Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen kimiawi dalam air limbah

kualitas air, sehingga perlu diketahui konsentrasi zat organik dalam limbah setelah masuk kedalam perairan sungai atau danau. Tresna, 2000 Pembuangan air limbah ke badan air dengan kandungan beban COD dan BOD diatas 200 mgliter akan menyebabkan turunnya jumlah oksigen didalam air. Kondisi tersebut mempengaruhi biota pada badan air, terutama biota yang hidupnya tergantung pada oksigen terlarut di air. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya potensi yang dapat digali dari sumber daya alam yang telah tercemar COD dan BOD. Pengaruh lain adanya kandungan COD dan BOD dalam air yang melebihi batas waktu 18 jam, akan menyebabkan penguraian degradasi secara anaerob, sehingga menimbulkan bau dan kematian ikan di dalam air. Robert dan Roestam, 2005 Uji coba kebutuhan oksigen kimiawi juga digunakan secara luas sebagai ukuran kekuatan pencemaran dari air limbah domestik maupun sampah industri. Uji coba tersebut direncanakan untuk mengukur oksigen yang dibutuhkan mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat pada sampel limbah. Manfaat untuk uji coba COD atau kebutuhan oksigen kimia ini ialah waktunya yang singkat, kira-kira 3 jam. Ketentuan ini penting untuk menjamin keadaan aerob dalam daerah perairan yang menampung zat-zat pencemar dalam bentuk air limbah, sampah industri dan selokan yang berasal dari instalasi sarana pembenahan. soemarwoto, 1981.

2.4.1. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen kimiawi dalam air limbah

Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen, tanpa terkecuali yang hidup di air dan di darat. Ikan di dalam air mendapatkan oksigen dalam bentuk oksigen Universitas Sumatera Utara terlarut. Kehidupan di dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kebutuhan organisme air. Kelarutan oksigen di dalam air, tergantung pada suhu, tekanan oksigen dalam atmosfer, serta kandungan garam dalam air. Berdasarkan volume oksigen di dalam udara yang bersih dan kering terdapat 20,95. Pada suhu 20 o C dengan tekanan 1 atmosfer diperoleh konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh 9,2 ppm, tetapi bila temperatur naik menjadi 50 o Air limbah yang masih baru, secara relatif berkadar Amonia bebas rendah dan berkadar Nitrogen organik tinggi. Urine dan kotoran manusia mengandung sejumlah Klorida yang diperoleh dari garam yang terdapat di dalam makanan dan minuman, sehingga turut dibuang dalam sampah tubuh. Tubuh manusia C dengan tekanan 1 atmosfer adalah 5,6 ppm. Robert dan Roestam, 2005 Air dikategorikan sebagai air terpolusi jika konsentrasi terlarut menurun di bawah batas yang dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup. Penyebab utama berkurangnya oksigen terlarut di dalam air adalah karena adanya bahan buangan yang mengkonsumsi oksigen. Bahan buangan tersebut terdiri dari bahan yang mudah dibusukkan atau dipecah oleh bakteri dengan adanya oksigen. Oksigen yang tersedia di dalam air dikonsumsi oleh bakteri memecah bahan buangan. Achmad, 2004 Zat organik dalam limbah yang secara umum mewakili bagian yang mudah menguap dari seluruh padatan yang terdiri dari bahan-bahan Nitrogen, Karbohidrat, lemak dan minyak mineral, bentuknya tidak tetap dan membusuk sambil menghasilkan bau yang tidak sedap. Universitas Sumatera Utara mengeluarkan 8-15 gram Sodium Khlorida seharinya. Oleh karena itu, air limbah mengandung khlorida yang lebih tinggi. Sumber pencemaran lingkungan juga disebabkan oleh Sulfida. Sulfida merupakan hasil dari pada pembusukan zat-zat organik dan juga akibat dari penurunan kadar belerang. Pembusukan anaerobik dari berbagai zat yang mengandung belerang menjadi Sulfida menghasilkan bau yang tidak menyenangkan. Hidrogen Sulfida H 2 Hidrogen Sulfida H S juga menyebabkan kerusakan semen dan berkaratnya logam-logam. Soemarwoto,1981 2 S dalam larutan air melakukan disosiasi sebagai berikut : H 2 S H + + HS - H + + S -2 Pada suhu 25 o C dan pH kurang dari 6, sebagian besar H 2 S terlarut dalam bentuk yang tidak berdisosiasi, tetapi pada pH lebih besar dari 7,8 ion bisulfit mulai mendominasi sehingga penurunan Oksigen terlarut dan pengaruh toksik yang disebabkan oleh Hidrogen Sulfida menyebabkan kematian makhluk hidup di air. Connell and gregori, 1995

2.4.2. Dampak buruk kebutuhan oksigen kimia yang terlalu rendah