Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai

29

E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik- praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut : a. Visi: menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. b. Misi: menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 30 BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai

Sistem self assessment yang dianut dalam perpajakan di Indonesia mengharuskan Pengusaha Kena Pajak menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Penghitungan jumlah pajak yang terutang menggunakan mekanisme pajak keluaran dan pajak masukan. Sebelum mengetahui mekanismenya, terlebih dahulu perlu diketahui yang dimaksud dengan pajak masukan dan pajak keluaran. 1. Pajak Masukan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79PMK.032010 Pasal 1 ayat 5 yang dimaksud dengan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak danatau perolehan Jasa Kena Pajak danatau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean danatau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean danatau impor Barang Kena Pajak. Universitas Sumatera Utara 31 2. Pajak Keluaran. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79PMK.032010 Pasal 1 ayat 6 yang dimaksud dengan Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak, danatau Jasa Kena Pajak. 3. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai adalah pengusaha kena pajak mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa pajak pajak keluaran dalam masa pajak yang sama. Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak keluaran, maka terjadi pajak kurang bayar, oleh karena itu kelebihan pajak keluaran tersebut harus dibayar ke kas negara. Sebaliknya, jika dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak masukan, maka terjadi pajak lebih bayar. Oleh karena itu, kelebihan pajak masukan dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau direstitusi.

B. Penyetoran