1.2. Sejarah dan Perkembangan
Fatty Acid Methyl Ester FAME tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan fatty acid. Pengolahan fatty acid telah menjadi sebuah hal yang
penting dari berbagai macam keanekaragaman industri dalam beberapa tahun walaupun fatty acid ini telah digantikan dengan beberapa komponen petroleum yang
lebih mahal. Lemak, minyak, asam lemak dan beberapa turunannya digunakan pada industri area dimana mereka struktur uniknya menghasilkan beberapa fungsi.
Beberapa tahun yang lalu, sejumlah penelitian ditujukan kepada pembuatan fatty acid. Amerika Serikat dan Eropa Barat hanya sedikit menerapkan metode ini ke
dalam pasar perdagangan. Hal ini disebabkan karena mereka menghasilkan berlimpah-limpah lemak tallow dan pelumas grease yang tersedia untuk
memproduksi fatty acid dan untuk ekspor, sehingga hal tersebut cenderung menyebabkan turunnya harga bahan tersebut di pasaran.
Sejak lonjakan inflasi tahun 1974, harga lemak dan minyak rata-rata stabil setelah sebelumnya selama masa 64 tahun, harga keduanya benar-benar mengalami
penurunan. Hal ini mendorong dilakukannya berbagai penelitian untuk meningkatkan nilai guna minyak dan lemak tersebut. Dari sekian banyak penelitian yang dilakukan,
akhirnya ditemukan cara pembuatan Fatty Acid Methyl Ester . Pada awalnya Methyl Ester dibuat sebagai bahan baku utama fatty alkohol untuk menanggulangi masalah
yang timbul pada hidrogenasi fatty acid dalam pembuatan fatty alcohol. Proses pertama yang ada dalam pembuatan Methyl Ester adalah proses
esterifikasi kontinyu di kolom reaksi yang counter-current. Pada tahun 1950, Hengkel mengembangkan suatu proses yang berdasarkan prinsip reaksi esterifikasi absorbsi
methanol dan desorbsi air secara simultan. Pada tahun 1994, Gheorgiu berhasil menemukan katalis yang merupakan senyawa-senyawa organotitanat. Penggunaan
katalis ini untuk menjaga kemungkinan perlunya langkah netralisasi terhadap free fatty acid yang mungkin masih terkandung di dalam bahan baku. Selain ini katalis ini
mempunyai sifat korosifitas yang lebih rendah dibandingkan katalis alkalin.
1.3. Macam-macam Proses Pembuatan