49
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan pada awal terbentuknya
merupakan bagian dari Kantor Wilayah IV DJP Jaya I. Pada tahun 2001 Direktorat Jenderal Pajak mengalami reorganisasi, sehingga wilayah kerja
Kantor Wilayah IV DJP Jaya I yang semula terdiri dari 15 KPP menjadi 16 KPP dengan wilayah kerja yang tadinya meliputi wilayah Kotamadya
Jakarta Timur, Kotamadya Jakarta Selatan dan Kotamadya Jakarta Utara dipersempit menjadi Kotamadya Jakarta Timur dan Kotamadya Jakarta
Selatan. Kemudian berdasarkan reorganisasi tahun 2004, Kantor Wilayah IV DJP Jaya I berubah menjadi Kantor Wilayah DJP Jakarta III yang
wilayah kerjanya hanya meliputi Kotamadya Jakarta Selatan. Kantor Wilayah DJP Jakarta III dibentuk berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 519KMK.012003 tentang Perubahan atas Keputusan
Menteri Keuangan
Nomor: 443KMK.012001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak,
Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak yang berlaku sejak tanggal 2
Desember 2003.
Dengan Peraturan
Menteri Keuangan
Nomor
50 132PMK2006, Kanwil DJP Jakarta III berubah menjadi Kanwil DJP
Jakarta Selatan dan terdapat beberapa perubahan: a. Penambahan 1 Unit Kantor yaitu KPP Madya Jakarta Selatan.
b. Struktur organisasi berdasarkan fungsi tidak lagi berdasarkan jenis pajak.
c. Dalam rangka
menjamin terwujudnya
profesionalisme dan
obyektififitas kinerja pemeriksaan, Kanwil DJP Jakarta Selatan tidak lagi melakukan pemeriksaan, kecuali pemeriksaan bukti permulaan
dan penyidikan. d. Rencana akan datang, proses penyelesaian keberatan dilakukan oleh
Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan.
2. Wilayah Kerja Wilayah kerja Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan meliputi daerah
administratif Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas wilayah 14.630.93 ha, yang terdiri dari 10 kecamatan dan terbagi atas 65 kelurahan sebagai
berikut: a. Kecamatan Setiabudi 8 kelurahan
b. Kecamatan Tebet 7 kelurahan c. Kecamatan Mampang Prapatan 4 Kelurahan
d. Kecamatan Pancoran 6 kelurahan e. Kecamatan Pasar Minggu 6 kelurahan
f. Kecamatan Jagakarsa 4 kelurahan g. Kecamatan Cilandak 5 kelurahan
51 h. Kecamatan Pesanggrahan 5 kelurahan
i. Kecamatan Kebayoran Lama 2 kelurahan
j. Kecamatan Kebayoran Baru 10 kelurahan
3. Gambaran Umum Wilayah Ditinjau dari aspek geografis dan demografis, wilayah Kanwil DJP
Jakarta Selatan memiliki beberapa hal spesifik. Sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pemukiman, perkantoran, dan perdagangan.
a. Sektor-sektor usaha yang menonjol strategis dan mempunyai potensi perpajakan
1 Sektor Perdagangan Kotamadya Jakarta Selatan mengalami perkembangan sektor
perdagangan yang sangat cepat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah pusat perdagangan seperti Mall, ITC, dan ruko-
ruko di berbagai tempat. Dengan meningkatnya perdagangan ini menyebabkan potensi pajak Kanwil DJP Jakarta Selatan juga
meningkat, terutama PPN dan PPh, karena semakin banyak orang yang melakukan transaksi perdagangan di wilayah kotamadya
Jakarta Selatan sehingga perputaran uang juga meningkat. 2 Sektor Real Estate
Sektor Real Estate juga menyumbang penerimaan pajak yang tinggi karena selain diarahkan untuk pengembangan pusat niaga,
pembangunan Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan juga diarahkan untuk pengembangan pemukiman sehingga membuat potensi
52 penerimaan PBB juga tinggi. Luas wilayah Kanwil DJP Jakarta
Selatan sebesar 14.573,89 Ha dapat dikenakan PBB sebesar
12.556,70 Ha dan telah dikenakan PBB sebesar 11.454,87 Ha atau 91.22 dari keseluruhan luas yang dapat dikenakan PBB.
Sedangkan perbandingan jumlah SPPT PBB dengan jumlah KK dan perusahaan berbadan hukum baru mencapai 87.41. Selain
potensi PBB yang besar, sektor ini juga memiliki potensi yang sangat besar dalam menjaring PPh Orang Pribadi yang memiliki
penghasilan di atas PTKP yaitu para peghuni di pemukiman dan apatemen mewah yang terdapat di wilayah Kanwil DJP Jakarta
Selatan. 3 Sektor persewaan ruang usaha tempat tinggal
Sektor persewaan baik untuk tujuan perdagangan maupun sektor persewaan properti tempat tinggal. Dengan meningkatnya
perekonomian wilayah Jakarta Selatan menyebabkan sektor persewaan untuk ruang usaha juga meningkat.
4 Sektor Perbankan Banyaknya
perkantoran di
Kotamadya Jakarta
Selatan menyebabkan tingginya potensi penerimaan pajak terutama PPh
dan PPN. b. Sektor-sektor strategis yang ada
1 Sektor Perdagangan, terutama terdapat di wilayah pusat-pusat perbelanjaan dan pertokoan. Misalnya: Blok M, Duta Mas
53 Fatmawati,
Cilandak Town
Square, Pondok
Indah Mall,
Ambassador Mall, Plasa Semanggi, Pusat Perdagangan ITC Permata Hijau, dan wilayah Kemang serta sekitarnya.
2 Sektor Real Estate, terutama di daerah Bintaro, Pondok Indah, Permata Hijau, Pasar Minggu Tanjung Mas, Kemang, Kebayoran
Baru, dan Kebayoran Lama. 3 Sektor Perkantoran, terutama terdapat di sepanjang Jl. Rasuna
Said, Jl. Gatot Subroto, Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. MT Haryono serta daerah yang sekarang berkembang menjadi kawasan
perkantoran yaitu Cilandak dan kawasan Mampang Prapatan.
4. Organisasi dan Kegiatan a. Susunan Organisasi
Dalam melakukan tugasnya, Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan dipimpin oleh seorang kepala kantor. Ruang lingkup organisasi Kantor
Wilayah DJP Jakarta Selatan terdiri dari Bagian Umum, Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi, Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi
dan Penilaian, Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan, Bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat, Bidang
Pengurangan, Keberatan dan Banding, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
54 b. Uraian Tugas
1 Bagian Umum Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah
tangga kantor wilayah. 2 Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi
Melaksanakan analisis
data Wajib
Pajak, bimbingan
dan pemantauan
pelaksanaan kebijaksanaan
teknis pemenuhan
kewajiban perpajakan,
teknis intensifikasi,
penatausahaan penerimaan pajak serta memberikan dukungan teknis operasional
komputer. 3 Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi dan Penilaian
Melaksanakan kerjasama perpajakan, melaksanakan bimbingan ekstensifikasi, pendataan dan penilaian serta bimbingan pengenaan.
4 Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Melaksanakan bimbingan teknis administrasi pemeriksaan dan
penagihan pajak, pemantauan pemeriksaaan dan penagihan pajak, peer
review, bantuan
penagihan, dan
urusan administrasi
penyidikan termasuk bukti permulaan. 5 Bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat
Melaksanakan bimbingan pelayanan Wajib Pajak, bimbingan pengawasan dan penyuluhan, kerjasama perpajakan, registrasi dan
pemantauan identitas Wajib Pajak, serta bantuan pelayanan kepada
55 KPP di wilayah kerjanya misalnya: complaint center, survey,
pelayanan pelatihan, dll. 6 Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding
Melaksanakan urusan penyelesaian keberatan,uraian banding dan pengurangan sanksi serta pembetulan surat keputusan keberatan.
7 Kelompok Jabatan Fungsional Melaksanakan pemeriksaan pajak termasuk pemeriksaan bukti
permulaan dan melaksanakan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
B. Penemuan dan Pembahasan