58
BAB IV ANALISA DATA
Pada penilitian  ini  bahan  material  yang digunakan adalah Baja VCN 150. Penelitian  ini bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  variasi  posisi  pengelasan  elektroda  terharap  kekuatan
sambungan  las  pada  pengelasan  material  Baja  VCN  150.  Selain  itu  untuk  mengetahui  sifat mekanisnya dilakukan pengujian sbb ;
 Pengujian Tarik Tensile strength
 Pengujian Kekerasan  Hardness Test
 Pengujian Impact
Dari pengujian tersebut paduan dibuat dalam bentuk spesimen, pengujian berjumlah 8 spesimen.
4.1 Pengujian komposisi baca VCN 150
Hasil pengujian komposisi baja VCN 150 terdapat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Pengujian komposisi baja VCN 150
Jenis Komposisi
Standar C
Si Mn
Cr Mo
Ni V
W VCN
150 0.34  0.30  0.60  1.50  0.20  1.50
….  …..  AISI : ~ 4340
Dari tabel dapat dilihat bawah Baja VCN 150 Mengandung unsur Karbon sebesar 0.34 yang  dimana  termasuk  sebagai  baja  karbon  menengah,  unsure  Mangan  Mn,  berpengaruh
terhadap ketahanan, kekerasan unsure dan ketahanan korosi, namun bilang unsure ini berlebihan akan  menurunkan  kemampuan  tuang  dan  mengkasarkan  butir  sehingga  akan  berpengaruh
terhadap permukaan, unsure  Krom Cr, meningkatkan tehanan korosi dengan pembentukan  Cr carbide,  unsure  ini  juga  dapat  meningkatkan  kekuatan  tarik  dan  pengerasan  inti  ,  unsur
Nikel Ni, mempengaruhi sifat keras, keliatan, tahan api, panas dan asam
4.2 Pengujian Tarik tensile strength
59
Pada penelitian ini pengujian tarik menggunakan alat uji tarik Tarnotest UPH-50 dengan standar uji tarik Annual book ASTM Vol.3 E8M-00b. Pengujian ini dilakukan agar mengetahui
bagaimana  bahan  tersebut  bereaksi  terhadap  energi  tarikan  dan  sejauh  mana  material  itu bertambah panjang.Hasil dari uji tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini;
4.2.1 Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan C dan Zig Zag dengan sudut 45
o
4.2.1.1 Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan C dengan sudut 45
o
Gambar 4.2 Hasil spesimen Uji tarik Berikut adalah gambar dari kurva dan hasil pengujian tarik:
1.Spesimen I Dari  data  pengujian  tarik  Spesimen  I  Terlihat  beban  Ultimate  Pu        mempunyai  nilai
39400 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 30100 N. 2.Spesimen II
Dari  data  pengujian  tarik  spesimen  II  ,  terlihat  beban  ultimate  Pu  mempunyai  36700 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 25500 N.
3.Spesimen III Dari  data  pengujian  tarik  spesimen  II  ,  terlihat  beban  ultimate  Pu  mempunyai  33300
N, dan beban yield Py mempunyai nilai 24500 N. Berikut table 4.3  hasil pengunjian tarik .
60
Spesimen  Panjang Awal
Lo Panjang
Akhir Li
Tebal benda
uji mm
Lebar benda
uji mm
FyN FuN
�
y
Nmm
2
�
u
Nmm
2
ε
1 50
54.77 7.10
13.15 30100
39400 322.02
422.02 9.54
2 50
62.4 6.14
12.77 25500
36700 325.25
468.11 24.60
3 50
54.90 6.07
12.59 24500
33300 320.59
435.75 9.80
Berikut  ini  adalah    hasil  pengujian  dan  tabel  hasil  pengujian  untuk  regangan  dan  modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut;
a.Regangan
ε
Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut :
Dimana : ε  = Regangan
L
f
= Panjang Akhir cm L
o
= Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm
Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1
100 x
Lo L
 
61
Maka,
54 ,
9 100
00 ,
50 77
, 4
100 
 
 x
x Lo
L 
2. Spesimen 2 Maka,
60 ,
24 100
00 ,
50 30
, 12
100 
 
 x
x Lo
L 
3. Spesimen 3 Maka,
80 ,
9 100
00 ,
50 90
, 4
100 
 
 x
x Lo
L
Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel Nilai Regangan
Pengelasan Spesimen
ε ε rata-rata
Jenis C 1
9,54 14,6466
2 24,60
3 9,80
4.2.1.2 Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan Zig Zag dengan sudut 45
o
Gambar  4.5  Bentuk perpatahan setelah pengujian tarik untuk spesimen 1   Spesimen 2 dan spesimen 3.
62
1.Spesimen I Dari  data  pengujian  tarik  Spesimen  I  Terlihat  beban  Ultimate  Pu        mempunyai  nilai
33000 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 31000 N. 2.Spesimen II
Dari  data  pengujian  tarik  spesimen  II  ,  terlihat  beban  ultimate  Pu  mempunyai  44000 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 30000 N.
3.Spesimen III Dari  data  pengujian  tarik  spesimen  II  ,  terlihat  beban  ultimate  Pu  mempunyai  37400
N, dan beban yield Py mempunyai nilai 28500 N. Berikut table 4.4  hasil pengujian tarik .
Spesimen  Panjang Awal
Lo Panjang
Akhir Li
Tebal benda
uji mm
Lebar benda
uji mm
FyN FuN
�
y
Nmm
2
�
u
Nmm
2
ε
1 50
51.81 7.40
13.09 31000
33000 320.05
349.69 3.62
2 50
60.15 6.97
13.20 30000
44000 325.28
478.26 20.30
3 50
53.64 6.72
13.16 28500
37400 322.29
422.93 7.28
Berikut  ini  adalah  hasil  pengujian  dan  tabel  hasil  pengujian  untuk  regangan  dan  modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut;
a.Regangan
ε
Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut :
100 x
Lo L
 
63
Dimana : ε  = Regangan
L
f
= Panjang Akhir cm L
o
= Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm
Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1
Maka,
62 ,
3 100
00 ,
50 81
. 1
100 
 
 x
x Lo
L 
2. Spesimen 2 Maka,
30 ,
20 100
00 ,
50 15
. 10
100 
 
 x
x Lo
L 
3. Spesimen 3 Maka,
28 ,
7 100
00 ,
50 64
. 3
100 
 
 x
x Lo
L
Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel Nilai Regangan
Pengelasan Spesimen
ε ε rata-rata
Jenis C 1
3,62 10,4
2 20,30
3 7,28
64
Dari data diatas  memperlihatkan bahwa  nilai regangan  yang didapat pada spesimen 1,2, dan 3 masih dalam batas normal.
Kurva perbandingan hasil pengujian tarik Pola pengelasan C dengan Pola pengelasan Zig zag
Gambar 4.2 Grafik Tegangan Vs Regangan Spesimen I,II dan III sudut 45
4.2.2Hasil Pengujian Tarik Pola Pengelasan C dan Zig Zag dengan sudut 50
o
4.2.2.1 Hasil Pengujian Tarik pada Jenis Pengelasan Pola C sudut 50º
Gambar 4.1 Hasil spesimen Uji tarik
100 200
300 400
500 600
10 20
30
T e
ga n
ga n
N m
m 2
Regangan
Spesimen I,II dan III Pola ZigZag
Spesimen I,II dan III Pola C
65
Berikut adalah gambar dari kurva dan hasil pengujian tarik: 1.Spesimen I
Dari  data  pengujian  tarik  Spesimen  I  Terlihat  beban  Ultimate  Pu        mempunyai  nilai 27900 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 18700 N.
2.Spesimen II Dari  data  pengujian  tarik  spesimen  II  ,  terlihat  beban  ultimate  Pu  mempunyai  26700
N, dan beban yield Py mempunyai nilai 21400 N.
Spesimen  Panjang Awal
Lo Panjang
Akhir Li
Tebal benda
uji mm
Lebar benda
uji mm
FyN FuN
�
y
Nmm
2
�
u
Nmm
2
ε
1 40
48.80 4.94
11.84 18700
27900 319.71
477.01 22
2 40
43.11 4.92
11.08 21400
26700 366.13
456.80 7.78
Berikut  ini  adalah    hasil  pengujian  dan  tabel  hasil  pengujian  untuk  regangan  dan  modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut;
a.Regangan
ε
Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut :
Dimana : ε  = Regangan
L
f
= Panjang Akhir cm
100 x
Lo L
 
66
L
o
= Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm
Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1
Maka,
22 100
00 .
40 80
. 8
100 
 
 x
x Lo
L
2. Spesimen 2 Maka,
78 .
7 100
00 .
40 11
. 3
100 
 
 x
x Lo
L
Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel Nilai Regangan
Pengelasan Spesimen
ε ε rata-rata
Jenis C 1
22 14.89
2 7.78
Dari data diatas memperlihatkan bahwa nilai regangan yang didapat pada spesimen 1 dan 2 masih dalam batas normal.
4.2.2.2 Hasil Pengujian Tarik pada Jenis Pengelasan Pola ZigZag sudut 50º
67
Gambar  4.5  Bentuk perpatahan setelah pengujian tarik untuk spesimen 1   dan Spesimen 2 1.Spesimen I
Dari  data  pengujian  tarik  Spesimen  I  Terlihat  beban  Ultimate  Pu        mempunyai  nilai 25400 N, dan beban yield Py mempunyai nilai 20300 N.
Kurva hasil pengujian tarik spesimen I dengan pola pengelesan jenis ZigZag pada Baja VCN 150 dapat dilihat pada gambar 4.6
2.Spesimen II Dari  data  pengujian  tarik  spesimen  II  ,  terlihat  beban  ultimate  Pu  mempunyai  22200
N, dan beban yield Py mempunyai nilai 17800 N.
Spesimen  Panjang Awal
Lo Panjang
Akhir Li
Tebal benda
uji mm
Lebar benda
uji mm
FyN FuN
�
y
Nmm
2
�
u
Nmm
2
ε
1 40
41.97 5.15
11.85 20300
25400 332.64
416.21 4.93
2 40
41.50 5.05
11.86 17800
22200 297.20
370.66 3.75
68
Berikut  ini  adalah  hasil  pengujian  dan  tabel  hasil  pengujian  untuk  regangan  dan  modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut;
a.Regangan
ε
Untuk nilai regangan diambil nilai perpanjangan setiap spesimen uji. Maka nilai regangan dapat ditentukan dari persamaan berikut :
Dimana : ε  = Regangan
L
f
= Panjang Akhir cm L
o
= Panjang Awalcm ∆L=Perpanjangan cm
Nilai regangan untuk masing-masing spesimen adalah ; 1. Spesimen 1
Maka,
93 .
4 100
40 97
. 1
100 
 
 x
x Lo
L
2. Spesimen 2 Maka,
75 .
3 100
40 50
. 1
100 
 
 x
x Lo
L
Nilai regangan dapat dilihat pada tabel 4.5.
100 x
Lo L
 
69
Tabel Nilai Regangan Pengelasan
Spesimen ε
ε rata-rata
Jenis C 1
4.93 4.34
2 3.75
Dari data diatas memperlihatkan bahwa nilai regangan yang didapat pada spesimen 1 dan 2 masih dalam batas normal.
Gambar 4.3 Grafik Tegangan Vs Regangan Spesimen I dan II sudut 50
4.3 Hasil Pengujian Kekerasan  Hardness Test
4.3.1  Hasil  Pengujian  Kekerasan    Hardness  Test  pada  Pola  Pengelasan  C  dan  Zig  Zag Sudut 45
o
Pengujian  kekerasan  terhadap  spesimen  jenis  pengelasan  menggunakan  metode  Brinell hardness test cara pengujian kekerasan menggunakan alat ukur  Equatip Hardnessn Tester, hasil
pengujian  sampel  langsung  tertera  di  monitor  alat,  sampel  diukur  sampai  sepuluh  kali  dan diambil  rata-ratanya  yang  satuannya  dinyatakan  dalam  satuan  BH    Brinell  Hardness  .
Pengujian  kekerasan  memperlihatkan  peningkatan  kekerasan  untuk  beberapa  titik  yang  di
100 200
300 400
500 600
5 10
15 20
25
T e
ga n
ga n
N m
m 2
Regangan
Spesimen I dan II Pola ZigZag
Spesimen I dan II Pola C
70
identasi  dengan  penglasan  pada  Baja  VCN  150  dengan  pola  pengelasan  jenis  C  dan  ZigZag  . Hasil pengujian kekerasan diperlihatkan pada tabel dibawah ini :
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Spesimen Kekerasan Tabel. 4.7 Hasil uji kekerasan Brinell pada spesimen pola pengelasan jenis C dan ZigZag
sudut 45º
Pengelasan Diameter Indentation
mm Brinell Hardness
Number BHN
Pola C
3,6 142
3,6 142
3,6 142
Pola ZigZag
3,5 151
3,5 151
3,5 151
Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.7 maka didapat grafik hasil uji kekersan brinell VS Pola Pengelasan
71
Gambar 4.6 Grafik hasil uji kekerasan VS Pola Pengelasan sudut 45
4.3.2 Hasil  Pengujian  Kekerasan    Hardness  Test  pada  Pola  Pengelasan  C  dan  Zig  Zag
Sudut 50
o
Tabel. 4.8 Hasil uji kekerasan Brinell pada spesimen pola pengelasan jenis C dan ZigZag sudut 50º
Pengelasan Diameter Indentation
mm Brinell Hardness
Number BHN
141 142
143 144
145 146
147 148
149 150
151 152
1 2
3 4
B ri
n e
ll H
a rd
n e
ss N
u m
b e
r B
H N
Spesimen
Pola C Pola ZigZag
72
Pola C
4,0 114
3,9 121
4,0 114
Pola ZigZag
3,8 127
3,6 142
3,7 135
Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.7 maka didapat grafik hasil uji kekersan brinell VS Pola Pengelasan
Gambar 4.7 Grafik hasil uji kekerasan VS Pola Pengelasan Sudut 50
4.4 Hasil Pengujian Impact
4.4.1 Hasil Pengujian Impact pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag sudut 45
o
Maksud  utama  pengujian  impak  ialah  untuk  mengukur  kegetasan  bahan  atau  juga keuletan  bahan  terhadap  beban  tiba-tiba  dengan  cara  mengukur  perubahan  energi  potensial
sebuah  bandul  yang  dijatuhkan  pada  ketinggian  tertentu.  Perbedaan  tinggi  ayunan  bandul merupakan  ukuran  energi  yang  diserap  oleh  benda  uji.  Besar  energi  yang  di  serap  tergantung
pada  keuletan  bahan  uji.Bahan  yang  ulet  menunjukkan  nilai  ketangguhan  impak  yang  besar.
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3 4
B ri
n e
ll H
a rd
n e
ss N
u m
b e
r B
H N
Spesimen
Pola C Sudut 50 Pola ZigZag Sudut 50
73
Suatu bahan yang diperkirakan ulet ternyata dapat mengalami patah getas. Patah getas ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:  adanya takikan notch, kecepatan pembebanan yang
tinggi yang menyebabkan kecepatan regangan yang tinggi pula. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Charpy dengan sudut awal pemukulan
147
o
.Dibawah    ini    hasil  pengujian    impak    yang    dilakukan    di  laboratorium  Ilmu  Logam FT.USU  Departemen  Teknik  Mesin.  Pengujian  dilakukan  untuk  mengetahui  ketangguhan  pola
pengelasan  pada  Baja  VCN  150  dengan  pola  pengelasan  C  dan  ZigZag.  Hasil  pengujian  dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Gambar 4.11 Hasil Pengujian Impact
Tabel 4.9 Hasil pengujian impak pada spesimen VCN 150 dengan Pola C dan Pola Zig-zag sudut 45º
Spesimen VCN 150
Pengelasan Pola C
Pengelasan  Pola Zig- zag
Jenis patahan
No Β
E B
E 45
o
I 101,5
101.296941  119,5 56,473774
Liat II
103 100.053247  100,5
107,071664  Liat III
90,5 136.137551  102
102,82797 Liat
Rata
2
99,83 112,495913  107,333
88,791136
74
Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.8 hasil pengujian impak dapat dihitung seberapa besar energi yang diserap E pada
sepesimen yang telah di uji. E = P . D cos ß
– cos A...............................................................1 Dimana :
P= 251.3 N D= 0.6495 mm
A= Sudut Pemukulan awal 147˚ ß= sudut akhir pemukulan
Maka  energi  yang  diserap  E  untuk  masing-masing  spesimen  diambil  nilai  rata –  rata  dalam
pengujian adalah : 1.
Analisa data pada spesimen pola pengelasan C E = P . D cos ß
– cos A = 251.3 × 0.6495 cos 101,5
˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495  0,639
= 163.219   0,639
= 101.296941 Nm
2. Analisa data pada spesimen pola pengelasan zig-zag
E = P . D cos ß – cos A
= 251.3 × 0.6495 cos 119,5 ˚ – cos 147˚
= 251.3 × 0.6495 0,346 = 163.219  0,346
75
= 56,473774 Nm
Pada perhitungan diatas, diambil  nilai rata-rata pada pengujian  spesimen dengan pola pengelasan C, hasil  sudut akhir pemukulan 112,49
˚ dan sudut pemukulan awal 147˚ maka hasil energi yang diserap E 101,29 Nm. Hasil perhitungan ini tidak jauh beda dari tabel impak
pada lampiran. Pada tabel dapat dilihat X X˚ melambangkan sudut yang di dapat dari hasil rata-
rata  akhir  pemukulan  dan  angka  menunjukkan  nilai  suatu  koma  dari  sudut  rata-rata  akhir pemukulan.Terlihat ditabel pada  spesimen I pola pengelasan ZigZag, sudut rata-ratanya 88,79
˚, maka  hasil  energi  yang  di  serap  E  sebesar  56,473  Nm.  Selanjutnya  dengan  perhitungan  yang
sama  dan  dengan  petunjuk  tabel  hasil  impak  diperoleh  nilai  energi  yang  diserap  pada  masing-
masing spesimen.
Gambar 4.12 Grafik energi yang diserap E -VS- Pola Pengelasan
Dapat dilihat dari gambar grafik 4.10 bahwa pada pola pengelasan C energi yang di serap lebih  besar  hal  ini  menyatakan  bahwa  pola  pengelasan  C  memiliki  elastisitas  yang  lebih  tinggi
dibandingkan dengan pola pengelasan ZigZag.
4.4.2 Hasil Pengujian Impact pada Pola Pengelasan C dan Zig Zag sudut 50
o
20 40
60 80
100 120
1 2
E n
e rg
i N m
Pola Pengelasan
C ZigZag
76
Gambar 4.11 Hasil Pengujian Impact,a spesimen I pola C, b spesimen II pola C, c spesimen I pola zig-zag, d spesimen II pola zig-zag
Tabel 4.10 Hasil pengujian impak pada spesimen VCN 150 dengan Pola C dan Pola Zig-zag sudut 50º
Spesimen VCN 150
Pengelasan Pola C
Pengelasan  Pola Zig- zag
Jenis patahan
No Β
E B
E 45
o
I 109,5
83.7476689  124 45.6197105  Liat
II 117,5
61.5172411  136 19.4720267  Liat
Rata
2
113,5 72.632455
130 32.5458686
a b
c d
77
Sumber : Dari hasil percobaan di laboratorium ilmu logam FT.USU Dari tabel 4.8 hasil pengujian impak dapat dihitung seberapa besar energi yang diserap E pada
sepesimen yang telah di uji. E = P . D cos ß
– cos A...............................................................1 Dimana :
P= 251.3 N D= 0.6495 mm
A= Sudut Pemukulan awal 147˚ ß= sudut akhir pemukulan
Maka  energi  yang  diserap  E  untuk  masing-masing  spesimen  diambil  nilai  rata –  rata  dalam
pengujian adalah : 1.
Analisa data pada spesimen pola pengelasan C E = P . D cos ß
– cos A = 251.3 × 0.6495 cos 109,5
˚ – cos 147˚ = 251.3 × 0.6495  0,5131
= 163.219   0,5131
= 83.7476689 Nm
2. Analisa data pada spesimen pola pengelasan zig-zag
E = P . D cos ß – cos A
= 251.3 × 0.6495 cos 124 ˚ – cos 147˚
= 251.3 × 0.6495 0,2795 = 163.219  0,2795
78
= 45.6197105 Nm
Pada perhitungan diatas, diambil  nilai rata-rata pada pengujian  spesimen dengan pola pengelasan C, hasil sudut akhir pemukulan 72,63
˚ dan sudut pemukulan awal 147˚ maka  hasil energi yang diserap E 83,7476 Nm. Hasil perhitungan ini tidak jauh beda
dari tabel impak pada lampiran. Pada tabel dapat dilihat X X˚ melambangkan sudut yang
di dapat dari hasil rata-rata akhir pemukulan dan angka menunjukkan nilai suatu koma dari  sudut  rata-rata  akhir  pemukulan.Terlihat  ditabel  pada  spesimen  I  pola  pengelasan
ZigZag, sudut rata-ratanya 32,54 ˚, maka hasil energi yang di serap E sebesar 45,6197
Nm. Selanjutnya dengan perhitungan yang sama dan dengan petunjuk tabel hasil impak
diperoleh nilai energi yang diserap pada masing-masing spesimen.
Gambar 4.13 Grafik energi yang diserap E -VS- Pola Pengelasan
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3
E n
e rg
i N m
Pola Pengelasan
C ZigZag
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun  kesimpulan dari hasil pengujian variasi posisi pengelasan dan gerakan elektroda terhadap sifat baja VCN 150 adalah sebagai berikut:
1. Dari  hasil  uji  tarik  baja  VCN  150  dengan  posisi  pengelasan  atas  kepala  dan  pada
gerakan  eletroda  pola  C,  maka  untuk  spesimen  I  ,  II ,  III    diperoleh  hasil  regangan rata-rata
ε  sebesar  14,6466  .  Untuk  posisi  pengelasan  datar  dan  pada  gerakan elektroda  pola  zig-zag,  maka  untuk  spesimen  I,II,III  diperoleh  hasil  regangan  rata-
r ata ε sebesar 10,4 ,
2. Dari hasil uji hardness baja VCN 150 yang dinyatakan dengan satuan  BH  Brinell
Hardness , dimana untuk   posisi pengelasan atas kepala dan pada gerakan eletroda pola  C  untuk  spesimen  I,  II,III  menggunakan  Diameter  Indentation  3,6  mm  maka
diperoleh  hasil  sebesar  142  BHN,  untuk  posisi  pengelasan  datar  dan  pada  gerakan elektroda  pola  zig-zag  untuk  spesimen  I,II,III,  menggunakan  Diameter  Indentation
3,5 mm diperoleh hasil 151 BHN. 3.
Dari  hasil  pengujian  impact  baja  VCN  150,    besar  energi  yang  diserap  E  untuk spesimen  I,II,III  dengan      posisi  pengelasan  atas  kepala  dan  pada  gerakan  eletroda
pola  C  sebesar  101.296941  Nm.  Untuk  posisi  pengelasan  datar  dan  pada  gerakan elektroda pola zig-zag sebesar 56,473774 Nm.
4. Setelah dilakukan pengujian tarik, hardness,dan  Impak dari spesimen baja VCN 150
dapat kita simpulkan  bahwa posisi pengelasan yang cocok dipakai untuk pengelasan sambungan baja VCN 150 adalah posisi pengelasan datar dan pada gerakan elektroda
pola zig-zag.
80
5.2 Saran