Pengaruh Waktu Penyimpanan CPO Terhadap Kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Oil Tank Oil Purifier Dan Vacuum Dryer
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN CPO TERHADAP
KENAIKAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA OIL TANK
OIL PURIFIER DAN VACUUM DRYER
KARYA ILMIAH
IKHWAL ADANAN 082409057
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(2)
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN CPO TERHADAP
KENAIKAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA OIL TANK
OIL PURIFIER DAN VACUUM DRYER
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya
IKHWAL ADANAN 082409057
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
CPO TERHADAP KENAIKAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA OIL TANK OIL PURIFIER DAN VACUUM DRYER
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : IKHWAL ADANAN
NomorIndukMahasiswa : 082409057
Program Studi : DIPLOMA III (D3) KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di
Medan, Juli 2012
Diketahui
Program Studi D3 Kimia Industri Pembimbing FMIPA USU
Dra. Emma Zaidar, M.Si Drs. Ahmad Darwin Bangun, M.Sc NIP. 195512181987012001 NIP. 195211161980031001
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
Dr. RumondangBulanNasution, M.S NIP.195408301985032001
(4)
PERNYATAAN
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN CPO TERHADAP
KENAIKAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA
OIL TANK
OIL PURIFIER DAN VACUUM DRYER
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2012
IKHWAL ADANAN 082409057
(5)
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang
tiada hentinya memberikan nikmat amal, insan dan ihsan, serta semangat dan
kekuatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah ini
dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan Karya Ilmiah ini adalah merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program D3 Kimia Industri pada Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Pada saat masa penyusunan Karya Ilmiah ini, Penulis telah banyak memperoleh
bantuan dan bimbingan. Untuk itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa kepada Ayahanda Jalaluddin Pane dan Ibunda Dora
Murtiliana Siregar yang selama ini telah memberikan doa serta dukungan
kepada Penulis baik moril maupun materil mulai dari awal perkuliahan
sampai dengan selesainya penyusunan Karya Ilmiah ini.
2. Seluruh keluarga besar Penulis yang telah memberikan motivasi dan
semangat kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini
3. Buat Andayani Asmari, Amd beserta keluarga yang membantu,
mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
4. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
(6)
5. Ibu Dra. Emma Zaidar, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Kimia
FMIPA USU.
6. Bapak Drs. Ahmad Darwin Bangun, M.Sc selaku dosen pembimbing
7. Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) khususnya Jurusan Kimia.
8. Buat teman-teman seperjuangan di D3 Kimia Industri
9. Buat seluruh teman-teman HMI komisariat FMIPA-USU yang juga ikut
berpartisipasi membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun, agar dapat dimanfaatkan bagi kemajuan ilmu
pengetahuan di masa mendatang.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. Semoga penulisan Karya
Ilmiah ini dapat berguna bagi Pembaca dan Penulis pada khususnya.
Medan, Juli 2012
(7)
ABSTRAK
Kadar asam lemak bebas dari CPO yang diambil oil tank, oil purifier, dan vacuum
dryer selama 6 hari telah ditentukan dengan metode volumetri. Dari hasil
penelitian terhadap CPO yang dari oil tank dan diperoleh kadar asam lemak bebas
pada penyimpanan dimulai hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, dan hari VI
adalah 3,48%, 3,83%, 4,31%, 4,52%, 4,78%, 4,96%. Kadar asam lemak bebas
dari CPO yang diambil dari oil purifier pada hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V
dan hari VI adalah 3,33%, 3,59%, 3,78%, 3,99%, 4,44%, 4,68%, dan kadar
asam lemak bebas dari CPO yang diambil dari vacuum dryer adalah 2,83%,
2,95%, 3,25%, 3,57%, 3,86%, 4,14%.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa kadar asam lemak bebas dari CPO
yang disimpan pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer selama 6 hari
(8)
EFFECT STORAGE TIME CPO TO INCREASE FREE FATTY
ACIDS (FFA) IN THE OIL TANK OIL PURIFIER AND
VACUUM DRYER
ABSTRACT
Levels of free fatty acids from CPO which was taken from the oil tank, oil
purifier, and vacuum dryer for 6 days have been determined with volumetric
method. Of the results of a study of the CPO obtained from Oil Tank and free
fatty acids levels in storage each started from day I,day II, day III, day of IV, V
and the VI day were 3,48%, 3,83%, 4,31%, 4,52%, 4,78%, 4,96%. Free fatty acids
levels of CPO taken from the Oil Purifier on the day I, day II, day III, IV day, day
of V, and VI day were 3,33%, 3,59%, 3,78%, 3,99%, 4,44%, 4,68% and
levels of free fatty acids from CPO were taken from the Vacuum Dryer on the day
I, day II, day III, day IV, day of V, and VI day were 2,83%, 2,95%, 3,25%,
3,57%, 3,86%, 4,14%.
From result of this research it can be seen that the levels Free Fatty Acid of CPO
which is stored in Oil Tank, Oil Purifier, and Vacuum Dryer during 6 days fulfill
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang 1
1.2 PerumusanMasalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SejarahKelapaSawit 3
2.2 VarietasKelapSawit 3
2.2.1 BerdasarkanTebalTipisnyaTempurung 3
2.3 BuahKelapaSawit 5
2.4 ManfaatKelapaSawitdanProduknya 5
2.4.1 Kegunaandarimasing-masingproduk 6
2.5 Panen Buah Kelapa sawit 6
2.5.1 FraksiTandanBuah Segar ( TBS ) 7
2.6 Asam Lemak 8
2.7 Asam Lemak Bebas (ALB) 9
2.8 Sifat Kimia Minyak dan Lemak 11
2.9 Proses Pemurnian CPO Terhadap Kadar Kotoran dan Kadar air 12
2.9.1. Oil Tank 12
2.9.2. Oil Purifier 13
2.9.3. Vacuum Dryer 13
2.10 Standart Mutu Minyak Sawit 14
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1 Alat-alat 15
3.2 Bahan-bahan 15
(10)
3.3.1. Pembuatan Larutan 16 3.3.1.1. Pembuatan Larutan Standart KOH 0,05 N 16 3.3.1.2. Pembuatan Larutan Baku KH-Ftalat 0.05 N 16 3.3.1.3. Standarisasi Larutan KOH 0,05 N 16 3.3.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas 16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data 19
4.2 Perhitungan 19
4.3 Pembahasan 20
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
(11)
ABSTRAK
Kadar asam lemak bebas dari CPO yang diambil oil tank, oil purifier, dan vacuum
dryer selama 6 hari telah ditentukan dengan metode volumetri. Dari hasil
penelitian terhadap CPO yang dari oil tank dan diperoleh kadar asam lemak bebas
pada penyimpanan dimulai hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, dan hari VI
adalah 3,48%, 3,83%, 4,31%, 4,52%, 4,78%, 4,96%. Kadar asam lemak bebas
dari CPO yang diambil dari oil purifier pada hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V
dan hari VI adalah 3,33%, 3,59%, 3,78%, 3,99%, 4,44%, 4,68%, dan kadar
asam lemak bebas dari CPO yang diambil dari vacuum dryer adalah 2,83%,
2,95%, 3,25%, 3,57%, 3,86%, 4,14%.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa kadar asam lemak bebas dari CPO
yang disimpan pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer selama 6 hari
(12)
EFFECT STORAGE TIME CPO TO INCREASE FREE FATTY
ACIDS (FFA) IN THE OIL TANK OIL PURIFIER AND
VACUUM DRYER
ABSTRACT
Levels of free fatty acids from CPO which was taken from the oil tank, oil
purifier, and vacuum dryer for 6 days have been determined with volumetric
method. Of the results of a study of the CPO obtained from Oil Tank and free
fatty acids levels in storage each started from day I,day II, day III, day of IV, V
and the VI day were 3,48%, 3,83%, 4,31%, 4,52%, 4,78%, 4,96%. Free fatty acids
levels of CPO taken from the Oil Purifier on the day I, day II, day III, IV day, day
of V, and VI day were 3,33%, 3,59%, 3,78%, 3,99%, 4,44%, 4,68% and
levels of free fatty acids from CPO were taken from the Vacuum Dryer on the day
I, day II, day III, day IV, day of V, and VI day were 2,83%, 2,95%, 3,25%,
3,57%, 3,86%, 4,14%.
From result of this research it can be seen that the levels Free Fatty Acid of CPO
which is stored in Oil Tank, Oil Purifier, and Vacuum Dryer during 6 days fulfill
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tumbuhan industri penting
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar
perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.Indonesia adalah
penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah
Hasil utama perkebunan kelapa sawit adalah buah kelapa
sawit.Selanjutnya buah kelapa sawit diproses (ekstraksi) di pabrik penggilingan
(mill) sehingga menghasilkan ekstrak, berupa minyak kelapa sawit mentah atau
CPO (Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit PKO (Palm Kernel Oil).
Dalam pemasaran minyak kelapa sawit terutama yang berasal dari
Indonesia, beberapa produsen sangat memperhatikan beberapa syarat untuk
menentukan mutu minyak kelapa sawit. Salah satu tolak ukur yang dipergunakan
untuk menentukan mutu minyak kelapa sawit adalah kadar asam lemak bebas
(ALB).
Makin tinggi kandungan ALB, maka makin rendah kualitas minyak sawit
tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh minyak sawit dengan kadar ALB
yang optimal maka harus diperhatikan proses pengolahannya sehingga asam
lemak bebas yang terbentuk tersebut tidak merugikan dan sesuai dengan standart
(14)
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik meneliti ”PENGARUH
WAKTU PENYIMPANAN CPO TERHADAP KENAIKAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) PADA OIL TANK OIL PURIFIER DAN VACUUM DRYER) ”.
I.2. Perumusan Masalah
Semakin rendah kadar ALB pada minyak maka semakin tinggi kualitas
minyak tersebut dan sebaliknya, semakin tinggi kadar ALB pada minyak maka
semakin rendah kualitas minyak tersebut. Jadi permasalahan utama yang timbul
adalah persepsi apakah kualitas dari penyimpanan CPO selama 6 hari dari oil
tank, oil purifier, dan vacuum dryer masih memenuhi standart
I.3. Tujuan
- Untuk mengetahui pengaruh penyimpanan CPO pada oil tank, oil purifier dan
vacuum dryer terhadap kenaikan asam lemak bebas.
- Untuk mengetahui apakah kualitas CPO dari oil tank, oil purifier dan vacuum
dryer masih memenuhi standart setelah mengalami penyimpanan selama 6 hari.
I.4. Manfaat
- Untuk memberi informasi mengenai perbedaan kadar asam lemak bebas dari
CPO yang diperoleh dari oil tank, oil purifier dan vacuum dryer selama
penyimpanan 6 hari.
- Untuk memberi informasi mengenai kualitas CPO yang baik yang diperoleh
(15)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Kelapa Sawit
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu
senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam
lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak
sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoid (terutama β-karoten) berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (Mangoensoekarjo S, 2003).
2.2 Varietas Tanaman Kelapa Sawit
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang dapat
dikenal.Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan warna kulit buahnya. Selain dikenal.Varietas-
varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas-varietas unggul yang mempunyai
beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih
baik dibandingkan varietas lain.
2.2.1 Berdasarkan Tebal Tipisnya Tempurung
Berdasarkan tebal tipisnya tempurung, kelapa sawit dibedakan menjadi
lima varietas utama, yaitu :
a. Varietas Dura
Tempurung cukup tebal (2-8 mm), daging buah tipis.Persentase daging buah
(16)
rendah.Dalam berbagai persilangan untuk menghasilkan varietas baru, varietas
Dura selalu dijadikan sebagai tanaman betina (ibu) oleh pusat-pusat penelitian.
b. Varietas Pisifera
Tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada.Daging buah tebal, inti buah
sangat kecil.Kandungan minyak pada inti rendah, karena ukuran kernelnya
sangat kecil.Dalam persilangan untuk menghasilkan varietas baru,varietas
psifera dijadikan sebagai tanaman pejantan (bapak) atau sebagai penghasil
tepung sari.
c. Varietas Tenera
Merupakan persilangan antara varietas Dura (D) dan Psifera (P) sehingga
sifat-sifat morfologi dan anatomi varietas ini (DxP) merupakan perpaduan
antara kedua sifat induknya. Tebal tempurung varietas Tenera adalah 0,5-4,0
mm, persentase daging buah terhadap buah 18-23%, dan kandungan minyak
inti 5%.
d. Macro carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali.
e. Diwikka-waka
varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.
Diwikka-waka dapat dibedakan menjadi wakadura,
diwikka-wakapisifera, diwikka-wakatenera.
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan
persentase atau rendemen minyak yang dikandungnya. Rendemen minyak
(17)
mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil
olahan yang utama. Sehingga tidah mengherankan jika lebih banyak perkebunan
yang menanam kelapa sawit dari varietas tenera.
2.3 Buah Kelapa Sawit
Hasil utama perkebunan kelapa sawit adalah buah kelapa
sawit.Selanjutnya buah kelapa sawit diproses (ekstraksi) di pabrik penggilingan
(mill) sehingga menghasilkan ekstrak, berupa minyak kelapa sawit mentah atau
CPO (Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit atau PKO (Palm Kernel Oil).
Pada kelapa sawit, minyak diambil dari dua sumber.Pertama hasil
ekstraksi sabut sebagai sumber utama, dan kedua, dari inti buah yang berada
dibagian dalam tempurung.Sabut pada kelapa sawit disebut daging buah,
sedangkan inti buah yang terdapat di bagian dalam tempurung disebut kernel.
Hasil ekstraksi sabut kelapa sawit adalah CPO, sedangkan hasil ekstraksi inti
buah adalah PKO. CPO dan PKO merupakan minyak kelapa sawit mentah dan
merupakan hasil industri hulu yang selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai
produk pangan, nonpangan, dan industry (Tim Penulis, 1997).
2.4 Manfaat Kelapa Sawit dan Produknya
Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang
hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman
penghasil minyak nabati lainnya, misalnya kedelai, kacang tanah, kelapa, bunga
(18)
Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, minyak kelapa sawit
memiliki keistimewaan tersendiri, yakni rendahnya kandungan kolesterol dan
dapat diolah lebih lanjut menjadi suatu produk yang tidak hanya dikonsumsi
untuk kebutuhan pangan (minyak goreng, margarin, lemak, tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan nonpangan (gliserin, sabun, detergen, bahan bakar).
2.4.1 Kegunaan dari masing-masing produk tersebut adalah:
a. Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk keperluan pangan (minyak
goreng, margarin, lemak) tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan nonpangan
(gliserin, sabun, detergen, bahan bakar).
b. Inti sawit yang menghasilkan minyak inti digunakan sebagai bahan sabun,
minyak goreng, kosmetik dan sebagainya.
c. Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
d. Tandan kosong untuk bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk
kompos
e. Ampas lumatan daging buah untuk bahan bakar ketel uap (Hadi, 2004).
2.5 Panen Buah Kelapa Sawit
Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna
kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah jingga waktu buah telah
masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buahnya telah maksimal.
Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dari tangkai tandannya. Hal ini
(19)
2.5.1 Fraksi Tandan Buah Segar (TBS)
Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat
dipengaruhi perlakuan sejak awal panen di lapangan.Faktor penting yang cukup
berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya
pengangkutan buah ke pabrik.Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat
kematangan buah mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak
yang diperoleh nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini. Derajat kematangan
yang baik yaitu jika tandan yang dipanen berada pada fraksi 1,2 dan 3.
Tabel 1. Tingkatan Fraksi Tandan Buah Segar
No Kematangan Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan 1 2 3 Mentah Matang Lewat Matang 00 0 1 2 3 4 5
Tidak ada, buah berwarna hitam
1 – 12,5% buah luar membrondol
12,5 – 25% buah luar membrondol
25 – 50% buah luar membrondol 50 – 75% buah luar membrondol
75 – 100% buah luar membrondol
Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk
Sangat mentah Mentah Kurang matang Matang I Matang II Lewat Matang I Lewat Matang II
(20)
2.6. Asam Lemak
Asam lemak merupakan suatu asam karbosilat yang diperoleh dari
hidrolisis suatu lemak atau minyak, umunya mempunyai rantai hidrokarbon
panjang dan tidak bercabang.Asam lemak yang paling tersebar merata dalam
alam, yaitu asam oleat, mengandung satu ikatan rangkap.Asam-asam lemak
dengan lebih dari satu ikatan rangkap adalah tidak lazim, terutama dalam minyak
nabati, minyak-minyak ini disebut poliunsaturat.
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan
menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya
memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, misalnya:
asam kaprilat, asam kaproat, asam laurat, asam miristat, asam palmitat dan asam
stearat. Sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda
di antara atom-atom karbon penyusunnya, misalnya asam oleat, asam linoleat dan
asam linolenat.Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi)
daripada asam lemak tak jenuh (Fessenden, 1986).
Table 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit No Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%)
1 2 3 4 5 6 7 Asam kaprilat Asam kaproat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam oleat - - - 1,1 – 2,5
40 – 46 3,6 – 4,7
(21)
2.7. Asam Lemak Bebas (ALB)
Asam lemak bebas adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisis lemak.
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi dalam minyak sawit sangat
merugikan.Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak
turun, untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak
bebas dalam minyak sawit.
Kenaikan kasar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai
tandan diolah dipabrik.Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada
minyak.Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman dan katalis.
Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang
terbentuk (Mangoensoekarjo S, 2003).
O
CH2 – O – C – R CH2 – OH
O O
CH – O – C – R CH – OH + 3 R – C – OH
O
CH2 – O – C – R CH2 – OH
Minyak Sawit Gliserol ALB
Gambar 2.5 Reaksi hidrolisa Panas, Air
(22)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang
relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain :
1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu
2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkuta buah
3. Penumpukan buah sawit yang terlalu lama
4. Proses hidrolisa selama proses dipabrik
Setelah mengetahui faktor-faktor penyebabnya, maka tindakan pencegahan dan
pemuncatannya lebih mudah dilakukan.
Pemanenan yang tepat waktu merupakan salah satu untuk menekan kadar
ALB sekaligus menaikkan kadar rendemen minyak. Agar ALB minimum,
transportasi buah panen harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu juga perlu
dijamin bahwa hanya buah yang cukup matang yang dipanen. Kandungan ALB
buah sawit yang dipanen biasanya kurang dari 0,3 %. Peningkatan ALB terjadi
karena kerusakan buah selama proses panen sampai tiba diketel perebusan.
Pemetikan buah disaat belum matang (saat proses biokimia dalam buah
belum sempurna) menghasilkan gliserida sehingga mengakibatkan terbentuknya
ALB dalam minyak sawit. Sedangkan, pemetikan setelah batas tepat panen yang
ditandai dengan buah yang berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah
lainnya, akan menstimulir penguraian enzimatis pada buah sehingga
menghasilkan ALB dan akhirnya terikut dalam buah sawit yang masih utuh
sehingga kadar ALB meningkat. Untuk itulah pemanenan tandan buah segar harus
dikaitkan dengan kriteria matang panen sehingga menghasilkan minyak sawit
(23)
Dikaitkan dengan pencegahan kerusakan buah sawit dalam jumlah banyak
telah dikembangkan beberapa metode pemungutan dan pengangkutan TBS.
Sistem yang cukup efektif adalah dengan memasukkan TBS secara langsung
kedalam keranjang buah. Dengan cara tersebut akan lebih mengefisienkan waktu
yang digunakan untuk pembongkaran, pemuatan, pemupukan buah sawit yang
terlalu lama. Dengan demikian, pembentukan ALB selama pemetikan,
pengumpulan, penimbunan, dan pengangkutan buah dapat dikurangi.
Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik.
Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan
berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu
merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses
pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak
diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi tertentu bukan
membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak. Untuk itu
setelah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan dengan suhu
90oC. Sebagai ukuran standart mutu dalam perdagangan untuk ALB ditetapkan
sebesar 5 % (Darnoko D S, 2003).
2.8. Sifat Kimia Minyak dan Lemak
Produk utama yang diperoleh dari tanaman kelapa sawit adalah minyak
sawit yang dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit yang
dikenal dengan PKO (Palm Kernel Oil) yang tergolong dalam lipida. Lipida
adalah suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam
(24)
hidrolisa minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan
flavour dan bau tengik pada minyak tersebut (Naibaho P M, 1996).
2.9. Proses Pemurnian CPO Terhadap Kadar Kotoran dan Kadar Air
Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena
proses alami sewaktu pembuahan dan akibat dipabrik serta penimbunan buah. Air
yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan didalam alat
pengering. Kadar air yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada
efektifitas pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada
kematangan buah. Buah yang terlalu matang akan mengandung air lebih banyak .
untuk itu perlu pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna.
Bagi negara konsumen terutama negara yang telah maju selalu
menginginkan minyak sawit yang benar-benar bermutu tinggi. Permintaan
tersebut cukup beralasan sebab minyak sawit tidak hanya dipergunakan sebagai
bahan pangan tetapi juga digunakan sebagai bahan bakku industri non-pangan.
Lagi pula, tidak semua pabrik minyak kelapa sawit mempunyai teknologi dan
instalasi yang lengkap, terutama yang berkaitan dengan proses pengendapan yaitu
minyak sawit jernih yang dimurnikan dengan sentrifugasi ( Tim Penulis, 1997).
2.9.1. Oil Tank
Minyak yang keluar dari Vertical Clarifier Tank (VCT) tempat CPO yang
(25)
berfungsi untuk pengendapan kotoran dan sebagai bak penampungan sebelum
minyak masuk ke Oil Purifier. Di dalam oil tank minyak dipanaskan dengan
steam coil untuk mendapatkan suhu 90-95oC. Kebersihan tangki harus dijaga
karena akan mempengaruhi kadar kotoran dalam minyak, yaitu dengan cara
melakukan blow down secara rutin setiap satu jam sekali.
2.9.2. Oil Purifier
Alat purifier ini sering disebut dengan oil centrifuge. Alat ini berfungsi
untuk mengurangi kadar kotoran dan air dalam minyak menggunakan prinsip
pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal vertikal.
Karena gaya pusingan, maka kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar dari
minyak akan berada pada bagian luar. Minyak yang berada di bagian tengah
dialirkan ke Vacuum Dryer, sedangkan kotoran dan air dikeluarkan dari oil
purifier.
2.9.3.Vacuum Dryer
Minyak yang telah dimurnikan secara otomatis di oil purifier, dipompakan
ke Float Tank yang berfungsi untuk menjaga pengumpanan vacuum dryer agar
tetap vacum sehingga dapat bekerja optimal.
Untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Ujung pipa yang
masuk ke dalam vacuum dryer dibuat sempit berbentuk nozzle sehingga akibat
kevakuman tangki, minyak tersedot dan mengabut di dalam vacuum dryer.
Temperatur 90-95oC agar kadar air cepat menguap dan terhisap oleh vacuum
(26)
selanjutnya dipompakan ke Storage Tank. Storage Tank berfungsi sebagai
penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim
kepihak perusahaan/tempat lain (Naibaho P M, 1996).
2.10. Standart Mutu Minyak Sawit
Minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai
industri, baik pangan maupun non-pangan, banyak menggunakan sebagai bahan
baku. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut, maka mutu dan
kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai
komoditas ini.
Industri pangan maupun non-pangan selalu mengkehendaki minyak sawit
dalam mutu yang tebaik, yaitu minyak sawit dalam keadaan segar, asli, murni, dan
tidak tercampur bahan tambahan seperti kotoran, air, dan logam-logam ( dari alat
yang digunakan selama pemrosesan), dan lain-lain. Dengan adanya bahan-bahan
yang tidak semestinya terikut dalam minyak kelapa sawit ini akan dapat
(27)
BAB 3
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
- Botol Aquades -
- Buret Digital Brand
- Cawan Petridish -
- Desikator -
- Gelas Erlenmeyer 125 ml Pyrex
- Gelas ukur 50 ml Pyrex
- Neraca Analitis Sartorius
- Pipet Tetes -
- labu takar 1000ml Pyrex
- Beaker gelas 125ml Pyrex
- Pipet volum 25ml Pyrex
3.2 Bahan-bahan
- Alkohol p.a. E.Merck
- n-heksana Teknis
- Aquades -
- KOH 0,056 N -
- Indikator BTB 1% -
- Minyak Sawit -
(28)
3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1. Pembuatan Larutan
3.3.1.1. Pembuatan Larutan Standart KOH 0,05 N
Ditimbang 2,8 gr KOH pellet kedalam beaker gelas kemudian ditambahkan
± 50 ml aquadest lalu diaduk hingga larut. Larutan KOH dimasukkan kedalam
labu takar 1000 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda dan
dihomogenkan.
3.3.1.2. Pembuatan Larutan Baku Kalium Hidrogen Ftalat 0,05 N
Ditimbang 10,21 gr kristal KH-ftalat kedalam beaker gelas lalu dilarutkan dengan
± 50 ml aquadest lalu dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml dan diencerkan
dengan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.
3.3.1.3. Standarisasi Larutan KOH 0,05 N
Dipipet 25 ml larutan baku KH-ftalat 0,05 N lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer
125 ml kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator tymol blue dan dititrasi
dengan larutan KOH hingga terjadi perubahan warna menjadi merah jambu.
Dilakukan prosedur diatas secara triplo.
3.3.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
- Erlenmeyer dibersihkan dan dikeringkan kemudian ditimbang untuk
mengetahui berat kosongnya.
(29)
- Erlenmeyer yang telah berisi minyak sawit ditimbang kembali untuk
mengetahui berat sampel.
- Ditambahkan N-Heksan 10 ml kedalam erlenmeyer berisi minyak sawit
kemudian diaduk.
- Ditambahkan alkohol 10 ml kedalam erlenmeyer yang berisi minyak sawit
kemudian diaduk kembali.
- Ditambahkan 3 tetes indikator BTB kedalam erlenmeyer yang berisi minyak
sawit.
- Dititrasi dengan larutan KOH 0,056 N sampai terjadi perubahan warna dari
(30)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh data dalam tabel berikut:
Tabel 3.Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Oil Tank NO Lama Penyimpanan
CPO (hari)
Berat Sampel (Gr)
Vol. Titrasi KOH 0,056N (ml)
Kadar ALB (%)
1 I 1,4212 3,45 3,48
2 II 1,5758 4,21 3,83
3 III 1,4409 4,33 4,31
4 IV 1,4404 4,54 4,52
5 V 1,427 4,88 4,78
6 VI 1,4938 5,17 4,96
Tabel 4. Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Oil Purifier NO Lama Penyimpanan
CPO (hari)
Berat Sampel (Gr)
Vol. Titrasi KOH 0,056 N (ml)
Kadar ALB (%)
1 I 1,5412 3,58 3,33
2 II 1,4336 3,59 3,59
3 III 1,5853 4,18 3,78
4 IV 1,5198 4,23 3,99
5 V 1,4659 4,54 4,44
(31)
Tabel 5. Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Vacuum dryer NO Lama Penyimpanan
CPO (hari)
Berat Sampel (Gr)
Vol. Titrasi KOH 0,056 N (ml)
Kadar ALB (%)
1 I 1,9706 3,89 2,83
2 II 1,7759 3,66 2,95
3 III 1,5483 3,51 3,25
4 IV 1,7107 4,26 3,57
5 V 1,5524 4,18 3,86
6 VI 1,5167 4,38 4,14
4.2 Perhitungan
A. Penentuan kadar Asam Lemak Bebas ( ALB )
% 100 palmitat As. BM x N.KOH x V.KOH % x l BeratSampe ALB=
Dimana : % ALB = % Asam Lemak Bebas
V.KOH = Volume KOH (ml)
N.KOH = Normalitas KOH (N)
BM = Berat Molekul
Contoh perhitungan % ALB pada sampel dari Oil Tank hari pertama
% 100 4212 , 1 256 x 0,056 x 3,45
%ALB= x
% 48 , 3 %ALB=
(32)
Dari tabel 6 dibawah ini dapat dilihat secara keseluruhan % kadar ALB
CPO pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum dryer selama 6 hari.
Tabel 6. Kadar ALB CPO (%) Selama 6 Hari
N
O
Lama Penyimpanan
CPO (Hari)
Tempat Pengambilan Sampel
Oil Tank Oil Purifier Vacum Drayer
1 Hari Pertama 3,48 3,33 2,83
2 Hari Kedua 3,83 3,59 2,95
3 Hari Ketiga 4,31 3,78 3,25
4 Hari Keempat 4,52 3,99 3,57
5 Hari Kelima 4,78 4,44 3,86
6 Hari Keenam 4,96 4,68 4,14
4.3 Pembahasan
Kadar asam lemak bebas yang merupakan faktor utama yang
menimbulkan kerusakan pada kualitas minyak sawit, sehingga persen kenaikan
ALB perlu ditekan serendah mungkin hal ini bertujuan untuk memperoleh kualitas
minyak yang baik.
Hal ini dapat dilihat dari tabel 6. hari pertama kadar asam lemak bebas
CPO dari oil tank 3,48%, CPO dari oil purifier 3,33%, dan CPO dari vacuum
dryer 2,83%. Dengan penyimpanan CPO selama 6 hari dimana dari hari pertama
hingga hari keenam kadar asam lemak bebas CPO meningkat hingga bekisar
(33)
ini disebabkan fungsi alatnya masing-masing. Oil Tank berfungsi hanya sebagai
tempat pengendapan kotoran dan sebagai bak penampung, untuk Oil Purifier
berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air dengan prinsip
pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya sentrifugal vertikal sehingga CPO
dari oil purifier lebih murni dibandingkan dari Oil Tank. Sedangkan Vacuum
Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam CPO sesudah melewati
pemurnian dari Oil Purifier dengan menggunakan temperatur 90º- 95ºC agar
kadar air cepat menguap, sehingga kadar air CPO dari Vacuum Dyer lebih rendah
dari pada kadar air da CPO dari Oil Purifier.
Semakin rendah kadar air pada CPO maka semakin tinggi kualitas CPO
tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi kadar air maka semakin rendah kualitas
CPO tersebut.
Dari data hasil percobaan penyimpanan CPO dari oil tank, oil purifier
dan vacuum dryer selama 6 hari diperoleh kadar asam lemak bebas masih
memenuhi SNI 01-0002-1987. Dimana kadar asam lemak bebas minyak sawit
(34)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian minyak sawit CPO selama 6 hari diperoleh kadar asam lemak
bebas (ALB) pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer mengalami kenaikan
dari hari pertama hingga hari keenam.
Minyak CPO yang diambil dari Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer dan
setelah disimpan selama 6 hari dimana kadar asam lemak bebas masih memenuhi
SNI 01-0002-1987, dimana kadar asam lemak bebas maksimum 5%.
5.2 Saran
- Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk analisa tentang kadar kotoran
pada Oil Tank, Oil purifier, dan Vacuum Dryer.
- Sebaiknya dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan suhu pada Oil Tank,
(35)
Darnoko D.S. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit Dan Produk
Turunannya. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Fauzi Y. 2002. Kelapa Sawit. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis
Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. 1986. Organic Chemistry. Third Edition,
Wadsworth, Inc. California
Hadi M.M.2004.Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.
Ketaren S.2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan
Pertama. UI-Press. Jakarta.
Mangoensoekarjo S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Cetakan
Pertama. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Naibaho P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Edisi Keempat. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Tim Penulis P.S. 1997. Kelapa Sawit. Cetakan Ketiga. Penerbit Swadaya. Jakarta
(36)
Standard mutu hasil olahan (minyak kelapa sawit) PKS Rambutan PTPN III
No. Paremeter Mutu produksi
PKS (%) Eksport (%)
1 Asam lemak bebas (ALB) 3,50 5
2 Kadar air 0,15 0,15
3 Kadar kotoran 0,02 0,02
4 Nilai peroksida (peroxide value) 5,00
5 Nilai anisidin (aniside value) 6,00
6 Kandungan besi (iron content) 3,50
7 Kandungan tembaga (copper
content) 0,05
8 DOBI 2,5
9 Bilangan IOD 5,1
(1)
Tabel 5. Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Vacuum dryer NO Lama Penyimpanan
CPO (hari)
Berat Sampel (Gr)
Vol. Titrasi KOH 0,056 N (ml)
Kadar ALB (%)
1 I 1,9706 3,89 2,83
2 II 1,7759 3,66 2,95
3 III 1,5483 3,51 3,25
4 IV 1,7107 4,26 3,57
5 V 1,5524 4,18 3,86
6 VI 1,5167 4,38 4,14
4.2 Perhitungan
A. Penentuan kadar Asam Lemak Bebas ( ALB )
% 100 palmitat As. BM x N.KOH x V.KOH % x l BeratSampe ALB=
Dimana : % ALB = % Asam Lemak Bebas
V.KOH = Volume KOH (ml)
N.KOH = Normalitas KOH (N)
BM = Berat Molekul
Contoh perhitungan % ALB pada sampel dari Oil Tank hari pertama
% 100 4212 , 1 256 x 0,056 x 3,45
%ALB= x
% 48 , 3 %ALB=
(2)
Dari tabel 6 dibawah ini dapat dilihat secara keseluruhan % kadar ALB
CPO pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum dryer selama 6 hari.
Tabel 6. Kadar ALB CPO (%) Selama 6 Hari N
O
Lama Penyimpanan
CPO (Hari)
Tempat Pengambilan Sampel
Oil Tank Oil Purifier Vacum Drayer
1 Hari Pertama 3,48 3,33 2,83
2 Hari Kedua 3,83 3,59 2,95
3 Hari Ketiga 4,31 3,78 3,25
4 Hari Keempat 4,52 3,99 3,57
5 Hari Kelima 4,78 4,44 3,86
6 Hari Keenam 4,96 4,68 4,14
4.3 Pembahasan
Kadar asam lemak bebas yang merupakan faktor utama yang
menimbulkan kerusakan pada kualitas minyak sawit, sehingga persen kenaikan
ALB perlu ditekan serendah mungkin hal ini bertujuan untuk memperoleh kualitas
minyak yang baik.
Hal ini dapat dilihat dari tabel 6. hari pertama kadar asam lemak bebas
CPO dari oil tank 3,48%, CPO dari oil purifier 3,33%, dan CPO dari vacuum
dryer 2,83%. Dengan penyimpanan CPO selama 6 hari dimana dari hari pertama
hingga hari keenam kadar asam lemak bebas CPO meningkat hingga bekisar
1,48% pada oil tank, 1,35% pada oil purifier, dan 1,31% pada vacuum dryer.
Dari data tersebut diatas terdapat adanya perbedaan tingkat kadar ALB
(3)
ini disebabkan fungsi alatnya masing-masing. Oil Tank berfungsi hanya sebagai
tempat pengendapan kotoran dan sebagai bak penampung, untuk Oil Purifier
berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air dengan prinsip
pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya sentrifugal vertikal sehingga CPO
dari oil purifier lebih murni dibandingkan dari Oil Tank. Sedangkan Vacuum
Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam CPO sesudah melewati
pemurnian dari Oil Purifier dengan menggunakan temperatur 90º- 95ºC agar
kadar air cepat menguap, sehingga kadar air CPO dari Vacuum Dyer lebih rendah
dari pada kadar air da CPO dari Oil Purifier.
Semakin rendah kadar air pada CPO maka semakin tinggi kualitas CPO
tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi kadar air maka semakin rendah kualitas
CPO tersebut.
Dari data hasil percobaan penyimpanan CPO dari oil tank, oil purifier
dan vacuum dryer selama 6 hari diperoleh kadar asam lemak bebas masih
memenuhi SNI 01-0002-1987. Dimana kadar asam lemak bebas minyak sawit
(4)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian minyak sawit CPO selama 6 hari diperoleh kadar asam lemak
bebas (ALB) pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer mengalami kenaikan
dari hari pertama hingga hari keenam.
Minyak CPO yang diambil dari Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer dan
setelah disimpan selama 6 hari dimana kadar asam lemak bebas masih memenuhi
SNI 01-0002-1987, dimana kadar asam lemak bebas maksimum 5%.
5.2 Saran
- Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk analisa tentang kadar kotoran pada Oil Tank, Oil purifier, dan Vacuum Dryer.
- Sebaiknya dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan suhu pada Oil Tank, Oil Purifier, dan Vacuum Dryer.
(5)
Darnoko D.S. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit Dan Produk
Turunannya. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Fauzi Y. 2002. Kelapa Sawit. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis
Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. 1986. Organic Chemistry. Third Edition,
Wadsworth, Inc. California
Hadi M.M.2004.Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.
Ketaren S.2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan
Pertama. UI-Press. Jakarta.
Mangoensoekarjo S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Cetakan
Pertama. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Naibaho P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Edisi Keempat. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Tim Penulis P.S. 1997. Kelapa Sawit. Cetakan Ketiga. Penerbit Swadaya. Jakarta
(6)
Standard mutu hasil olahan (minyak kelapa sawit) PKS Rambutan PTPN III
No. Paremeter Mutu produksi
PKS (%) Eksport (%)
1 Asam lemak bebas (ALB) 3,50 5
2 Kadar air 0,15 0,15
3 Kadar kotoran 0,02 0,02
4 Nilai peroksida (peroxide value) 5,00
5 Nilai anisidin (aniside value) 6,00
6 Kandungan besi (iron content) 3,50
7 Kandungan tembaga (copper
content) 0,05
8 DOBI 2,5
9 Bilangan IOD 5,1