Oksigen Terlarut DO Kualitas Air

19 oksigen pada jaringan dan mengakibatkan kerusakan pada insang serta mengurangi kemampuan darah dalam mentransportasikan oksigen Boyd, 1982.

2.5.3 Oksigen Terlarut DO

Kelarutan oksigen merupakan salah satu faktor kualitas air yang paling kritis dalam budi daya ikan di kolam, sehingga goncangan oksigen sedikit saja langsung dapat dirasakan oleh ikan. Kelarutan oksigen di perairan dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas dan salinitas Boyd dan Licthkoppler, 1982. Selanjutnya dinyatakan bahwa sumber oksigen di kolam berasal dari fotosintesis phytoplankton dan difusi dari udara, sedangkan penyebab utama berkurangnya kelarutan oksigen adalah karena respirasi plankton, respirasi ikan, respirasi organisme dasar dan difusi ke udara. Oksigen terlarut merupakan salah satu komponen utama dari daya dukung lingkungan yang dihasilkan dari proses fotosintesis fitoplankton dan makrofita. Banyaknya oksigen terlarut dalam kolam merupakan salah satu parameter kualitas air yang paling peka untuk kehidupan ikan. Menurut Cholik et al. 1986 dan Sunarti 1992, bila konsentrasi oksigen terlarut tetap sebesar 3 atau 4 mgL untuk jangka waktu lama maka ikan akan menghentikan aktivitasnya dan pertumbuhan akan berhenti. Kebutuhan oksigen bagi ikan mempunyai dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang bergantung kepada keadaan metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan okesigen dalam suatu lingkungan bagi spesies ikan tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah. Ikan memerlukan oksigen guna pertumbuhan, reproduksi Zonneveld et al., 1991 dan maintenance Beveridge, 1996. Kebutuhan oksigen bagi ikan bervariasi bergantung kepada jenis ikan, umur dan ukuran ikan. Selain faktor diatas, kebutuhan oksigen juga bergantung kepada faktor lingkungan, seperti temperatur Beveridge, 1996. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, bila kelarutan oksigen diperairan tidak sesuai dengan kebutuhan, maka akan mempengaruhi pertumbuhan, konversi pakan dan kesehatan ikan. 20 Selanjutnya Stickney 2000 juga menyatakan kelarutan oksigen dalam perairan dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain suhu air, salinitas, dan ketinggian lokasi altitude. Oksigen terlarut akan menurun konsentrasinya dalam air jika suhu air, salinitas, dan ketinggian meningkat, dan sebaliknya. Dan untuk kegiatan budi daya ikan yang komersial memerlukan konsentrasi oksigen dalam air lebih besar atau sama dengan 5 mgL. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian diurnal dan musiman, tergantung pada percampuran mixing dan pergerakan turbulence massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah effluent yang masuk ke badan air. Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu ditunjukkan dalam Tabel 3, yang menggambarkan bahwa Semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen Semakin berkurang. Tabel 3. Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada tekanan udara 760 mm Hg Suhu o C Kadar Oksigen Terlarut mgliter Suhu o C Kadar Oksigen Terlarut mgliter Suhu o C Kadar Oksigen Terlarut mgliter 0 14,62 14 10,31 28 7,83 1 14,22 15 10,08 29 7,69 2 13,83 16 9,87 30 7,56 3 13,46 17 9,66 31 7,43 4 13,11 18 9,47 32 7,30 5 12,77 19 9,28 33 7,18 6 12,45 20 9,09 34 7,06 7 12,14 21 8,91 35 6,95 8 11,84 22 8,74 36 6,84 9 11,56 23 8,58 37 6,73 10 11,29 24 8,42 38 6,62 11 11,03 25 8,26 39 6,51 12 10,78 26 8,11 40 6,41 13 10,54 27 7,97 Sumber : Cole 1988 Boyd dan Licthkoppler 1982 menjelaskan kebutuhan oksigen pada ikan secara umum adalah sebagai berikut : DO 1 ppm adalah konsentrasi letal, 1–5 ppm hidup tapi pertumbuhan lambat, dan DO 5 ppm merupakan konsentrasi ideal bagi kehidupan ikan. Safronios et al. 1996 melaporkan bahwa ikan nila biru Oreochromis aureus yang dipelihara di dalam tangki dengan kadar O 2 rata-rata 2,63 ppm, 3,75 ppm dan 6,51 ppm memperlihatkan peningkatan berat tubuh 21 seiring dengan bertambahnya konsentrasi oksigen. Pertambahan total berat tubuh dan kecepatan pertumbuhan harian yang paling tinggi juga dicapai pada tangki dengan kadar oksigen tertinggi. Namun nilai konversi pakan dan efisiensi protein yang terbaik dicapai pada pemeliharaan dalam tangki dengan kadar oksigen menengah 3,75 ppm. Kandungan oksigen terlarut pada siang hari tinggi, karena proses fotosintesis secara maksimal. Pada malam dan sore hari kandungan oksigen terlarut turun karena tidak ada sinar matahari, sementara semua organisme perairan melakukan proses respirasi yang mengkonsumsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Oleh sebab itu, konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah dalam siklus harian yaitu waktu fajar, konsentrasi oksigen terlarut adalah yang terendah dan semakin naik pada waktu siang hari sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari Boyd, 1991. Kelarutan oksigen dalam air juga dipengaruhi oleh suhu dan tekanan udara. Menurut Hasting dalam Jangkaru 1984, kebutuhan oksigen oleh ikan adalah 16,48 mg100 gjam. Kadar optimum untuk pertumbuhan harus lebih besar dari 5 mgL Cholik et al., 1986. Chakroff 1985 menambahkan bahwa kadar oksigen 15 mgL merupakan kadar tertinggi kritis, dan titik terendah kritis adalah 4 mgL.

2.5.4 Potensial Redoks