Latar Belakang Pengaruh Fe, Si Dan Cu Didalam Dapur Penampung Terhadap Mutu Aluminium Di PT. Inalum Kuala Tanjung

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Indonesia Asahan Aluminium PT. Inalum merupakan proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia, swasta jepang dan pemerintah Jepang yang bergerak dibidang industri aluminium. PT. Inalum berlokasi si Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara Sumatera Utara. PT. Inalum adalah satu-satunya pabrik peleburan aluminium yang ada di Indonesia. Dengan kapasitas produksi 250.000 tontahun. Bahan baku pembuatan aluminium cair molten adalah alumina Al 2 O 3 , kriolit Na 3 AlF 6 , anoda dan katoda. Molten yang dihasilkan di pot reduksi dibawa ke pabrik penuangan casting plant dengan menggunakan Metal Transport Car MTC kemudian molten tersebut dituang kedalam holding furnace dapur penampung dan selanjutnya dialirkan ke casting machine mesin pencetak untuk dicetak menjadi aluminium batangan ingot dengan berat masing-masing ingot 22,7 ± 1,5 kg. Aluminium cair molten yang dibawa dari pabrik reduksi ke pabrik penuangan banyak mengandung zat pengotor dross, seperti Fe, Si, Cu, Ti, Mn, V, Ga, Mg, Na, Ni, Zn, Cr, B. Zat pengotor tersebut dapat mempengaruhi kualitas dari aluminium batangan ingot. Oleh karena itu dilakukan proses pengolahan dross. sebelum molten dicetak menjadi ingot. Molten yang dituang di dalam holding furnace dapur penampung ditambahkan De Inclusion Flux 827 HS yang berfungsi untuk mengikat zat pengotor yang ada pada molten. Setelah itu dilakukan proses pengadukan strirring selama ± 5 menit agar De Inclusion Flux dan molten menjadi homogen. Kemudian dilakukan holding time Universitas Sumatera Utara selama ± 2,5 jam yang bertujuan agar De Inclusion Flux dan molten dapat bereaksi secara sempurna. Maka zat pengotor yang terkandung didalam molten dapat terpisah. Selanjutnya dilakukan proses skimming off, yaitu proses pengeluaran dross yang mengapung dipermukaan molten. TPM merupakan proses pengujian kadar atom yang terdapat didalam molten terutama kadar Fe-nya, apakah molten yang akan dicetak sesuai dengan kadar Fe yang diinginkan. Analisa TPM ini dilakukan oleh seksi SQA Smelter Quality Ansurance sebelum proses pencetakan dilakukan. Pencetakan dilakukan apabila kadar Fe yang dinginkan sudah sesuai yang diinginkan. Adapun yang menjadi perhatian utama dalam TPM adalah kandungan Fe-nya. Hal ini disebabkan kerena kandungan Fe yang sering berubah untuk setiap analisa. Sehingga kadar Fe inilah yang menentukan grade dari suatu ingot produk. Kandungan utama molten adalah Fe, Si dan Cu. Apabila hasil TPM tidak memenuhi standar yang diinginkan, maka dilakukan langkah penanggulangan, diantaranya: 1. Melakukan pengadukan ulang re-stirring dan dilakukan pengambilan sample TPM kembali yang disebut TPM emergency. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan molten belum homogen sehingga kadar Fe disetiap bagian tidak merata. 2. Jika hasil evaluasi emergency diatas tetap tidak sesuai dengan grade yang diinginkan, maka dilakukan tahap-tahap berikut ini: Universitas Sumatera Utara a. Penambahan molten dengan kadar Fe yang sesuai sehingga hasil perhitungan sesuai dan juga kapasitas furnace masih memungkinkan. Kapasitas maksimum Furnace yaitu 35 ton. b. Bila volume furnace tidak memungkinkan untuk ditambah molten penanggulangan melebihi kapasitas maksimum maka dilakukan pencetakan sebagian maksimum 13 volume furnace yang disebut spect out dan kemudian ditambahkan molten dengan kadar Fe sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilakukan proses holding time. Dari uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul : PENGARUH Fe, Si DAN Cu DIDALAM DAPUR PENAMPUNG TERHADAP MUTU ALUMINIUM DI PT. INALUM KUALA TANJUNG Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan