Analisa Kadar Asam Lemak Bebas,Air Dan Kotoran Pada Oil Dryer Dan Oil Tank Di Stasiun Klarifikasi
ANALISA KADAR ASAM LEMAK BEBAS,AIR DAN KOTORAN
PADA OIL DRYER DAN OIL TANK DI STASIUN KLARIFIKASI
DISUSUN OLEH :
MARLINUS ZALUKHU : 082401001
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUM PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
ANALISA KADAR ASAM LEMAK BEBAS,AIR DAN KOTORAN
PADA OIL DRYER DAN OIL TANK DI STASIUN KLARIFIKASI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat gelar ahli madya
MARLINUS ZALUKHU
082401001
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUM PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS,AIR DAN KOTORAN PADA OIL DRYER DAN OIL TANK, DI STASIUN KLARIFIKASI
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : MARLINUS ZALUKHU Nomor Induk Mahasiswa : 082401001
Program Studi : DIPLOMA (D-3) KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diketahui di Medan, Juni 2011
Diketahui
Ketua Jurusan Diploma III Kimia
Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing
( Dra. Emma Zaidar,M.Si ) ( Drs.Saut Nainggolan ) NIP : 195512181987012001 NIP : 194701251974031001
Disahkan
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua
( Dr. Rumondang Bulan, MS ) NIP : 195408301985032001
(4)
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS,AIR DAN KOTORAN PADA OIL DRYER DAN OIL TANK DI STASIUN KLARIFIKASI
KARYA ILMIAH
Saya mengetahui karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2011
Marlinus Zalukhu 082401001
(5)
PENGHARGAAN
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Selama membuat karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan dukungan baik moril maupun materil sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
- Kepada kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini.
- Bapak Drs.Saut Nainggolan selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. - Ibu Dra. Emma zaidar,M.Si selaku ketua progam studi D-3 kimia yang telah
banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
- Bapak Ir.H.Rinaldi,MT selaku manager PTPN III PKS Rambutan Tebing tinggi. - Ibu Mastarida L.F.Sitorus,ST selaku Asissten laboratorium yang telah
membimbing penulis sewaktu melakukan praktek kerja lapangan di PT.Perkebunan Nusantara III kebun rambutan.
- Seluruh dosen dan staf administrasi departemen kimia FMIPA-USU yang telah banyak membantu selama perkuliahan.
- Kepada bang Hari Prawoto,Wiliam Singarimbun,Eko Simbolon,Grignard Silalahi, Trisno Sitohang,Dan Winarto Sagala selaku sahabat yang telah mendukung dan menyemangati penulis.
- Kepada semua teman-teman Kimia Analis stambuk ’08 yang telah menyemangati penulis.
- Kepada semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya ilmiah ini dengan baik.
Apa yang telah penulis tuliskan dalam karya ilmiah ini semata-mata apa yang kami peroleh melalui pengarahan dan praktek yang penulis lakukan. Penulis menyadari
(6)
bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun penyusunan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sehingga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Medan, Juni 2011
Penulis
(7)
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kadar asam lemak bebas,air, dan kotoran pada oil dryer dan oil tank di stasiun klarifikasi. Analisis kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode titri metri,gravimetric untuk analisis kadar air dan kotoran. Dari hasil analisis diperoleh nilai rata-rata kadar asam lemak bebas, air dan kotoran pada oil dryer masing-masing sebesar 2,78%, 0,15%, 0,02%, oil tank masing-masing sebesar 3,04%, 0,48%, 0,05%. Berdasakan hasil analisa dilaboratorium PTPN III PKS Rambutan tebing tinggi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
(8)
ABSTRACT
Has done an analysis of free fatty acid levels, water, oil and dirt on the dryer and the oil tanks at the station for clarification. Analysis of free fatty acid levels was conducted using titri metri, gravimetric to analysis water content and impurities. From the results obtained by analyzing the average value of levels of free fatty acids, water and dirt in the oil dryer respectively 2,78%,0.15%, 0.02%, oil tanks, each for 3,04%, 0, 48%, 0.05%. Based on the results of laboratory analysis of PTPN III PKS Rambutan high cliff in accordance with the established quality standards.
(9)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili palmae. Nama genus elaeis berasal dari bahasa yunani elaion atau minyak,sedangkan nama spesies guinensis berasal dari kata guinea, yaitu tempat dimana seorang ahli bernama jacquin menemukan tanaman kelapa sawit pertama kali di pantai guinea.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22 oC – 23 oC.Pada saat ini dikenal beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang dibedakan berdasarkan warna kulit buah dan bentuk buah.
Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak mesokarp mencapai maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum, yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan tertentu (ripel).Kematangan yang tepat ini dapat dilihat dari warna kulit buah dan jumlah buah yang rontok pada setiap tandan.
Penyelidikan yang dilakukan terhadap 400 tandan kelapa sawit menunjukan adanya hubungan linear antara jumlah yang rontok pada tiap tandan dan persentase minyak yang terdapat pada mesokarp kelapa sawit yang bersangkutan. Kenaikan jumlah buah kelapa sawit yang rontok dari 5 menjadi 74 persen buah menunjukan kenaikan
(10)
kandungan minyak pada mesokarp sebesar 5 persen dan kandungan asam lemak bebas meningkat dari 0,5 persen menjadi 2,9 persen.
Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe macrocarya, dura,tenera, dan pisifera. Masing-masing tipe dibedakan berdasarkan tebal tempurung.Warna daging buah ialah putih kuning diwaktu masih muda dan berwarna jingga setelah buah menjadi matang.
Daerah pertama kelapa sawit di Indonesia adalah daerah jawa barat (lebak dan tangerang), Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh.Negara penghasil kelapa sawit selain Indonesia adalah Malaysia,Amerika Tengah dan Nigeria. (Ketaren,1986)
Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar asam lemak bebas, air dan kotoran yang diambil dari unit oil dryer dan oil tank. Penentuan asam lemak bebas dilakukan dengan metode titrasi acidimetri, sedangkan penentuan kadar air dengan pemanasan pada suhu 110 oC selama ± 1jam, penentuan kadar kotoran dengan cara melarutkan crude palm oil (CPO) dengan n-heksan kemudian disaring dengan kertas saring sehingga kotoran tinggal diatas kertas saring.
Berdasarkan hal diatas,penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah ini dengan judul “Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas,Air Pada Oil Dryer dan Oil Tank di Stasiun Klarifikasi”
(11)
1.2 Permasalahan
Apakah hasil analisa asam lemak bebas, air dan kotoran pada oil dryer dan oil tank sesuai dengan standar yang ditetapkan di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi. 1.3 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas, air dan kadar kotoran pada oil dryer dan oil tank di stasiun klarifikasi.
1.4 Manfaat
Dengan dilakukanya penentuan kadar asam lemak bebas, air dan kotoran pada oil dryer dan oil tank,kita dapat mengetahui mutu Crude Palm Oil (CPO).
(12)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah hindia belanda pada tahun 1848. Beberapa biji ditanam di kebun raya bogor, sementara sis1a benihnya ditanam ditepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera utara pada tahun 70-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Pada tahun 1911, kelapa sawit diusahakan dan dibudi dayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. (http://id.wikipedia.indonesia)
2.2 Morfologi Dan Jenis Kelapa Sawit
2.2.1 Morfologi kelapa sawit
a. Akar
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakal akar) pada bibit terus tumbuh memanjang kearah bawah selama enam bulan terus menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm.Akar prima kelapa sawit terus berkembang.
Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal kedalam tanah dan horizontal kesamping.serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder keatas dan kebawah.Akhirnya,cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi
(13)
menjadi akar tersier, begitu seterusnya.Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bias mencapai 8 m dan 16 m secara horizontal.
b. Batang
Tanaman kelapa sawit umunya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak dipucuk batang terbenam didalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis, dan enak dimakan.
Dibatangnya terdapat batang pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daunya telah kering dan mati. pada tanaman tua,pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal dibatang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas.
c. Daun
Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai burung atau ayam. Dibagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan skeras dikedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Ditengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun.
d. Bunga dan Buah
Tanaman kelapa sawit yang berumur 3 tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina.Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.Tanaman kelapa sawit mengadakan
(14)
penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya,bunga betina dari pohon yang satu dibuah oleh bunga jantan dari pohon yang lainya dengan perantaraan angin atau serangga penyerbuk.
Bunga kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji (endocarp)atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).
Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah.
1. arah tegak lurus keatas (fototropi) disebut dengan plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun
2. Akar tegak lurus kebawah (geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya akan menjadi akar.
Plumula tidak keluar sebelum radiculanya tumbuh sekitar 1 cm. Akar-akar adventif pertama muncul disebuah ring diatas sambungan radikula-hipokotil dan seterusnya membentuk akar-akar sekunder.Sebelum daun pertama muncul, bibit kelapa sawit memerlukan waktu 3 bulan untuk memantapkan dirinya sebagai organisme yang mampu melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dari dalam tanah.
Buah yang sangat muda berwarana hijau pucat.Semakin tua warnaya berubah menjadi hijau kehitaman kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi
(15)
merah kuning (orange). Jika sudah berwarna orange, bunga mulai rontok dan berjatuhan (buah leles).
e. Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram perbiji dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.
Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa nonaktif).Perkecambahanya dapat berlangsung lebih dari enam bulan dengan keberhasilan sekitar 60 %. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tinggkat keberhasilanya lebih tinggi, Biji kelapa sawit memerlukan pre-treatmen.
2.2.2 Jenis Kelapa Sawit
Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah,kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
1. Dura memiliki cangkan tebal (3-5 mm),daging buah tipis dan rendemen minyak 15-17 %
2. Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 cm ),daging buah tebal,dan rendemen minyaknya 21-23 %).
3. Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis,tetapi daging buahnya tebal dan biji kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23 %).Tandan buahnya hamper
(16)
selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyaknya yang dihasilkan sedikit. ( Sunarko,2007 )
2.3 Cara Pengolahan
Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses pengepaan daging buah kelapa sawit (mesocarp) tanaman eluesis guideensis jacq. Tahap-tahap pengolahan minyak kelapa sawit adalah sebagai berikut :
a. Perebusan
b. Pemipilan
c. Pelumatan
d. Pengempaan
e. Pemisahan minyak dengan sludge
f. Pemurnian
g. Pengeringan
h. Penimbunan
( Naibaho,1969 )
Proses pengolahan buah kelapa sawit di Indonesia pada umumnya dilakukan oleh pabrik-pabrik yang dimiliki oleh PT.Perkebunan atau Perkebunan besar swasta.Dari
(17)
sampingan.Sebagai produk utama adalah minyak kelapa sawit, sedangkan produk sampingan adalah tempurung,ampas dan tandan kosong. Kegunaan dari masing-masing prosuk tersebut adalah :
1. minyak kelapa sawit merupaka bahan baku untuk industri sabun, minyak goreng,mentega, dan sebagainya
2. Inti sawit yang menghasilkan minyak inti digunakan sebagai bahan kosmetika.
3. Cangkan atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu arang aktif yang digunakan dalam industri kesehatan.
4. Tandan kosong untuk bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk kalium.
5. Ampas lumatan daging buah untuk bahan bakar ketel uap.
( Setyamidjaja,1991 )
2.4 Komposisi minyak kelapa sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang di lapisin kulit yang tipis; kadar miyak dalam perikarp sekitar 34 – 40 persen. Miyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang menpunyai komposisi yang tetap.
Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel. bahan yang tidak dapat di sabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.
(18)
Tabel.1.1. Komposisi Asam Lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit
Asam lemak Minysak kelapa sawit (%) Minyak inti sawit (%)
Asam kaprilat - 3 – 4
Asam kaproat - 3 – 7
Asam butirat - 46 – 52
Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17
Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9
Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5
Asam oleat 39 – 45 13 – 19
Aam linoleat 7 – 11 0,5 – 2
Sumber : Eckey,S.W. (1955)
Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera kurang lebih dari 500-700 ppm, kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi.
(19)
2.5 Sifat fisiko dan sifat kimia minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit
Sifat fisiko – kimia biasanya berada dalam satu kisran nilai, dan karena perbedaanya yang cukup kecil, nilai tersebut dinamakan konstanta.Konstanta fisik yang dianggap penting adalah berat jenis, indeks bias, dan titik cair sedangkan konstanta kimia yang penting adalah bilangan iod, bilangan penyabunan bilangan reichert meisel, bilangan polenske, bilangan asam dan residu fraksi tak tersabunkan. ( Ketaren,1986)
2.5.1 Sifat Fisik Minyak Dan Lemak
a. Warna
zat warna yang terdapat dalam minyak terdiri dari 2 golongan,yaitu :
1. Zat warna alamiah
Zat warna yang terdapat dalam golongan ini terdapat secara alamiah didalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut terdiri dari α dan β karoten.xanthofil, klorofil dan anthosyanin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning,kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan
2. Warna akibat oksida dan degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak
(20)
a. Warna gelap
disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E). Jika minyak bersumber dari tanaman hijau , maka zat klorofil berwarana hijau turut terekstraksi bersama minyak dan klorofil tersebut sulit dipisahkan dari minyak.
b. warna coklat
coklat biasanya hanya terdapat pada minyak atau lemak yang berasal dari bahan yang telah busuk atau memar
c. Warna kuning
Hubungan yang erat antara proses absorbsi dan timbulnya warna kuning dalam minyak terutama terjadi dalam minyak atau lemak tidak jenuh. Warna ini timbul selama penyimpanan dan intensitas warna bervariasi dari kuning sampai ungu kemerah-merahan.
d. Kelarutan
Suatu zat dapat larut dalam pelarut jika mempunyai nilai polaritas yang sama,yaitu zat polar larut dalam pelarut bersifat polar dan tidak larut dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak tidak larut dalam air.Minyak dan lemak hanya sedikit larut dalam alkohol, tetapi tidak akan melarut sempurna dalam pelarut etil eter, karbon disulfide dan pelarut – pelarut halogen.ketiga jenis pelarut ini memiliki sifat non polar sebagaimana halnya minyak dan lemak netral. Kelarutan minyak dan lemak
(21)
ini digunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak.
2.5.2 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak
a. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa,minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak.
c. Oksidasi
proses oksidasi dapat terjadi apabila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadi reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan ketengikan pada minyak dan lemak.Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.
d. hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industry bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan
(22)
dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhanya.
E. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikasi atau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip transesterifikasi friedel-craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini,hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti asam butirat dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak dapat ditukar dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap. ( Ketaren,1996)
2.6. PENENTUAN MUTU MIYAK SECARA UMUM
Peningkatan mutu minyak adalah suatu daya pasar untuk melancarkan suatu produk. Untuk itu pemerintah selalu menganjurkan supaya perusahan-perusahan melakukan gugus kendali mutu.
Standarisasi mutu minyak ditentukan antara lain:
1. Bilangan asam
Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas (FFA) dari satu garm minyak atau lemak.
(23)
2. Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram alkali yang diperlukan untuk penyabunan 1 miligarm minyak atau lemak. Bilangan penyabunan menentukan kereaktifan logam-logam alkali (Na, K, Ca, Mg) pada minyak atau lemak.
3. Bilangan Iodium
Bilangan iodium adalah jumlah gram iodium yang dapat diikat oleh 100 garm minyak atau lemak. Dapat juga disebut sebagai derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Minyak atau lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang terikat sebagai gliserida dan mampu menyerap sejumlah iodium yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan jenuh ikatan rangkap yang terdapat pada gliserida dengan tingkat kejenuhan yang tinggi akan meningkatkan iodium dalam jumlah besar.
4. Kadar Asam Lemak Bebas
Kadar asam lemak bebas (FFA) adalah banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak. Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam-asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indicator mutu minyak.
5. Penentuan Kadar Air
Kadar air adalah banyaknya jumlah air yang terdapat pada minyak atau lemak. Air didalam minyak atau lemak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena
(24)
prose salami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan dipabrik serta penimbunan.
6. Penentuan Kadar Kotoran
Kadar kotoran adalah bunyaknya kotoran yang terlarut dalam minyak atau lemak. Kotoran yang terdapat dalam minyak adalah kotoran yang tidak dapat larut dalam pelarut n-heksan dan petroleum eter.
7. Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah jumlah indeks bias lemak yang telah teroksidasi dinyatakan dalam mili ekuivalen. Bilangan peroksida menunjukkan derajat oksidasi sejumlah minyak atau lemak tersebut mengalami oksdidasi.
8. Warna (Colour)
Warna adalah metode untuk menentukan warna dari minyak atau lemak yang dinyatakan oleh perbandingan atau persamaan dari pada warna lemak dengan standart warna yang ditetapkan.
9. Melting Point
Melting point adalah untuk mengukur suhu atau temperature minyak atau lemak pada saat meleleh.
(25)
10. Clound Point
Clound point adalah temperature pada waktu terjadi atau terbentuknya kabut yang merupakan awal mula terjadinya kristalisasi.
2.7 PENENTUAN MUTU MINYAK SECARA KHUSUS
Tingkat mutu sawit dihasilkan sebagian besar ditentukan dilapangan saat panen dan ketika diterima dipabrik. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan mutu tandan dan mutu panen. Yang dimaksud dengan mutu tandan adalah tingkat kesempurnaan pembuahan pada tandan. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu panen adalah tingkat kesempurnaan pemanenan buah dari lapangan efisiensi, dimana yang dimaksudkan dengan efisiensi adalah:
a. Tidak ada tandan mentah yang dipanen
b. Tidak ada tandan kosong yang dipanen
c. Diusahakan kelukaan pada buah sekecil mungkin
d. Kotoran dan tanah tidak terkutip bersama brondolan
Dimana mutu panen akan sangat berpengaruh terhadap hasil rendement minyak dan rendement inti kelapa sawit. Mutu selama proses dan mutu produksi adalah berkaitan, maksudnya produksi akan lebih baik apabila mutu selama proses dapat terkendali baik walaupun banyak persyaratan mutu yang diminta oleh pembeli.
(26)
2.8 Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum :
O
R – C – OH
Gambar 1 : Rumus umum asam lemak
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan terdiri atas 4 – 24 buah atom karbon.Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rantai karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Berikut ini beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau hewan.
(27)
Tabel 1.2. Beberapa Asam Lemak
Nama Rumus
Asam lemak jenuh Asam butirat
Asam kaproat Asam palmitat Asam stearat
Asam lemak tidak jenuh Asam oleat
Asam linoleat Asam linolenat
C3H7COOH
C5H11COOH
C15H31COOH
C17H35COOH
C17H33COOH
C17H31COOH
C17H29COOH
( Poedjiadi,1994 ) 2.9 Standart Mutu
Industri pangan maupun non pangan selalu menginginkan minyak sawit dalam mutu yang terbaik, yaitu minyak sawit yang dalam keadaan segar, asli,murni, dan tidak tercampur bahan tambahan lain seperti kotoran, air, logam-logam (dari alat-alat selama pemrosesan) dan lain-lain. Adanya bahan-bahan yang tidak semestinya terikut dalam minyak sawit ini akan menurunkan mutu dan harga jual minyak sawit tersebut.
Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit itu juga ,maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat amenentukan harga dan nilai komoditas dari minyak sawit tersebut.Standart mutu adalah merupakan hal yang penting untuk
(28)
menentukan minyak yang bermutu baik. Adapun standart mutu dari minyak sawit, minyak inti sawit dan inti sawit adalah sebagai berikut.
Table 1.3. Standar mutu minyak sawit,minyak inti sawit dan inti sawit
Karakteristik Minyak sawit Inti sawit Minyak inti sawit Keterangan Asam lemak bebas 5 % 3,5 % 3,5 % Maksimal
Kadar kotoran 0,6 % 0,02 % 0,02 % Maksimal
Kadar zat menguap 0,5 % 7,5 % 0,2 % Maksimal
Bilangan peroksida 6 emq - 2,2 emq Maksimal
Bilangan iodine 44-58 mg/g - 10,5-18,5 mg/g -
Kadar logam (Fe,Cu) 10 ppm - - -
Lovibond 3-4 R - - -
Kadar minyak - - - Maksimal
Kontaminasi - - - Maksimal
Kadar pecah - - - Maksimal
Kadar air 0,1 % 7 % - maksimal
(29)
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat yang digunakan
3.1.1 Bahan-bahan yang digunakan
- CPO
- N-Heksan p.a
- KOH 0,053 N p.a
- Alkohol p.a
- Indikator Timol blue/timol red p.a 3.1.2 Alat yang digunakan
- Oven Memmert
- Neraca Analitik Sartorius - Buret digital Titritte - Erlenmeyer pirex - Gelas Ukur pirex - Botol Aquadest
(30)
- Corong - Kertas Saring - Talam
- Botol Sampel - Cawan 3.2 Prosedur Kerja
1. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB)
- ditimbang Erlenmeyer kosong dengan neraca analitik - dimasukan sampel sebanyak 2 g
- ditimbang kembali Erlenmeyer yang berisi sampel tersebut dengan neraca analitik dan dihitung berat sampelnya
- ditambahkan 10 ml N-heksan - ditambahkan 15 ml alcohol
- ditambahkan 3 tetes indicator timol red
- dititrasi hingga terjadi perubahan warna dari kuning orange menjadi hijau kekuningan
(31)
% 100 ) 256 ( . x SAMPEL VOLUME CPO Mr x KOH N x KOH V ALB Kadar =
Contoh : Berat Sampel = 2 g
ρ CPO = o,8948 g/ml
CPO sampel berat
ρ
= sampel volume ml g 0,8949 g 2 = sampel volume= 2,235 ml V.KOH = 4.81 ml
N KOH = 0,053 N
% 100 235 , 2 256 053 , 0 81 , 4 x ml x N x ml ALB Kadar =
= 2,7 % 2. Analisa Kadar Air
- ditimbang cawan kosong dengan neraca analitik - dimasukan sampel sebanyak 2 g
- ditimbang kembali cawan yang berisi sampel tersebut dengan neraca analitik dan dihitung berat sampel
(32)
- diovenkan selama ± 1 jam
- ditimbang kembali berat cawan yang berisi tersebut dengan neraca analitik - dihitung kadar air.
% 100 ) ( x sampel berat diovenkan setelah sampel berat sampel cawan berat air
Kadar = + −
Contoh : berat (cawan + sampel) = 18,1549 g
Berat sampel sebelum di ovenkan = 18,0841 g Berat sampel setelah diovenkan = 14,9234 g
% 100 9234 , 14 0841 , 18 1549 , 18 x g g g air
Kadar = −
= 0,5 % 3. Analisa Kadar kotoran
- disemprot kertas saring dengan N-heksan diletakan kedalam cawan dan diovenkan selama ± 2 menit
- didinginkan cawan tersebut kedalam desikator selama ± 5 menit - ditimbang cawan yang berisi sampel tersebut dengan neraca analitik
(33)
- dikeringkan kedalam oven selama ± 5 menit dan dimasukan kedalam desikator selama ± 15 menit.
- ditimbang kertas saring yang berisi kotoran dengan neraca analitik - dihitung kadar kotoran
% 100 ker ) (ker x diovenkan setelah sampel berat kosong saring tas berat sampel saring tas berat kotoran
kadar = + −
Contoh : (Berat kertas saring + sampel ) = 9,8321 g Berat kerstas saring kosong = 9,8259 g Berat sampel setelah diovenkan = 14,9243 g
% 100 9243 , 14 8259 , 9 8321 , 9 x g g g kotoran
kadar = −
(34)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Analisa
Hasil analisa asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran ditunjukan pada tabel sebagai berikut :
Kadar ALB Kadar air Kadar kotoran
OD (%) OT (%) OD (%) OT (%) OD (%) OT (%)
2,78 3,04 0,15 0,48 0,02 0,05
Keterangan :
OD = oil dryer OT = oil tank
4.2 Perhitungan Standar Deviasi
1 )
( 2
− × − ∑ =
n xi s
s = standar deviasi
n = jumlah perlakuan
(35)
1. perhitungan standar deviasi kadar ALB
a. oil dryer b. oil tank
1 5 ) 32 , 0 ( 2 − = s 1 5 ) 44 , 0 ( 2 − = s 0256 , 0 =
s s= 0,0484
s = 0,16 s = 0,22
2. perhitungan standar deviasi kadar air
a. oil dryer b. oil tank
1 5 ) 14 , 0 ( 2 − = s 1 5 ) 66 , 0 ( 2 − = s 0049 , 0 =
s s= 0,1098
(36)
3. Perhitungan standar deviasi kadar kotoran
a. oil dryer b. oil tank
1 5 ) 06 , 0 ( 2 − = s 1 5 ) 06 , 0 ( 2 − = s 0009 , 0 =
s s= 0,0009
s = 0,03 s = 0,03
Tabel perhitungan standar deviasi
KADAR ALB KADAR AIR KADAR KOTORAN
OD (Xi-X) OT (Xi-X) OD (Xi-X) OT (Xi-X) OD (Xi-X) OT (Xi-X)
2,78 0,32 3,04 0,44 0,15 0,14 0,48 0,66 0,02 0,06 0,05 0,06
Keterangan :
OD = oil dryer OT = oil tank
(37)
4.3 Pembahasan
Kadar air sangat penting baik dalam proses pengolahan maupun pengawetan bahan pangan. Hal tersebut erat kaitanya dengan stabilitas bahan pangan. Kerusakan bahan pangan memerlukan air selama prosesnya, oleh karena itu banyaknya air akan ikutmenentukan kecepatan terjadinya kerusakan. Disamping itu,kandungan air juga mempengaruhi kualitas dari pada minyak. Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Reaksi hidrolisa pada minyak sawit yaitu sebagai berikut :
O H2C - OH
H2C – O – C – R1
O enzim O
HC – O – C – R2 + H2O 3 R – C – OH + HC - OH
O Air panas Asam lemak
H2C – O – C – R3 H2C - OH
Trigliserida Gliserol
Standar kadar asam lemak bebas adalah 2,5-3,5 %, kadar air adalah 0,05-0,06 %,sedangkan kadar kotoran adalah 0,015-0,020. Untuk itu, pada unit oil dryer dan oil tank perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kadar asam lemak bebas, air dan kotoran di stasiun klarifikasi untuk memastikan kadar asam lemak bebas, air dan kotoran pada crude palm oil (CPO) yang diinginkan telah tercapai.
(38)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa kadar asam lemak bebas, air dan kotoran pada oil dryer dan oil tank memenuhi standar yang telah di tetapkan di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran pada minyak yang dihasilkan dari biji kelapa sawit.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.indonesia. Diakses Tanggal 15 Pebruari 2011
Ketaren. S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi Pertama. Cetakan I. UI-Press. Jakarta
Naibaho. P.M., 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Edisi Keempat. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan
Poedjiadi. A.,1994. Dasar-Dasar Biokimia. Cetakan Pertama.UI-Press. Jakarta Setyamidjaja. D.,1991. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Sunarko.2007., Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka. Jakarta
(40)
(41)
Tabel 1.1 tabel kadar asam lemak bebas,air dan kotoran pada di oil dryer dan oil tank
Percobaan
Kadar ALB Kadar air Kadar kotoran
OD (%) OT (%) OD (%) OT (%) OD (%) OT (%)
1 2,7 2,9 0,23 0,6 0,04 0,06 2 2,8 3,0 0,14 0,6 0,04 0,06 3 2,7 3,0 0,15 0,5 0,02 0,04 4 2,8 3,1 0,13 0,17 0,01 0,06 5 2,9 3,2 0,12 0,57 0,01 0,06
(42)
Tabel 1.2 Standar deviasi
Percobaan KADAR ALB KADAR AIR KADAR KOTORAN
OD (Xi-X) OT (Xi-X) OD (Xi-X) OT (Xi-X) OD (Xi-X) OT (Xi-X)
1. 2,7 0,08 2,9 0,14 0,23 0,08 0,6 0,12 0,04 0,02 0,06 0,01
2. 2,8 0,02 3,0 0,04 0,14 0,01 0,6 0,12 0,04 0,02 0,06 0,01
3. 2,7 0,08 3,0 0,04 0,15 0 0,5 0,02 0,02 0 0,04 0,01
4. 2,8 0,02 3,1 0,06 0,13 0,02 0,17 0,31 0,01 0,01 0,06 0,01
5. 2,9 0,12 3,2 0,16 0,12 0,03 0,57 0,09 0,01 0,01 0,06 0,01
(1)
4.3 Pembahasan
Kadar air sangat penting baik dalam proses pengolahan maupun pengawetan bahan pangan. Hal tersebut erat kaitanya dengan stabilitas bahan pangan. Kerusakan bahan pangan memerlukan air selama prosesnya, oleh karena itu banyaknya air akan ikutmenentukan kecepatan terjadinya kerusakan. Disamping itu,kandungan air juga mempengaruhi kualitas dari pada minyak. Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Reaksi hidrolisa pada minyak sawit yaitu sebagai berikut :
O H2C - OH
H2C – O – C – R1
O enzim O
HC – O – C – R2 + H2O 3 R – C – OH + HC - OH
O Air panas Asam lemak
H2C – O – C – R3 H2C - OH
Trigliserida Gliserol
Standar kadar asam lemak bebas adalah 2,5-3,5 %, kadar air adalah 0,05-0,06 %,sedangkan kadar kotoran adalah 0,015-0,020. Untuk itu, pada unit oil dryer dan oil tank perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kadar asam lemak bebas, air dan kotoran di stasiun klarifikasi untuk memastikan kadar asam lemak bebas, air dan kotoran pada crude palm oil (CPO) yang diinginkan telah tercapai.
(2)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa kadar asam lemak bebas, air dan kotoran pada oil dryer dan oil tank memenuhi standar yang telah di tetapkan di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran pada minyak yang dihasilkan dari biji kelapa sawit.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.indonesia. Diakses Tanggal 15 Pebruari 2011
Ketaren. S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi Pertama. Cetakan I. UI-Press. Jakarta
Naibaho. P.M., 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Edisi Keempat. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan
Poedjiadi. A.,1994. Dasar-Dasar Biokimia. Cetakan Pertama.UI-Press. Jakarta Setyamidjaja. D.,1991. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Sunarko.2007., Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka. Jakarta
(4)
(5)
Tabel 1.1 tabel kadar asam lemak bebas,air dan kotoran pada di oil dryer dan oil tank
Percobaan
Kadar ALB Kadar air Kadar kotoran
OD (%) OT (%) OD (%) OT (%) OD (%) OT (%)
1 2,7 2,9 0,23 0,6 0,04 0,06
2 2,8 3,0 0,14 0,6 0,04 0,06
3 2,7 3,0 0,15 0,5 0,02 0,04
4 2,8 3,1 0,13 0,17 0,01 0,06
5 2,9 3,2 0,12 0,57 0,01 0,06
(6)
Tabel 1.2 Standar deviasi
Percobaan KADAR ALB KADAR AIR KADAR KOTORAN
OD (Xi-X) OT (Xi-X) OD (Xi-X) OT (Xi-X) OD (Xi-X) OT (Xi-X)
1. 2,7 0,08 2,9 0,14 0,23 0,08 0,6 0,12 0,04 0,02 0,06 0,01
2. 2,8 0,02 3,0 0,04 0,14 0,01 0,6 0,12 0,04 0,02 0,06 0,01
3. 2,7 0,08 3,0 0,04 0,15 0 0,5 0,02 0,02 0 0,04 0,01
4. 2,8 0,02 3,1 0,06 0,13 0,02 0,17 0,31 0,01 0,01 0,06 0,01
5. 2,9 0,12 3,2 0,16 0,12 0,03 0,57 0,09 0,01 0,01 0,06 0,01
Rata-rata 2,78 0,064 3,04 0,088 0,15 0,028 0,48 0,,132 0,02 0,012 0,05 0,01