11
2. Fungsi Pajak
Setiap negara memungut pajak kepada rakyatnya pada dasarnya mempunyai tujuan, yaitu untuk untuk membiayai pemerintahan dan
pembangunan nasional yang dijalankan dalam rangka memenuhi
kebutuhan rakyat itu sendiri. Pelaksanaan pemungutan pajak diharapkan dapat mencerminkan keadilan dengan menentukan besarnya pajak yang
dibebankan sesuai dengan objek pajak yang dimiliki oleh rakyat, sedangkan besarnya dasar pengenaan pajak yang dikenakan kepada objek
pajak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, pelaksanaan pemungutan pajak juga diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara, termasuk didalamnya ekonomi rakyat secara individu.
Pajak memiliki dua fungsi, yaitu sebagai berikut: a. Fungsi Penerimaan
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Penerimaan pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan atau pendapatan Dalam Negeri dalam APBN. Jika dilihat dari kontribusi terhadap APBN,
pajak memberikan kontribusi paling besar dalam APBN. Oleh karena itu pajak memiliki fungsi penerimaan yang sangat signifikan terhadap
negara.
12 b. Fungsi Mengatur
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengukur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Salah satu
kebijakan yang mencerminkan fungsi mengatur yaitu pengenaan pajak yang tinggi terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya
hidup konsumtif. Dalam rangka sebagai alat mengukur, pajak dapat dimanfaatkan untuk mengurangi volume uang dalam peredaran yaitu
contohnya dengan mempengaruhi harga barang, yang selanjutnya dapat mempengaruhi volume uang dalam peredaran sehingga dengan
cara itu dapat mengukur tinggi rendahnya nilai uang.
3. Jenis Pajak
Menurut Djunaedi 2004:11 jenis pajak dapat digolongkan, sebagai berikut:
a. Berdasarkan sifat: 1 Pajak Pribadi Perseorangan
Dalam hal ini pengertian pajak lebih memperhatikan keadaan pribadi seseorang seperti: berapa jumlah anak yang dimiliki oleh
wajib pajak. 2 Pajak Kebendaan
Pajak kebendaan ini yang diperhatikan adalah objeknya, pribadi Wajib Pajak dikesampingkan.
13 3 Pajak atas kekayaan
Objek pajak atas kekayaan adalah kekayaan seseorang atau badan. 4 Pajak atas Bertambahnya Kekayaan
Pengenaannya didasarkan atas seseorang atau badan yang mengalami pertambahan kekayaan, biasanya dikenakan hanya
sekali. 5 Pajak atas Konsumsi
Pajak yang dikenakan atas kenikmatan wajib pajak. b. Berdasarkan Ciri:
1 Pajak Subjektif Pajak Subjektif adalah pajak yang memperhatikan keadaan pribadi
Wajib Pajak. Untuk menetapkan pajaknya dicari alasam yang objektif yang berhubungan erat dengan keadaan material contoh:
Pajak Penghasilan 2 Pajak Objektif
Pajak yang ditentukan berdasarkan objeknya kemudian barulah dicari subjeknya contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Bumi
dan Bangunan. c. Berdasarkan Golongan:
1 Pajak Langsung Pajak yang langsung disetor secara periodik berdasarkan kohir dan
tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
14 2 Pajak Tidak Langsung
Pajak yang dapat dilimpahkan ke orang lain dan bisa tidak secara periodik contoh: Bea Materai dan PPN
d. Berdasarkan Lembaga Pemungut; 1 Pajak Negara Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jendral Pajak Departemen Keuangan dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh: Pajak Penghasilan, PPN dan PPnBM, Bea Materai, PBB dan BPHTB.
2 Pajak Daerah Pajak yang pemungutannya dilakukan pemerintah daerah baik
daerah Tingkat I maupun Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
a. Contoh Pajak Daerah Tingkat I Provinsi: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama Tanah, Pajak Izin Penangkapan Ikan di wilayahnya. b. Contoh Pajak Daerah Tingkat II KabupatenKotamadya:
Pajak Pembangunan I, Pajak Penerangan Jalan, Pajak atas Reklame, Pajak Anjing, dan lain-lain.
B. Pajak Pertambahan Nilai