BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini
dipilih karena di Desa Sei Buluh terdapat P3A dengan Luas Baku Sawah terbesar di Daerah Irigasi Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai. Rincian mengenai P3A di
Daerah Irigasi Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Jumlah P3A, Luas Wilayah dan Legalitas P3A Menurut Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
2012
D.I Buluh LokasiDesa
Jumlah P3A
Luas Ha
Legalitas
Berbadan Hukum
Kec. Teluk Mengkudu
Sei Buluh 1
570 1
Pematang Setrak 1
262 1
Matapao 1
60 1
Pasar Baru 1
200 1
Pekan Sialang Buah
1 200
1 Lubuk Bayas
1 200
1
Jumlah 6
1492 6
Sumber : Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air IP3A Kab. Serdang Bedagai, 2012
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di daerah penelitian dilakukan dengan cara acak sederhana Simple Random Sampling terhadap 165 petani anggota. Adapun
sampel yang diambil adalah sebanyak 30 sampel yang merupakan petani anggota dari P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten
Serdang Bedagai.
16
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada
responden sebagai petani anggota P3A dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh
dari instansi atau lembaga terkait seperti Induk Perkumpulan Petani Pengguna Air Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten
Serdang Bedagai, Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kantor Desa
Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk mengidentifikasi masalah 1 digunakan metode analisis deskriptif dengan mengumpulkan data perkembangan P3A selama 5 tahun terakhir di
Kabupaten Serdang Bedagai selanjutnya dibandingkan dengan data perkembangan P3A Tirta Sari selama 5 tahun terakhir di Desa Sei Buluh,
Kecamatan Teluk Mengkudu. Untuk mengidentifikasi masalah 2 digunakan metode deskriptif dengan
mengumpulkan data karakteristik petani anggota tentang umur, pendidikan tanggungan luas sawah, dan lama keanggotaan
Untuk menganalisis masalah 3 digunakan metode dekriptif dengan metode analisis teknik skoring terhadap beberapa tugas pokok Organisasi P3A di lokasi
penelitian sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Data Ukuran Kinerja Organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air P3A
No Tugas P3A Indikator
Skor
1 Mengelola P3A secara tepat dan
berhasil a. Selalu
3 b. Kadang-kadang
2 c. Tidak Pernah
1 2
Memelihara jaringan irigasi agar tetap terawat dan berfungsi dengan
baik a. Selalu
3 b. Kadang-kadang
2 c. Tidak Pernah
1 3
Mengutip Iuran P3A secara tepat waktu
a. Selalu 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak Pernah 1
4 Mengarahkan dan mengawasi petani
anggota P3A a. Selalu
3 b. Kadang-kadang
2 c. Tidak Pernah
1 5
Mengikuti rapat atau perkumpulan rutin Organisasi P3A
a. Selalu 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak Pernah 1
Jumlah skor pelaksanaan kinerja Perkumpulan Petani Pengguna Air P3A antara lain berkisar antara 5-15 dengan range sebagai berikut :
Range =
Data Terbesar − Data Terkecil
Jumlah Kriteria
=
15 −5
3
= 3,3 Berdasarkan rumus diatas maka kinerja organisasi P3A di lokasi penelitian dapat
dikategorikan sebagai berikut : 5 – 8 = kinerja rendah
9 – 12 = kinerja sedang 13 – 15 = kinerja tinggi
Untuk menganalisis masalah 4 digunakan metode skala sikap Model Likert. Metode ini memberikan nilai terhadap penyataan sikap yang menggunakan
distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Responden akan diminta
Universitas Sumatera Utara
untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi penyataan dalam lima kategori jawaban, yaitu sangat tidak setuju STS, tidak setuju TS, ragu-
ragu R, setuju S dan sangat setuju SS.
Tabel 4. Penentuan Skor Sikap Petani Yang Positif
No. Kategori Sikap Petani Sampel Skor
1 2
3 4
5 Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3
2 1
Tabel 5. Penentuan Skor Sikap Petani Yang Negatif
No. Kategori Sikap Petani Sampel Skor
1 2
3 4
5 Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 2
3 4
Untuk mengukur skala sikap digunakan pengukuran skala Likert dengan rumus : T = 50 + 10
�
X −X�
s
�
Keterangan : T
= Skor Standar X
= Skor Responden X
= Rata-rata Skor Kelompok
s
= Standar Deviasi Kriteria uji, apabila : T 50 = sikap positif
T ≤ 50 = sikap negatif
Azwar, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uji t tersebut, dapat diketahui sikap petani apakah positif atau negatif terhadap organisasi Perkumpulan Petani Pengguna Air P3A di Kelurahan Sei
Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Jika petani bersikap negatif, hal ini menunjukkan bahwa Organisasi P3A kurang maksimal
dalamm megelola dan memelihara jaringan irigasi. Sebaliknya jika petani bersikap positif maka kinerja Organisasi P3A dalam mengelola dan memlihara
jaringan irigasi telah maksimal dalam mengelola dan memelihara jaringan irigasi.
Untuk menganalisis masalah 5 digunakan metode korelasi Rank Spearman sebagai berikut :
�
�
= � − �
� ∑ ��
�
� �
�
− ��
Dimana : r
s
= Koefisien Korelasi Rank Spearman
di = Selisih skor antara dua variabel
n = jumlah petani sampel
Diuji dengan uji signifikansi, dengan rumus sebagai berikut :
t = r
s
� n
− 2 1
− r
s 2
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Jika signifikansi
≥ α 0,05; H diterima; H
1
ditolak tidak ada hubungan Jika
signifikansi α 0,05; H ditolak; H
1
diterima ada hubungan Supriana, 2010
Universitas Sumatera Utara
Untuk menganalisis identifikasi masalah 6 hasil pengumpulan data akan dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai dari setiap responden dan dapat
dihitung melalui program SPSS untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan apakah dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini di perhitungan statistik
menggunakan Model Analisis Regresi untuk menguji Hipotesis yaitu adanya pengaruh antara karakteristik petani seperti umur petani, luas lahan, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan dan lama keanggotaan dengan sikap petani terhadap P3A, persamaannya adalah:
Ý = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ b
4
x
4
+ b
5
x
5
+ b
6
x
6
.........b
n
x
n
Dimana : Ý = Sikap Petani x
1
= Umur Petani tahun x
2
= Luas Lahan Ha x
3
= Tingkat Pendidikan tahun x
4
= Jumlah Tanggungan jiwa x
5
= Lama Keanggotaan tahun b
n
= Koefisien Regresi n=1,2,3,4,5,6....
Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan variabel bebas untuk mewakili fungsi pada variabel terikat. Koefisien Determinasi
Berganda multiple coefficient of correlation disimbolkan dengan R
2
. Koefisien Determinasi yang tinggi yaitu mendekati angka satu menandakan bahwa fungsi
variabel bebas X
1
,X
2
,X
3
...X
n
semakin cocok untuk meramalkan fungsi variabel terikat Y Firdaus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Nilai t hitung Sig. t
Analisis untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t t test. Taraf signifikan
α yang digunakan dalam ilmu sosial 0,05 sudah cukup memadai.
Kriteria pengujian: Jika Sig. t
α 0,05 maka H diterima dan H
1
ditolak tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jika Sig. t ≤ α 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Firdaus, 2004
Nilai F hitung Sig. F
Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara
simultan terhadap variabel terikat maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok.
Kriteria pengujian: Jika Sig. F
α 0,05 maka H diterima dan H
1
ditolak tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jika Sig. F ≤ α 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Firdaus, 2004
Universitas Sumatera Utara
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional