diperlukan untuk penyabunan 1 miligarm minyak atau lemak. Bilangan penyabunan menentukan kereaktifan logam-logam alkali Na, K, Ca, Mg pada minyak atau lemak.

3. Bilangan Iodium

Bilangan iodium adalah jumlah gram iodium yang dapat diikat oleh 100 garm minyak atau lemak. Dapat juga disebut sebagai derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Minyak atau lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang terikat sebagai gliserida dan mampu menyerap sejumlah iodium yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan jenuh ikatan rangkap yang terdapat pada gliserida dengan tingkat kejenuhan yang tinggi akan meningkatkan iodium dalam jumlah besar.

4. Kadar Asam Lemak Bebas

Kadar asam lemak bebas FFA adalah banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak. Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam-asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indicator mutu minyak. 5. Penentuan Kadar Air Kadar air adalah banyaknya jumlah air yang terdapat pada minyak atau lemak. Air didalam minyak atau lemak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena Universitas Sumatera Utara prose salami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan dipabrik serta penimbunan.

6. Penentuan Kadar Kotoran

Kadar kotoran adalah bunyaknya kotoran yang terlarut dalam minyak atau lemak. Kotoran yang terdapat dalam minyak adalah kotoran yang tidak dapat larut dalam pelarut n-heksan dan petroleum eter.

7. Bilangan Peroksida

Bilangan peroksida adalah jumlah indeks bias lemak yang telah teroksidasi dinyatakan dalam mili ekuivalen. Bilangan peroksida menunjukkan derajat oksidasi sejumlah minyak atau lemak tersebut mengalami oksdidasi.

8. Warna Colour

Warna adalah metode untuk menentukan warna dari minyak atau lemak yang dinyatakan oleh perbandingan atau persamaan dari pada warna lemak dengan standart warna yang ditetapkan.

9. Melting Point

Melting point adalah untuk mengukur suhu atau temperature minyak atau lemak pada saat meleleh. Universitas Sumatera Utara

10. Clound Point

Clound point adalah temperature pada waktu terjadi atau terbentuknya kabut yang merupakan awal mula terjadinya kristalisasi.

2.7 PENENTUAN MUTU MINYAK SECARA KHUSUS