Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

(1)

Lampiran 1. Tabel Ringkasan Kerangka Pemikiran Penelitian

No Permasalahan Tujuan Hipotesis Data Yang Diperlukan Metode Analisis

1 Bagaimana perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir ?

Untuk mengidentifikasi perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian

Terdapat perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian

− Data perkembangan P3A di Kabupaten Serdang Bedagai selama 5 tahun terakhir

− Data perkembangan P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh selama 5 tahun terakhir

Deskriptif

2 Bagaimana karakteristik petani anggota P3A ?

Untuk mengidentifikasi karakteristik petani anggota P3A di daerah penelitian

Adanya perbedaan

karakteristik dari setiap petani anggota P3A di daerah penelitian

Karakteristik petani anggota :

− Umur (tahun)

− Luas lahan (Ha)

− Pendidikan (tahun)

− Tanggungan (orang)

− Lama keanggotaan (tahun)

Deskriptif

3 Bagaimana inerja organisasi P3A ?

Untuk menganalisis kinerja organisasi P3A di daerah penelitian

Kinerja organisasi P3A di daerah penelitian adalah tinggi dengan mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan

Data diperlukan :

− Program kerja P3A

− Pelaksanaan program kerja

− Hasil pelaksanaan program

Deskriptif

4 Bagaimana sikap petani terhadap organisasi P3A ?

Untuk menganalisis sikap petani terhadap organisasi P3A di daerah penelitian

Sikap petani terhadap organisasi P3A di daerah penelitian adalah positif

Sikap positif negatif

− Sangat setuju (4) (0)

− Setuju (3) (1)

− Ragu ragu (2) (2)

− Tidak setuju (1) (3)

− Sangat tdk setuju (0) (4)

Skala Likert

5 Bagaimana hubungan karakteristik petani anggota dengan sikap petani terhadap organisasi P3A ?

Untuk menganalisis hubungan karakteristik petani dengan sikap petani terhadap P3A di daerah penelitian

Adanya hubungan nyata (signifikan) antara

karakteristik petani dengan sikap petani terhadap P3A di daerah penelitian

Data diperlukan :

− Karakteristik petani anggota (umur, luas lahan, pendidikan, tanggungan, lama keanggotaan)

− Skor sikap petani anggota P3A

Korelasi

Rank Spearman

6 Bagaimana pengaruh karakteristik petani anggota terhadap sikap petani terhadap organisasi P3A ?

Untuk menganalisis

pengaruh karakteristik petani dengan sikap petani terhadap P3A di daerah penelitian

Adanya pengaruh nyata (signifikan) antara

karakteristik petani terhadap sikap petani terhadap P3A di daerah penelitian

Data diperlukan :

− Karakteristik petani anggota (umur, luas lahan, pendidikan, tanggungan, lama keanggotaan)

− Skor sikap petani anggota P3A

Regresi Linear Berganda


(2)

Lampiran 2. Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A), Sejarah dan Tujuanya

Organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A)

Organisasi petani pemakai air seyogyanya harus ada sejak air irigasi menjadi bagian dari kehidupan pertanian. Organisasi seperti ini terkait dengan pemerintahan desa yang merupakan pusat pengaturan kegiatan kemasyarakatan di desa, meskipun ada yang berdiri sendiri - dibentuk sendiri oleh petani secara tradisional dan sesuai dengan kebutuhannya sehingga telah mengakar dalam masyarakat.

Berawal pada pemerintahan orde baru sampai era reformasi seperti sekarang, pemerintah menganjurkan dibentuk organisasi petani pemakai air secara formal lengkap dengan kelengkapan administrasinya. Jadi setiap desa yang memiliki areal irigasi dianjurkan membentuk organisasi tersebut (dibentuk oleh petani itu sendiri) dan berdasarkan kebutuhannya serta sesuai dengan norma dan nilai yang berkembang secara spesifik di daerah masing-masing.

Organisasi petani irigasi yang sekarang disebut perkumpulan petani penggunai air (P3A) tidak tergantung pihak luar, berkembang secara perlahan dan bertahap, berusaha untuk membiayai diri sendiri sesuai dengan kemampuan para anggotanya. Organisasi ini boleh menerima bantuan, akan tetapi tidak menggantungkan diri dari bantuan.

Organisasi petani pemakai air harus memelihara pengetahuan dan teknologi lokal, yaitu pengetahuan yang sejak dulu kala diterima oleh masyarakat secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Anggota organisasi ini juga senantiasa terbuka terhadap pengetahuan dari luar untuk menambah wawasan mereka sesuai dengan pengalaman orang lain kalau memang sesuai dan bermanfaat. Selain itu, organisasi ini menjaga lingkungan fisik, sosial, budaya, politik dan ekonomi.

Organisasi petani pengguna air (P3A) betujuan untuk menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok tanam. Wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran, curah pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan permasalahan yang


(3)

dihadapi bersama oleh petani, baik yang dapat dipecahkan sendiri maupun yang memerlukan bantuan dari luar. Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama memenuhi kebutuhan air irigasi untuk usaha pertaniannya. Dalam tahapan perkembangannya organisasi ini diharapkan dapat menjadi suatu unit usaha mandiri yang mampu menyediakan sarana produksi pertanian (saprotan) dan sebagainya maupun dalam upaya pemasaran. Selain itu organisasi ini juga berperan dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

Sejarah Perkembangan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A)

Pada prinsipnya organisasi ini sudah ada sejak air irigasi mulai menjadi bagian dari kehidupan pertanian. Pada awal mulanya, organisasi seperti ini terkait dengan pemerintahan desa sebagai pusat pengaturan kegiatan kemasyarakatan di desa meskipun ada yang berdiri sendiri seperti Subak di Bali. Dalam perkembanganya organisasi inisudah sejak lama ada secara tradisional dan mengakar dalam masyarakat karena dibentuk sendiri oleh petani berdsarkan kebutuhanya. Pada Era Pemerintahan Orde Baru, pemerintah menganjurkan dibentuk organisasi perkumpulan petani pemakai air secara formal yang memuat AD/ART yang dibuat oleh pemerintah sebagai pijakan kegiatanya. Atas dasar ini setiap desa yang mempunyai areal irigasi dianjurkan dibentuk perkumpulan petani pengguna air dengan proses pembentukan dilakukan dengan penekanan khusus semacam keharusan dan dengan berorientasi terhadap jumlah dan waktu serta yang ada pada kenyataanya belum tentu menjadi kebtuhan masyarakat.

Proses pembentukan yang demikian maka banyak perkumpulan petani pengguna air yang kurang dapat berkembang atau bahkan papan nama saja kalaupun itu masih ada. Belajar dari pengalaman tersebut maka cara-cara yang lama harus ditinggalkan dan diganti dengan pendekatan yang partisipatif. Proses pembentukan harus dikembalikan berawal dari inisiatif masyarakat dengan nama dan dasar/aturan sesuai dengan norma dan nilai yang berkembang secara spesifik di daerah masing-masing, misalnya dalam hal pemberian nama Mitra Cai di Jawa Barat, HIPPA di Jawa Timur, Dharma Tirta di Jawa Tengah dan KP2A (Kelompok Petani Pengelola Air) di berbagai daerah di Pulau Sumatera.


(4)

Pembangunan dengan Paradigma Lama, Sewaktu pemerintahan Orde Baru, kebijakan pemerintah dalam pembangunan sumber daya air diarahkan untuk memotong garis kemiskinan dengan menaikkan produksi pertanian melalui program pencapaian swa sembada beras. Maka untuk itu pemerintah (Pusat) melakukan pembangunan irigasi sebagai titik berat pembangunan sumber daya air. Kebijakan pemerintah tersebut selaras dengan paradigma pembangunan atau konsep dasar berpikir yang dianut pada waktu itu yaitu berupa pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar-besarnya. (Paradigma lama). Pemerintah berlaku seolah-olah sebagai penyedia sarana irigasi sementara daerah atau masyarakat menerima saja hasil pembangunan. Memang sampai waktu tertentu pembangunan bisa mencapai swasembada pangan, namum ternyata tidak berlanjut karena beberapa sebab. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kegiatan pemeliharaan hasil pembangunan yang mestinya dilaksanakan oleh masyarakat yang memperoleh manfaat dari hasil pembangunan bersama pemerintah. Pembangunan dengan paradigma lama dilaksanakan dengan secara terpusat, berorientasi target pendekatan atas bawah; dan seragam baik program pembangunannya sendiri maupun cara pelaksanaannya.

Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sistem irigasi di tingkat usahatani telah ditetapkan dalam 2 (dua) landasan hukum yaitu UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Pada kedua landasan hukum tersebut, ditekankan bahwa “pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air“. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga Perkumpulan Petani Pemakai Air/P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan Mitra Cai, Subak, HIPPA, dll.) termasuk perkumpulan petani pemakai air tanah/P3AT. Untuk mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya yang pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.


(5)

Pentingnya penguatan atau pemberdayaan P3A diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor. 38 Tahun 2007 yang mengamanatkan bahwa pembinaan P3A menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian. Amanat tersebut telah dituangkan dan diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/2012 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A). Kementerian Pertanian, dalam hal ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) TA 2014 akan menyelenggarakan kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan dalam bentuk penguatan kapasitas kelembagaan pengelola air serta pengelolaan irigasi dalam bentuk pengembangan atau rehabilitasi sarana dan prasarana irigasi.

Tujuan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A)

Adapun tujuan dari perkumpulan petani pengguna air dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Perkumpulan petani pengguna air ini bertujuan untuk menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok tanam. Selain itu organisasi ini juga sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran, curah pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama oleh petani, baik yang dapat dipecahkan sendiri oleh petani yang bersangkutan maupun yang memerlukan bantuan dari luar.

2. Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama dalam memenuhi kebutuhan air irigasi untuk pertanianya. Dalam perkembanganya perkumpulan petani pengguna air diharapkan dapat menjadi suatu unit mandiri yang mampu menyediakan sarana produksi pertanian dan lainya maupun dalam upaya pemasaranya.

3. Menjadi wakil petani dalam melakukan tawar-menawar dengan pihak luar (bisa dengan pihak pemerintah, LSM atau lembaga-lembaga terkait lain) yang berhubungan dengan kebutuhan petani.

4. Untuk berperan serta dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder.

5. Menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada jaringan irigasi tersier / desa yang menjadi tanggung jawabnya.


(6)

Tujuan Gabungan/ Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A / IP3A)

Adapun tujuan dari pembentukan Gabungan/ Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A / IP3A) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengkoordinasikan peran serta anggotanya dalam pembagian, pemberian dan penggunaan air irigasi di wilayah kerja GP3A dan IP3A dengan prinsip satu sistem irigasi satu kesatuan pengelolaan irigasi.

2. Untuk mengkoordinasikan anggota GP3A dan IP3A yang ada di wilayah kerjanya dalam rangka berpartisipasi pada penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

3. Untuk mewakili perkumpulan petani pengguna air pada komisi irigasi kabupaten/kota dan komisi irigasi provinsi.

Pengertian atau Istilah

1. Kelembagaan Petani Pemakai Air adalah lembaga/institusi yang dibentuk

oleh petani dan atau masyakarat dan atau pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan pengembangan dan atau pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan air irigasi di lahan pertaniannya.

2. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagaan yang

ditumbuhkan/dibentuk petani yang mendapat manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, embung/ dam parit dan air tanah.

3. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) adalah gabungan

beberapa kelembagaan P3A yang bersepakat bekerjasama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi yang bertujuan untuk mempermudah pola koordinasi dan penyelenggaraan irigasi sekunder serta memperkuat posisi tawar petani pada usaha pertaniannya;

4. Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air adalah upaya penguatan

dan peningkatan kemampuan dan kapasitas P3A maupun GP3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis usaha pertanian dan irigasi serta pembiayaan dengan dasar keberpihakan kepada petani melalui pembentukan, pelatihan,


(7)

pendampingan dan menumbuhkembangkan partisipasi dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional;

5. Pengelolaan Irigasi Partisipatif adalah penyelenggaraan pengelolaan irigasi

yang berbasis peran serta petani dalam proses penyelenggaraan sejak

pemikiran awal, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan pada tahap perencanaan, rehabilitasi, pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan, pengamanan dan konservasi.


(8)

Lampiran 3. Daerah Irigasi, Jumlah P3A, Luas dan Legalitas P3A di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012

No Daerah

Irigasi (DI)

Alamat/Kecamatan Jumlah P3A

Luas (Ha)

Legalitas

Berbadan Hukum

1 D.I Buluh Teluk Mengkudu 6 1492 6

Sei Rampah, Tanjung Beringin

6 1780 6

Pegajahan 4 1063 4

2 D.I

Perbaungan

Perbaungan 15 4352 15

3 D.I Siria-ria Blok IV

Sei Bamban 3 700 3

4 D.I

Singosari

Pantai Cermin 3 865 3

5 D.I Bukit Cermin

Dolok Masihul 3 640 3

6 D.I Pulau Gambar

Serba Jadi 3 622 3

7 D.I Pekan Dolok

Dolok Masihul 2 425 2

8 D.I Pekan Kemis

Dolok Masihul 4 807 4


(9)

Lampiran 4. Jumlah P3A, Luas Wilayah dan Legalitas P3A Menurut Desa di Daerah Irigasi Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012

No D.I Buluh Lokasi/Desa Jumlah

P3A

Luas (Ha)

Legalitas

Berbadan Hukum 1 Kec. Teluk

Mengkudu

Sei Buluh 1 570 1

Pematang Setrak 1 262 1

Matapao 1 60 1

Pasar Baru 1 200 1

Pekan Sialang

Buah 1 200 1

Lubuk Bayas 1 200 1

2 Kec. Sei Rampah dan Tanjung Beringin

Sei Rejo 1 150 1

Suka Jadi 1 250 1

Makmur 1 280 1

Pematang Guntung 1 500 1

Pematang

Pelintahan 1 400 1

Sentang 1 200 1

3 Kec. Pegajahan Bingkat 1 348 1

Pegajahan 1 285 1

Lestari Dadi 1 222 1

Petuaran Hilir 1 208 1


(10)

Lampiran 5. Karakteristik Petani Sampel

No Sampel Umur (Tahun) Luas Lahan (Ha) Tingkat Pendidikan (Tahun)

Jumlah Tanggungan (Jiwa)

Lama Keanggotaan (Tahun)

1 31 0.12 12 1 1

2 40 0.20 9 4 3

3 30 0.16 6 2 5

4 46 0.24 9 3 5

5 34 0.32 9 3 5

6 42 0.24 6 2 5

7 45 0.32 9 2 5

8 30 0.24 6 4 5

9 45 0.28 12 2 6

10 38 0.28 9 2 6

11 38 0.28 17 2 6

12 34 0.32 6 2 6

13 35 0.40 12 2 6

14 39 0.38 9 3 6

15 60 0.40 12 3 6

16 47 0.44 9 4 7

17 37 0.48 6 3 7

18 53 0.48 12 2 7

19 48 0.50 12 4 7

20 47 0.50 6 3 7

21 51 0.48 9 4 7

22 48 0.64 12 2 7

23 49 0.80 9 4 7

24 56 1.04 12 4 7

25 48 1.12 9 4 7

26 51 1.08 12 4 7

27 56 1.60 12 5 8

28 55 1.12 6 2 8

29 63 1.72 9 3 8

30 47 1.76 6 5 10

Total 1343 17,94 287 90 187


(11)

Lampiran 6. Pernyataan Sikap Positif Petani Sampel No

Sampel Pernyataan Positif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 R R R TS S R TS R R S

2 S R R R R TS R S R S

3 SS S R R R R S S S S

4 R S R R R R R R S R

5 S S S R S R S S S S

6 R TS R STS TS STS TS TS TS R

7 S R R TS TS R R S S S

8 S SS S S R S S S S R

9 R R R R S TS R S R R

10 S SS SS R R S S S S R

11 SS S S R S S S SS S R

12 TS R TS STS R TS R R R TS

13 S S R R S R S S S R

14 TS TS R R TS TS TS R R S

15 S S S R S R S S S R

16 S S R S S S R S S R

17 R R R R TS R S S R R

18 S S S S S S S S S R

19 R R R TS R TS R S S TS

20 R S R R R TS R R R R

21 S R S R S R R S R TS

22 S S R R S S S SS S S

23 S S S S S S R S S R

24 S S R R R TS R S S S

25 SS S R R S S S S S R

26 S S S R S R S S S R

27 SS S SS S S S S SS SS S

28 S S R TS R R S S S SS


(12)

Lampiran 7. Pernyataan Sikap Negatif Petani Sampel No

Sampel Pernyataan Negatif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 R R S TS R TS STS S S R

2 TS S TS TS TS S TS S R SS

3 TS S R TS R S TS TS TS R

4 TS TS TS R SS R TS R TS S

5 TS TS TS R S R R R TS R

6 TS TS TS R R R R R TS R

7 TS TS TS R R R R TS TS R

8 TS TS SS TS S R R TS TS R

9 TS R TS TS R R R R R R

10 TS TS TS TS TS TS R TS R R

11 TS TS TS TS TS TS STS R R R

12 S S R R SS R S R R R

13 TS TS TS R TS R TS TS TS SS

14 TS R SS TS R S R TS TS R

15 TS TS R TS R TS S TS TS R

16 TS TS R TS TS R R TS R TS

17 R TS TS TS TS TS R TS R R

18 TS SS TS TS TS TS TS TS TS TS

19 R R R R STS R R TS R R

20 TS S R R TS TS R TS R S

21 TS TS SS R R TS R S R TS

22 R TS R TS R TS R SS R TS

23 TS R R R STS R R R R R

24 R R TS STS TS TS S TS R S

25 R TS R TS TS TS TS TS STS TS

26 R R TS TS TS TS TS TS TS TS

27 TS SS TS STS STS TS TS TS STS TS


(13)

Lampiran 8. Skor Pernyataan Positif Petani Sampel No

Sampel Pernyataan Positif

Total Skor Sikap

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 20

2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 22

3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 27

4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 24

5 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28

6 2 1 2 0 1 0 1 1 1 2 11

7 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 22

8 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 29

9 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 21

10 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 29

11 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 30

12 1 2 1 0 2 1 2 2 2 1 14

13 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 26

14 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 16

15 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27

16 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 27

17 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 21

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29

19 2 2 2 1 2 1 2 3 3 1 19

20 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 20

21 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 23

22 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 29

23 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28

24 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 24

25 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 28

26 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27

27 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 34

28 3 3 2 1 2 2 3 3 3 4 26


(14)

Lampiran 9. Skor Pernyataan Negatif Petani Sampel No

Sampel Pernyataan Negatif

Total Skor Sikap

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 2 1 3 2 3 4 1 1 2 21

2 3 1 3 3 3 1 3 1 2 0 20

3 3 1 2 3 2 1 3 3 3 2 24

4 3 3 3 2 0 2 3 2 3 1 22

5 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 23

6 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 24

7 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 25

8 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 28

9 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 24

10 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 28

11 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 29

12 2 1 2 2 0 2 1 2 2 2 16

13 2 3 3 2 3 2 3 3 3 0 24

14 1 2 0 3 2 1 2 3 3 2 19

15 3 3 2 3 2 3 1 3 3 2 24

16 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 24

17 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27

18 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31

19 2 2 2 2 4 2 2 3 2 2 23

20 3 1 2 2 3 3 2 3 2 1 22

21 3 3 0 2 2 3 2 1 2 3 21

22 2 3 2 3 2 3 2 0 2 3 22

23 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 23

24 2 2 3 4 3 3 1 3 2 1 24

25 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 29

26 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28

27 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 34


(15)

Lampiran 10. Skor Sikap Pernyataan Petani Sampel

No Sampel Skor Sikap Total Skor

Sikap Pernyataan

Positif

Penyataan Negatif

1 20 21 41

2 22 20 42

3 27 24 51

4 24 22 46

5 28 23 51

6 11 24 35

7 22 25 47

8 29 28 57

9 21 24 45

10 29 28 57

11 30 29 59

12 14 16 30

13 26 24 50

14 16 19 35

15 27 24 51

16 27 24 51

17 21 27 48

18 29 31 60

19 19 23 42

20 20 22 42

21 23 21 42

22 29 22 51

23 28 23 51

24 24 24 48

25 28 29 57

26 27 28 55

27 34 34 68

28 26 29 55

29 32 26 58

30 29 38 67


(16)

Lampiran 11. Skor Sikap Petani Sampel dan Interpretasinya

Nomor Sampel Skor Sikap Nilai T Interpretase

1 41 40,20 Negatif

2 42 41,32 Negatif

3 51 51,42 Positif

4 46 45,81 Negatif

5 51 51,42 Positif

6 35 33,47 Negatif

7 47 46,93 Negatif

8 57 58,15 Positif

9 45 49,46 Negatif

10 57 58,15 Positif

11 59 60,39 Positif

12 30 27,86 Negatif

13 50 50.29 Positif

14 35 33,47 Negatif

15 51 51,42 Positif

16 51 51,42 Positif

17 48 48.05 Negatif

18 60 61,51 Positif

19 42 41,32 Negatif

20 42 41,32 Negatif

21 42 41,32 Negatif

22 51 51,42 Positif

23 51 51,42 Positif

24 48 48,05 Negatif

25 57 58,15 Positif

26 55 55.90 Positif

27 68 70,49 Positif

28 55 55,90 Positif

29 58 59,27 Positif

30 67 69,37 Positif

TOTAL = 1492

X

� = 49,73

S = 8,913

S = �∑(Xi−X�)

2

n−1

T = 50 + 10

X−X�


(17)

Lampiran 12. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A No

Sampel

Skor Umur Skor Sikap

1 30 51

2 30 57

3 31 41

4 34 51

5 34 30

6 35 50

7 37 48

8 38 57

9 38 59

10 39 35

11 40 42

12 42 35

13 45 47

14 45 45

15 46 46

16 47 51

17 47 42

18 47 67

19 48 42

20 48 51

21 48 57

22 49 51

23 51 42

24 51 55

25 53 60

26 55 55

27 56 48

28 56 68

29 60 51

30 63 58

Correlations

Sikap Umur

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1.000 .323

Sig. (2-tailed) . .047

N 30 30

Umur Correlation Coefficient .323 1.000

Sig. (2-tailed) .047 .


(18)

Lampiran 13. Korelasi Rank Spearman Antara Luas Lahan Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

Correlations

Sikap Luas_Lahan

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1.000 .455*

Sig. (2-tailed) . .012

N 30 30

Luas_Lahan Correlation Coefficient .455* 1.000

Sig. (2-tailed) .012 .

N 30 30

No Sampel

Luas Lahan Skor Sikap

1 0.12 41

2 0.16 51

3 0.20 42

4 0.24 46

5 0.24 35

6 0.24 57

7 0.28 45

8 0.28 57

9 0.28 59

10 0.32 51

11 0.32 47

12 0.32 30

13 0.38 35

14 0.40 50

15 0.40 51

16 0.44 51

17 0.48 48

18 0.48 60

19 0.48 42

20 0.50 42

21 0.50 42

22 0.64 51

23 0.80 51

24 1.04 48

25 1.08 55

26 1.12 57

27 1.12 55

28 1.60 68


(19)

Lampiran 14. Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Sampel Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

Correlations

Sikap Tingkat_Pendidikan

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1.000 .157

Sig. (2-tailed) . .407

N 30 30

Tingkat_Pendidikan Correlation Coefficient .157 1.000

Sig. (2-tailed) .407 .

N 30 30

No Sampel

Tingkat Pendidikan

Skor Sikap

1 6 51

2 6 35

3 6 57

4 6 30

5 6 48

6 6 42

7 6 55

8 6 67

9 9 42

10 9 46

11 9 51

12 9 47

13 9 57

14 9 35

15 9 51

16 9 42

17 9 51

18 9 57

19 9 58

20 12 41

21 12 45

22 12 50

23 12 51

24 12 60

25 12 42

26 12 51

27 12 48

28 12 55

29 12 68


(20)

Lampiran 15. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah Tanggungan Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

Correlations

Sikap Jumlah_Tanggungan

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1.000 .236

Sig. (2-tailed) . .209

N 30 30

Jumlah_Tanggungan Correlation Coefficient .236 1.000

Sig. (2-tailed) .209 .

N 30 30

No Sampel

Jumlah Tanggungan

Skor Sikap

1 1 41

2 2 51

3 2 35

4 2 47

5 2 45

6 2 57

7 2 59

8 2 30

9 2 50

10 2 60

11 2 51

12 2 55

13 3 46

14 3 51

15 3 35

16 3 51

17 3 48

18 3 42

19 3 58

20 4 42

21 4 57

22 4 51

23 4 42

24 4 42

25 4 51

26 4 48

27 4 57

28 4 55


(21)

Lampiran 16. Korelasi Rank Spearman Antara Keanggotaan Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

Correlations

Sikap Lama_Keanggotaan

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1.000 .475**

Sig. (2-tailed) . .008

N 30 30

Lama_Keanggotaan Correlation Coefficient .475** 1.000

Sig. (2-tailed) .008 .

N 30 30

No Sampel

Lama Keanggotaan

Skor Sikap

1 1 41

2 3 42

3 5 51

4 5 46

5 5 51

6 5 35

7 5 47

8 5 57

9 6 45

10 6 57

11 6 59

12 6 30

13 6 50

14 6 35

15 6 51

16 7 51

17 7 48

18 7 60

19 7 42

20 7 42

21 7 42

22 7 51

23 7 51

24 7 48

25 7 57

26 7 55

27 8 68

28 8 55

29 8 58


(22)

Lampiran 17. Indikator Kinerja Organisasi P3A Menurut Petani Sampel

No Sampel Pernyataan

1 2 3 4 5

1 S S S S S

2 S KK S KK S

3 S S S S S

4 S KK S S S

5 S S S S S

6 S KK S TP KK

7 S S S S S

8 S KK S KK KK

9 S S S S S

10 KK KK S TP KK

11 S S S S S

12 S KK S KK KK

13 S S S S S

14 KK KK S TP KK

15 S S S S S

16 S KK S KK S

17 S S S S S

18 S S S S S

19 KK KK S KK KK

20 S S S S S

21 S S S S S

22 KK KK S KK TP

23 S S S S S

24 S S S S S

25 S S S KK S

26 S KK S TP TP

27 S S S KK S

28 S S S S S

29 KK KK S TP TP

30 S S S S S

Keterangan :

S : Selalu

KK : Kadang-kadang


(23)

Lampiran 18. Skoring Indikator Kinerja Organisasi P3A Menurut Petani Sampel

No Sampel Pernyataan Total

1 2 3 4 5

1 3 3 3 3 3 12

2 3 2 3 2 3 13

3 3 3 3 3 3 15

4 3 2 3 3 3 14

5 3 3 3 3 3 15

6 3 2 3 1 2 11

7 3 3 3 3 3 15

8 3 2 3 2 2 12

9 3 3 3 3 3 15

10 2 2 3 1 2 10

11 3 3 3 3 3 15

12 3 2 3 2 2 12

13 3 3 3 3 3 15

14 2 2 3 1 2 10

15 3 3 3 3 3 15

16 3 2 3 2 3 13

17 3 3 3 3 3 15

18 3 3 3 3 3 15

19 2 2 3 2 2 11

20 3 3 3 3 3 15

21 3 3 3 3 3 15

22 2 2 3 2 1 10

23 3 3 3 3 3 15

24 3 3 3 3 3 15

25 3 3 3 2 3 14

26 3 2 3 1 1 10

27 3 3 3 2 3 14

28 3 3 3 3 3 15

29 2 2 3 1 1 9

30 3 3 3 3 3 15

Keterangan :

S : Skor 3

KK : Skor 2


(24)

Lampiran 19. Interpretasi Skoring Indikator Kinerja Organisasi P3A Menurut Petani Sampel

No Sampel Skor Interpretase Kinerja

1 12 Sedang

2 13 Tinggi

3 15 Tinggi

4 14 Tinggi

5 15 Tinggi

6 11 Sedang

7 15 Tinggi

8 12 Sedang

9 15 Tinggi

10 10 Sedang

11 15 Tinggi

12 12 Sedang

13 15 Tinggi

14 10 Sedang

15 15 Tinggi

16 13 Tinggi

17 15 Tinggi

18 15 Tinggi

19 11 Sedang

20 15 Tinggi

21 15 Tinggi

22 10 Sedang

23 15 Tinggi

24 15 Tinggi

25 14 Tinggi

26 10 Sedang

27 14 Tinggi

28 15 Tinggi

29 9 Sedang

30 15 Tinggi

Keterangan :

5-8 : Kinerja Rendah

9-12 : Kinerja Sedang 13-15 : Kinerja Tinggi


(25)

Lampiran 20. Tabel Hasil Analisis Statistik Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Sikap Petani Anggota Terhadap Organisasi P3A di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .690a .476 .367 7.08903 .476 4.369 5 24 .006

a. Predictors: (Constant), Lama_Keanggotaan, Tingkat_Pendidikan, Jumlah_Tanggungan, Umur, Luas_Lahan b. Dependent Variable: Sikap

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1097.761 5 219.552 4.369 .006a

Residual 1206.106 24 50.254

Total 2303.867 29

a. Predictors: (Constant), Lama_Keanggotaan, Tingkat_Pendidikan, Jumlah_Tanggungan, Umur, Luas_Lahan

b. Dependent Variable: Sikap

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 37.766 9.760 3.870 .001

Umur -.313 .216 -.313 -1.446 .161

Luas_Lahan 11.991 4.861 .629 2.467 .021

Tingkat_Pendidikan 1.063 .518 .328 2.051 .051

Jumlah_Tanggungan .254 1.520 .030 .167 .869

Lama_Keanggotaan 1.281 1.280 .335 2.100 .047


(26)

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Ambler, J. S., 1992. Irigasi di Indonesia: Dinamika Kelembagaan Petani. LP3ES, Jakarta

Azwar, 1995. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Bastian, I., 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Daniel J. M., 1992. Mengukur Sikap Sosial. Bumi Aksara, Jakarta

Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. PT Bumi Aksara. Jakarta

Gustina, 2001. Analisis Perbandingan Tingkat Partisipasi Petani Pemakai Air Irigasi Pompa Antara yang Dikelola oleh Lembaga Pemerintah dan Dikelola Swasta, Tesis. Magister Program Pasca Sarjana USU, Medan Ginting, M., 1999. Dinamika Organisasi Koperasi. Bogor; Disertasi IPB

J.S. Ambler, 1992. Irigasi di Indonesia; Dinamika Kelembagaan Petani. LP3S, Jakarta

Kartasapoetra, A. G., 1994. Tekhnologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta

Kartasapoetra, A. G., dan Mul Mulyani Sutedjo, 1994. Tekhnologi Pengairan. Bumi Aksara, Jakarta

Kurnia, G dan R. Judawinata, 2000. Kemandirian Perkumpulan Petani Pengguna Air, Prosiding Lokakarya Kebijaksanaan Pengairan Mendukung Pengembangan Agribisnis. Pusat Studi Pembangunan IPB, Bogor

L. A. Allen,1984. Dasar-Dasar Organisasi. Gajah Mada Press, Yogyakarta Mawardi, E., 2007. Desain Hidrolik Bangunan Irigasi. Alfabeta, Bandung

Pangandaran, E., 1991. Irigasi di Indonesia : Strategi dan Pengembangan. LP3S, Jakarta


(28)

Pusposutarjo, S., 2001. Pengembangan Irigasi Usahatani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Sedarmayanti, 2004. Good Governance. Mandar Maju, Bandung

Siskel, S. E., dan S. R. Hutapea, 1995. Irigasi di Indonesia: Peranan Masyarakat dan Penelitian. LP3ES, Jakarta

Soetrisno, L.,1999. Pertanian Pada Abad ke 21. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Soekartawi,1995. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Supriana, T,. 2010. Statistik Nonparametrik: Aplikasi Dalam Bidang Sosial Ekonomi Pertanian. USU Press, Medan

Sutarto, 1998. Dasar-Dasar Organisasi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Wahyuni, I., 1999. Partisipasi Petani Dalam Rehabilitasi Irigasi Kecil. Pusat Studi Irigasi. Unand, Padang


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini dipilih karena di Desa Sei Buluh terdapat P3A dengan Luas Baku Sawah terbesar di Daerah Irigasi Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai. Rincian mengenai P3A di Daerah Irigasi Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Jumlah P3A, Luas Wilayah dan Legalitas P3A Menurut Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012

D.I Buluh Lokasi/Desa Jumlah

P3A

Luas (Ha)

Legalitas

Berbadan Hukum

Kec. Teluk Mengkudu

Sei Buluh 1 570 1

Pematang Setrak 1 262 1

Matapao 1 60 1

Pasar Baru 1 200 1

Pekan Sialang

Buah 1 200 1

Lubuk Bayas 1 200 1

Jumlah 6 1492 6

Sumber : Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air (IP3A) Kab. Serdang Bedagai, 2012

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel di daerah penelitian dilakukan dengan cara acak sederhana (Simple Random Sampling) terhadap 165 petani anggota. Adapun sampel yang diambil adalah sebanyak 30 sampel yang merupakan petani anggota dari P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.


(30)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden sebagai petani anggota P3A dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kantor Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk mengidentifikasi masalah 1 digunakan metode analisis deskriptif dengan mengumpulkan data perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir di Kabupaten Serdang Bedagai selanjutnya dibandingkan dengan data perkembangan P3A Tirta Sari selama 5 tahun terakhir di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu.

Untuk mengidentifikasi masalah 2 digunakan metode deskriptif dengan mengumpulkan data karakteristik petani anggota tentang umur, pendidikan tanggungan luas sawah, dan lama keanggotaan

Untuk menganalisis masalah 3 digunakan metode dekriptif dengan metode analisis teknik skoring terhadap beberapa tugas pokok Organisasi P3A di lokasi penelitian sebagai berikut :


(31)

Tabel 3. Data Ukuran Kinerja Organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A)

No Tugas P3A Indikator Skor

1 Mengelola P3A secara tepat dan berhasil

a. Selalu 3

b. Kadang-kadang 2 c. Tidak Pernah 1 2 Memelihara jaringan irigasi agar

tetap terawat dan berfungsi dengan baik

a. Selalu 3

b. Kadang-kadang 2 c. Tidak Pernah 1 3 Mengutip Iuran P3A secara tepat

waktu

a. Selalu 3

b. Kadang-kadang 2 c. Tidak Pernah 1 4 Mengarahkan dan mengawasi petani

anggota P3A

a. Selalu 3

b. Kadang-kadang 2 c. Tidak Pernah 1 5 Mengikuti rapat atau perkumpulan

rutin Organisasi P3A

a. Selalu 3

b. Kadang-kadang 2 c. Tidak Pernah 1 Jumlah skor pelaksanaan kinerja Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) antara lain berkisar antara 5-15 dengan range sebagai berikut :

Range = Data Terbesar − Data Terkecil

Jumlah Kriteria

= 15−5

3

= 3,3

Berdasarkan rumus diatas maka kinerja organisasi P3A di lokasi penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut :

5 – 8 = kinerja rendah 9 – 12 = kinerja sedang 13 – 15 = kinerja tinggi

Untuk menganalisis masalah 4 digunakan metode skala sikap Model Likert. Metode ini memberikan nilai terhadap penyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Responden akan diminta


(32)

untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi penyataan dalam lima kategori jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu (R), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

Tabel 4. Penentuan Skor Sikap Petani Yang Positif

No. Kategori Sikap Petani Sampel Skor

1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4 3 2 1 0

Tabel 5. Penentuan Skor Sikap Petani Yang Negatif

No. Kategori Sikap Petani Sampel Skor

1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

0 1 2 3 4

Untuk mengukur skala sikap digunakan pengukuran skala Likert dengan rumus :

T = 50 + 10

X−X� s

Keterangan :

T = Skor Standar X = Skor Responden

X = Rata-rata Skor Kelompok

s

= Standar Deviasi

Kriteria uji, apabila : T > 50 = sikap positif T ≤ 50 = sikap negatif (Azwar, 1995).


(33)

Berdasarkan uji t tersebut, dapat diketahui sikap petani apakah positif atau negatif terhadap organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) di Kelurahan Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Jika petani bersikap negatif, hal ini menunjukkan bahwa Organisasi P3A kurang maksimal dalamm megelola dan memelihara jaringan irigasi. Sebaliknya jika petani bersikap positif maka kinerja Organisasi P3A dalam mengelola dan memlihara jaringan irigasi telah maksimal dalam mengelola dan memelihara jaringan irigasi.

Untuk menganalisis masalah 5 digunakan metode korelasi Rank

Spearman sebagai berikut :

�� =� − � � ∑ �� �

� (��− �)�

Dimana :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Selisih skor antara dua variabel n = jumlah petani sampel

Diuji dengan uji signifikansi, dengan rumus sebagai berikut :

t = rs�

n−2 1−rs2

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika signifikansi ≥α (0,05); H0 diterima; H1 ditolak (tidak ada hubungan) Jika signifikansi < α (0,05); H0 ditolak; H1 diterima (ada hubungan) (Supriana, 2010)


(34)

Untuk menganalisis identifikasi masalah 6 hasil pengumpulan data akan dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai dari setiap responden dan dapat dihitung melalui program SPSS untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan apakah dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini di perhitungan statistik menggunakan Model Analisis Regresi untuk menguji Hipotesis yaitu adanya pengaruh antara karakteristik petani seperti umur petani, luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan lama keanggotaan dengan sikap petani terhadap P3A, persamaannya adalah:

Ý = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 ...bnxn

Dimana : Ý = Sikap Petani

x1 = Umur Petani (tahun) x2 = Luas Lahan (Ha)

x3 = Tingkat Pendidikan (tahun) x4 = Jumlah Tanggungan (jiwa) x5 = Lama Keanggotaan (tahun)

bn = Koefisien Regresi (n=1,2,3,4,5,6....)

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan variabel bebas untuk mewakili fungsi pada variabel terikat. Koefisien Determinasi Berganda (multiple coefficient of correlation) disimbolkan dengan R2. Koefisien Determinasi yang tinggi yaitu mendekati angka satu menandakan bahwa fungsi variabel bebas (X1,X2,X3...Xn) semakin cocok untuk meramalkan fungsi variabel


(35)

Nilai t hitung (Sig. t)

Analisis untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t (t test). Taraf signifikan (α) yang digunakan dalam ilmu sosial 0,05 sudah cukup memadai.

Kriteria pengujian:

Jika Sig. t > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak ada pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat).

Jika Sig. t ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima (ada pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat). (Firdaus, 2004)

Nilai F hitung (Sig. F)

Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok.

Kriteria pengujian:

Jika Sig. F > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak ada pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat).

Jika Sig. F ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima (ada pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat). (Firdaus, 2004)


(36)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Defenisi

1. Sikap adalah pengaruh atau penolakan, penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap sesuatu objek atau keadaan

2. Organisasi merupakan proses identifikasi dan pengelompokan pekerjaan yang akan dilaksanakan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud untuk meningkatkan kerjasama anggota secara efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

3. Organisasi P3A adalah kelembagaan pengelola irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi pada tingkat tersier atau desa yang dibentuk oleh petani sendiri secara demokratis

4. Derah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi

5. Petani pemakai air adalah semua petani yang mendapat manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi

6. Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu yang tersedia

7. Karakteristik petani merupakan sifat khas dari petani yang menunjukkan eksistensinya di lingkungan dimana dia tinggal. Dalam hal ini karakteristik


(37)

petani seperti umur, pendidikan, jumlah tanggungan, luas sawah dan lama keanggotaan diduga mempengaruhi sikap petani terhadap organisasi P3A.

3.5.2 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Petani sampel adalah petani anggota P3A yang mendapatkan manfaat

langsung dari jaringan irigasi

2. Penelitian dilakukan di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai


(38)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

4.1Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Luas dan Topografi Desa

Penelitian dilakukan di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Desa Sei Buluh mempunyai luas daerah yaitu 800,3 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 9.947 jiwa dan kepadatan 12,42 jiwa/Km. Desa Sei Buluh berada 8 cm diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata yaitu 24 derajat Celcius.

Desa Sei Buluh berjarak 10 Km dari Ibukota Kecamatan dan 12 Km dari Ibukota Kabupaten. Berdasarkan jarak tersebut Desa Sei Buluh menjadi salahsatu desa yang mempunyai peluang yang sangat besar untuk mendapatkan informasi mengenai Irigasi dan menerapkanya di lingkungan Desa Sei Buluh. Untuk batas-batas administratif Desa Sei Buluh dapat dipaparkan sebagai berikut :

− Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan

− Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN III Perkebunan Tanah Raja

− Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Buluh Kecamatan Perbaungan

− Sebelah Timur berbatasan dengan PT. SOCFINDO Mata Pao dan PTPN III Perkebunan Tanah Raja

4.1.2 Keadaan Penduduk

Desa Sei Buluh mempunyai jumlah penduduk 9.947 jiwa dengan jumlah rumah tangga yaitu 2.601 kepala rumah tangga, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :


(39)

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sei Buluh, Tahun 2012

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 5055 50,82

2 Perempuan 4892 49,18

Jumlah 9947 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Sei Buluh tidak berbeda jauh dengan penduduk perempuan. Berikut adalah distribusi penduduk Desa Sei Buluh Menurut Kelompok Umur pada tahun 2012 :

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Sei Buluh, Tahun 2012

No Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 0 – 5 1419 14,27

2 6 – 12 1477 14,84

3 13 - 16 1150 11,56

4 17 – 59 5148 51,76

5 >60 753 7,57

Total 9947 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok usia produktif (13-60 tahun) di Desa Sei Buluh sebanyak 6298 jiwa (63,32 %). Dan kelompok usia tidak produktif sebanyak 3649 jiwa (36,68 %). Hal ini memberikan indikasi bahwa ketersediaan tenaga kerja di Desa Sei Buluh cukup besar.

Sebagai daerah pertanian, penduduk di Desa Sei Buluh pada umunya memiliki mata pencaharian dari sektor pertanian dan wiraswasta. Penduduk di daerah penelitian yang bermata pencaharian bertani mempunyai lahan sendiri dan lahan yang disewakan untuk dibudidayakan. Selain sebagai petani dan wiraswasta, sebagian penduduk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri, Karyawan, Buruh, Pelayanan Jasa dan Nelayan.


(40)

Untuk lebih jelasnya pada Tabel 8 berikut dapat dilihat distribusi penduduk di Desa Sei Buluh berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di Desa Sei Buluh Tahun 2012

No Jenis Mata Pencaharian

Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 PNS 83 0,83

2 TNI/Polri 31 0,31

3 Karyawan 241 2,42

4 Wiraswasta 1701 17,10

5 Jasa 91 0,91

6 Bertani 2980 29,96

7 Nelayan 9 0,09

8 Buruh 817 8,21

9 Lainya 3994 40,16

Total 9947 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 29,96 % penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Persentase ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan jenis mata pencaharian lainya di Desa Sei Buluh. Dapat dilihat bahwa persentase masyarakat bermata pencaharian PNS adalah 0,83 %, TNI/Polri 0,31 %, Karyawan 2,42 %, Wiraswasta 17,10 %, Pelayanan di bidang jasa 0,91 %, nelayan 0,09 %, buruh 8,21 % dan mata pencaharian lainya sebesar 40,16 %.

Bertani menjadi mata pencaharian yang umumnya dimiliki oleh penduduk di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Oleh karena hal ini sektor yang ada di Desa Sei Buluh layak untuk dikembangkan dan ditingkatkan untuk memenuhi kuota pangan beras desa tersebut atau pun menjadi salahsatu pemasok beras untuk tingkatan yang lebih luas dalam lingkup daerah regional. Peningkatan sektor pertanian juga dapat memacu perekonomian desa dan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa.


(41)

Keadaan penduduk di Desa Sei Buluh berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Sei Buluh Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 1632 16,41

2 TK 389 3,91

3 SD 2736 27,51

4 SLTP 3128 31,45

5 SLTA 1905 19,16

6 D1 33 0,33

7 D2 15 0,14

8 D3 42 0,42

9 S1 67 0,67

Total 9947 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Berdasarkan distribusi penduduk berdasarkan pendidikan formal diatas dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Sei Buluh rata-rata mempunyai tingkat pendidikan formal selama 9 tahun yaitu tingkat SLTP yaitu 31,45 %, belum sekolah 16,41 %, tamat SD 27,51 %, tamat SLTA 19,16 % dan tamatan Perguruan Tinggi 1,56 %. Persentase tertinggi berada pada tingkat pendidikan 9 tahun yaitu SLTP dengan persentase 31,45 %.

Pendidikan petani menjadi hal yang vital pada saat ini dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia. Tingkat pendidikan ini juga dianggap penting dalam mempengaruhi cara bertani penduduk di Desa Sei Buluh untuk lebih baik, lebih produktif dan lebih kompetitif kedepanya.

Berikut adalah keadaan penduduk di Desa Sei Buluh berdasarkan etnis atau suku pada tahun 2012.


(42)

Tabel 10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku di Desa Sei Buluh Tahun 2012

No Etnis/Suku Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 Aceh 24 0,24

2 Arab 7 0,07

3 Banjar 253 2,54

4 Banten 77 0,77

5 Batak 769 7,73

6 Jawa 6379 64,13

7 Karo 115 1,16

8 Mandailing 1457 14,67

9 Melayu 206 2,07

10 Minang 471 4,73

11 Simalungun 19 0,19

12 Tionghoa 179 1,80

Total 9947 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Sei Buluh didominasi oleh penduduk dengan Etnis atau Suku Jawa dengan persentase 64,13 %, kemudian Suku Mandailing dengan persentase 14,67 %, Suku Batak dengan 7,73 %, Suku Minang dengan 4,73 %, Suku Banjar dengan 2,54 %, Suku Melayu dengan 2,07 %, Etnis Tionghoa dengan 1,80 %, Suku Karo dengan 1,16 %, Suku Banten dengan 0,77 %, Suku Aceh dengan 0,24 %, Suku Simalungun dengan 0,19 % dan Etnis Arab dengan persentase sebesar 0,07 %.

4.1.3 Penggunaan Tanah

Luas wilayah Desa Sei Buluh adalah 800,3 Ha yang terbagi menurut fungsinya menjadi areal pemukiman, persawahan, perkebunan, jalan, dan pemakaman. Sebagian besar lahan yang ada di Desa Sei Buluh dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan pertanian. Secara rinci pemanfaatan lahan di Desa Sei Buluh dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :


(43)

Tabel 11. Luas dan Penggunaan Tanah di Desa Sei Buluh Tahun 2012

No Jenis Penggunaan

Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman /

Perumahan 182,37 22,79

2 Persawahan 600 74,97

3 Perkebunan 16,01 2,01

4 Jalan 0,3 0,03

5 Pemakaman 1,62 0,20

Total 800,3 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Berdasarkan tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa jenis penggunaan lahan sebagai persawahan menjadi yang terbesar dengan persentase 74, 97 %, kemudian pemukiman dan perumahan dengan persentase sebesar 22,79 %, perkebunan dengan 2,01 %, pemakaman 0,20 % dan fasilitas jalan dengan 0,03 %. Berdasarkan hal tersebut Desa Sei Buluh berpeluang besar untuk menjadi salah satu sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaran desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan pembangunan desa. Semakin baik sarana dan prasarana yang ada maka dapat meningkatkan kinerja dan kelancaran penduduk dalam meningkatkan pekerjaan, peningkatan kualitas jasmani dan rohani. Sarana dan prasarana juga dianggap penting dalam meningkatkan perkembangan desa untuk lebih baik dan kompetitif kedepanya.

Sarana dan prasarana juga beperan dalam memberikan kelancaran akses penduduk terhadapa suatu hal yang ingin dilakukan dan diselesaikan. Sarana dan prasarana memberikan peluang kepada penduduk setempat untuk mengikuti dan melaksanakan pembangunan yang sedang terjadi di desa tersebut.


(44)

Berikut adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Desa Sei Buluh tahun 2012.

Tabel 12. Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Tahun 2012

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Peribadatan

− Mesjid 9

− Gereja 2

− Wihara 1

2 Kesehatan

− Posyandu 7

− Poslansia 1

3 Pendidikan

− SD 7

− SLTP 1

4 Pemerintahan

− Kantor Desa 1

− Balai Desa 1

5 Perhubungan

− Jalan Desa 5

− Jalan Kabupaten 1

− Jembatan 4

6 Keamanan

− Poskamling 3

7 Komunikasi

− Pemancar Signal

Telekomunikasi (Tower) 1

Total 44

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari tabel ketersediaan sarana dan prasarana diatas maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan masyarakat di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu akan fasilitas kehidupan masyarakat sudah cukup terpenuhi baik dari bidang keagamaan, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, fasilitas perhubungan, keamanan, dan fasilitas komunikasi. Kelengkapan saran dan prasaran didalam desa mempunyai pengaruh dalam menentukan tanggapan, respon dan sikap mereka terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat.


(45)

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel yang dimaksud disini adalah keadaan petani yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan formal, luas lahan yang dibudidayakan, jumlah tanggungan dan lama keanggotaan petani dalam Perkumpulan Petani Pengguna Air Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Karakteristik Petani Sampel di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

No Karakteristik Petani Satuan Sebaran Rataan

1 Umur Tahun 30 – 63 44,76

2 Luas Lahan Hektar 0,12 – 1,76 0,59

3 Pendidikan Formal Tahun 6 – 17 9,46

4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 – 5 3,00

5 Lama Keanggotaan Tahun 1 – 10 6,23 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 5

Dari tabel diatas maka dapat dilihat bahwa sebaran umur petani sampel di Desa Sei Buluh adalah 30 – 63 tahun, dengan rataan adalah 44,76 tahun. Berdasarkan hal tersebut rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian masih termasuk dalam usia yang produktif. Usia yang produktif berpotensi besar dalam meningkatkan produktivitas usahataninya dan berpengaruh dalam memberikan tanggapan dan sikap yang objektif terhadap sarana dan prasarana pertanian yang tersedia misalnya seperti Organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A).

Untuk luas lahan yang dimiliki petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 0,12 – 1,76 Ha, dengan rataan 0,59 Ha. Untuk tingkat pendidikan formal petani sampel berkisar antara 6 – 17 tahun, dengan rataan 9,46 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal petani sampel di daerah penelitian rata-rata sudah tamat SMP, sehingga pengetahuan dan pola pikir petani


(46)

sudah cukup baik dalam mengelola usahataninya dan juga bagaimana menyikapi perkembangan yang terjadi dalam sektor pertanian padi sawah. Untuk jumlah tanggungan keluarga petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 1 – 5 jiwa, dengan rataan sebanyak 3 jiwa.

Untuk lama keanggotaan petani sampel di daerah penelitian sebagai anggota P3A Tirta Sari berkisar antara 1 – 10 tahun, dengan rataan 6,23 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata petani sampel di daerah penelitian sudah tergolong lama sebagai anggota P3A Tirta Sari.


(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap petani yang terdapat di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Pada penelitian ini ditetapkan 30 sampel petani dari 165 kepala keluarga yang menjadi anggota P3A Tirta Sari. Dimana 30 sampel yang dipilih adalah merupakan petani yang menjadikan usahatani padi sawah sebagai mata pencaharian utama keluarga.

5.1 Gambaran Umum Organisasi P3A Tirta Sari

Organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Tirta Sari terbentuk pada tanggal 19 Oktober 2002 dan pada tanggal 11 Mei 2007 organisasi ini disahkan menjadi organisasi yang berbadan hukum oleh Bupati Serdang Bedagai.

Anggota P3A Tirta Sari adalah semua petani yang mendapat manfaat secara langsung dari pelayanan air irigasi di wilayah kerja P3A Tirta Sari. Hingga saat ini anggota P3A Tirta Sari tercatat mempunyai jumlah anggota sebesar 165 kepala keluarga. Adapun susunan kepengurusan P3A Tirta Sari terdiri atas :

1. Ketua merangkap anggota 2. Wakil Ketua merangkap anggota 3. Sekretaris merangkap anggota 4. Bendahara merangkap anggota

5. Pelaksana teknis (Ulu-ulu dan pembantu Ulu-ulu P3A) merangkap anggota 6. Ketua Blok merangkap anggota

Untuk lebih jelas tentang susunan kepengurusan tersebut dapat dilihat pada struktur organisasi P3A Tirta Sari berikut ini :


(48)

Gambar 3. Struktur Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh

Keterangan :

: garis perintah

Para pengurus organisasi P3A Tirta Sari dipilih oleh anggota organisasi P3A 3 (tiga) tahun sekali dalam rapat anggota dan dapat dipilih kembali sebanyak-banyaknya 2 kali secara berturut-turut. Adapun rapat anggota dilaksanakan 1 kali setahun.

Pengembangan sumber daya manusia seperti peningkatan kemampuan pengurus tidak memiliki waktu pelaksanaan khusus, tetapi pengembangan sumber daya manusia ini pernah dirasakan oleh P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu melalui Tenaga Pendamping Petani (TPP). Tenaga Pendamping Petani ini dilatih bagaimana sistem pemeliharaan jaringan irigasi yang baik dan sosialisasi segala undang-undang yang mengatur pemberdayaan Petani Pengguna Air (P3A) yang berlaku.

BENDAHARA SEKRETARIS

PELAKSANA TEKNIS (Ulu-ulu dan pembantu Ulu-ulu)

Ketua Blok PETANI ANGGOTA Ketua Blok


(49)

Adapun hak dan kewajiban dari pengurus P3A (ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara), Ulu-ulu dan anggota P3A adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban Pengurus P3A

1. Memegang dan memlihara administrasi organisasi

2. Memungut iuran wajib dari anggota dan membayar upah ulu-ulu 3. Menyimpan hasil iuran

4. Menyampaikan perintah-perintah dari lembaga-lembaga pemerintah 5. Mengganti kerugian akibat kelalaian pengurus

6. Merencanakan, melaksanakan dan memelihara penyempurnaan bangunan 7. Bersama dengan ulu-ulu memecahkan kasus persengketaan dan bila tidak

terselesaikan diteruskan kepada Dinas Pengairan (PSDA) 8. Mengadakan rapat seuai dengan kebutuhan lapangan 9. Menyediakan dan memelihara sarana dan prasarana irigasi

b. Hak Pengurus P3A

1. Mendapatkan jasa sesuai dengan hasil musyarah dan rapat tahunan 2. Bebas dari semua iuran yang dibebankan kepada anggota

c. Kewajiban Ulu-ulu

1. Mengawasi pembagian air secara adil, bijaksana dan merata kepada semua anggota P3A

2. Membuat laporan luas lahan dan pertanaman yang dilaporkan kepada pengurus P3A

3. Menjaga disiplin petani dalam menggunakan air

4. Mengarahkan anggota untuk menggunakan seefisien mungkin 5. Bertanggung jawab terhadap bangunan-bangunan air tersier


(50)

d. Hak Ulu-ulu

1. Mendapatkan upah sesuai dengan musyarah dalam rapat anggota 2. Bebas dari semua iuran yang dibebankan kepada anggota

e. Kewajiban Anggota P3A

1. Memberikan dan menyerahkan iuran yang telah ditetapkan dalam rapat anggota kepada pengurus P3A

f. Hak Anggota P3A

1. Setiap anggota berhak mendapatkan pelayanan yang adil dalam kebutuhan air 2. Berhak menyampaikan pengajuan kepada tingkatan yang lebih tinggi bila

merasa dirugikan atau haknya tidak terpenuhi dengan baik 3. Berhak memilih dan dipilih menjadi pengurus P3A

g. Jenis Iuran P3A

1. Iuran pokok yaitu sebesar Rp 5.000,- per anggota diberikan pada saat mendaftar menjadi anggota P3A dan dapat diangsur dalam jangka 2 musim tanam. Ini merupakan modal tetap yang akan dikembalikan kepada anggota apabila keanggotaanya berakhir.

2. Iuran wajib yaitu gabah basah 3 Kg/rante per musim tanam yang telah ditetapkan bersama dalam rapat anggota. Apabila terjadi kegagalan panen yang telah disahkan oleh pengurus maka iuran wajib dapat dikurangi sesuai dengan persentase kerusakan atau bahkan dibebaskan sama sekali.

3. Iuran khusus yaitu iuran yang dikumpulkan pada keadaan tertentu misalnya kerusakan oleh alam dan pinjaman kepada salahsatu anggota yang mengalami musibah dimana besarnya iuran ini ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.


(51)

5.1.1 Perkembangan Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Selama 5 Tahun Terakhir

Perkumpulan Petani Pengguna Air di Desa Sei Buluh yaitu P3A Tirta Sari merupakan P3A yang memberikan pasokan air ke setiap petak sawah petani di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

Untuk melihat perbandingan perkembangan Organisasi P3A di daerah penelitian, berikut disajikan tabel perkembangan Organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai Selama 5 tahun terkahir.

Tabel 14. Perkembangan Organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2012

Tahun Jumlah

P3A (Unit)

Jumlah Anggota

(KK)

Jumlah P3A Belum Berbadan

Hukum (Unit)

Jumlah P3A Berbadan Hukum (Unit)

2008-2009 73 18.020 30 43

2009-2010 73 18.031 28 45

2010-2011 73 18.501 26 47

2011-2012 73 19.232 24 49

2012-2013 74 20.012 24 50

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari periode tahun 2008-2009 sampai dengan periode tahun 2012-2013 terjadi perkembangan jumlah P3A, jumlah anggota dan perubahan status legalitas dari P3A yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. Dilihat dari jumlah anggota P3A persentase perkembangan dari tahun 2008-2009 ke periode tahun 2010 adalah 0,06 %, dari periode tahun 2009-2010 ke periode tahun 2009-2010-2011 adalah 2,54 %, dari periode tahun 2009-2010-2011 ke periode tahun 2011-2012 adalah 3,80 % dan dari periode tahun 2011-2012 ke periode tahun 2012-2013 adalah 3,89 %. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat


(52)

dikatakan bahwa perkembangan P3A di Kabupaten Serdang Bedagai selama 5 tahun terakhir mempunyai persentase rata-rata sebesar 2,05 % setiap tahun.

Untuk melihat perkembangan organisasi P3A Tirta Sari dalam 5 tahun terakhir baik itu jumlah anggota, banyaknya iuran yang ditetapkan, dan banyaknya rapat anggota yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini :

Tabel 15. Perkembangan Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu tahun 2012

Tahun Jumlah Anggota

(KK)

Banyaknya Iuran (Kg/Rante/Musim

Tanam)

Banyaknya Rapat Anggota (per

tahun)

2008-2009 158 2 1

2009-2010 160 3 1

2010-2011 162 3 1

2011-2012 163 3 1

2012-2013 165 3 1

Sumber : Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air (IP3A) Serdang Bedagai, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi perkembangan jumlah anggota dan banyaknya iuran yang ditetapkan dari tahun ke tahun yang terjadi di P3A Tirta Sari, Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Jika dilihat dari perkembangan jumlah anggota P3A dari periode tahun 2008-2009 sampai dengan periode tahun 2009-2010 terjadi perkembangan dengan persentase 1,25 %. Dari periode tahun 2009-2010 sampai dengan periode tahun 2011 persentase perkembanganya sebesar 1,23 %, dari periode tahun 2010-2011 ke periode tahun 2010-2012 adalah 0,61 % dan dari periode tahun 2010- 2011-2012 ke periode tahun 2011-2012-2013 adalah 1,21 %. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa perkembangan P3A di Desa Sei Buluh selama 5 tahun terakhir mempunyai persentase rata-rata sebesar 0,86 %.


(53)

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa persentase rata-rata perkembangan P3A di Kabupaten Serdang selam 5 tahun terakhir adalah 2,05 % dan persentase rata-rata perkembangan P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh selama 5 tahun terakhir adalah 0,86 %. Berdasarkan perbandingan tersebut dimana persentase perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir di Kabupaten Serdang Bedagai lebih besar dari persentase perkembangan P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh maka dapat dikatakan bahwa P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh tidak mengalami perkembangan selama 5 tahun terakhir. Dengan demikian bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir di daerah penelitan tidak dapat diterima yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima.

Kurang berkembangnya P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh yang ditinjau dari jumlah anggota diakibatkan oleh beberapa hal yang terjadi di Desa Sei Buluh dintaranya adalah sebagai berikut :

1. Petani lebih memilih P3A desa lain yang berada lebih strategis atau lebih dekat dengan lahan berpengairan mereka seperti P3A yang ada di Desa Lubuk Bayas dan Desa Sei Buluh Kecamatan Perbaungan.

2. Ketidakpercayaan sebagian petani terhadap organisasi P3A Tirta Sari sehingga petani enggan masuk kedalam organisasi tersebut dan lebih memilih P3A lain atau melakukan irigasi secara mandiri dan tradisional seperti tadah hujan dan pompa air.

3. Ketidakcocokan antara petani dengan salahsatu pengurus organisasi P3A Tirta Sari yang mengakibatkan petani lebih memilih P3A lain atau melakukan irigasi secara mandiri atau tradisional.


(54)

5.1.2 Karakteristik Petani Anggota Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

Karakteristik petani anggota Organisasi P3A Tirta Sari yang ada di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini :

Tabel 16. Karakteristik Setiap Petani Sampel di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu No Sampel Umur (Tahun) Luas Lahan (Ha) Tingkat Pendidikan (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Lama Keanggotaan (Tahun)

1 31 0.12 12 1 1

2 40 0.20 9 4 3

3 30 0.16 6 2 5

4 46 0.24 9 3 5

5 34 0.32 9 3 5

6 42 0.24 6 2 5

7 45 0.32 9 2 5

8 30 0.24 6 4 5

9 45 0.28 12 2 6

10 38 0.28 9 2 6

11 38 0.28 17 2 6

12 34 0.32 6 2 6

13 35 0.40 12 2 6

14 39 0.38 9 3 6

15 60 0.40 12 3 6

16 47 0.44 9 4 7

17 37 0.48 6 3 7

18 53 0.48 12 2 7

19 48 0.50 12 4 7

20 47 0.50 6 3 7

21 51 0.48 9 4 7

22 48 0.64 12 2 7

23 49 0.80 9 4 7

24 56 1.04 12 4 7

25 48 1.12 9 4 7

26 51 1.08 12 4 7

27 56 1.60 12 5 8

28 55 1.12 6 2 8

29 63 1.72 9 3 8

30 47 1.76 6 5 10

Total 1343 17,94 284 90 187

Rataan 44.76 0.59 9.46 3 6.23


(55)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rataan umur petani anggota P3A Tirta Sari berada dalam usia produktif yaitu 44,76 tahun. Usia yang produktif ini dapat memacu petani untuk dapat meningkatkan produktivitas usahataninya. Luas lahan petani anggota P3A Tirta Sari sudah termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan rataan 0,59 Ha. Dengan luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian memungkinkan petani untuk dapat meningkatkan pendapatan untuk dapat mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Pendidikan formal petani dengan rataan 9,46 tahun sudah masuk dalam kategori yang tinggi mengingat program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun. Hal ini menandakan bahwa pendidikan petani di daerah penelitian sudah termasuk tinggi. Dengan tingkat pendidikan petani seperti ini maka dapat dikatakan bahwa petani di daerah penelitian sudah dapat mengadaptasi sikap dalam perkembangan pertanian.

Jumlah tanggungan dengan rataan 3 jiwa merupakan jumlah tanggungan yang tergolong sedang. Dengan jumlah tanggungan tersebut memacu petani untuk mempertahankan atau bahkan lebih lagi meningkatkan produktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Lama keanggotaan petani di daerah penelitian dengan rataan 6,23 tahun sudah tergolong lama. Hal ini menunjukkan bahwa keanggotaan organisasi P3A Tirta Sari sudah mengerti dam mengetahui dengan dalam mengenai program kerja dan hasil dari program kerja yang ada yang nantinya akan mempengaruhi sikap petani anggota terhadap organisasi P3A.

Dari uraian dan tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan karakteristik dari setiap petani anggota P3A di daerah penelitian. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan


(56)

karakteristik dari setiap anggota P3A di daerah penelitian dapat diterima yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

5.1.3 Kinerja Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di P3A Tirta Sari Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai kinerja organisasi yang ada di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini :

Tabel 17. Kinerja Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

No Kategori Kinerja Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Tinggi 20 66,67

2 Sedang 10 33,33

3 Rendah 0 0

Total 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 19

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya perbedaan pandangan dan pendapat petani anggota organisasi P3A di daerah penelitian terhadap kinerja organisasi P3A. Untuk kategori dengan kinerja tinggi petani anggota organisasi di daerah penelitian setuju dengan jumlah 20 jiwa dengan persentase 66,67 %. Untuk kategori dengan kinerja rendah petani anggota di daerah penelitian setuju dengan jumlah petani 10 jiwa dengan persentase 33,33 %. Sedangkan untuk kategori dengan kinerja rendah petani di daerah penelitian yang setuju adalah 0 jiwa dengan persentase 0 %.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi di daerah penelitian adalah tinggi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja organisasi P3A di daerah penelitian adalah tinggi dengan mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan dapat diterima yang berarti H0 diterima dan H1


(57)

ditolak. Berikut adalah rencana kerja yang telah ditetapkan dan pelaksanaanya oleh organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh :

Tabel 18. Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu pada Tahun 2012

No Jenis Kegiatan Waktu

Pelaksanaan Keterangan 1 Pertemuan/rapat antara pengurus dengan

anggota yang membahas permasalahan dan kebijakan yang akan diambil dalam pengelolaan irigasi

1 x 3 bulan Dilaksanakan

2 Pertemuan organisasi P3A dengan Pemerintah Provinsi atau Kabupaten dan pihal lain yang membahas tentang kerjasama pengelolaan irigasi

1 x 4 bulan Dilaksanakan

3 Pengembangan Sumber Daya Manusia seperti peningkatan kemampuan pengurus

Tidak ditentukan Dilaksanakan 4 Mengadakan Rapat Anggota dan

menyampaikan laporan pertanggungjawaban

1 x 12 tahun Dilaksanakan 5 Melaksanakan pola tanam, pemupukan, dan

membantu pemberantasan hama penyakit pada usahatani anggota

2 x 12 bulan Dilaksanakan 6 Mengajukan permohonan bantuan dan

fasilitas kepada pemerintah atau pihak lain

Tidak ditentukan Dilaksanakan 7 Mengadakan pemungutan iuran pengairan

irigasi guna pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

2 x 12 bulan Dilaksanakan 8 Pengamanan pintu air dari gangguan

binatang liar atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab

Tidak ditentukan Dilaksanakan 9 Mengatur pembagian, penyaluran,

penggunaan dan pembuangan kelebihan air irigasi

2 x 12 bulan Dilaksanakan 10 Melakukan rehabilitasi dan peningkatan

kualitas jaringan irigasi

Tidak ditentukan Dilaksanakan 11 Memberikan sanksi kepada pengurus atau

petani anggota yang melanggar peraturan yang tertera di AD/ADRT

Tidak ditentukan Dilaksanakan 12 Melaksanakan gotong royong dan

pembangunan secara swadaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi

1 x 2 bulan Dilaksanakan

13 Pengadaan penyuluhan, pengarahan dan tata cara penggunaan dan pembuangan sisa jumlah air irigasi yang disalurkan ke setiap petak petani anggota

2 x 12 bulan Dilaksanakan

14 Melakukan pengawasan penggunaan jumlah air yang disalurkan ke setiap petak sawah petani anggota P3A.

Tidak ditentukan Dilaksanakan Sumber : Ketua Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Tirta Sari


(58)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 14 jenis kegiatan yang direncanakan oleh organisasi P3A Tirta Sari, semuanya telah dilakukan dan dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi P3A yang telah disepakati bersama telah berjalan dengan baik.

5.1.4 Sikap Petani Anggota Terhadap Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

Sikap petani terhadap organisasi P3A dilihat dari bagaimana respon petani terhadap organisasi P3A pada saat organisasi ini telah berdiri, apakah setelah organisasi ini terbentuk petani anggota akan memberikan respon yang positif atau bahkan respon yang negatif.

Sikap petani terhadap organisasi P3A dapat diperoleh dari tanggapan responden terhadap setiap pernyataan yang diberikan dalam bentuk kuisioner dalam setiap kategori yang tersedia. Dengan jumlah responden sebanyak 30 responden diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini :

Tabel 19. Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

No Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Positif 17 56,67

2 Negatif 13 43,33

Total 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 11

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap petani anggota terhadap organisasi P3A Tirta Sari yang positif adalah 17 petani anggota dengan persentase 56,66 % dan sikap petani anggota yang negatif adalah 13 petani dengan persentase 43,33 %. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa sikap petani anggota terhadap organisasi P3A Tirta Sari adalah positif. Dengan


(59)

demikian hipotesis yang menyatakan bahwa sikap petani terhadap organisasi P3A di daerah penelitian adalah positif dapat diterima yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

Organisasi P3A Tirta Sari sebagai salah satu organisasi pertanian yang bertugas dalam penyediaan air irigasi dianggap vital dan mempunyai peranan penting dalam memberikan kesuksesan dan peningkatan produksi dalam usahatani padi sawah milik petani anggota. Anggapan ini yang mengakibatkan sikap dan pendapat petani anggota menjadi positif terhadap organisasi P3A di daerah penelitian. Sikap positif petani anggota organisasi selanjutnya akan dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kegiatan organisasi dalam satu musim kedepannya. Hal ini akan menentukan apakah rencana kegiatan organisasi yang lama yang dianggap sudah optimal dapat dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan pelaksanaanya. Sedangkan untuk rencana kegiatan yang dianggap kurang optimal oleh petani anggota dapat dievaluasi kembali dan dilakukan perubahan untuk meningkatkan perananya dalam meningkatkan produktivitas padi sawah petani anggota organisasi.

Disamping itu terdapat beberapa alasan mengapa sikap petani anggota terhadap organisasi P3A di daerah penelitian mendapatkan respon positif yaitu : 1. Hubungan yang harmonis antara petani anggota dengan pengurus organisasi

P3A di daerah penelitian berjalan dengan baik

2. Kebutuhan petani anggota akan ketersediaan air untuk setiap petak sawah yang dibudidayakan terpenuhi dengan baik

3. Optimalnya para pengurus organisasi di daerah penelitian dalam melaksanakan tugas dan kewajiban mereka menjadi salahsatu faktor yang


(60)

menyebabkan respon petani anggota terhadap organisasi P3A di daerah penelitian menjadi positif

4. Penyaluran jumlah air kepada setiap petak sawah milik petani anggota dilakukan dengan adil sesuai dengan kebutuhanya dan disalurkan tepat pada waktunya

5. Kesediaan para pengurus organisasi dalam menerima pendapat dan ide yang diberikan oleh petani anggota menjadi salahsatu faktor mengapa petani anggota memberikan respon yang positif terhadap organisasi P3A di daerah penelitian

6. Kinerja pengurus organisasi P3A di daerah penelitian yang optimal baik dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pengawasan kegiatan organisasi mengakibatkan peningkatan produktivitas usahatani padi sawah milik petani anggota mengakibatkan respon dan sikap positif petani anggota terhadap organisasi P3A di daerah penelitian. Disamping itu organisasi P3A di daerah penelitian juga menyalurkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah ataupun pihak lain kepada petani anggota secara adil dan merata.

Namun disamping itu ada beberapa petani anggota memberikan respon yang negatif terhadap organisasi P3A di daerah penelitian. Petani anggota memberikan respon negatif terhadap beberapa kebijakan yang diambil organisasi P3A di daerah penelitian seperti iuran wajib yang terlalu tinggi, kualitas air yang kurang bersih dan banyak mengandung hama dan sisa-sisa makhluk hidup yang dapat mengganggu pertumbuhan padi sawah dan adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang memanfaatkan organisasi P3A di daerah penelitian untuk kepentingan politik.


(1)

24 Hubungan Lama Keanggotaan Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

53

25 Analisis Stattistik Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Sikap Petani Anggota Terhadap Organisasi P3A di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

55


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

1 Skema Struktur Organisasi 8

2 Skema Kerangka Pemikiran 14


(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

1 Tabel Ringkasan Kerangka Pemikiran Penelitian

2 Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A), Sejarah dan Fungsinya 3 Daerah Irigasi, Jumlah P3A, Luas dan Legalitas P3A di Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2012

4 Jumlah P3A, Luas Wilayah dan Legalitas P3A Menurut Desa di Daerah Irigasi Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 5 Karakteristik Petani Sampel

6 Pernyataan Sikap Positif Petani Sampel 7 Pernyataan Negatif Petani Sampel 8 Skor Pernyataan Positif Petani Sampel 9 Skor Pernyataan Negatif Petani Sampel 10 Skor Sikap Pernyataan Petani Sampel 11 Skor Sikap Petani dan Interpretasinya

12 Korelasi Rank Spearman Antara Umur Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

13 Korelasi Rank Spearman Antara Luas Lahan Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

14 Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

15 Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah Tanggungan Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

16 Korelasi Rank Spearman Antara Lama Keanggotaan Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A

17 Indikator Kinerja Organisasi P3A Menurut Petani Sampel

18 Skoring Indikator Kinerja Organisasi P3A Menurut Petani Sampel 19 Interpretase Skoring Indikator Kinerja Organisasi P3A Menurut

Petani Sampel

20 Tabel Hasil Analisis Statistik Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Sikap Petani Anggota Terhadap Organisasi P3A di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu


(4)

RIWAYAT HIDUP

LAMTORANG HUTAGALUNG, lahir di Sitapayan pada tanggal 28 Februari 1990, merupakan anak dari Bapak H. Hutagalung dan Ibu M. br Sinaga. Penulis adalah anak ke enam dari delapan bersaudara.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1997 masuk di Sekolah Dasar Negeri 173150 Pagaranlambung dan tamat pada tahun 2003

2. Tahun 2003 masuk di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta Rakyat Parsingkaman dan tamat tahun 2006

3. Tahun 2006 masuk di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tarutung dan tamat tahun 2009

4. Tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN

Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Kebun PT. PP Lonsum Rambung Sialang Tengah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Juli – Agustus tahun 2013

Penulis melaksanakan penelitian skripsi di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Januari 2014.


(5)

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Judul skripsi ini adalah “Sikap Petani Terhadap Organisasi Petani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh”. Studi kasus penelitian di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

2. Bapak Prof. DR. Ir. H. Meneth Ginting, MADE selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Sinar Indra Kesuma, Msi selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP-USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, Mec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP-USU, yang telah memberikan kemudahan selam masa perkuliahan.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Program Studi Agribisnis FP-USU yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi kuliah dan kelancaran administrasi selama masa perkuliahan

5. Kepala Desa dan Sekretaris Desa Sei Buluh, Ketua IP3A Serdang Bedagai, Ketua P3A Tirta Sari, Penyuluh Pertanian Sei Buluh dan para petani yang bersedia menjadi sampel penelitian, atas bantuan yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.


(6)

Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Hutagalung dan Ibu M. br Sinaga atas kasih sayang, nasihat, maupun dukungan melalui doa, materi, serta kesabaran dalam mendidik penulis selama menjalani perkuliahan, terkhusus dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada abang dan adik penulis, Hardo Hutagalung, Jadiman Hutagalung, Ahmad Hutagalung, Lammar Hutagalung, Dewani br Hutagalung serta seluruh keluarga yang turut mendoakan dan membantu penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan karya selanjutnya. Akhir kata penulis berharap agar skripsi bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Februari 2014


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Usaha Padi Sawah(Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

1 51 83

Dampak Rumah Kompos Terhadap Faktor Sosial Dan Ekonomi Petani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Serdang Bedagai)

0 30 117

Faktor¬Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Lansia Di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 47 74

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Rumah Kompos (Studi Kasus : Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 49 105

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 5

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 10

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 26