BOD Nitrit, Nitrat, Amonia

17

2.5.1 BOD

BOD Biological Oxygen Demand adalah banyaknya oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik. Pada analisis BOD, lama waktu inkubasinya bisa beraneka ragam, namun masa inkubasi yang paling umum adalah lima hari, sehingga diberi istilah BOD. Nilai BOD merupakan parameter yang menunjukkan besarnya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam proses dekomposisi secara biokimia Boyd, 1981, dengan demikian maka BOD merupakan ukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat dalam air dalam waktu lima hari APHA, 1989 ; Prihadi, 2005. Lama waktu mikroba untuk melakukan dekomposisi sampai mencapai stablitas sempuma tergantung dari keadaan alami substrat dan kemampuan hidup organisme. Dengan demikian maka BOD hanya menggambarkan bahan organik yang dapat didekomposisi secara biologis biodegradable. Nilai BOD suatu perairan dipengaruhi faktor-faktor lain yang ada di lingkungannya, yakni suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba serta jenis dan kandungan bahan organik. Pada perairan alami yang belum terlalu banyak campur tangan manusia, sumber bahan organik yang masuk ke dalam perairan berasal dari pembusukan tanaman, sehingga nilai BOD-nya rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Jeffries dan Mills 1996 yang mengatakan bahwa perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5–7,0 mgl. Perairan yang memiliki nilai BOD lebih dari 10 mgl dianggap telah mengalami pencemaran. Berdasarkan nilai BOD, maka suatu perairan bisa dikategorikan kualitas airnya menjadi perairan tidak tercemar atau tercemar ringan jika mempunyai BOD kurang dari 3 ppm; perairan diklasifikasikan sebagai perairan tercemar ringan jika mempunyai nilai BOD 3–4,9 ppm. Perairan tercemar sedang mempunyai BOD 5,0–15,0 ppm serta perairan yang mempunyai BOD lebih dari 15 ppm dikategorikan pada perairan tercemar berat Lee, Wang dan Quo, 1978 dalam Prihadi, 2005. 18

2.5.2 Nitrit, Nitrat, Amonia

Amonia merupakan salah satu bentuk nitrogen anorganik yang memiliki sifat mudah larut dalam air. Sumber utama senyawa amonia berasal dari sisa pakan yang tidak terkonversi dan kotoran organisme akuatik. Amonia diperairan berada dalam dua bentuk yaitu bentuk ion yang tidak bersifat racun NH 4 + dan bentuk gas non ionic yang bersifat racun NH 3 Ciaccio, 1972. Nitrogen dalam bentuk nitrit adalah bentuk antara nitrat dan amonia, baik dalam proses oksidasi amonia menjadi nitrat maupun dalam proses reduksi nitrat menjadi nitrit, Nitrat pada umumnya merupakan nitrogen anorganik yang terbanyak di ekosistem perairan APHA, 1989. Nitrogen merupakan gas yang jumlahnya paling banyak di atmosfer, yakni mencapai 78 dari total gas yang ada di atmiosfer. Oleh karena itu maka sebagian besar nitrogen N 2 yang berada dalam suatu perairan berasal dari difusi udara nitrogen dari udara atmosfir. Tumbuhan jenis tertentu dapat memfiksasi secara langsung nitrogen dari udara bebas dan kilat pada waktu hujan, sehingga membentuk nitrik oksida NO, yang akan teroksidasi lebih lanjut membentuk NO 3 - dan pada akhirnya akan terbawa ke perairan, dengan reaksi : 1 . N 2 g + O 2 g 2NO g 2. 2NO g + O 2 g 2NO 2 g 3. 3NO 2 + H 2 O 2H + + 2NO 3 - + NO Jika nitrogen dalam perairan ada dalam bentuk ammonia ataupun ammonium, maka senyawa ini tetap dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik, senyawa tersebut mengalami proses nitrifikasi membentuk nitrat yang pada akhirnya juga akan dimanfaatkan oleh jasad autotrof dalam air. Menurut Effendi 2007 proses pembentukan nitrat nitrifikasi terjadi dua tahap, yakni : 1. NH 4 + + 1½O 2 NO 2 - + 2H + + H 2 O, dan 2. NO 2 - + ½ O 2 NO3 - Amonia yang tinggi akan mempengaruhi permeabilitas ikan terhadap air dan menurunkan konsentrasi ion dalam tubuh, sehingga meningkatkan konsumsi 19 oksigen pada jaringan dan mengakibatkan kerusakan pada insang serta mengurangi kemampuan darah dalam mentransportasikan oksigen Boyd, 1982.

2.5.3 Oksigen Terlarut DO