Pengujian komposisi baca VCN 150 Kesimpulan

58

BAB IV ANALISA DATA

Pada penilitian ini bahan material yang digunakan adalah Baja VCN 150. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi posisi pengelasan elektroda terharap kekuatan sambungan las pada pengelasan material Baja VCN 150. Selain itu untuk mengetahui sifat mekanisnya dilakukan pengujian sbb ;  Pengujian Tarik Tensile strength  Pengujian Kekerasan Hardness Test  Pengujian Impact Dari pengujian tersebut paduan dibuat dalam bentuk spesimen, pengujian berjumlah 8 spesimen.

4.1 Pengujian komposisi baca VCN 150

Hasil pengujian komposisi baja VCN 150 terdapat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Pengujian komposisi baja VCN 150 Jenis Komposisi Standar C Si Mn Cr Mo Ni V W VCN 150 0.34 0.30 0.60 1.50 0.20 1.50 …. ….. AISI : ~ 4340 Dari tabel dapat dilihat bawah Baja VCN 150 Mengandung unsur Karbon sebesar 0.34 yang dimana termasuk sebagai baja karbon menengah, unsure Mangan Mn, berpengaruh terhadap ketahanan, kekerasan unsure dan ketahanan korosi, namun bilang unsure ini berlebihan akan menurunkan kemampuan tuang dan mengkasarkan butir sehingga akan berpengaruh terhadap permukaan, unsure Krom Cr, meningkatkan tehanan korosi dengan pembentukan Cr carbide, unsure ini juga dapat meningkatkan kekuatan tarik dan pengerasan inti , unsur Nikel Ni, mempengaruhi sifat keras, keliatan, tahan api, panas dan asam

4.2 Pengujian Tarik tensile strength

59 Pada penelitian ini pengujian tarik menggunakan alat uji tarik Tarnotest UPH-50 dengan standar uji tarik Annual book ASTM Vol.3 E8M-00b. Pengujian ini dilakukan agar mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap energi tarikan dan sejauh mana material itu bertambah panjang.Hasil dari uji tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini;

4.2.1 Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan C dan Zig Zag dengan sudut 45

o

4.2.1.1 Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan C dengan sudut 45

o Gambar 4.2 Hasil spesimen Uji tarik Berikut adalah gambar dari kurva dan hasil pengujian tarik: 1.Spesimen I Dari data pengujian tarik Spesimen I Terlihat beban Ultimate Pu mempunyai nilai 39400 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 30100 N. 2.Spesimen II Dari data pengujian tarik spesimen II , terlihat beban ultimate Pu mempunyai 36700 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 25500 N. 3.Spesimen III Dari data pengujian tarik spesimen II , terlihat beban ultimate Pu mempunyai 33300 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 24500 N. Berikut table 4.3 hasil pengunjian tarik . 60 Spesimen Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li Tebal benda uji mm Lebar benda uji mm FyN FuN � y Nmm 2 � u Nmm 2 ε 1 50 54.77 7.10 13.15 30100 39400 322.02 422.02 9.54 2 50 62.4 6.14 12.77 25500 36700 325.25 468.11 24.60 3 50 54.90 6.07 12.59 24500 33300 320.59 435.75 9.80 Berikut ini adalah hasil pengujian dan tabel hasil pengujian untuk regangan dan modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut; a.Regangan ε Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut : Dimana : ε = Regangan L f = Panjang Akhir cm L o = Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1 100 x Lo L    61 Maka, 54 , 9 100 00 , 50 77 , 4 100     x x Lo L  2. Spesimen 2 Maka, 60 , 24 100 00 , 50 30 , 12 100     x x Lo L  3. Spesimen 3 Maka, 80 , 9 100 00 , 50 90 , 4 100     x x Lo L  Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel Nilai Regangan Pengelasan Spesimen ε ε rata-rata Jenis C 1 9,54 14,6466 2 24,60 3 9,80

4.2.1.2 Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan Zig Zag dengan sudut 45

o Gambar 4.5 Bentuk perpatahan setelah pengujian tarik untuk spesimen 1 Spesimen 2 dan spesimen 3. 62 1.Spesimen I Dari data pengujian tarik Spesimen I Terlihat beban Ultimate Pu mempunyai nilai 33000 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 31000 N. 2.Spesimen II Dari data pengujian tarik spesimen II , terlihat beban ultimate Pu mempunyai 44000 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 30000 N. 3.Spesimen III Dari data pengujian tarik spesimen II , terlihat beban ultimate Pu mempunyai 37400 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 28500 N. Berikut table 4.4 hasil pengujian tarik . Spesimen Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li Tebal benda uji mm Lebar benda uji mm FyN FuN � y Nmm 2 � u Nmm 2 ε 1 50 51.81 7.40 13.09 31000 33000 320.05 349.69 3.62 2 50 60.15 6.97 13.20 30000 44000 325.28 478.26 20.30 3 50 53.64 6.72 13.16 28500 37400 322.29 422.93 7.28 Berikut ini adalah hasil pengujian dan tabel hasil pengujian untuk regangan dan modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut; a.Regangan ε Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut : 100 x Lo L    63 Dimana : ε = Regangan L f = Panjang Akhir cm L o = Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1 Maka, 62 , 3 100 00 , 50 81 . 1 100     x x Lo L  2. Spesimen 2 Maka, 30 , 20 100 00 , 50 15 . 10 100     x x Lo L  3. Spesimen 3 Maka, 28 , 7 100 00 , 50 64 . 3 100     x x Lo L  Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel Nilai Regangan Pengelasan Spesimen ε ε rata-rata Jenis C 1 3,62 10,4 2 20,30 3 7,28 64 Dari data diatas memperlihatkan bahwa nilai regangan yang didapat pada spesimen 1,2, dan 3 masih dalam batas normal. Kurva perbandingan hasil pengujian tarik Pola pengelasan C dengan Pola pengelasan Zig zag Gambar 4.2 Grafik Tegangan Vs Regangan Spesimen I,II dan III sudut 45 4.2.2Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan C dan Zig Zag dengan sudut 50 o

4.2.2.1 Hasil Pengujian Tarik pada Jenis Pengelasan Pola C sudut 50º

Gambar 4.1 Hasil spesimen Uji tarik 100 200 300 400 500 600 10 20 30 T e ga n ga n N m m 2 Regangan Spesimen I,II dan III Pola ZigZag Spesimen I,II dan III Pola C 65 Berikut adalah gambar dari kurva dan hasil pengujian tarik: 1.Spesimen I Dari data pengujian tarik Spesimen I Terlihat beban Ultimate Pu mempunyai nilai 27900 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 18700 N. 2.Spesimen II Dari data pengujian tarik spesimen II , terlihat beban ultimate Pu mempunyai 26700 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 21400 N. Spesimen Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li Tebal benda uji mm Lebar benda uji mm FyN FuN � y Nmm 2 � u Nmm 2 ε 1 40 48.80 4.94 11.84 18700 27900 319.71 477.01 22 2 40 43.11 4.92 11.08 21400 26700 366.13 456.80 7.78 Berikut ini adalah hasil pengujian dan tabel hasil pengujian untuk regangan dan modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut; a.Regangan ε Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut : Dimana : ε = Regangan L f = Panjang Akhir cm 100 x Lo L    66 L o = Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1 Maka, 22 100 00 . 40 80 . 8 100     x x Lo L  2. Spesimen 2 Maka, 78 . 7 100 00 . 40 11 . 3 100     x x Lo L  Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel Nilai Regangan Pengelasan Spesimen ε ε rata-rata Jenis C 1 22 14.89 2 7.78 Dari data diatas memperlihatkan bahwa nilai regangan yang didapat pada spesimen 1 dan 2 masih dalam batas normal.

4.2.2.2 Hasil Pengujian Tarik pada Jenis Pengelasan Pola ZigZag sudut 50º

67 Gambar 4.5 Bentuk perpatahan setelah pengujian tarik untuk spesimen 1 dan Spesimen 2 1.Spesimen I Dari data pengujian tarik Spesimen I Terlihat beban Ultimate Pu mempunyai nilai 25400 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 20300 N. Kurva hasil pengujian tarik spesimen I dengan pola pengelesan jenis ZigZag pada Baja VCN 150 dapat dilihat pada gambar 4.6 2.Spesimen II Dari data pengujian tarik spesimen II , terlihat beban ultimate Pu mempunyai 22200 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 17800 N. Spesimen Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li Tebal benda uji mm Lebar benda uji mm FyN FuN � y Nmm 2 � u Nmm 2 ε 1 40 41.97 5.15 11.85 20300 25400 332.64 416.21 4.93 2 40 41.50 5.05 11.86 17800 22200 297.20 370.66 3.75 68 Berikut ini adalah hasil pengujian dan tabel hasil pengujian untuk regangan dan modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut; a.Regangan ε Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut : Dimana : ε = Regangan L f = Panjang Akhir cm L o = Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1 Maka, 93 . 4 100 40 97 . 1 100     x x Lo L  2. Spesimen 2 Maka, 75 . 3 100 40 50 . 1 100     x x Lo L  Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.5. 100 x Lo L    69 Tabel Nilai Regangan Pengelasan Spesimen ε ε rata-rata Jenis C 1 4.93 4.34 2 3.75 Dari data diatas memperlihatkan bahwa nilai regangan yang didapat pada spesimen 1 dan 2 masih dalam batas normal. Gambar 4.3 Grafik Tegangan Vs Regangan Spesimen I dan II sudut 50

4.3 Hasil Pengujian Kekerasan Hardness Test

4.3.1 Hasil Pengujian Kekerasan Hardness Test pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag Sudut 45 o Pengujian kekerasan terhadap spesimen jenis pengelasan menggunakan metode Brinell hardness test cara pengujian kekerasan menggunakan alat ukur Equatip Hardnessn Tester, hasil pengujian sampel langsung tertera di monitor alat, sampel diukur sampai sepuluh kali dan diambil rata-ratanya yang satuannya dinyatakan dalam satuan BH Brinell Hardness . Pengujian kekerasan memperlihatkan peningkatan kekerasan untuk beberapa titik yang di 100 200 300 400 500 600 5 10 15 20 25 T e ga n ga n N m m 2 Regangan Spesimen I dan II Pola ZigZag Spesimen I dan II Pola C 70 identasi dengan penglasan pada Baja VCN 150 dengan pola pengelasan jenis C dan ZigZag . Hasil pengujian kekerasan diperlihatkan pada tabel dibawah ini : Gambar 4.5 Hasil Pengujian Spesimen Kekerasan Tabel. 4.7 Hasil uji kekerasan Brinell pada spesimen pola pengelasan jenis C dan ZigZag sudut 45º Pengelasan Diameter Indentation mm Brinell Hardness Number BHN Pola C 3,6 142 3,6 142 3,6 142 Pola ZigZag 3,5 151 3,5 151 3,5 151 Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.7 maka didapat grafik hasil uji kekersan brinell VS Pola Pengelasan 71 Gambar 4.6 Grafik hasil uji kekerasan VS Pola Pengelasan sudut 45

4.3.2 Hasil Pengujian Kekerasan Hardness Test pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag

Sudut 50 o Tabel. 4.8 Hasil uji kekerasan Brinell pada spesimen pola pengelasan jenis C dan ZigZag sudut 50º Pengelasan Diameter Indentation mm Brinell Hardness Number BHN 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 1 2 3 4 B ri n e ll H a rd n e ss N u m b e r B H N Spesimen Pola C Pola ZigZag 72 Pola C 4,0 114 3,9 121 4,0 114 Pola ZigZag 3,8 127 3,6 142 3,7 135 Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.7 maka didapat grafik hasil uji kekersan brinell VS Pola Pengelasan Gambar 4.7 Grafik hasil uji kekerasan VS Pola Pengelasan Sudut 50

4.4 Hasil Pengujian Impact

4.4.1 Hasil Pengujian Impact pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag sudut 45

o Maksud utama pengujian impak ialah untuk mengukur kegetasan bahan atau juga keuletan bahan terhadap beban tiba-tiba dengan cara mengukur perubahan energi potensial sebuah bandul yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Perbedaan tinggi ayunan bandul merupakan ukuran energi yang diserap oleh benda uji. Besar energi yang di serap tergantung pada keuletan bahan uji.Bahan yang ulet menunjukkan nilai ketangguhan impak yang besar. 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 B ri n e ll H a rd n e ss N u m b e r B H N Spesimen Pola C Sudut 50 Pola ZigZag Sudut 50 73 Suatu bahan yang diperkirakan ulet ternyata dapat mengalami patah getas. Patah getas ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: adanya takikan notch, kecepatan pembebanan yang tinggi yang menyebabkan kecepatan regangan yang tinggi pula. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Charpy dengan sudut awal pemukulan 147 o .Dibawah ini hasil pengujian impak yang dilakukan di laboratorium Ilmu Logam FT.USU Departemen Teknik Mesin. Pengujian dilakukan untuk mengetahui ketangguhan pola pengelasan pada Baja VCN 150 dengan pola pengelasan C dan ZigZag. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.9. Gambar 4.11 Hasil Pengujian Impact Tabel 4.9 Hasil pengujian impak pada spesimen VCN 150 dengan Pola C dan Pola Zig-zag sudut 45º Spesimen VCN 150 Pengelasan Pola C Pengelasan Pola Zig- zag Jenis patahan No Β E B E 45 o I 101,5 101.296941 119,5 56,473774 Liat II 103 100.053247 100,5 107,071664 Liat III 90,5 136.137551 102 102,82797 Liat Rata 2 99,83 112,495913 107,333 88,791136 74 Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.8 hasil pengujian impak dapat dihitung seberapa besar energi yang diserap E pada sepesimen yang telah di uji. E = P . D cos ß – cos A...............................................................1 Dimana : P= 251.3 N D= 0.6495 mm A= Sudut Pemukulan awal 147˚ ß= sudut akhir pemukulan Maka energi yang diserap E untuk masing-masing spesimen diambil nilai rata – rata dalam pengujian adalah : 1. Analisa data pada spesimen pola pengelasan C E = P . D cos ß – cos A = 251.3 × 0.6495 cos 101,5 ˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495 0,639 = 163.219 0,639 = 101.296941 Nm 2. Analisa data pada spesimen pola pengelasan zig-zag E = P . D cos ß – cos A = 251.3 × 0.6495 cos 119,5 ˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495 0,346 = 163.219 0,346 75 = 56,473774 Nm Pada perhitungan diatas, diambil nilai rata-rata pada pengujian spesimen dengan pola pengelasan C, hasil sudut akhir pemukulan 112,49 ˚ dan sudut pemukulan awal 147˚ maka hasil energi yang diserap E 101,29 Nm. Hasil perhitungan ini tidak jauh beda dari tabel impak pada lampiran. Pada tabel dapat dilihat X X˚ melambangkan sudut yang di dapat dari hasil rata- rata akhir pemukulan dan angka menunjukkan nilai suatu koma dari sudut rata-rata akhir pemukulan.Terlihat ditabel pada spesimen I pola pengelasan ZigZag, sudut rata-ratanya 88,79 ˚, maka hasil energi yang di serap E sebesar 56,473 Nm. Selanjutnya dengan perhitungan yang sama dan dengan petunjuk tabel hasil impak diperoleh nilai energi yang diserap pada masing- masing spesimen. Gambar 4.12 Grafik energi yang diserap E -VS- Pola Pengelasan Dapat dilihat dari gambar grafik 4.10 bahwa pada pola pengelasan C energi yang di serap lebih besar hal ini menyatakan bahwa pola pengelasan C memiliki elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pola pengelasan ZigZag.

4.4.2 Hasil Pengujian Impact pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag sudut 50

o 20 40 60 80 100 120 1 2 E n e rg i N m Pola Pengelasan C ZigZag 76 Gambar 4.11 Hasil Pengujian Impact,a spesimen I pola C, b spesimen II pola C, c spesimen I pola zig-zag, d spesimen II pola zig-zag Tabel 4.10 Hasil pengujian impak pada spesimen VCN 150 dengan Pola C dan Pola Zig-zag sudut 50º Spesimen VCN 150 Pengelasan Pola C Pengelasan Pola Zig- zag Jenis patahan No Β E B E 45 o I 109,5 83.7476689 124 45.6197105 Liat II 117,5 61.5172411 136 19.4720267 Liat Rata 2 113,5 72.632455 130 32.5458686 a b c d 77 Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.8 hasil pengujian impak dapat dihitung seberapa besar energi yang diserap E pada sepesimen yang telah di uji. E = P . D cos ß – cos A...............................................................1 Dimana : P= 251.3 N D= 0.6495 mm A= Sudut Pemukulan awal 147˚ ß= sudut akhir pemukulan Maka energi yang diserap E untuk masing-masing spesimen diambil nilai rata – rata dalam pengujian adalah : 1. Analisa data pada spesimen pola pengelasan C E = P . D cos ß – cos A = 251.3 × 0.6495 cos 109,5 ˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495 0,5131 = 163.219 0,5131 = 83.7476689 Nm 2. Analisa data pada spesimen pola pengelasan zig-zag E = P . D cos ß – cos A = 251.3 × 0.6495 cos 124 ˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495 0,2795 = 163.219 0,2795 78 = 45.6197105 Nm Pada perhitungan diatas, diambil nilai rata-rata pada pengujian spesimen dengan pola pengelasan C, hasil sudut akhir pemukulan 72,63 ˚ dan sudut pemukulan awal 147˚ maka hasil energi yang diserap E 83,7476 Nm. Hasil perhitungan ini tidak jauh beda dari tabel impak pada lampiran. Pada tabel dapat dilihat X X˚ melambangkan sudut yang di dapat dari hasil rata-rata akhir pemukulan dan angka menunjukkan nilai suatu koma dari sudut rata-rata akhir pemukulan.Terlihat ditabel pada spesimen I pola pengelasan ZigZag, sudut rata-ratanya 32,54 ˚, maka hasil energi yang di serap E sebesar 45,6197 Nm. Selanjutnya dengan perhitungan yang sama dan dengan petunjuk tabel hasil impak diperoleh nilai energi yang diserap pada masing-masing spesimen. Gambar 4.13 Grafik energi yang diserap E -VS- Pola Pengelasan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 E n e rg i N m Pola Pengelasan C ZigZag 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil pengujian variasi posisi pengelasan dan gerakan elektroda terhadap sifat baja VCN 150 adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil uji tarik baja VCN 150 dengan posisi pengelasan atas kepala dan pada gerakan eletroda pola C, maka untuk spesimen I , II , III diperoleh hasil regangan rata-rata ε sebesar 14,6466 . Untuk posisi pengelasan datar dan pada gerakan elektroda pola zig-zag, maka untuk spesimen I,II,III diperoleh hasil regangan rata- r ata ε sebesar 10,4 , 2. Dari hasil uji hardness baja VCN 150 yang dinyatakan dengan satuan BH Brinell Hardness , dimana untuk posisi pengelasan atas kepala dan pada gerakan eletroda pola C untuk spesimen I, II,III menggunakan Diameter Indentation 3,6 mm maka diperoleh hasil sebesar 142 BHN, untuk posisi pengelasan datar dan pada gerakan elektroda pola zig-zag untuk spesimen I,II,III, menggunakan Diameter Indentation 3,5 mm diperoleh hasil 151 BHN. 3. Dari hasil pengujian impact baja VCN 150, besar energi yang diserap E untuk spesimen I,II,III dengan posisi pengelasan atas kepala dan pada gerakan eletroda pola C sebesar 101.296941 Nm. Untuk posisi pengelasan datar dan pada gerakan elektroda pola zig-zag sebesar 56,473774 Nm. 4. Setelah dilakukan pengujian tarik, hardness,dan Impak dari spesimen baja VCN 150 dapat kita simpulkan bahwa posisi pengelasan yang cocok dipakai untuk pengelasan sambungan baja VCN 150 adalah posisi pengelasan datar dan pada gerakan elektroda pola zig-zag. 80

5.2 Saran