10. Clound Point
Clound point adalah temperature pada waktu terjadi atau terbentuknya kabut yang merupakan awal mula terjadinya kristalisasi.
2.7 PENENTUAN MUTU MINYAK SECARA KHUSUS
Tingkat mutu sawit dihasilkan sebagian besar ditentukan dilapangan saat panen dan ketika diterima dipabrik. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan mutu tandan
dan mutu panen. Yang dimaksud dengan mutu tandan adalah tingkat kesempurnaan pembuahan pada tandan. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu panen adalah tingkat
kesempurnaan pemanenan buah dari lapangan efisiensi, dimana yang dimaksudkan dengan efisiensi adalah:
a. Tidak ada tandan mentah yang dipanen
b. Tidak ada tandan kosong yang dipanen
c. Diusahakan kelukaan pada buah sekecil mungkin
d. Kotoran dan tanah tidak terkutip bersama brondolan
Dimana mutu panen akan sangat berpengaruh terhadap hasil rendement minyak dan rendement inti kelapa sawit. Mutu selama proses dan mutu produksi adalah berkaitan,
maksudnya produksi akan lebih baik apabila mutu selama proses dapat terkendali baik walaupun banyak persyaratan mutu yang diminta oleh pembeli.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat
yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum : O
R – C – OH Gambar 1 : Rumus umum asam lemak
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan terdiri atas 4 – 24 buah atom karbon.Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak
mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rantai karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Berikut ini
beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau hewan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Beberapa Asam Lemak
Nama Rumus
Asam lemak jenuh
Asam butirat Asam kaproat
Asam palmitat Asam stearat
Asam lemak tidak jenuh
Asam oleat Asam linoleat
Asam linolenat C
3
H
7
COOH C
5
H
11
COOH C
15
H
31
COOH C
17
H
35
COOH
C
17
H
33
COOH C
17
H
31
COOH C
17
H
29
COOH
Poedjiadi,1994
2.9 Standart Mutu
Industri pangan maupun non pangan selalu menginginkan minyak sawit dalam mutu yang terbaik, yaitu minyak sawit yang dalam keadaan segar, asli,murni, dan tidak
tercampur bahan tambahan lain seperti kotoran, air, logam-logam dari alat-alat selama pemrosesan dan lain-lain. Adanya bahan-bahan yang tidak semestinya terikut dalam
minyak sawit ini akan menurunkan mutu dan harga jual minyak sawit tersebut. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit itu juga ,maka mutu dan
kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat amenentukan harga dan nilai komoditas dari minyak sawit tersebut.Standart mutu adalah merupakan hal yang penting untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan minyak yang bermutu baik. Adapun standart mutu dari minyak sawit, minyak inti sawit dan inti sawit adalah sebagai berikut.
Table 1.3. Standar mutu minyak sawit,minyak inti sawit dan inti sawit
Karakteristik Minyak sawit Inti sawit
Minyak inti sawit Keterangan
Asam lemak bebas 5
3,5 3,5
Maksimal Kadar kotoran
0,6 0,02
0,02 Maksimal
Kadar zat menguap 0,5
7,5 0,2
Maksimal Bilangan peroksida
6 emq -
2,2 emq Maksimal
Bilangan iodine 44-58 mgg
- 10,5-18,5 mgg
- Kadar logam Fe,Cu
10 ppm -
- -
Lovibond 3-4 R
- -
- Kadar minyak
- -
- Maksimal
Kontaminasi -
- -
Maksimal Kadar pecah
- -
- Maksimal
Kadar air 0,1
7 -
maksimal Sumber : direktorat jenderal perkebunan 1989
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat yang digunakan 3.1.1 Bahan-bahan yang digunakan
- CPO - N-Heksan
p.a - KOH 0,053 N
p.a - Alkohol
p.a - Indikator Timol bluetimol red
p.a
3.1.2 Alat yang digunakan
- Oven Memmert
- Neraca Analitik Sartorius
- Buret digital Titritte
- Erlenmeyer pirex
- Gelas Ukur pirex
- Botol Aquadest
Universitas Sumatera Utara