Analisis pengaruh IHSG,SBI, inflansi dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksa dana saham

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPUAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA

SAHAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhamad Mashari NIM: 105081002436

Di Bawah Bimbingan ‘

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE. MAB

NIP: 150317955 NIP: 150317593

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009M


(2)

Hari ini Selasa Tanggal Tiga Puluh Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Muhamad Mashari NIM: 105081002436 dengan judul skripsi“ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE., MAB

Ketua Skretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(3)

Hari ini Selasa Tanggal Enam Belas Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Muhamad Mashari NIM: 105081002436 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasarudin, SE., MAB M. Arief Mufraini, Lc., M.Si

Ketua Skretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhamad Mashari

Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang 11 September 1985

Agama : Islam

Alamt : Jl. Sultan Agung No 08 Rt

02/10 Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Salatiga 57015

Telepon : 021 99978913 atau 085691789995

Pendidikan:

 SD Negeri Blotongan 03 Salatiga (1992-1998)

 SLTP Negeri 02 Tuntang Kab. Semarang (1998-2001)  SMU Negeri 03 Salatiga (2001-2004)

 Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)


(5)

ABSTRACT

This research attempts to analyze the influence of composite index, risk free interest, inflation, and rupiah exchange rate toward the performance of stock fund. The research uses weekly net asset value data of the stock funds that listed in Indonesian Stock Exchange, IHSG monthly data sample, BI rate monthly data sample, inflation rate and rupiah exchange rate from Indonesian Bank monthly statement.

By using purposive sampling method from 34 stock fund that listed in Indonesian Stock Exchange, 12 active stock fund has been chosen and It has been listing during the research period. This reaserch is using path analyze, in which dependent variable is represented by stock funds and independent variable are represented by composite index, risk free interest, inflation, and rupiah exchange rate with 10% signification level.

The research results shows that that variable of composite index and risk-free interest relate significantly to stock funds performance. Risk-free interest becomes the most significant variable that relate to the performance of stock fund. Meanwhile, the inflation variable does not take an effect to the dependent variable.

Keyword: performance of stock fund, risk, composite index, risk-free interest, inflation, rupiah exchange rate.


(6)

ABSTRAKSI

Tujuan peneliian ini adalah menganalisis pengaruh Indeks Harga Saham Ganungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. Penelitian ini menggunakan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) mingguan reksa dana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,serta data bulanan IHSG dari BEI,data bulanan SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.

Dengan menggunakan purposive sampling, dari 34 reksa dana saham yang terdaftar di BEI, terpilih 12 reksa dana saham masih aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur dimana kinerja reksa dana saham sebagai variabel dependen dan variabel IHSG, SBI, Inflasi serta Nilai Tukar Rupiah menjadi variabel independen dengan level signifikansi 10%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel IHSG dan SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, SBI menjadi variabel paling domonan mempengaruhi kinerja reksa dana saham sedangkan variabel inflasi. Sedangkan variabel nilai tukar rupiah tidak berpengaruh.

Kata kunci: kinerja reksa dana saham, risiko, IHSG, SBI, Inflasi, dan nilai tukar rupiah.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbata, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya.

 Kedua orang tua tercinta, ayahanda Khadhik serta Ibunda Samiyah yang telah memberikan dukungan dan do’a tak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun dukungan moril sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

 Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni ,MM selaku selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar.

 Bapak Indo Yama Nassarudin SE.,MAB selaku ketua jurusan manajemen dan sebagai dosen pembimbing II yang sudah


(8)

banyak meluangkan waktunya buat penulis untuk konsultasi. Kritikan dan saran beliau sangat bermanfaat.

 Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  Kepada segenap keluarga, khususnya Pakde Machali beserta

keluarga, Maskin beserta keluarga, Massan beserta keluarga, adik-adikku, kakek dan nenek, yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju.  Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan,

perbankan dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen A 2005 yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta saya ke kalian semua.

 Spesial untuk my special girl Diah Nurhayati yang selalu cerewet memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan penulis terselesaikannya skripsi ini.

Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.

Jakarta, Juni 2009 Penulis


(9)

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan

Lembar Ujian Komprehensif Lembar Ujian Skripsi

Daftar Riwayat Hidup ……….…….……...……...……i

Abstract ………...……..………ii

Abstrak ……….…………..……..………iii

Kata Pengantar………..………....iv

Daftar Isi ……….………...……...….. vi

Daftar Tabel ………..………x

Daftar Gambar ……….………xi

Daftar Lampiran ………..………xii

BAB I Pendahuluan ………..…….………..…….…………... 1

A. Latar Belakang ……….………….………... 1

B. Perumusan Masalah ……….……….7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi ………….…..……..…8

1. Tujuan Penelitian ………….……...……….………...8

2. Manfaat Penelitian ………….……...……….….8

BAB II Tinjauan Pustaka ………...…...………..10

A. Investasi ……….……...………..………..………. 10

1. Pengertian Investasi ……….…..………..11

2. Jenis-Jenis Investasi ………..………..11

3. Tujuan Investasi ………..………..…….… 13

B. Pengertian Tingkat Return dan Risiko …..………..……...….13

1. Rate of Return and Expected ReturnInvestasi …...….13

2. Rate of Return dan Expected Rate of Portofolio…....16


(10)

C. PENGERTIAN IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah……....………... 23

1. Indeks Harga Saham Gabungan ………...…..…..….. 23

2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) …….... 27

3. Nilai Tukar ... 27

4. Inflasi ……….…………....……..28

D. Reksa Dana ……….……...30

1. Pengertian Reksa Dana ……….………..30

2. Manfaat Investasi di Reksa Dana ……….………...…32

3. Resiko Investasi di Reksa Dana ………….………...33

a. Resiko Penurunan Nilai Saham ………….…..33

b. Resiko Penurunan Nilai Efek Hutang ……....35

c. Resiko Penurunan Nilai Efek PAsar Uang ...35

d. Resiko Berkurangnya NAB/Unit ………..……36

E. Bentuj, Sifat, dan Jenis Reksa Dana ………….…..…..……….. 37

1. Bentuk Reksa Dana ………..……… 37

a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan ……….….…..… 37

b. Reksa Dana Berbentuk KIK ……….…....…… 38

2. Sifat Reksa Dana ……….……. 38

a. Reksa Dana Tertutup ……….……... 38


(11)

b. Reksa Dana Terbuka

……… 39 3. Jenis Reksa Dana

………....………. 40 a. Reksa Dana Pasar Uang

………..……. 40 b. Reksa Dana Pendapatan Tetap

……….……… 40 c. Reksa Dana Saham

... 41 d. Reksa Dana Campuran

………..………...….... 41 F. Mengukur Kinerja Reksa Dana

………...41 G. Penelitian Terdahulu

………..……..………….…...45 H. Kerangka

Pemikiran……….………...4 9

BAB III Metode Penelitian

……….………..55 A. Ruang Lingkup Penelitian

………..…...………55 B. Metode Penentuan Sampel

………….………..……….………55 C. Metode Pengumpilan Data


(12)

D. Metode Analisis

………...……....……. 58 E. Operasional Variabel Penelitian

……...………. 63 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ………….………65

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……….………...…65

1. Gambaran Umum Reksa Dana ……….……….…....65 B. Analisis dan Pembahasan

……….…..….70 1. Analisa Kinerja Reksa Dana

………...70 2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana

………..….….72

3. Differential Return With Risk is Measured by Standar Deviation

………..…….74 4. Deskriptif Variabel

………76 5. Pengujian Statistik


(13)

a. Pengujian koefisien Determinan ………...79

b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana ( Uji F

)……….….79 c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham secara Parsial( Uji T ) …..……...80

d. Pengujian Koefisien Analisis Jalur ………...82

BAB V Kesimpulan dan Implikasi ………...………..90

A. Kesimpulan

………...………...90 B. Implikasi

………...9 1

DAFTAR PUSTAKA ……….………...…………


(14)

Tabel Keterangan Halaman

2.3 Perbandingan kinerja mutual fund dengan portofolio 46

3.1 Operational variabel penelitian 64

4.1 Data statistik perkembangan reksa dana 69

4.2 Daftar reksa dana selama tiga tahun 71

4.3 Hasil return dan standar deviasi 73

4.4 Daftar kinerja reksa dana berdasarkandifferential return

with risk ib measured by standar deviation 75 4.5 Nilai rata-rata kinerja IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah 2005-2007 76

4.6 Model summary 79

4.7 Uji F 80

4.8 Uji T 82

4.9 Pengaruh langsung antara variabel independen terhadap

variabel dependen 83

4.10 Hasil gambaran sebelum trimming 86

4.11 Coevicients 86

4.12 Hasil gambaran setelah trimming 87

4.13 Pengaruh langsung 88

4.14 Pengaruh tidak langsung 88


(15)

Gambar Keterangan Halaman 2.0 Penentuan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation 44

2.1 Kerangka pemikiran 52

4.1 Koefisien Analisis Jalur 82

4.2 Analisis jalur setelah trimming 87


(16)

Lampiran Keterangan Halaman

1 Return dan standar deviasi reksa dana saham sebagai penelitian 95 2 IHSG, SBI, Inflasi dan Kurs Januari 2005-Desember 2007 96 3 Daftar reksa dana berdasarkan differential return with risk by standar

deviation yang terpilih untuk penelitian 97

4 Daftar kinerja reksa dana saham dengan menggunakan diffrential

return with risk standar deviation Januari 2005-Desember 2007 98

5 Hasil SPSS sebelum trimming 101

6 Hasil SPSS setelah trimming 105

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


(17)

Reksa dana di Indonesia sudah pada usia sepuluh tahun, Tendelilin Eduardus (2001:5) mengemukakan bahwa menurut undang-undang Pasar Modal Pasal 1 ayat (27) reksa dana (Investment Fund atau Mutual Fund) dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Yang dimaksud pertofolio efek adalah kumpulan (kombinasi surat berharga atau efek yang dikelola, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola pertofolio efek tersebut.

Menurut Suad Husnan (2005:25) keberadaan reksa dana sendiri sebenarnya telah dimulai sejak diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, tepatnya sejak tanggal 10 Agustus 1997, meskipun pada saat itu belum lahir peraturan khusus mengenai reksa dana. Baru kemudian pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan SK Menteri Keuangan Nomer 1548 yang intinya mengizinkan pelaku pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana walaupun masih terbatas bagi reksa dana berbentuk perseorangan yang bersifat tertutup (closed-end fund). Kondisi tersebut kurang mendapat sambutan dari manajer investasi untuk membentuk reksa dana.


(18)

Menurut Jogiyanto (2008:12) ada empat jenis reksa dana yang tersedia saat ini, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa dana Campuran.

Reksa dana pasar uang banyak mengalokasikan investasi pada produk-produk jangka waktu pendek kurang dari 1 tahun atau yang sering disebut produk pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, obligasi yang berjangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun.

Menurut Jogiyanto (2008:14) reksa dana pandapatan tetap pada umumnya menginvestasikan sebagian besar dananya di obligasi pemerintah. Tidak seperti reksa dana pasar uang, obligasi yang diinvestasikan berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Reksa dana seperti ini memiliki potensi tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang.

Reksa dana saham resikonya lebih tinggi dibandingkan dibandingkan dua jenis reksa dana sebelumnya, namun reksa dana ini menghasilkan pengembalian yang tinggi. Tingginya resiko tersebut karena sifat harga harga saham yang berfluktuasi. Tapi sebaliknya dalam jangka panjang tingkat pengembaliannya lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana yang lainnya.


(19)

Menurut Bapepam (1997:10) reksa dana campuran melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat hutang yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan saham .

Bapepam (1997:26) menyatakan bahwa fluktuasi NAB sangat dipengaruhi oleh jenis reksa dana itu sendiri. Reksa dana saham tentunya dapat lebih berfluktuasi dibandingkan reksa dana obligasi atau jenis lainnya karena sebagian besar portofolionya diinvestasikan pada saham yang sifatnya fluktuatif

Menurut Bapepam (1997:5) sama halnya dengan sarana investasi lainnya, Reksa dana saham selain menghasilkan tingkat keuntungan tertentu (return) juga mengandung unsur risiko (risk) yang patut diperhitungkan. Hanya bedanya, resiko yang terkandung dapat diperkecil (dikurangi) karena investasi tersebut didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio yang menjadi ciri utama reksa dana.

Menurut Bapepem (1997:14) setiap jenis reksa dana selalu mengandung risiko investasi walaupaun besarnya berbeda-beda. Semakin tinggi hasil pengembalian (return) yang diharapkan maka makin tinggi pula risikonya.


(20)

Ada empat faktor yang diduga mempengaruhi kinerja reksa dana saham yaitu Inflasi, Suku Bunga Bebas Risiko Bank IndonesiaI, Indeks Harga Saham Gabungan dan Nilai Tukar Rupiah.

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer ataupun thermometer yang di rumah kita. Fungsinya sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Menurut Eric E. Haas (2004:131) salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi adalah suku bunga. Endri (2002:74) kas atau sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga uang domestik dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di semua pasar melalui arbritase. Arbritase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Menurut Sadono Sukirno (2002:15) Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.


(21)

Keempat faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio reksa dana saham sehingga diharapkan bisa menjadi indikator kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari masing-masing portofolio reksa dana.

Melihat keempat faktor tersebut antara IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah yang berkaitan terhadap kinerja fortopolio reksa dana maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keeratan hubungan tersebut melalui penelitian ini dengan judul Analisis Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (2005-2007).

Dalam penelitian ini sangat penting bagi pihak-pihak yang ingin tahu lebih dalam tentang reksa dana, selain itu yang paling penting adalah dengan penelitian ini dapat diketahui faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham secara signifikan.

Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan gambaran bagi investor kemana mereka ingin menanamkan investasinya, di pasar uang atau di pasar modal dengan melihat variabel-variabel independen sebagai varabel yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham.


(22)

Peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang ada pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tingkat hasil dan resiko reksa dana saham pada periode Januari 2005 sampai Desember 2007.

2. Mengidentifikasi pengaruh IHSG, SBI, Investasi dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksa dana saham pada periode Januari 2005 sampai Desember 2007. 3. Mengidentifikasi kinerja reksa dana saham pada

periode Januari 2005 sampai Desember 2007.

Jenis reksa dana terdiri dari reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dan rekasa dana saham. Namun dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada reksa dana saham karena tingkat resiko dan return pada reksa dana saham lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat resiko jenis reksa dana lainnya, maka penulis membatasi masalah penulisan ini sebagai berikut:

1. Tingkat hasil (return) reksa dana saham pada periode Januari 2005- Desember 2007.

2. Tingkat resiko (risk) reksa dana saham pada periode Januari 2005-Desember 2007.


(23)

3. Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Resiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar rupiah dengan reksa dana saham pada periode Januari 2005-Desember 2007 dengan metodedifferential return with risk measureby standardeviation.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara langsung dan tidak langsung variabel IHSG, SBI, Investasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham selama periode Januari 2005-Desember 2007.

2. Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksa dana saham.

3. Berapa besar pengaruh variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham.


(24)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis IHSG, Suku Bunga Bebas Resiko, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kinerja reksa dana saham.,

b. Untuk menganalisis variabel mana yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja reksa dana.

c. Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Para Pemodal

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal. Hal ini karena investor diharapkan mampu menentukan reksa dana saham yang paling menguntungkan.

b. Bagi Peneliti dan Akademisi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu dan bisa menjadi salah satu bahan referensi, pemecahan


(25)

masalah perkembangan mengenai IHSG, Nilai Tukar Rupiah, Investasi, SBI dan Reksa dana Saham. Selain sebagai bahan penyusunan dan penulisan skripsi, juga memberikan manfaat. c. Bagi Perusahaan

Sebagai sarana untuk mengenalkan produk reksa dana bagi perusahaan yang produk reksa dana termasuk dalam penelitian

d. Bagi Pemerintah

Sebagai sarana pengenalan untuk lebih jauh mengenalkan tentang reksa dana khususnya reksa dana saham.

BAB II


(26)

A. INVESTASI

1.Pengertian Investasi

Menurut Suad Husnan (2005:47) secara umum kegiatan investasi adalah segala kegiatan menanamkan dana baik oleh perorangan maupun perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dari pengorbanan yang sudah dilakukan. Kegiatan tersebut beragam jenisnya, dimulai dengan kegiatan investasi yang sederhana seperti membeli emas atau deposito sampai yang paling kompleks dan rumit seperti kegiatan multidisiplin yang bernilai miliaran dollar.

Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan mengemukakan beberapa pengertian investasi menurut para pakar di antaranya:

Menurut Eduardus Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Sementara menurut Jogiyanto (2008:5) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.

Dari beberapa pengertian investasi di atas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah upaya pemanfaatan dana sekarang (current


(27)

funds) untuk memperoleh dana yang besar pada masa yang akan datang. Dana yang lebih besar di masa datang itu diperoleh melalui melalui beberapa kompensasi, yaitu:

a. Waktu tunggu atau periode waktu menunda konsumsi. b. Nilai tukar mata uang akibat inflasi.

c. Ketidakpastian dari investasi itu sendiri (risk premium) 2. Jenis-Jenis Investasi

Menurut Jogiyanto (2008:6) investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melaluai perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya, investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Gambar 2.1 menunjukkan investasi langsung dan investasi tidak langsung.

Investor Perusahaan

Investasi

Aktiva-aktiva Keuangan Investasi Tidak

Langsung

Investasi Langsung


(28)

Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Tidak Langsung Sumber: Jogiyanto (2008:7)

a. Investasi Langsung

Menurut Jogiyanto (2008:7) investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau di pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual belikan.

b. Investasi tidak Langsung

Menurut Jogiyanto (2008:9) investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.

3.Tujuan Investasi


(29)

Suad Husnan (2005:48) tujuan melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi pernyataan tersebut nampaknya terlalu sederhana, sehingga perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan berinvestasi. Seperti telah disinggung diatas, tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisabisa diukur degan penjumlahan pendapatan saat inid itambah nilai pendapatan di masa yang akan datang.

B. Pengertian Tingkat Return dan Resiko

1. Rate of Return dan Expected Return Investasi

Menurut Jogiyanto (2008:195) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi sudah terjadi atau return expectation yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa akan datang.

Suad Husnan (2005:124) dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antarareturnyang diharapkan (expected return)dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkanreturn yang terjadi atau return actual merupakan tingkat


(30)

returnyang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return yang sesungguhnya dia terima.

Eduardus Tendelilin (2001:36) antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return actual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima (actual) merupakan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikanreturn, investor harus harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi.

Menurut Jogiyanto (2008:196) return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut denganreturnsaja. Return total terdiri dari capital gain (lost)danyield, dapat juga dirumuskan sebagai berikut:

... 2.1

Capital Gain atau Capital Loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu dirumuskan sebagai berikut :


(31)

………… 2.2

Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.

Menurut Jogiyanto return ekspektasi (expected Return) dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (out come) dengan probabilitas kejadian dalam menjumlah semua produk perkalian tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagi berikut:

……….. ……….. ……… 2.3

Dimana :

E ( R ) : Perolehan diekspektasi suatu alktiva atau sekuritas Ri : Hasil Masa Depan ke i

Pi : Probabilitas hasil masa depan ke i n : Jumlah dari hasil masa depan

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwaExpected Rate of Return adalah rata-rata tertimbang dari semua pengembalian hasil (return) yang mungkin diperoleh dengan menggunakan probabilitas sebagai bobotnya.

n

E ( R ) =∑ ( Ri-Pi ) I=1

Capital Gain atau Capital Loss = Pt - Pt-1 Pt-1


(32)

2. Rate of Return Portofolio dan Expected Rate of Return Portofolio

Menurut Jogiyanto (2008:239) return realisasi portofolio (portofolio realized return) merupakan return rata-rata tertimbang dari return masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut :

………..…….. 2.4

dimana :

Rp : Return realisasi portofolio

Wi : Porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas portofolio Ri : Return reslisasi dari sekuritas ke i

N : Jumlah dari sekuritas tunggal.

Sedangkan return ekspektasi portofolio (portofolio expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut:

n

Rp =∑ (Wi . Ri ) I=1

n

E (Rp) =∑ [Wi . E (Ri )] I=1


(33)

……..……… 2.5 Dimana:

E(rp) : Return ekspektasi dari portofolio E(Ri) : Return ekspektasi dari sekuritas ke i 3. Resiko Investasi dan Resiko Portofolio

Menurut Jogiyanto (2008:214) hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakantrade offdari kedua faktor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar pula return yang harus dikompensasikan.

Resiko sering juga dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan diekspektasi. Suad Husnan (2005:52) menyatakan bahwa dalam teori portofolio, resiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan suatu kondisi dimana reyurn yang akan diperoleh tidak akan diketahui secara pasti sebelumnya dan ada kemungkinan return yang diperoleh akan menyimpang dari return yang diharapkan.


(34)

Menurut Lukas (2000:4) risiko investasi dapat dibagi menjadi dua yaitu risiko risiko sistimatik (systematic risk) dan risiko tidak sistimatis (unsystematic risk). Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor secara bersamaan mempengaruhi harga asset, missalnya perubahan system atau kondisi ekonomi, politik dan perubahan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan atau industri secara keseluruhandan tidak mungkin dapat dihindari.

Menurut Lukas (2000:4) risiko sistematis sering disebut risiko pasar(risk market).Risiko sistematis ini dapat dibagi atas :

1. Market Risk

Risiko yang disebabkan oleh kondisi pasar yang berfluktuasi dimana harga suatu sekuritas sangat berfluktuasi melebihi perkiraan yang wajar.

2. Interest Rate Risk

Risiko yang disebabkan oleh perubahan oleh tingkat harga pasar yang dapat mempengaruhi harga sekuritas.

3. Purchasing Power Risk

Risiko yang disebabkan oleh inflasi sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang bersifat unit terhadap suatu perusahaan atau industri,


(35)

misalnya kesalahan manajemen, penemuan baru, perubahan selera konsumen terhadap barang dan jasa dari dari perusahaam atau industri tertentu. Sehingga risiko ini sering disebutunique risk. unsystematic riskdisebabkan oleh Menurut Lukas (2000:4)unsystematic riskdisebabkan oleh:

1. Management Risk

Menurut Lukas (2000:4) management risk yaitu risiko kegagalan dari manajemen dalam menjalankan perusahaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sehingga perusahaan supplier, pangsa pasar yang menurun, pemogokan buruh dan lain-lain.

2. Financial Risk

Menurut Lukas (2000:4) financial risk yaitu risiko yang disebabkan penggunaan hutang perusahaan sehingga menyebabkan biaya bunga meningkat.


(36)

Menurut Lukas (2000:4) industial risk yaitu risiko yang diakibatkan oleh industri itu sendiri, berpengaruh pada industri yang bersangkutan.

Suad Husnan (2005:168) systematisc risk ditambah dengan unsystematic riskmerupakan totalriskdan yang menjadi pertimbangan manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi.Unsystematic risk dapat dikurangi dan diantisipasi dengan melakukan diversifikasi, sedangkansystematic riskadalah risiko yang tidak dapat dihilangkan.

Menurut Jogityanto (2008:215) diversifikasi berarti investasi dilakukan pada berbagai macam sekuritas atau aktiva. Bila hal ini dilakukan berarti melakukan portofolio investasi. Resiko investasi dapat diukur dengan standar deviasi yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

….……2.6

Dimana :

Pi : Probabilitas terjadinya peristiwa ke i R :Rate of Return

E (Ri) :Expected Rate of Return

N 2

SD (υ) = ∑ Pi (Ri-E(Ri)) i=1


(37)

N 2

SD (υ) = ∑ Pi (Ri-E(Ri)) i=1

N

Rumus di atas digunakan jika probabilitas kejadian tidak sama untuk semua peristiwa. Sedangkan jika probabilitas kejadian setiap peristiwa sama maka perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut

…….2.7

Menurut Jogiyanto (2008:215) risiko fortopolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (Standar Deviation) atas varian (variance) yang merupakan kuadrat gari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio dapat iukur dengan besarnya deviasi standar atau varian yang dinotasikan dengan vp2

σp2= X2xσ2+ X2yσ2y + 2XxYxCovσx


(38)

Dalam mengukur risiko portofolio harus dicari covariance antara sekuritas yang tergantung dalam portofolio. Hal ini karena portofolio merupakan gabungan dari beberapa sekuritas sehingga risiko yang terjadi merupakan interaksi antara risiko-risiko sekuritas yang membentuknya.

Besarnyareturn covarianstergantung pada pola return masing-masing saham. Bila returnsaham tersebut bergaerak dengan pola yang sama maka kovariansnya berupa perkalian dua angka positif atau dua angka negative sehingga hasilnya berupa angka positif yang besar.

Covxy= Pxyσxσy

Covariance dapat distandarisasi dengan cara membaginya dengan hasil perkalian deviasi standar masing-masing sekuritas yang dirumuskan sebagai berikut:

Pxy = Covxy

σxσy ………. 2.9

Koefisien korelasi menunjukkan bagaimana suatu variabel bergerak bersama dengan variabel lainnya. Korelasi ini bukan merupakan hubungan sebab akibat. Bila terdapat korelasi negatif antara dua sekuritas maka jika nilai suatu variabel naik akan menyebabkan nilai


(39)

variabel turun. Begitu juga sebaliknya bila terdapat korelasi positif naiknya nilai suatu sekuritas akan menyebabkan sekuritas lainnya juga naik.

Selain tergantung terhadap covariance, hubungan antara dua sekuritas dipengaruhi oleh standar deviasi dari tiap sekuritas. Standar deviasi ini merupakan ukuran yang menunjukkan nilai penyimpangan dari tingkat keuntungan sekuritas yang diharapkan. Standar deviasi dari portofolio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

σp = X2xσ2+ X2yσ2y + 2XxYx (pxyσxσy) ………… 2.10

Rumus deviasi di atas digunakan apabila hanya terdapat dua sekuritas. Dalam portofolio yang terdiri dari sekuritas atau lebih rumus yang digunakan adalah

N N

σp2 =∑ Xi2σi2 + ∑

i=1 i=1

………...2.11

C. Pengertian IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah 1. Indeks Harga Saham Gabungan

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan


(40)

pergerakan harga saham.Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer ataupun thermometer yang di rumah kita. Fungsinya sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi.

Menurut Vonny Dwiyanti (1998:54) indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atau berbagai macam yang berpengaruh, terutama fenomena-fenomena ekonomi. Sementara menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008:97) indeks harga saham gabungan adalah suatu indeks yang meliputi pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan indeks harga saham gabungan merupakan angka indeks harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa, bias berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu.


(41)

Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: (1) sebagai indikator trend pasar, (2) sebagai indikator tingkat keuntungan, (3) sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, (4) memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, (5) memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Menurut Jogiyanto (2008:518) ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu

1. Menghitung rata-rata (aritmathic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks,

2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks,

3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar.

Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Jakarta.

Menurut Jogiyanto (2008:97) di Bursa Efek Jakarta terdapat 5 (lima) jenis indeks, antara lain:

a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya,


(42)

b. Indeks Harga Saham Sektorial, menggunakan semua saham yang yang termasuk dalam masing-masing sektor.

c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang dipilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus)

d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.

e. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Indeks), JII merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan Dana Reksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengkoordinasi syariah investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah.

Yang dimaksud dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurut Vonny Dwiyanti (1999:55) adalah angka yang menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena G adalah gabungan dari seluruh saham. Kemudian menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001:96) Indeks Harga Saham Gabungan


(43)

adalah sekumpulan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks Negara. Pada umumnya kurs ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan pasar dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut.

2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Menurut Eric E. Haas (2004:131) salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi adalah suku bunga. Peryataan ini sesuai dengan pendapat yang mendefinisikan suku bunga sebagai determinan penting kedua dari volume investasi yang dilakukan dalam suatu periode, sedangkan determinan yang pertama adalah efisiensi modal marginal.

Berdasarkan SK Direksi BI No.31/67/KEP/DIR tertanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan SBI serta intervensi rupiah yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas petunjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan system diskonto.


(44)

Endri (2002:74) kas atau sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga uang domestic dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di semua pasar melalui arbritase. Arbritasevaluta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu penurunan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan depresiasi. Sedangkan kenaikan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut apresiasi. Karena mata uang suatu Negara dapat didepresiasi terhadap mata uang dan apresiasi terhadap yang lain maka biasanya dapat dihitung suatu kurs efektif. Kurs efektif merupakan rata-rata tertimbang dari nilai tukar mata uang suatu Negara.

4. Inflasi

Menurut Sadono Sukirno (2002:15) Inflasi disefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentase kenaikan harga) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lainnya. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus.


(45)

Dalam praktek, inflasi bisa diamati dengan mengamati gerak dari indeks harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya “suppressed inflation” atau inflasi yang ditutupi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan harga-harga resmi makin tidak relevan bagi kenyataan.

Menurut Iskandar Putong (200:181) terdapat beberapa cara menggolongkan inflasi, penggolongan pertama, dadasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Di sini kita bedakan beberapa macam inflasi:

 Inflasi ringan (di bawah 10% per tahun)

 Inflasi sedang (antara 10 – 30% per tahun)

 Inflasi berat (antara 30 – 100% per tahun)

 Hiper inflasi ( di atas 100% setahun)

Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi. Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi yaitu:

1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation.

2. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebutcost inflation.


(46)

1. inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri(imported inflation), adalah

inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita.

Menurut Nanga (2001:241) menjelaskan inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Terdapat tiga teori utama mengenai inflasi Muana Nanga (2001:252-254) yaitu Teori Kuantitas, Teori Keynes, dan Teori Strukturalis.

Teori Kuantitas mengenai inflasi mengatakan bahwa bertambahan jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. Tambahan jumlah uang beredar x% bias menumbuhkan inflasi kurang dari x%, sama dengan x% atau lebih dari besar dari x% tergantung kepada apakah masyarakatv tidak mengaharapkan harga naik lagi, akan naik tetrapi lebih buruk daripada sekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik cepat dari sekarang atau masa-masa lampau.


(47)

D. Reksa Dana

1. Pengertian Reksa Dana

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendi M.Fakhruddin (2000: 148) Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atau investasi mereka.

Umumnya reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Mengacu pada undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat (27) bahwa raksa dana adalah wadah yang di pergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodaluntuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Sementera menurut beberapa pendapat para ahli, diantaranya menurut Eduardus Tandelilin (2001: 20) reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan raksa dana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik dipasar modal maupun dipasar uang.


(48)

Raksa dana juga merupakan suatu wadah berinvestasi secara klektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh manajer investasi. (Bapepam, 1997: 5).

Kegiatan investasi raksa dana dapat ditempatkan pada brmagai instrumen efek, baik dipasar uang, pasar modal, maupun gabungan dari keduanya. Selain itu juaga dapat di khususkan pada efek yang mewakili dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa reksa dana bersifat fleksibel karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhanya dalam berinvestasi.

Sama halnya dengan sarana investasi lainnya, Reksa Dana selain menghasilkan tingkat keuangan tertentu (return) juga mengandung unsur risiko (risk) yang patut dipertimbangkan. Hanya bedanya risiko yang terkandung dapat dikurangai karena investasi tersebut didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio yang menjadi ciri utama dari Reksa Dana (Bapepam, 1997:5).

2. Manfaat Investasi di Reksa Dana

Menurut Eko P. Pratomo (2004:37) banyak instrumen investasi yang tersedia di pasar, namun kita sulit untuk berinvestasi ke dalam instrumen tersebut karena berbagai kendala. Reksa Dana sebagai


(49)

salah satu instrumen investasi memudahkan kendala tersebut. Dengan reksa dana investor dapat memperoleh manfaat antara lain:

a. Akses ke dalam instrument investasi yang beragam. b. Pengelolaan portofolio investasi yang professional oleh

manajemen investasi dan bank kustodian.

c. Diversifikasi investasi dengan biaya yang rendah melalui dana yang terkumpul dari sekian banyak investor , Reksa Dana dapat berinvestasi ke berbagai jenis instrument dari berbagai perusahaan.

d. Likuiditas yang relatif tinggi dalam kondisi normal, Reksa Dana dapat dibeli dan dicairkan (dijual kembali) setiap hari kerja.

e. Potensi hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang.

f. Manfaat bebas pajak untuk instrument investasi tertentu.

3. Resiko Investasi di Reksa Dana

Investasi dalam Reksa Dana akan memiliki komposisi dan hasil yang sesuai dengan karakteristik resiko dari surat berharga yang terdapat dalam portofolio efek Reksa Dana tersebut.


(50)

a. Resiko Penurunan Nilai Saham

Reksa Dana yang memiliki portofolio saham akan memiliki karakteristik risiko sejalan dengan kepemilikannya, khususnya risiko penurunan nilai modal(capital loss).Namun sejalan dengan itu reksa dana juga memiliki peluang memperoleh hasil yang tinggi akibat peningkatan nilai (capital again). Secara umum harga harga saham akan cenderung menurun jika:

1. Kinerja (tingkat keuntungan) perusahaan yang menerbitkan saham diperkirakan akan menurun dapat disebabkan oleh kondisi internal maupun eksternal.

2. Daya saing terhadap alternatif investasi lain (misalnya unvestasi di pasar uang) menurun, khususnya bila suku bunga simpanan meningkat.

3. Aktivitas serta likuiditas perdagangan saham di bursa menurun disebabkan karena berkurangnya permintaan, penawaran maupun disebabkan karena berkurangnya likuiditas secara umum (misalnya akibat kebijakan uang ketat).

4. Daya tarik investasi saham terhadap dominand player, disebabkan oleh perubahan ketentuan dan peraturan


(51)

pemerintah maupun karena penurunan nilai tukar terhadap mata unag yang dipakai oleh dominand player dalam membukukan nilai investasinya.

b. Risiko Penurunan Nilai Efek Utang

Bila portofolio Reksa Dana dibatasi, sebagian besar hanya dapat berisi obligasi, surat pengakuan hutang, surat berharga komersil dan tanda bukti hutang maka risiko dan peluang hasil investasi pada Reksa Dana identik dengan risiko dan peluang hasil investasi pada bank umum yaitu:

1. Risiko penurunan pendapatan akibat menurunnya suku bunga, baik secara absolute (bila bunga mengembang) ataupun secara relatif ( bila bunga ditentukan tetap atau fixed sedangkan tingkat suku bunga pasar meningkat.

2. Risiko penurunan nilai pasar dari efek hutang tersebut baik karena pendapatan bunga relatif lebih rendah dari suku bunga pasar karena penurunan kapasitas kredit penerbitnya maupun karena berkurangnya likuiditas pasar (misalnya akibat kebijakan uang ketat.

c. Risiko Penurunan Nilai Efek Pasar Uang

Pada Reksa Dana yang membatasi diri hanya menanamkan dananya dalam efek pasar uang dan efek hutang yang jatuh tempo


(52)

kurang dari 12 bulan ataupun pada reksa dana yang lain selalu membutuhkan likuiditas sehingga harus menempatkan sebagian dananya dalam efek pasar uang, risiko penurunan nilainya adalah:

1. Risiko kredit akibat ketidakmampuan atau berkurangnya kemampuan penerbit surat berharga untuk mengembalikan pokok pinjamannya surat berharga untuk mengembaliakn pokok pinjamannya dikarenakan akibat kondisi internal maupun akibat perubahan kondisi eksternal.

2. Risiko menurunnya harga pasar wajar surat berharga. 3. Risiko menurunnya perubahan nilai tukar mata uang

asing bila ditanamkan dalam efek pasar uang dalam valuta asing.

d. Risiko Berkurangnya Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan (NAB/Unit).

Menurut P. Pratomodan Ubaidilah Nugroho (2004:84) berkurangnya NAB/Unit dari harga NAB/Unit pada saat investor membeli merupakan indikator kerugian bagi investor. Turunnya harga NAB/Unit disebabkan oleh turunnya nilai atau hrga efek-efek yang memiliki Reksa Dana. Penyebab utama turunnya harga efek-efek antara lain:


(53)

1. Perubahan kondisi ekonomi, politik termasuk juga kondisi social (adanya bencana alam dll) dan keamanan di dalam dan luar negeri yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

2. Terjadi wanprestasi (default)dari emiten, penerbit surat berharga atau pihak yang terlibat dalam transaksi dan pengelolaan investasi dalam memenuhi kewajibannya. Kebangkrutan atau dilikuidasinya suatu perusahaan akan berpotensi goyahnya perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

E. Bentuk, Sifat, dan Jenis Reksa Dana 1. Bentuk Reksa Dana

Menurut Eko P. Pratomo ( 2004:4) di Indonesia, sesuai peraturan yang berlaku, terdapat dua bentuk hukum reksa dana, Yakni reksa dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksa Dana berbentuk kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana KIK).

a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan( corporate type)

Dalam bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, selanjutnya dana hasil penjualan tersebut di investasikan


(54)

pada berbagai jenis efek diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang.

b. Reksa Dana Berbentuk KIK(contrucrual type)

Kontrak investasi kolektif adalah kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Peyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini, manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank Kutodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan dana yang terkumpul dari banyak investor yang kemudian akan dikelola dan di investasikan oleh Manajer Investasi ke dalam suatu portofolio investasi menjadi kekayaan Reksa Dana dan menjadi milik investor secara kolektif.

2. Sifat Reksa Dana

Jika dilihat dari sifatnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Reksa Dana Tertutup

Menurut Bapepam (1997:8) Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali sahan-saham yang telah dijual kepada pemodal. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali


(55)

sahamnya kepada Manajer Investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, haarus dilaksanakan melalui Bursa Efek tempan Reksa Dana tersebut dicatatkan. Harga pasar dari Reksa Dana Tertutup ini berubah-ubah dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga (kurs) saham perusahaan publik.

b. Reksa Dana Terbuka

Yaitu Reksa Dana yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang saham/unit Reksa Dana yang bersifat terbuka ini dapat menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan manajer investasi reksa dana , melalui Bank custodian wajib membelinya kembali sesuai dengan NAB/Unit pada saat tersebut.

Bapepam (1997:8) menyatakan bahwa menurut peraturan, pembayaran atas penjualan kembali (redemption) harus dilakukan sesegera mungkin dan tudak boleh terlalu lamadari 7 (tujuh) hari bursa sejak dimint penjualan kembali oleh investorpemegang saham/unit.

Dari penjelasan reksa dana berdasarkan sifatnya, dapat disimpilkan karakteristik dari reksa dana tertutup dan terbuka yaitu :


(56)

Tabel 2.1

Karakteristik Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya PT. Reksa Dana Tertutup PT Reksa Dana Terbuka Menjual sahamnya pada

penawaran umum perdana sampai batas modal dasar

Menjual sahamnya secara terus menerus sepanjang ada pemodal yang membeli.

Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek

Saham reksa dana tidak perlu dicatat di bursa efek

Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana tetapi kepada investor lain melalui bursa.

Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana

Harga jual atau beli saham tergantung penawaran dan permintaan antar investor di bursa.

Harga jual atau beli antara saham PT. Reksa Dana dengan investor didasarkan atas Nilai Aktiva Bersihper saham yang dihitung oleh Bank Kustodian.

Sumber: Eko P. Pritomo & Ubaidillah Nugraha (2004:46) 3. Jenis Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam empat jenis kategori , yakni:

a. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa Dana pasar uang merupajkan reksa dana yang tingkat risiko paling rendah. Dilain pihak, potensi keuntungan reka dana ini juga terbatas.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPD) adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80


(57)

%dari porto folio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang.

c. Reksa Dana Saham

Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 % dari portofolio yang dikelolanyake dalam efek bersifat ekuitas (saham). Walaupun risikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis reksa dana sebelumnya, namun reksa dana saham ini menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

d. Reksa Dana Campuran

Reksa Dana ini melakukanmelakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan saham diatas. Reksa dana jenis ini berisiko moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dari reksa dana pendapatan tetap.

F. Mengukur Kinerja Reksa Dana 1. Nilai Aktiva Bersih (NAB)


(58)

Sumber informasi utama dalam pengukuran kinerja reksa dana adalah Nilai Aktiva Per Unit Penyertaan (NAB/Unit) atau harga per unit yang selalu dipublikasikan di harian bisnis. Perubahan NAB/Unit menjadi indicator kinerja investasi suatu reksa dana.

Beberapa publikasi mengenai kinerja mencoba mengolah kembali data NAB/Unit untuk memperoleh gambaran kinerja reksa dana misalnya sejak awal diterbitkan, sepanjang tahun berjalan, atau tiga bulan terakhir. Istilah NAB tidak bias dipisahkan dari reksa dana karena istilah ini merupakan salah satu tolak ukur memantau hasil dari suatu reksa dana.

Menurut Tjipto Darmadji dan Hamdy M. Fakhrtddin (2001:160) Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau nett asset value (NAV) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan.

Nilai aktiva bersih (NAB) merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyrertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai unit penyertaan yang beredar (outstanding). Bagi investor, NAB/unit memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Sebagai harga beli atau jual saat investor membeli atau menjual unit penyertaan suatu reksa dana.


(59)

b. Sebagai indicator hasil (untung atau rygi) investasi yang dilakukan di reksa dana dan penentu nilai investasi yang dimiliki pada suatu asaat.

c. Sebagai sarabna untuk mengetahui kinerja historis reksa dana yang dimiliki investor.

d. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja-kinerja reksa dana yang satu dengan reksa dana yang lain.

Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti jika nilai NAB mengalami kenaikan atau penurunan karena NAB tersebut sangat tergantung akan kinerja asset yang merupakan portofolio reksa dana tersebut. Kalau harga pasar asset-asset suatu reksa dana mengalami kenaikan, demikian juga sebaliknya.

2. Mengukur Kinerja Dengan Metode Differential Return with Risk Measured by Standard Deviation

Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (2001:595) konsep yang digunakan adalah garis pasar modal CML(capital market line). Bila kita bisa mengidentifikasi tingkat keuntungan suatu portofolio dengan tingkat keuntungan yang terletak pada CML, untuk standar deviasi yang sama disebut Differential Return. Bila tingkat keuntungan suatu portofolio lebih besar dari tingkat keuntungan yang


(60)

ada pada CML, maka differential return-nya positif. Apabila sebaliknya, bila tingkat keuntungan suatu portofolio lebih kecil dari tingkat keuntungan yang ada pada CML, maka differential return-nya negatif. Portofolio yang baik adalah portofolio yang yang mempunyai differential returnyang positif dan terbesar.

Rp Differentitial Return

A CML

M portofolio pasar pada CML A

Rf

σp Gambar 2.0

Penentuan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation

Sumber: Farid Harianto & Siswanto Sudomo (2001:596)

Untuk menghitung differential return, bila slope yang menghubungkan Rf dan M yaitu (Rm-Rf)/σ untuk intercepnya adalah Rf, maka:

Rp= Rf+[Rm-Rf ]σp υ σm


(61)

Dimana:

Rp:expected returndari portofolio yang terletak pada CML Rm:expected return market

σm:standard deviation market σp :standard deviation portofolio

Dengan menggunakan metode ini portofolio reksa dana disusun dari nilai tertinggi. Differential return tertinggi merupakan portofolio yang terbaik.

G. Penelitian Terdahulu

Farid Haryanto dan Siswanto (2001:201) mengatatakan bahwa salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh(mutual fund) adalah dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Friend, Blume dan Crocet dan


(62)

dikutip oleh Elton dan Gruber (1991:694), menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.3

Perbandingan Kinerja Mutual Funddengan Portofolio yang Dipilih Secara Acak, Variance dipakai sebagai

Ukuran Risiko (Januari 1960-Juni 1968)

Risiko Mutual Portofolio Mutual Portofolio Mutual Portofolio Fund Secara Acak Fund Secara Acak Fund Secara Acak

Risiko Rendah 43 62 0.0012 0.00118 0.102 0.128

Risiko Sedang 25 51 0.00182 0.00184 0.118 0.142

Risiko Tinggi 15 50 0.00279 0.00279 0.138 0.162

Jumah Dalam Sample Rata-rata Variance Rata-rata Keuntungan

Tabel tersebut menunjukkan bahwa risiko yang digunakan adalah variance (yaitu bentuk kuadarat dari standar deviasi) tingkat keuntungan portofolio. Mutual funds yaitu yang dikelola olehmanager investment companies (artinya para professional), dibandingkan portofolio yang secara acak. Perbandingan dilakukan atas dasar rata-rata variance yang kurang lebih sama dan dikelompokkan sebagai risiko rendah, sedang, dan tinggi. Perhatikan bahwa rata-rata variance dalam eompok risiko yang sama, antara mutual fund dan portofolio yang dipilih secara acak dan dihitung dengan bobot yang sama, kurang lebih juga sama. Tetapi bila kita perhatikan dua kolom yang terakhir ternyata rata-rata bila dibandingkan dengan tingkat keuntungan


(63)

portofolio-portofolio yang dipilih secara acak hal ini mengundang pertanyaan tentang kemampuan para manajer reksa dana dalam mengelola dana yang dipercayakan kepada mereka.

Cara yang sama dilakukan untuk beta sebagai ukuran risiko oleh peneliti-peneliti yang sama, dikutip oleh Elton dan Gruber (1995:635). Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secara acak dengan bobot yang sama ternyata juga menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada kelompok beta yang kurang lebih sama.

Guntur Irianto (2001:86) meneliti tentang pengaruh bunga deposito, kurs mata uang rupiah terhadap dolla dan harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan periode 1 Juni 1998 sampai dengan 30 Juni 2000 dengan menggunakan metode analisi regresi berganda, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bunga deposito dan kurs berpengaruh negative secara signifikan terhadap IHSG. Kedua variable tersebut memiliki hubungan yang saling subtitusi dengan bursa efek. Sedangkan harga emas berpengaruh positif serta signifikan terhadap IHSG.

Penelitian yang dilakukan Essy Asiyah (2005:69) Tentang pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunag Resiko SBI, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Periode


(64)

2004-2005, dengan menggunakan regresi berganda dan pengujian statistic dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Differential Return with risk Measured by Standard Deviation dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Resiko SBI. 2. Indeks Harga Saham Gabungan yang mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana yang diperoleh dengan menggunakan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai penagruh IHSG terhadap Kinerja Reksa Dana dengan menggunakan metode evaluasi kinerja Reksa Dana berkorelasi positif dan signifikan mempengaruhi kinerja Reksa Dana.

3. Suku Bunga SBI mempengaruhi secara signifikan kinerja Reksa Dana ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0.09. 4. Nilai kurs ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja

Reksa Dana. 5.


(65)

Menurut Eduardus Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Secara garis besar investasi dapat dibagi dalam dua kategori yaitu investasi dalam aktiva riil (asset riil) dan investasi dalam aktiva keuangan(asset financial).

Sebagai contoh investasi aktiva riil adalah investasi berupa gedung, pabrik, saluran distribusi baru dan sebagainya. Sedangkan contoh untuk investasi dalam aktiva keuangan adalah pembelian sertifikat deposito, saham, reksa dana dan obligasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Menurut Undang-Undang pasar modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27 reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan (kembali) dalam portofolio efek (saham, obligasi) oleh manajer investasi untuk meraih keuntungan kemudian memberikan hasil (return) kepada pemodal atas penyertaan dananya. Tujuan reksa dana umumnya adalah pertumbuhan (growth), pendapatan (income), serta sasaran keseimbangan atau campuran.

Dalam penelitian ini variabel-variabel independen yang dipilih untuk diteliti adalah inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko


(66)

sertifikat bank Indonesia dan indeks harga saham gabungan. Keempat faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio reksa dana sehingga diharapkan dapat menjadi indikator kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari masing-masing portofolio reksa dana. Untuk itu hipotesa mengenai keempat faktor tersebut terhadap kinerja reksa dana perlu dilakukan sehingga investor mempunyai dasar yang kuat dalam mengambil keputusan.

Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap U$ Dollar Amerika sering kali dianggap sebagai salah satu indikator dalam perekonomian bangsa. Ketidakstabilan nialai tukar rupiah terhadap dolar di Indonesia sering kali dianggap senagai indikator ketidakstabialn perekonomian bangsa kita. Hal ini tentu mempengaruhi pada perdagangan saham di pasar bursa dan mempengaruhi perdagangan reksa dana di Indonesia yang juga akan mempengaruhi pada keputusan investor untuk melakukan transaksi.

IHSG merupakan indikator penting yang menggambarkan situasi pasar yang sebenarnya dimana return dan risiko pasar tersebut dihitung. Return portofolio diharapkan meningkat jika IHSG cenderung meningkat, demikian juga sebaliknya return tersebut menurun jika IHSG cenderung menurun.


(67)

Adanya inflasi akan berdampak besar terhadap perekonomian suatu Negara. Pada asaat terjadi inflasi, harga barang-barang cenderung nailk, maka hal ini menyebabkan meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Peningkatan biaya produksi menyebabkan harga jual produk meningkat sehingga akan mengurangi kuantitas produk yang dijual akibatnya laba menurun. Dengan menurunnya kinerja keuangan perusahaan, menyebabkan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham berkurang sehingga investor enggan untuk mempertahankan kepemilikannya atas saham sebagai indikator kinerja pasar modal.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja portofolio reksa dana adalah suku bunga bebas risiko SBI dimana return portofolio cenderung berkurang jika suku bunga bebas risiko SBI meningkat, sebaliknya return portofolio akan bertambah jika suku bunga bebas risiko menurun. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh kecenderungan pasar untuk menghindari risiko yang tinggi.

Melihat hubungan yang cukup erat antara inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko SBI dan IHSG tersebut terhadap kinerja portofolio reksa dana, maka peneliti dapat menggambarkan penelitian ini sebagai berikut.

KINERJA REKSADANA ρyx2

ρyx1

r12

SBI (X2)

r14

r13

r23


(68)

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran I. Hipotesis

Sesuai dengan kerangka pemikiran dan untuk memberi arah pada proses penelitian, di dalam penelitian ini akan diuji hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1:

Ho: ρyx1=ρyx2=ρyx3=ρyx4= 0

Ha: ρyx1=ρyx2=ρyx3=ρyx4= 0

Ho : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.


(69)

Ha : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai ukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Hipotesis 2 Ho: ρyx1=0

Ha: ρyx1>0

Ho : IHSG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Ha : IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Hipotesis 3 Ho: ρyx2=0

Ha: ρyx2>0

Ho : SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Ha : SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Hipotesis 4 Ho: ρyx3=0

Ha: ρyx3>0

Ho : Inflasi tidak berpenagruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.


(70)

Ha : Inflasi berpengagaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Hipotesis 5 Ho: ρyx4=0

Ha: ρyx4>0

Ho : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Ha : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat konservasi, yaitu dimana peneliti langsung melakukan penelitian pada tiga lokasi yaitu Badan Pengawas Pasar Modal, Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Penelitian


(71)

dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian, menginventarisasikan, mengolah data hingga akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti.

Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang dicerminkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) periode Januari 2005 sampai dengan tahun Desember 2007.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling yang berdasarkan judgment sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sample secara tidak acak dan didasarkan pada tujuan tertentu (Indrianto dan Supomo, 1999). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga Bebas Resiko, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja Reksa Dana Saham yang tercatat di Bapepam. Oleh karena itu, maka sampel yang digunakan adalah Reksa Dana Saham yang tercatat di Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teknik purposive samplingmetodejudgment sampling.


(72)

Sampel penelitian ini diambil dari reksa dana saham yang terdaftar di Bapepam. Dari 34 Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bapepam periode Januari 2005 sampai Desember 2007, hanya 12 Reksa Dana Saham yang terpilih sebagai sampel penelitian. Oleh karena reksa dana saham yang terscatat di BEI dimungkinkan terjadi perubahan di setiap periodenya, maka sampel penelitian ini diambil dengan kriteria:

1. Semua Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.

2. Semua Reksa Dana Saham yang selalu ada dan masih aktif selama Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. 3. Reksa Dana Saham yang telah menerbitkan laporan

keuangan mulai Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu dikumpulkan lagi. Data-data sekunder yang digunakan penulis adalah data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian


(73)

yang dilaksanakan dan bersumber dari terbitan-terbitan Bursa Efek Indonesia, Bapepam dan Bank Indonesia.

Informasi utama yang digunakan sebagai data penelitian adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB/Unit) Reksa dana saham, data mengenai tingkat suku bunga bebas risiko peneliti menggunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dari Bank Indonesia berdasarkan laporan bulanan terbitan Bank Indonesia. Penelitian ini juga memilih SBI sebagai tingkat suku bungs bebas risiko dengan anggapan bahwa Bank Indonesia yang mengeluarkan SBI dapat dipastikan akan melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Jadi investasi yang dilakukan pada SBI benar-benar bebas risiko. Disertai data mengenai perkembangan Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah pada periode Januari 2005 sanpai dengan Desember 2007.

D. Metode Analisis

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mendata Reksa Dana yang termasuk reksadana saham selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Reksa dana yang akan menjadi objek penelitian adalah reksa dana Saham yang berturut-turut ada selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.


(74)

2. Menghitung return dan risiko dari masing-masing Reksa dana dalam penelitian ini., maka peneliti akan menggunakan program Microsoft exel untuk membantu dalam proses penghitungan return dan risiko masing-masing reksa dana.

a. Menghitung Return Dari Reksa dana

Dimana :

NAVt : Net Asset Value (NAB pada periode t NAVt-1 : Net Asset Value (NAB)periode sebelum t

b. Menghitung Resiko dari Reksa Dana

3. Evaluasi Kinerja reksa dana . Setelah didapatkan variable-variabel yang dibutuhkan untuk penghitungan kinerja Reksa Dana, maka dilakukan evaluasi kinerja portfolio dengan

NAV1-NAVt-1 NAVt-1

2 (X-X)

σ

p:


(75)

menggunakan metodeDifferential Return with Risk Measure by Standar Deviation.

Rumusnya :

Dimana:

Rp:expected returndari portofolio yang terletak pada CML Rm:expected return market

σm:standard deviation market σp :standard deviation portofolio

4. Melakukan pengukuran dan pengujian untuk mengetahui signifikan pengaruh IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang dihitung menggunakan metode Differential Return with Risk Measure by Standar Deviation. Dalam pengujian dan pengukuran ini digunakan analisis regresi berganda. Dimana kinerja merupakan variable terikat (Y) dan factor-faktor IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah sebagai variable bebas (X).

Rp= Rf+[Rm-Rf ]σp υ σm


(76)

Dan selanjutnya akan diolah dengan menggunakan software SPSS Release 16.0 for Windows.

5. Pengujian Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien korelas ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variable independen menjelaskan variabel depeenden yang dilihat melaluiadjusted R squarekarena variabel independennya lebih kecil.

b. Uji F (Uji Secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi trsebut. Bila Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau

tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (Alpha: 5%=0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.

c. Uji T ( Uji Secara Parsial)

Uji t digunakan untuk memganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Bila Thitung


(77)

maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

d. Pengujian analisis path

(Kusnendi 2005:1) Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangakat variabel.” (Paul Webley 1997). David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung


(78)

(pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003). Dari definisi-definisi di atas dapat dasimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda.

E. Operational Variabel Penelitian

Di dalam pengujian pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap kinerja reksa dana saham khususnya Reksa Dana Saham dmana yang digunakan adalah data-data selama Januari 2005 sanpai Desember 2008 variabel-variabel yang digunakan adalah:

1) Variabel Dependen yaitu utama atau variabel terikat dimana yang menjadi perhatian peneliti peneliti. Karena tujuan penelitian ini adalah menjelaskan atau memprediksi variabilitas dari variable dependen. Dalam hal ini yang menjadi variable dependen (Y) adalah KInerja Reksa Dana Saham selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.


(79)

2) Variabel Independen yaitu varisbel bebas yang mempengaruhi variable dependen. Dalam hal ini yang menjadi variable

independen adalah IHSG (X1), Suku Bunga Bebas Resiko (X2), Inflasi (X3), dan Nilai Tukar Rupiah (X4).

Tabel 3.1

Operational Variabel Penelitian


(80)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Gambaran Umum Reksa Dana

I Variabel Terikat Kinerja Reksa Dana Saham (Y) Indikator yang menunjukkan baik buruknya kinerja reksa dana saham yang dilihat dari NAB

Data Reksa Dana di BEI

Rasio

II Variabel Bebas 1.IHSG (X1)

2.Suku Bunga Bebas Risiko SBI (X2)

3. Inflasi (X3)

4.Nilai Tukar Rupiah (X4) Indikator yang menunjukkan kecenderungan pergerakan harga seluruh saham di Bursa Saham Indonesia

Tingkat suku bunga yang relatif tidak beresiko

Indikator yang menunjukkan kenaikan harga Nilai tukar rupiah terhadap U$ Dollar

Data Indeks Harga Saham Gabungan di BEI Data suku bunga deposito/SBI Data inflasi dari Bank Indonesia Data nilai tukar rupiah terhadap U$ Dollar di Bank Indonesia Rasio Rasio Rasio Rasio


(81)

Jogianto (2008:74) reksa dana merupakan salah saru alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil atau pemodal yang tidak ingin menaggung resiko tinggi. Reksa dana dirancang sebagai wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai modal, pengetahuan dan waktu yang terbatas. Karenanya reksa dana diharapkan mampu meningkatkan peran pemodal lokal mengingat aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia mash didominasi oleh investor asing.

Dalam undang-undang pasar modal no. 08 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27 telah diberikan definisi mengenai reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk dioergnakan untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi.

Dalam definisi tersebut terkandung tiga unsur penting. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dana yang dikelola atau portofolio dalam reksa dana itu adalah milik bersama para


(82)

pemodal. Manajer investasi merupakan pihak yang dipercayakan untuk mengelola.

Ada beberapa manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa dana. Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil risiko. Setiap investasi memang mengundang risiko.

Investasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko yang lebih besar disbanding dengan menempatkan dana dalam deposito. Untuk memperkecil risiko investasi dalam efek hendaknya dilakukan diversifikasi. Artinya melakukan investasi tidak dalam satu macam efek atau saham, tetapi dalam berbagai macam efek. Untuk melakukan diversifikasi itu, pemodal harus memiliki dana yang cukup. Pemodal yang memiliki modal terbatas tidak mungkin melakukan diversifikasi. Oleh karena itu lebih baik melakukan investasi dalam reksa dana.

Kedua, reksa dana mempermudah untuk melakukan inveatasi di pasar modal. Memilih saham-saham yang baik untuk dibeli bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan


(83)

memerlukan pengetahuan tersendiri. Tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. Padahal mungkin saja orang yang tidak memiliki khusus itu ingin menanamkan dananya dalam saham atau efek.

Ketiga, dengan menempatkan dana dalam reksa dana berarti dana pemodal tersebut akan dikelola oleh pihak yang profesional yaitu manajer investasi. Dengan demikian, pemodal tidak perlu berpikir sepanjang hari untuk memilih efek yag dijadikan portofolio investasinya karena hal itu telah dilakukan oleh manajer investasi.

Pada dasarnya, bila pemodal menempatkan dananya dalam tabungan, maka itu berarti dana tersebut akan dikelola oleh bank dimana dana tersebut ditempatkan. Demikian juga halnya apabila pemodal melakukan investasi dalam dana reksa atau membeli unit penyertaan reksa dana, dana yang ditanamkan di reksa dana akan dikelola oleh manajer investasi.

Jika ditempatkan di bank, pemodal tidak perlu tahu kemana dananya akan dialokasikan oleh bank. Pemoadal akan menerima bunga dari bank atas penempatan dana tersebut, sedangkan jika membeli saham reksa dana atau unit penyertaan reksa dana, pemodal akan mendapat gambaran dari manajer


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisi pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 dengan menggunakan analisis jalur dan pengujian statistikdapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa dana saham dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Risiko SBI.

2. Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja reksa dana saham.

3. SBI menjadi variabel dominan mempengaruhi kinerja reksa dana saham.

B. Implikasi

1. Dengan melihat perilaku data selama periode penelitian yaitu Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan membagi periode penelitian


(2)

menjadi dua bagian yaitu dimana suku bunga SBI meningkat tajam dan periode dimana suku bunga SBI berangsur turun. Dengan melakukan pemisahan tersebut diharapkan hasil perhitungan yang diperoleh lebih menggambarkan situasi sebenarnya.

2. Dalam penelitian selanjutnya juga sebaiknya periode penelitian juga dibuat lebih lama, sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

3. Kepada para investor disarankan untuk menggunakan variabel Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Risiko SBI sebagai parameter kinerja reksa dana saham.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, M.Pd “Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Alfa Beta.Bandung.2008.

Bank Indonesia. “Sekilas Tentang Sertifikat Bank Indonesia”. Jakarta, 1999.

Bapepam. “Apa dan Bagaimana yang Harus Anda Pahami Seputar Reksa Dana: Panduan Reksa Dana”. Jakarta Bapepam, Agustus 1997.

Bisnis Indonesia, Januari – Desember 2003.

Bodie, Zvi, Alex Fane, Alan J.Marcus, Investment, International Edition, Mc Graw Hill Irwin, New York, 2002.

Darmadji, Tjipto dan Hendy M Fakhrudin.” Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab”, edisi pertama, Jakarta Salemba Empat, 2001.

Domenick Salvatore. “Teori dan soal-soal Ekonomi Internasional “. Edisi ketiga , Jakaarta Erlangga, 19997.

Dwiyanti, Vonny . “Wawasan Bursa Saham”. Edisi Pertama, Yogyakarta, Universitas Atmajaya, 1999.

Elton E.J and M.J. Gruber. “Modern Portofolio Theory and Investment Analysis”, Fifth edition, Canada, John Willey and Sons, Inc, 1995.

Endri, S.E.,M.A. “Analisis Faktor-faktor Fundamental Pergerakan Nilai Tukar Rupiah” Perbanas Finance & Banking Journal, Vol.4 No.1, Desember 2002.

Eric E. Haas “Mutual Fund Expense Ratios: How High Is Too High”

Journal Financial Planning, September 2004.

Essy Asiyah “Pengaruh IHSG, SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana”. Skripsi Ekonomi UIN Shahid.Jakata,2005.


(4)

Hady, Hamdy, DR, “Valas Untuk Manajer (Forex For Manager)”, Cetakan Keempat, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2001.

Hamid, Abdul, “Buku Panduan PenulisanSkripsi”.2004.

Husnan, Suad “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas

“. Yogyakarta.2005.

Ika, Syahrir dan Lokot Zein Nasution, “Kinerja Reksa Dana Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter”, Kajian Ekonomi dan Keuangan Tahun II No.5, Agustus 1998.

Investor , 9-22 Agustus 2005.

Irianto, Guntur, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”, Jurnal Manajemen Publik & Bisnis hal 82-102, 2001.

Jogiyanto H.M., “ Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta , BPFE, 2008.

Putong, Iskandar.”Pengantar Ekonomi Mikro & Makro”. Jakarta, Ghalia Indonesia, 2000.

Rodoni, Ahmad dan Anita “Analisis Sensitivitas dan Kinerja Reksa Dana”.Etikonomi, Vol.5, No.3, Desember 2006, 246-262. Sakhowi, Ahmad. “Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah,

Inflasi dan Tingkat Bunga Terhadap Kinerja Saham di BEJ”’ Jurnal Ekonomi & Bisnis, vol.2,no.1, hal 1-16, 2004.

Setiaatmadja, Lukas.”Manajemen Keuangan” , Yogyakarta, Andi Offset, 2000.

Siagian, Victor, “Analysis Of Stock Mutual Fund In Indonesia:1998-2004”, Business and Entrepreneurial Review, vol.5, no.1, Oktober 2005.

Tendelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Yogyakarta,BPFE,2001.


(5)

Uyanto, Stanilaus “ Pedoman Analisis Data dengan SPSS

“.Yogyakarta.Graha Ilmu. 2009.

Warninda, Titi Dewi dan Eka Listiani “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham “,Etikonomi, Vol.5, No.3, Desember 2006, 169-182. Wardhani, Ratna, “Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia:

Komposisi Dari Kemampuan Dan Gaya Manajer Investasi Serta Karakteristik Institusi “. Jurnal Keuangan dan Perbankan/Vol.1. No.1, Desember 2004.


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 33 99

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

Analisis tingkat sertifikat BI, inflasi, dan nilai kurs terhadap return saham LQ 45 dan dampaknya terhadap IHSG

2 35 106

Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksa dana saham : periode 2004 - 2006

0 4 101

Analisis Sentimen Perubahan Harga Emas Dunia, Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan Terhadap Keputusan Membeli Reksa Dana Saham

0 2 1

Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Rupiah/US$ Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Juli 2008 – Juni 2010

2 11 43

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi Kasus Pasar Modal Indonesia).

0 0 8

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Periode 2013-2015

0 0 11

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, TINGKAT INFLASI, INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), KUALA LUMPUR STOCK EXCHANGE (KLSE) DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN REKSA DANA SAHAM

0 0 18